Anda di halaman 1dari 23

MODUL

RONDE KEPERAWATAN

I. LATAR BELAKANG

Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan

masyarakat dan perkembangan IPTEK maka perlu pengembangan dan

pelaksanaan suatu model asuhan keperawatan professional yang efektif

dan efesien. Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil

pelayanan kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi

perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Diperlukan

adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat,

serta peran aktif dari seluruh pihak, maka pelayanan keperawatan

preofesional dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal.

Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari ronde keperawatan.

Chambliss (1996), ronde keperawatan adalah pertemuan antara staff yang

usai kerja melaporkan pada staf yang mulai kerja tentang kondisi pasien,

dengan staf menjelaskan apa yang telah dilakukan dan mengapa

dilakukan yang membawa setiap kasus ke dalam kerangka kerja berfikir

staf, dan secara sistematis menegakkan kemampuan sistem untuk

menangani masalah medis.

Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat

dengan perawat, perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004) menyatakan

bahwa ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih

perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan

membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan


1
kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya

serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.

Metode keperawatan primer merupakan salah satu metode

pemberian pelayanan keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah

ronde keperawatan, yaitu suatu metode pemberian pelayanan

keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah ronde keperawatan,

yaitu metode untuk menggali dan membahas secara mendalam

keperawatan yang terjadi pada Pasien akan keperawatan yang dilakukan

oleh perawat primer atau pun perawat pelaksanan, konselor, kepala

ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan melibatkan Pasien secara

langsung sebagai fokus kegiatan.

Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk

membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan Pasien serta merupakan

suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir

kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer

pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori kedalaman praktik

keperawatan.
II. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir

kritis dan diskusi.

B. Tujuan Khusus

1. Menumbuhkan cara berfikir yang kritis dan sistematis.

2. Meningkatkan kemampuan validitas data Pasien.

3. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa

keperawatan.

4. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

berorientasi pada masalah Pasien.

5. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan

keperawatan

6. Meningkatkan kemampuan justifikasi

7. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

8. Kemampuan dalam melakukan tindakan kolaborasi dengan

tenaga kesehatan lainnya.

III. MANFAAT

1. Masalah Pasien dapat teratasi.

2. Kebutuhan Pasien dapat terpenuhi.

3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional.

4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.

5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan

tepat dan benar.


BAB II

TINJAUAN TEORI

I. PENGERTIAN

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk

mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat

disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan

keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan leh perawat primer dan

atau konselor, kepala ruangan, dan perawat associate yang perlu juga

melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).

Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar

dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran.

Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurs dengan

anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit

dan efek perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).

Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat

dengan perawat, perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004) menyatakan

bahwa ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih

perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan

membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan

kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya

serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.


II. KARAKTERISTIK RONDE KEPERAWATAN

1. Pasien dilibatkan secara langsung

2. Pasien merupakan fokus kegiatan.

3. PA, PP dan konselor melakukan diskusi bersama

4. Konselor memfasilitasi kreatifitas

5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam

meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.

III. KRITERIA PASIEN

Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah

pasien yang memiliki kriteria sbb:

1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun

sudah dilakukan tindakan keperawatan.

2. Pasien dengan kasus baru atau langka

IV. TUJUAN RONDE KEPERAWATAN

Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan terbagi menjadi 2 yaitu:

tujuan bagi perawat dan tujuan bagi pasien.

1. Tujuan ronde keperawatan bagi perawat menurut Armola et al.

(2010) adalah:

1) Melihat kemampuan staf dalam manajemen pasien

2) Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan

3) Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam

format studi kasus

4) Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar

meningkatkan penilaian keterampilan klinis

5) Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta


6) Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan

mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan

Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga berguna bagi

pasien. Hal ini dijelaskan oleh Clement (2011)

2. Tujuan pelaksanaan ronde keperawatan bagi pasien, yaitu:

1) Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan

hari ke hari

2) Untuk mengamati pekerjaan staff

3) Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan

laporan kepada dokter mengenai, missal: luka, drainasi,

perdarahan, dsb.

4) Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya

5) Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien

6) Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien

7) Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang

diberikan kepada pasien

8) Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah,

seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb

9) Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien

sehingga perawat memperoleh wawasan yang lebih baik

10) Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan


V. MANFAAT RONDE KEPERAWATAN

Banyak manfaat dengan dilakukannya ronde keperawatan oleh

perawat, diantaranya:

1. Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan pada perawat. Clement (2011) menyebutkan manfaat

ronde keperawatan adalah membantu mengembangkan

keterampilan keperawatan, selain itu menurut Wolak et al. (2008)

denga adanya ronede keperawatan akan menguji pengetahuan

perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilan dan

pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara

menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolak et al. (2008) peninkatan

kemampuan perawat bukan hanya keterampilan keperawatan tetapi

juga memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan

berkembang secara profisonal.

2. Melalui kegiatan ronde keperwatan, perawat dapat mengevaluasi

kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak.

Clement (2011) melalui ronde keperawatan, evaluasi

kegiatan,rintangan yang dihadapi oelh perawat atau keberhasilan

dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal ini juga ditegaskan

oleh O’connor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan

parameter penilaian atau teknik intervensi.

3. Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan

mahasiswa perawat. Ronde keperawatan merupakan studi

percontohan yang menyediakan sarana untuk menilai pelaksanaan

keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak et al, 2008).


Sedangkan bagi mahasiswa perawat dengan ronde keperawatan

akan mendapat pengalaman secara nyata dilapangan (Clement,

2011).

4. Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membanu

mengorientasikan perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang

baru masuk tidak mengetahui mengenai pasien yang dirawat di

ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde

keperwatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien

(Clement, 2011).

5. Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien.

Penelitian Febriana (2009) ronde keperwatan meningkatkan

kepuasan pasien lima kali dibanding tidak lakukan ronde

keperawatan. Chaboyer et al. (2009) dengan tindakan ronde

keperawatan menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat.

VI. TIPE – TIPE RONDE KEPERAWATAN

Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi

kepustakaan. Diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005)

ada empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds, nurse management

rounds, patient comfort rounds dan teaching nurse.

1. Matron nurse menurut Close dan Castledine (2005) seorang

perawat berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi

pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini

adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan kerapihan,

dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan

pelayanan pada pasien.


2. Nurse management rounds menurut Close dan Castledine (2005)

ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana

pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien. Untuk

melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan

pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak

terjadi proses pembelajaran antara perawat dan head nurse.

3. Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde

disini berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di

rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi

semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan

dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.

4. Teaching rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan

antara teacher nurse dengan perawat atau mahasiswa perawat,

dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa

dilakukan oleh perawat atau mahasiswa perawat. Dengan

pembelajaran langsung. Perawat atau mahasiswa dapat langsung

mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.

5. Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round,

physician-nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing

rounds adalah ronde yang dilakukan antara perawat dengan

perawat. Physician-nurse adalah ronde pada pasien yang dilakukan

oleh dokter dengan perawat, sedangkan interdisciplinary rounds

adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam

tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta

fisioterapi, dsb.
VII. TAHAPAN RONDE KEPERAWATAN

Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan adalah :

1. Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning

(perencanaan), orientation (orientasi).

2. Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction

(interaksi), observation (pengamatan), instruction (pengajaran),

summarizing (kesimpulan).

3. Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran),

reflection (refleksi), preparation (persiapan).

Langkah – langkah dalam ronde keperawatan menurut

(Nursalam,2016)

1. Pra Ronde

a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan

masalah yang langka)

b. Menentukan tim ronde

c. Mencari sumber atau literatur memersiapkan pasien

d. Membuat proposal

e. Mempersiapkan : informed consent dan pengkajian

f. Diskusi tentang diagnosis keperawatan, data yang mendukung,

asuhan keperawatan yang dilakukan dan hambatan selama

perawatan.
2. Pelaksanaan Ronde

a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yanng difokuskan pada

masalah keperawatan dan rencanan tindakan yang akan dilaksanakan

dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu

didiskusikan

b. Diskusi antar anggota ti tentang kasus tersebut

c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau epala

ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan

dilakukan

3. Pasca Ronde

a. Evaluasi, revisi dan perbaika


b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi

keperawatan selanjutnya.

.
Sumber : Buku Manajemen Keperawatan Nursalam 2016

VIII. HAL YANG DIPERSIAPKAN DALAM RONDE

KEPERAWATAN

Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa

dilakukan persiapan sebagai berikut:

1. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan

masalah yang langka).

2. Menentukan tim ronde keperawatan.


3. Mencari sumber atau literatur.

4. Membuat proposal.

5. Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.

6. Diskusi : apa diagnosis keperawatan?; Apa data yang mendukug?;

Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?; Apa hambatan yang

ditemukan selama perawatan?

IX. PERAN MASING-MASING ANGGOTA TIM DALAM

PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN.

Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah

perawat primer dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate,

yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan lainnya

menurut Nursalam 2016 :

A. Peran perawat primer dan perawat pelaksana.

1. Menjelaskan data Pasien yang mendukung masalah Pasien.

2. Menjelaskan diagnosis keperawatan.

3. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.

4. Menjelasakan hasil yang didapat

5. Menentukan tindakan selanjutnya

6. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.

7. Menggali masalah-masalah Pasien yang belum terkaji.

B. Peran perawat konselor dan tenaga kesehatan lainnya

1. Memberikan justifikasi.

2. Memberikan reinforcement.

3. Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan

serta rasional tindakan.


4. Mengarahkan dan koreksi.

5. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.

X. KRITERIA EVALUASI

1. Struktur

a. Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang .... Rs. Ansari Saleh.

b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde

keperawatan.

c. Persiapan dilakukan sebelumnya.

2. Proses

a. Peseta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran

yang telah ditentukan.

3. Hasil

a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.

b. Masalah Pasien dapat teratasi.

c. Perawat dapat :

1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.

2) Meningkatkan kemampuan validitas data Pasien.

3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis

keperawatan.

4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

berorientasi pada masalah Pasien.

5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan

keperawatan.
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi.

7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

8) Meningkatkan kemampuan dalam tindakan kolaborasi.

BAB III

RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN ...

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN ………………. PADA

DIAGNOSIS MEDIS …………………………………………

DI RUANG .... RS. ANSARI SALEH

Topik : Asuhan Keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan

………………………………………..

Sasaran : Pasien Tn./Ny. /.. tahun

Hari/Tgl : …………………………………

Waktu : 60 menit (pkl. ………………..WITA)

I. Latar Belakang

Latar belakang pelaksanaan ronde keperawatan

II. Tujuan :

1. Tujuan umum

Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, yaitu

…………………………….

2. Tujuan Khusus

a. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.

b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer,

tim kesehatan lain.

c. Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien


d. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah

pasien.

III. Manfaat

1. Masalah pasien dapat teratasi

2. Kebutuhan pasien dapat teratasi

3. Terciptanya komunitas keperawatan yang professional

4. Terjalinnya kerja sama antar tim kesehatan

5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan

tepat dan benar.

IV. Sasaran

Pasien Tn/Ny Umur .. tahun yang dirawat di kelas …. Ruang ……Rs. H.

Moch. Ansari Saleh.

V. Materi

1. Teori asuhan keperawatan pasien dengan ……………………………

2. Masalah – masalah yang muncul pada pasien dengan

………………… serta intervensi keperawatan pada pasien

…………. dengan masalah keperawatan …………………………….

VI. Metode

Diskusi

VII. Media

1. Dokumentasi/status pasien

2. Sarana diskusi: kertas, bullpen

3. Materi yang disampaikan secara lisan.


VIII.Kegiatan ronde keperawatan

Waktu Tahap Kegiatan Pelaksanaan Keg. Pasien Tempat


1 hari Praronde Praronde Penanggung Ruang ...
sebelum 1. Menentukan kasus jawab : RS. Ansari
ronde dan topic Kepala Saleh
2. Menentukan tim ruangan
ronde
3. Menentukan
literature
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan
pasien dengan
pemberian
informed consent
5 menit Ronde Pembukaan Kepala - Nurse
(Nurse 1. Salam pembuka ruangan Station
station) 2. Memeperkenalkan
tim ronde
3. Menjelaskan
tujuan ronde
4. Mengenalkan
masalah pasien
secara sepintas
30 Penyajian masalah PP Mendengarkan Nurse
menit 1. Memeberi salam Station
dan
memeperkenalkan
pasien dan
keluarga kepada
tim ronde
2. Menjelaskan
riwayat penyakit
dan keperawatan
pasien
3. Menjelaskan
maslah pasien dan
rencana tindakan
yang telah Karu, PP,
dilaksanakan dan perawat
serta menetapkan konselor
prioritas yang
perlu didiskusikan.
Validasi data (bed
pasien)
4. Mencocokkan dan
menjelaskan
kembali data yang Memberikan
telah disampaikan respon dan
dengan menjawab
pertanyaan. Ruang
wawancara,
Karu, PP, perawatan
obseravsi, dan
pemeriksaan perawat
keadaan pasien konselor
secara langsung
dan melihat
dokumentasi.
5. Diskusi antara
anggota tim dan
pasien tentang
masalah
keperawtan
tersebut di bed
pasien.
6. Pemberian
justifikasi oleh
perawat
primer/konselor/ke
pala ruangan
tentang masalah
pasien.
10 Pascarond 1. Melanjutkan Karu, - Nurse
menit e (nurse diskusi dan supervisor, Station
station) masukan dari tim perawat
2. Menyimpulkan konselor,
untuk menentukan pembimbing
tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas
yang ditetapkan
3. Merekomendasika
n intervensi
keperawatan
4. Penutup

IX. Kriteria Evaluasi

4. Struktur

a. Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang .... Rs. Ansari Saleh.

b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde

keperawatan.

c. Persiapan dilakukan sebelumnya.

5. Proses

a. Peseta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran

yang telah ditentukan.

6. Hasil

a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.

b. Masalah Pasien dapat teratasi.

c. Perawat dapat :

1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.

2) Meningkatkan kemampuan validitas data Pasien.

3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis

keperawatan.

4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

berorientasi pada masalah Pasien.


5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan

keperawatan.

6) Meningkatkan kemampuan justifikasi.

7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

8) Meningkatkan kemampuan dalam tindakan kolaborasi

dengan tenaga kesehatan lainnya.

X. Pengorganisasian

1. Kepala Ruangan : Bakhtiar, S.Kep

2. KATIM I : Melliana,S.Kep

PP : Alfiannor, S.Kep

PP : Dodi Prihatmoko,S.Kep

PP : Ina Karina.S, S.Kep

PP : Leana, S.Kep

PP : Mahdalia, S.Kep

PP : Rusita,S.Kep

PP : Siti Rina,S.Kep

PP : Sutrimah,S.Kep

PP : Winda Astuti,S.Kep
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk

mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,

disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan

keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat

primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga

melibatkan seluruh anggota tim.

B. SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Ronde Keperwatan

yang menjadi pokok bahasan dalam modul ini, tentunya masih banyak

kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan

kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul

modul ronde keperawatan ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang

budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada

penulis demi kesempurnaan dalam penulisan dan penyusunan modul ini.

Semoga modul ronde keperawatan ini dapat berguna bagi penulis dan pada

khususnya bagi seluruh perawat di Ruang Safir Rs. H. Moch. Ansari Saleh

Banjarmasin dan para pembaca yang budiman pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2007. “Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik

Keperawatan Profesiona. Edisi 3”.Jakarta: Salemba Medika.

, 2011. “Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik

Keperawatan Profesional Edisi 5”.Jakarta: Salemba Medika.

, 2016. “Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik

Keperawatan Profesional Edisi 5”.Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai