Anda di halaman 1dari 10

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG RONDE KEPERAWATAN

DI RUANG AGLONEMA RSUD KENDAL

Kelompok 4
1
Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

ABSTRAK

Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
pada klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan pasien atau keluarga yang terlibat aktif dalam
diskusi dan membahas masalah keperawatan dan juga mengevaluasi hasil tindakan yang sudah
dilakukan. Pengetahuan tentang ronde keperawatan yang tidak dimiliki oleh perawat akan berdampak
pada perawatan yang ada dirumah sakit dan juga berdampak pada pelaksanaan ronde keperawatan
yang tidak optimal akibat dari pengetahuan perawat yang kurang tentang ronde keperawatan dirumah
sakit yang jarang dilakukan dan tidak hanya dilakukan pada pasien dengan masalah tertentu. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan di Ruang
Rawat Inap RSUD Kendal. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif analitik. Desain penelitian ini
menggunakan desain kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalahPurposive (Purposive
Sampling). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 124 responden. Analisis data menggunakan statistik
deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan ronde keperawatan sedang sebanyak 94
(75,8%). Perawat Hanya mengetahui secara dasar tentang ronde keperawatan dan tidak mengetahui
secara teori. Bagi perawat disarankan untuk banyak membaca buku, mengikuti pelatihan dan seminar
tentang ronde keperawatan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan ronde keperawatan

Kata kunci : pengetahuan ronde keperawatan

ABSTRACT

Nursing round is an activity that aimed at overcoming nursing problems on clients carried
out by nurses with involved patients or families actively in discussions and examining nursing
problems and also evaluating the results of actions that have been taken. Knowledge about
nursing rounds that are not owned by nurses will have impact on existing treatment in the
hospital and also have effect on the implementation of nursing rounds that are not optimal
due to nurses' lack of knowledge about nursing rounds in hospitals that are rarely carried out
and not only performed on patients with certain problems . The purpose of this study is to find
out description of nurse knowledge about nursing rounds in the inpatient room of regional
public hospital Kendal. This study uses descriptive analytic. Quantitative design is used in
this study. The sampling technique used is Purposive (Purposive Sampling). The sample in
this study are 124 respondents. Data analysis uses descriptive statistics.The results of this
study indicate that moderate nursing round knowledge reach 94 (75.8%). The nurse only
knows basically about the nursing round and does not know in theory. Nurses are advised to
read a lot of books, attend training and follow some seminars about nursing rounds to get
information about the implementation of the nursing rounds.

Keywords : Nursing Rounds Knowledge

1
2

PENDAHULUAN Penelitian lain yang mendukung dari Juwita


Perawat merupakan sumber daya manusia (2017) tentang ronde keperawatan bahwa
yang penting dirumah sakit karena jumlahnya institusi yang melaksanakan ronde
yang sangat dominan (55-65%) (Siahaan, dkk, keperawatan secara berkala dan sistematik
2017). Perawat juga merupakan profesi yang yaitu meningkat kepuasan pasien hingga
akan memberi pelayanan yang konstan dan mencapai 89% dan menurunkan angka jatuh
terus menerus selam 24 jam kepada pasien, yaitu hingga mencapai 60% dan terdapat 2 dari
karena pelayanannya sebagai integral dari 12 rumah sakit yang menerapkan ronde
pelayanan kesehatan yang jelas dan keperawatan secara berkala dan sistematis
mempunyai kontribusi yang menentukan yang memperoleh sehingga meningkatnya
kualitas pelayanan dirumah sakit sehingga ranting pelayanan prima hingga mencapai
dalam meningkatkan pelayanan keperawatan 41,85%. Ronde keperawatan juga dapat
harus mempunyai kualitas yang baik salah meningkatkan kinerja perawat dalam hal
satunya dalam bentuk kegiatan ronde kognitif, afektif dan psikomotor. Dampak tidak
keperawatan (Nursalam dan Effendi, 2019). dilaksanakannya ronde keperawatan dapat
menurunkan produktivitas kerja serta
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan menurunkan komunikasi terapeutik perawat
yang bertujuan untuk mengatasi masalah dengantenaga kesehatan dan komunikasi
keperawatan pada klien yang dilaksanakan perawat dengan pasien sehingga motivasi
oleh perawat dengan pasien atau keluarga yang perawat dalam bekerja akan menurun secara
terlibat aktif dalam diskusi dan membahas perlahan.
masalah keperawatan dan juga mengevaluasi
hasil tindakan yang sudah dilakukan (Saleh, Ronde keperawatan merupakan hal yang harus
2012). Ronde keperawatan juga memberikan dilakukan oleh perawat disetiap ruangan,
media bagi perawat untuk membahas masalah karena ronde keperawatan merupakan suatu
dan kebutuhan klien serta merupakan suatu manajemen keperawatan profesional yang
proses belajar bagi perawat dengan harapan dilakukan oleh perawat untuk mengatasi
untuk meningkatkan kemampuan kognitif, masalah keperawatan yang dialami oleh
afektif, dan psikomotor, kepekaan dan cara pasien, Maka dari itu diperlukan peningkatan
untuk berpikir kritis. Perawat akan tumbuh dan pengetahuan perawat khususnya pada ronde
terlatih melalui pengaplikasian konsep teori keperawatan sehingga perawat akan berperan
dan transfer pengetahuan kedalam praktik aktif dalam manajemen asuhan keperawatan
keperawatan saat melaksanakan kegiatan ronde yang profesional yang dilakukan perawat
keperawatan. untuk mengatasi masalah keperawatan yang
dialami oleh pasien.
Berdasarkan hasil penelitian Tita Rohita dan
Krisna Yetti (2017) tentang “Peningkatan Pengetahuan tentang ronde keperawatan yang
Kualitas Pelayanan Keperawatan Melalui tidak dimiliki oleh perawat akan berdampak
Ronde dan Pendokumentasian diRumah Sakit pada perawatan yang ada dirumah sakit dan
Kota Depok” didapatkan hasil bahwa juga berdampak pada pelaksanaan ronde
pengetahuan perawat tentang pelaksanaan keperawatan yang tidak optimal akibat dari
ronde keperawatan dan pendokumentasian pengetahuan perawat yang kurang tentang
asuhan keperawatan diperoleh peningkatan ronde keperawatan dirumah sakit yang jarang
pengetahuan dari 68% menjadi 85%. Didukung dilakukan dan tidak hanya dilakukan pada
oleh hasil penelitian Roymond (2017) tentang pasien dengan masalah tertentu (Notoadmodjo,
“Penguatan Kinerja Perawat Dalam Pemberian 2012). Sikap perawat dalam ronde perawatan
Asuhan Keperawatan Melalui Pelatihan Ronde sangat penting sehingga terlaksananya ronde
Keperawatan diRumah Sakit Royal Prima keperawatan yang optimal dan membantu
Medan” didapatkan hasil sebelum dilakukan menyelesaikan masalah keperawatan pada
pelatihan ronde keperawatan mayoritas kinerja pasien (Budiman, 2014). Hasil penelitian Vina,
perawat rendah (33,75%) setelah dilakukan Dkk (2016) didapatkan hasil adanya hubungan
pelatihan didapatkan hasil kerja tinggi antara tingkat pengetahuan dengan sikap
(42,62%). perawat dalam pelaksanaan ronde
keperawatan dengan p valuenilai < yaitu 0,02.
3

Dengan pengetahuan yang bagus akan dikarenakan kesibukan perawat dan juga
menghasilkan hasil yang optimal. kurang pemahaman perawat akan ronde
keperawatan yang sesuai. Ronde keperawatan
Hasil wawancara dengan kepala bidang hanya dilakukan untuk pembelajaran pada saat
keperawatan yang dilakukan di RSUD Kendal ada mahasiswa praktik manajemen
pada tanggal 21 Desember 2020 mengatakan keperawatan.
bahwa perawat mengetahui tentang ronde
keperawatan tetapi secara teori belum Dari latar belakang diatas peneliti tertarik
mengetahui sepenuhnya, sedangkan hasil untuk meneliti “Pengetahuan Perawat tentang
wawancara kepada 9 orang perawat yang Ronde Keperawatan di Ruang Aglonema
berada di dua ruang rawat inap didapatkan 2 RSUD Kendal”..
orang mengetahui tentang ronde keperawatan
dengan baik bahwa ronde keperawatan METODE
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan
mengatasi masalah keperawatan pasien yang studi deskriptif. Sampel dalam penelitian ini
dilaksanakan dibed pasien serta melibatkan tim adalah Perawat Ruang Rawat Inap RSUD
ronde dan 7 lainnya hanya mengetahui secara Kendal yang berjumlah 124 perawat. Teknik
dasar bahwa ronde keperawatan adalah sampling dalam penelitian ini adalah
timbang terima pasien yang dilakukan untuk menggunakan Purposive Sampling. Alat
mengatasi masalah pada pasien. Berdasarkan penelitian ini menggunakan kuesioner.
hasil observasi yang peneliti lakukan belum Analisis data menggunakan univariat.
pernah dilakukan diruang rawat inap
HASIL
Karakteristik Perawat
Tabel 1
Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik usia dan lama kerja perawat
di Ruang Aglonema RSUD Kendal 2020 (n=124)

Variabel Mean Median Standar Deviasi Min – Max n


Usia 32,79 33,0 5,631 24-54 124
Masa kerja 9,21 10,0 4,987 1-29 124

Tabel 1 menggambarkan dari 124 rata-rata lama kerja 9,21 tahun, dengan
responden rata-rata berusia 33 tahun, standar deviasi 4,987. Lama kerja terendah
dengan standar deviasi 5,631. Usia 1 tahun dan terlama 29 tahun
termuda 24 tahun dan tertua 54 tahun dan

Tabel 2
Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik jenis kelamin dan pendidikan terakhir perawat
di Ruang Aglonema RSUD Kendal 2020 (n=124)

Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)


Jenis kelamin
Laki-laki 30 24,2
Perempuan 94 75,8
Pendidikan terakhir
D3 Keperawatan 73 58,9
S1 Keperawatan 22 17,7
Ners 29 23,4
Total 124 100,0

Tabel 2 mengambarkan karakteristik RSUD Kendal mayoritas berjenis kelamin


responden berdasarkan jenis kelamin di perempuan sebanyak yaitu 94 responden
4

(75,8%), pendidikan D3 Keperawatan sebanyak 73 responden (58,9%)

Pengetahuan
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Perawat Tentang Ronde Keperawatan
di Ruang Aglonema RSUD Kendal, 2020 (N=124)

Pengetahuan Frekuensi (f) Presentase (%)


Baik 16 12,9
Sedang 94 75,8
Kurang 14 11,3
Total 124 100,0

Tabel 3 mengambarkan pengetahuan perawat termasuk pengetahuannya. Akan tetapi hal


tentang ronde keperawatan sebagian besar tersebut tidak lepas dari faktor lain juga yang
sedang sebanyak 94 responden (75,8%) mempengaruhi.

PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan oleh Moi, Nursalam


Karakteristik Perawat dan Asmoro (2019) menyatakan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 124 sebagian besar perawat berusia 31-40 tahun
responden rata-rata berusia 32,79 tahun, memiliki pengetahuan cukup tentang ronde
dengan standar deviasi 5,631. Usia termuda 24 keperawatan sebanyak (70,4%). Penelitian
tahun dan tertua 54 tahun. Hal ini yang dilakukan oleh Tiwow, Tandipajung dan
menunjukkan bahwa sebagian besar perawat Rumagit (2018) yang menyatakan bahwa
masih berusia produktif. Menurut peneliti sebagian besar perawat berusia 24 - 34 tahun
dengan jumlah usia produktif yang ada dapat sebanyak (86,7%) sesudah intervensi tentang
menjadi modal dasar yang cukup baik bagi pengetahuan dan pelaksanaan ronde
rumah sakit untuk meningkatkan kualitas keperawatan menjadi baik. Penelitian yang
pelayanan. dilakukan oleh Siahaan, Siagian dan Bukit
(2017) menyatakan bahwa sebagian besar
Teori menurut Elisabeth BH dalam Wawan perawat berusia 21 – 35 tahun setelah
dan Dewi (2010), mengatakan bahwa usia dilakukan intervensi pelatihan ronde
adalah umur individu yang terhitung mulai saat keperawatan memiliki pengetahuan dan kierja
dilahirkan sampai berulang tahun. Wawan dan baik.
Dewi (2010) menyatakan bahwa semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
seseorang akan lebih matang dalam berfikir besar perawat berjenis kelamin perempuan
dan bekerja. Usia 33 tahun diharapkan lebih sebanyak sebanyak 94 responden (75,8%).
matang dalam berfikir dan bekerja serta Jenis kelamin merupakan karakteristik perawat
memiliki pengetahuan tentang ronde yang didasarkan atas perbedaan laki-laki dan
keperawatan dengan baik. perempuan. Robbin (2013) menyatakan tidak
ada perbedaan yang konsisten antara
Teori menurut Siagian (2010) yang perempuan dan laki-laki dalam kemampuan
menyatakan bahwa semakin tinggi usia pemecahan masalah, keterampilan analisis,
semakin mampu menunjukan kematangan jiwa dorongan kompetitif, motivasi, kemampuan
dan semakin dapat berfikir rasional, bijaksana, sosial dan kemampuan belajar.
mampu mengendalikan emosi dan terbuka
terhadap pandangan orang lain. Nursalam Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan
(2014) menyatakan bahwa seiring dengan teori yang dikemukakan bahwa jenis kelamin
bertambahnya usia seseorang, akan terjadi perawat didominasi oleh perempuan, karena
perubahan dari segi fisik maupun psikologi. dalam sejarahnya keperawatan muncul sebagai
Pertambahan usiapun bisa berpengaruh peran care taking (pemberi perawatan) secara
terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang tradisional di dalam keluarga dan masyarakat
5

(Rolinson & Kish, 2010). Banyak penelitian rasional, kreatif serta terbuka dalam menerima
yang menyebutkan hasil yang berbeda-beda bermacam usaha pembaharuan. Makin tinggi
dan berubah secara terus menerus tidak di pendidikan akan semakin tinggi pula daya
pengaruhi oleh jenis kelamin. Hasil penelitian inisiatifnya dan semakin mudah dalam
mayoritas perawat yang memiliki pengetahuan menemukan cara cara yang baik dan benar
sedang tentang ronde keperawatan didominasi dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan
oleh jenis kelamin perempuan, hal ini terjadi baik(Notoatmodjo 2012).
karena sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan. Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh
dalam memberikan perilaku terhadap sesuatu
Banyak perawat yang memiliki pengetahuan yang baru. Orang yang lebih tinggi
sedang dan didominasi oleh perempuan. pendidikannya akan lebih rasional, kreatif serta
Peneliti berasumsi hal tersebut bisa terjadi terbuka dalam menerima bermacam usaha
karena jumlah perawat perempuan lebih pembaharuan. Makin tinggi pendidikan akan
banyak dibandingkan dengan perawat laki-laki semakin tinggi pula daya inisiatifnya dan
sehingga membuat kesempatan perawat laki- semakin mudah dalam menemukan cara cara
laki untuk mencapai hasil yang lebih baik yang baik dan benar dalam menyelesaikan
dalam menerapkan pengetahuan lebih sedikit pekerjaannya dengan baik (Notoatmodjo
dibandingkan perawat perempuan. Selain itu 2012).
berdasarkan survei dan informasi kepala
keperawatan di RSUD Kendal didominasi oleh Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang
perawat perempuan yang tersebar diseluruh lakukan oleh (Azim, 2014) yang mengatakan
ruangan rawat inap maupun rawat jalan. perawat dengan latar belakang pendidikan DIII
jauh lebih banyak dibandingkan dengan latar
Penelitian yang dilakukan oleh Tiwow, belakang pendidikan S1 maupun Ners.
Tandipajung dan Rumagit (2018) menyatakan Penelitian yang dilakukan oleh Setyawati,
bahwa perawat di rumah sakit sebagian besar Harun dan Herliani (2017) menyatakan bahwa
perawat berjenis kelamin perempuan sebanyak sebagian besar perawat di rumah sakit masih di
(83,3%). Penelitian yang dilakukan oleh dominasi perawat berpendidikan Diploma III
Siahaan, Siagian, Bukit (2018) menyatakan (85,7%). Penelitian yang dilakukan oleh
bahwa sebagian besar perawat di rumah sakit Siahaan, Siagian dan Bukit (2017) menyatakan
di dominasi perawat berjenis kelamin bahwa sebagian besar perawat berpendidikan
perempuan sebanyak 33 responden (100,0%). D3 sebanyak (56,25%).
Penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim,Ilmi
dan Hasnah (2017) menyatakan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat
sebagian besar perawat berjenis kelamin memiliki lama kerja rata-rata 9 tahun, lama
perempuan sebanyak 30 orang (100%). kerja terendah 1 tahun dan terlama 29 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian perawat di RSUD Kendal sudah cukup lama
besar perawat berpendidikan D3 Keperawatan bekerja. Bahwa lama bekerja merupakan kurun
sebanyak 73 responden (58,9%). Dipengaruhi waktu atau lama waktu yang telah dilalui
oleh mayoritasnya perawat senior yang ada di seseorang seorang sejak mulai menekuni
RSUD Kendal yang tersebar diseluruh ruangan pekerjaannya.Semakin lama seseorang bekerja,
di RSUD Kendal sedangkan perawat dengan maka keterampilan dan pengalamannya juga
lulusan S1 maupun Ners relatif masih sedikit. semakin meningkat. Pengalaman merupakan
Menurut Selvia (2013) tingkat pendidikan D3 salah satu cara kepemilikan pengetahuan yang
Keperawatan, dipandang telah mengetahui dialami seseorang dalam kurun waktu yang
tentang ronde keperawatan dengan baik, tidak ditentukan (Robbins & Judge, 2010).
memiliki disiplin dalam mematuhi peraturan,
memiliki prinsip kehati-hatian dalam bekerja, Semakin lama seseorang bekerja semakin
memiliki pemahaman visi yang tinggi, dan terampil dan semakin berpengalaman dalam
mampu merumuskan tujuan ketika bekerja. melaksanakan pekerjaan, sehingga memiliki
Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh pengetahuan lebih baik (Notoatmodjo, 2012).
dalam memberikan perilaku terhadap sesuatu Masa kerja memiliki pengaruh terhadap
yang baru, orang yang lebih tinggi akan lebih pengetahuan, semakin lama masa kerja seorang
6

perawat maka semakin banyak pengalaman pengertian ronde keperawatan yang merupakan
dan pengetahuan yang diperolehnya. Masa masalah yang terjadi pada pasien yang belum
kerja yang lebih lama menunjukkan teratasi sebanyak 105 responden (84,7%).
pengalaman yang lebih pada seseorang Karena sudah mengikuti pelatihan dan
dibandingkan dengan rekan kerja yang lain mengaplikasikannya dengan baik.Ronde
(Rivai & Mulyadi, 2010). keperawatan adalah prosedur dimana dua atau
lebih perawat mengunjungi pasien untuk
Pengalaman kerja yang rata-rata 9 tahun ini mendapatkan informasi yang akan membantu
ternyata belum bisa membuat perawat dalam merencanakan pelayanan keperawatan
memiliki pengetahuan baik tentang ronde dan memberikan kesempatan pada pasien
keperawatan. Terjadi karena tidak hanya faktor untuk mendiskusikan masalah keperawatannya
pengalaman kerja yang bisa menjamin serta mengevaluasi pelayanan keperawatan
seseorang memiliki pengetahuan baik yang telah diterima pasien (Kozier, Erb &
melainkan masih ada faktor-faktor lain yang Berman 2011).
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Pengalaman yang banyak dapat memberikan Pengetahuan tentang definisironde
keterampilan dan keahlian dalam bekerja. keperawatan adalah informasi tentang ronde
Setiap perawat memiliki pengalaman yang keperawatan yang diperoleh seseorang setelah
berbeda. Perbedaan pengalaman ini dapat melakukan penginderaan. Informasi tentang
menyebabkan kemampuan dan pengetahuan definisi ronde keperawatandapat diperoleh
yang dimiliki perawat berbeda antara perawat melalui pendidikan formal, media elektronik,
satu dengan yang lain dalam hal ronde buku, pelatihan dan seminar tentang ronde
keperawatan. keperawatan. Faktor–faktor yang mempeng-
aruhi pengetahuan menurut (Wawan.A dan
Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang Dewi, 2010) dibagi menjadi 2 yaitu faktor
dilakukan oleh Sulaeman (2016) menyatakan internal yang meliputi pendidikan, pekerjaan
bahwa sebagian besar perawat memiliki lama dan umur, sedangkan faktor eksternal meliputi
kerja 6-10 tahun sebanyak (51,2%). Penelitian faktor lingkungan dan sosial budaya.
yang dilakukan oleh Sari, Endang, Ramie
(2016) menyatakan bahwa sebagian besar Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
perawat lama kerja > 3 tahun sebanyak besar perawat tidak mengetahui bahwa
(83,3%). Penelitian yang dilakukan oleh Moi, pelaksanaan ronde keperawatan merupakan
Nursalam dan Asmoro (2019) menyatakan tanggung jawab perawat sebanyak 102
bahwa sebagian besar perawat yang responden (82,3%).Terjadi karenatidak semua
pelaksanaan ronde keperawatan cukup perawat mau melakukan ronde keperawatan di
memiliki lama kerja rata-rata 9 tahun. ruang rawat inap. Ronde keperawatan hanya
dilakukan untuk pembelajaran pada saat ada
Pengetahuan tentang Ronde Keperawatan mahasiswa praktik manajemen keperawatan,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sehingga perawat tidak mengetahui jika
pengetahuan perawat tentang ronde sebenarnya pelaksanaan ronde keperawatan
keperawatan di ruang rawat inap RSUD merupakan tanggung jawab perawat.
Kendal sebagian besar sedang sebanyak 94
responden (75,8%). Menunjukkan bahwa Penelitian yang dilakukan oleh Moi, Nursalam
perawat telah cukup memahami tentang ronde dan Asmoro (2019) menyatakan bahwa
keperawatan. Pengetahuan tentang ronde sebagian besar perawat memiliki pengetahuan
keperawatan meliputi definisi, tujuan, manfaat, cukup tentang ronde keperawatan sebanyak
tipe-tipe ronde keperawatan dan pelaksanaan (48%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
ronde keperawatan. peneliti menunjukkan hasil yang sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Agustina,
Agustian dan Ibrahim, (2016) yang dalam
penelitiannya menjelaskan bahwa pengetahuan
merupakan dasar dalam pelaksanaan ronde
Definisi keperawatan yang baik. Perawat yang dalam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian pekerjaannya selalu berhubungan dengan
besar perawat sudah mengetahui tentang pasien dapat menemukan suatu masalah
7

berdasarkan evidance based pratctice yang Apabila ronde keperawatan dapat dilakukan
dapat diselesaikan dengan ronde keperawatan dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah
dengan bekerja sama antar tim medis. yang dialami oleh pasien, tentu hal tersebut
akan membuat pasien menjadi puas dengan
Tujuan Ronde Keperawatan pelayanan yang diberikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar perawat sudah mengetahui tujuan ronde Manfaat Ronde Keperawatan
keperawatan yaitu menganalisa masalah- Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
masalah secara kritis dan menjabarkan perawat sudah mengetahui manfaat ronde
alternatif penyelesaian masalah termasuk keperawatan yaitu untuk membantu
tujuan dari ronde keperawatan sebanyak 116 mengembangkan ketrampilan keperawatan
responden (93,5%). Tujuan ronde termasuk manfaat ronde keperawatan sebanyak
keperawatan adalah untuk mengatasi masalah 107 responden (86,3%). Manfaat ronde
keperawatan pada klien yang dilaksanakan keperawatan oleh perawat akan meningkatkan
oleh perawat dengan pasien atau keluarga yang ketrampilan dan pengetahuan pada perawat.
terlibat aktif dalam diskusi dan membahas Menurut Clement (2011) menyebutkan
masalah keperawatan dan juga mengevaluasi manfaat ronde keperawatan yaitu membantu
hasil tindakan yang sudah dilakukan (Saleh, mengembangkan ketrampilan keperawatan,
2012). Ronde keperawatan juga memberikan selain itu juga menurut Wolak et al (2008)
media bagi perawat untuk membahas masalah untuk menguji pengetahuan perawat.
dan kebutuhan klien serta merupakan suatu peningkatan ini bukan hanya ketrampilan dan
proses belajar bagi perawat dengan harapan pengetahuan keperawatan akan tetapi untuk
untuk meningkatkan kemampuan kognitif, peningkatan secara menyeluruh. hal ini
afektif, dan psikomotor, kepekaan dan cara dijelaskan oleh Wolak et al (2008)
untuk berpikir kritis.
Manfaat lain dari ronde keperawatan adalah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian membantu mengorientasikan perawat baru
besar perawat tidak mengetahui ronde pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk
keperawatan bertujuan untuk menyelesaikan tidak tahu mengenai pasien yang dirawat
masalah- masalah yang sudah teratasi diruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini
sebanyak 64 responden (51,6%). Terjadi dapat dicegah, ronde keperawatan membantu
karena tidak semua perawat mau melakukan mengorientasikan perawat baru pada pasien
ronde keperawatan di ruang rawat inap, (Clement, 2011).
sehingga perawat tidak mengetahui jika ronde
keperawatan juga bertujuan untuk Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
menyelesaikan masalah-masalah yang sudah perawat tidak mengetahui tentang manfaat
teratasi. Teori menurut Nursalam (2014) ronde keperawatan untuk meningkatkan
menyatakan bahwa ronde keperawatan kepuasan pada perawat sebanyak 66 responden
bertujuan untuk mengatasi masalah (53,2%). Hal ini karena tidak semua perawat
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh mau melakukan ronde keperawatan di ruang
perawat dengan pasien atau keluarga yang rawat inap, maka perawat tidak mengetahui
terlibat aktif dalam diskusi dengan membahas manfaat ronde keperawatan untuk
masalah keperawatan serta mengevaluasi hasil meningkatkan kepuasan pada perawat.
tindakan yang telah dilakukan. Sesuai dengan Berbeda dengan teori yang menyatakan bahwa
penelitian Agustina, Agustian dan Ibrahim, ronde keperawatan juga dapat meningkatkan
(2016) yang dalam penelitiannya menjelaskan kepuasan pasien. Didukung oleh penelitian
bahwa pengetahuan tentang tujuan ronde Febriana (2009) yang menyatakan bahwa
keperawatan merupakan dasar dalam ronde keperawatan meningkatkan kepuasan
pelaksanaan ronde keperawatan yang baik. pasien lima kali dibanding tidak dilakukan
ronde keperawatan serta menurunkan angka
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian insiden pasien dirawat.
yang dilakukan oleh Negarandeh, Hooshmand
Bahabadi, dan Alihey dari Mamaghani, (2016) Penelitian yang dilakukan oleh Siahaan,
menyatakan bahwa ronde keperawatan suatu Albiner, dan Bukit, (2016) menyebutkan
dasar yang harus dimiliki oleh perawat. bahwa perlunya dilakukan pelatihan tentang
8

ronde keperawatan untuk meningkatkan tentang masalah pasien serta rencana tindakan
kinerja perawat pendokumentasian asuhan yang akan dilakukan (Birnbaumer, 200).
keperawatan yang lengkap dan terintegrasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat
Tipe-tipe Ronde Keperawatan sebagian besar tidak mengetahui pelaksanaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwasebagian ronde keperawatan yaitu tahap persiapan
besar perawat sudah mengetahui bahwa tipe- merupakan tahap sesudah melakukan tahap
tipe ronde keperawatan yaitu ronde awal sebelum dilakukan ronde keperawatan
keperawatan yang berfokus pada kebutuhan sebanyak 25 responden (20,2%), karena tidak
utama yang diperlukan pasien dirumah sakit semua perawat mau melakukan ronde
yaitu tipe Patients comport rounds sebanyak keperawatan di ruang rawat inap, maka
104 responden (83,9%). Sesuai dengan teori perawat tidak mengetahui pelaksanaan ronde
bahwa ada empat tipe ronde menurut Close & keperawatan yaitu tahap persiapan merupakan
Castledine (2005) diantaranya yaitu matron tahap sesudah melakukan tahap awal sebelum
rounds, nurse management rounds, patient dilakukan ronde keperawatan. Pengetahuan
comfort rounds. Matron rounds menurut Close perawat baru sebatas tahap pasca ronde yaitu
& Castlide (2005) seorang perawat berkeliling tahap dilakukannya evaluasi, revisi dan
ke ruangan, menanyakan kondisi pasien. Nurse perbaikan, serta kesimpulan dan rekomendasi
management rounds menurut Close & Castlide penegakkan diagnosis, intervensi keperawatan.
(2005) ronde ini adalah ronde manajerial yang Penelitian Rohita dan Yetti (2017) tentang
melihat pada rencana pengobatan dan “Peningkatan Kualitas Pelayanan Keperawatan
implementasi pada sekelompok pasien untuk Melalui Ronde dan Pendokumentasian di
melihat prioritas tindakan yang telah Rumah Sakit Kota Depok” didapatkan hasil
dilakukan. bahwa pengetahuan perawat tentang
pelaksanaan ronde keperawatan dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat pendokumentasian asuhan keperawatan
tidak mengetahui tipe ronde keperawatan diperoleh peningkatan pengetahuan dari 68%
bahwa nurse management rounds hanya fokus, menjadi 85%.
ronde ini merupakan ronde manajerial yang
hanya fokus pada rencana pengobatan yaitu SIMPULAN DAN SARAN
sebanyak 60 responden (48,4%). Hal ini karena
perawat tidak mengetahui tipe ronde Simpulan
keperawatan nurse management rounds Rata-rata perawat berusia 33 tahun, usia
dengan baik hanya fokus pada rencana termuda 24 tahun dan tertua 54 tahun. Perawat
pengobatan. mayoritas berjenis kelamin perempuan
sebanyak 94 responden (75,8%). Pendidikan
Pelaksanaan ronde keperawatan perawat sebagian besar D3 Keperawatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwasebagian sebanyak 73 responden (58,9%). Rata-rata
besar perawat sudah mengetahui pelaksanaan lama kerja 9,21 tahun, lama kerja terendah1
ronde keperawatan yaitu tahap pasca ronde tahun dan terlama29 tahun.
adalah tahap dilakukannya evaluasi, revisi dan
perbaikan, serta kesimpulan dan rekomendasi Perawat sebagian besar mengetahui tentang
penegakkan diagnosis, intervensi keperawatan pengertian ronde keperawatan merupakan
selanjutnya sebanyak 117 responden (94,4%). masalah yang terjadi pada pasien yang belum
Pelaksanaan ronde keperawatan bisa dilakukan teratasi sebanyak 105 responden (84,7%).
dimulai dengan penjelasan tentang pasien oleh Perawat sebagian besar mengetahui tujuan
perawat primer yang difokuskan pada masalah ronde keperawatan yaitu menganalisa masalah-
keperawatan dan rencana tindakan yang akan masalah secara kritis dan menjabarkan
dilaksanakan atau telah dilaksanakan serta alternatif penyelesaian masalah termasuk
memili prioritas yang perlu didiskusikan, tujuan dari ronde keperawatan sebanyak 116
kemudian dilanjutkan dengan diskusi antar responden (93,5%). Perawat sebagian besar
anggota tim tentang kasus tersebut dan yang mengetahui manfaat ronde keperawatan yaitu
terakhir pemberian justifikasi oleh perawat untuk membantu mengembangkan ketrampilan
primer atau konselor atau kepala ruangan keperawatan termasuk manfaat ronde
keperawatan sebanyak 107 responden (86,3%)
9

Perawat sebagian besar mengetahui bahwa


tipe-tipe ronde keperawatan yaitu ronde Close, A., & Castledine, G. (2005). Clinical
keperawatan yang berfokus pada kebutuhan Nursing Rounds Part 4: Teaching.
utama yang diperlukan pasien dirumah sakit
yaitu tipe Patients comport rounds sebanyak Febriana, N. (2009). Pengaruh Nursing Round
104 responden (83,9%). Perawat sebagian terhadap Kepuasan Pasien pada
besar mengetahui pelaksanaan ronde Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit
keperawatan yaitu tahap pasca ronde adalah MMC Jakarta. Kekhususan
tahap dilakukannya evaluasi, revisi dan Kepemimpinan Dan Manajemen
perbaikan, serta kesimpulan dan rekomendasi Keperawatan Program Pascasarjana FIK
penegakkan diagnosis, intervensi keperawatan UI: Tidak dipublikasikan.
selanjutnya sebanyak 117 responden (94,4%)
Ibrahim, Ilmi dan Hasnah (2017). Gambaran
Saran Pengetahuan Perawat Puskesmas
Pihak RSUD Kendal disarankan untuk Dengan Tingkat Keterlaksanaan
memberikan sosialisasi dan melakukan Kegiatan Perkesmas Di Kecamatan
pelatihan tentang ronde keperawatan untuk Rappocini Kota Makassar.Journal Of
meningkatkan pengetahuan perawat tentang Islamic Nursing. Volume 2 Nomor 2,
ronde keperawatan Desember 2017.

UCAPAN TERIMA KASIH Kozier, B, Erb, G., & Berman A. (2011).


Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Fundamental Of Nursing: Concept,
perawat RSUD Kendal yang telah Process, & Practice. 7third Ed. New
berpartisipasi dan bersedia menjadi responden Jersey. Pearson Prentice Hall.
dalam pelaksanaan penelitian ini. Peneliti juga
mengucapkan terima kasih kepada Ns. Yulia Moi, Nursalam dan Asmoro (2019).Faktor –
Susanti, M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku Ketua Faktor Yang Memengaruhi Pelaksanaan
STIKES Kendal, Direktur RSUD Kendal yang Ronde Keperawatan. Fundamental And
telah memberikan ijin untuk melakukan Management Nursing Journal Vol. 2,
penelitian. No. 1, April 2019 Journal Homepage:
https://e-journal.unair.ac.id/FMNJ
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Agustian dan Ibrahim, (2016). Notoatmodjo S. (2012) . Promosi Kesehatan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT
Sikap Perawat Dalam Pelaksanaan Rineka Cipta.
Ronde Keperawatan Di Ruang aster dan
ICCU RSUD dr. Doris Sylvanus. Nursalam & Efendi. (2019).Pendidikan Dalam
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No. 1 Juli Keperawatan. Jakarta : Salemba.
2016
Nursalam. (2014). Pendidikan Dalam
Budiman. (2014).Kapita Selekta Kuesioner. Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Jakarta : Salemba Medika.
Rivai & Mulyadi, (2010). Kepemimpinan dan
Clement, I. (2011). Management Nursing Perilaku Organisasi. Jakarta : Rajawali
Service And Education. Edition I. India: Pers
Elsevier.
Robbin & Judge. (2010). Perilaku Organisasi.
Close, A., & Castledine, G. (2005) Clinical Edisi Dua Belas. Jakarta : Salemba
Nursing Rounds Part 3: Patient Comfort Medika.
Rounds. British Journal Of Nursing, Vol
14, No 18. Robbin (2013). Perilaku organisasi. Jakarta:
Close, A., & Castledine, G. (2005). Clinical Salemba Medika.
Nursing Rounds Part 2: Nurse
Management Rounds. British Journal Of Rohita., Tita, K. Y. (2017). Peningkatan
Nursing. Vol 14, No 16. Kualitas Pelayanan Keperawatan
10

Melalui Ronde dan Pendokumentasian, Pengetahuan Pelaksanaan Ronde


50-55 Keperawatan di RSUD Maria Walanda
Maramis Airmadidi. Buletin Sariputra,
Rolinson & Kish, 2010). Care Concept in Juni 2018 Vol. 8 (2)
Advanced Nursing. St Louis Mosby A :
Harcourt Health Science Company. Wawan A dan Dewi M. (2010) . Teori &
Alliedhealth Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha
Saleh, Z. (2012). Pengaruh Ronde Medika
Keperawatan Terhadap Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Wolak, E. S., Cairns, B., & Smith, E. (2008).
Inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Nursing Grand Rounds As A Medium
Samarinda. Tesis Master Keperawatan For The Continuing Education Of
UI. Nurses. The Journal Of Continuing
Education In Nursing. Vol 39, No 4 173.
Sari, P.M, Endang SPM, Ramie, A (2016).
Perilaku Caring Perawat Dalam
Merawat Pasien Dengan Ulkus
Diabetikum Berdasarkan Karakteristik
Perawat di Ruang Penyakit Dalam
RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin. Jurnal citra keperawatan.
http://ejurnal-citrakeperawatan.com

Selvia, N. (2013). Perbedaan stress kerja


ditinjau dari shift kerja pada perawat di
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal
psikologi,vol 2 No, 01 Februari 2013.
Fakultas psikologi universitas
Airlangga. Surabaya

Setyawati, Harun dan Herliani (2017).


Peningkatan Pengetahuan Perawat Dan
Bidan Tentang Evidence-Based Practice
Melalui Pelatihan Penerapan Evidence-
Based Practice. Dharmakarya: Jurnal
Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol. 6,
No. 1, Maret 2017: 53 - 56

Siagian, S. (2010). Kiat meningkatkan


produktifitas kerja. Jakarta : Rineka
Cipta.

Siahaan, J. V., Albiner, S. & Bukit, E. C.


(2018). Pengaruh Pelatihan Ronde
Keperawatan

Sulaeman (2016). Gambaran Pengetahuan


Perawat Tentang Perawatan Paliatif
Pada Pasien Dengan Kondisi Terminal
di RSUD Kabupaten Bekasi. Skripsi.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tiwow, Tandipajung dan Rumagit (2018).


Pengaruh Pelatihan Terhadap

Anda mungkin juga menyukai