Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Daring Dept. Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu: Ns. Evi Harwiati Ningrum S.Kep., MHSM.
Disusun Oleh :
Kelompok 3
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan suatu sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan kualitas jasa kesehatan, kualitas
pelayanan, dan kepuasan pasien menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan
pelayanan di rumah sakit. Perawat sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas
asuhan keperawatan dan merupakan faktor yang paling menentukan untuk tercapainya
pelayanan kesehatan yang optimal dengan asuhan keperawatan yang bermutu. Untuk
dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik seorang perawat perlu memiliki
kemampuan berhubungan dengan klien dan keluarga, serta berkomunikasi dengan
anggota tim kesehatan lain, mengkaji kondisi kesehatan klien baik melalui wawancara,
pemeriksaan fisik maupun menginterprestasikan hasil pemeriksaan penunjang,
menetapkan diagnosis keperawatan dan memberikan tindakan yang dibutuhkan klien,
mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan serta menyesuaikan kembali
perencanaan yang telah dibuat dan sebagainya (Copel, 2007).
Salah satu strategi yang untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah
dengan pelaksanaan program ronde keperawatan. Ronde keperawatan memungkinkan
perawat untuk melakukan hubungan timbal balik dengan pasien secara teratur dan
sistematis untuk menunjukkan keberadaan perawat dalam membantu mengantisipasi
kebutuhan dan memberikan kenyamanan serta perlindungan bagi pasien (Woolley et. al.,
2012). Ronde keperawatan merupakan strategi yang efektif dalam memulai banyak
perubahan dalam aspek perawatan terutama meningkatkan komunikasi di antara anggota
tim terkait interaksi antar perawat (Aitken et al., 2010).
Kozier et al. (2004) menyatakan bahwa ronde keperawatan adalah salah satu prosedur
dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan
membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan
pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawataannya serta mengevaluasi
pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien. Laporan dari Studer Group (2007)
menyatakan berdasarkan hasil temuan pada tahun 2006 bahwa institusi yang
melaksanakan ronde keperawatan secara berkala dan sistematik meningkatkan kepuasan
pasien hingga mencapai 89% dan menurunkan angka jatuh hingga mencapai 60%. Selain
itu terdapat 2 dari 12 rumah sakit yang menerapkan ronde keperawatan secara berkala dan
sistematis memperoleh peningkatan rating pelayanan yang prima mencapai 41.85%.
Menurut penelitian Aristyawati, Gunahariati dan Lestari (2015) bahwa ronde
keperawatan dapat meningkatkan kinerja perawat dalam hal kognitif, afektif dan
psikomotor. Penelitian ini juga melaporkan bahwa dampak tidak dilaksanakan ronde
keperawatan dapat menurunkan produktivitas kerja serta menurunkan komunikasi
teraupetik perawat dengan tenaga kesehatan dan komunikasi perawat dengan pasien
sehingga motivasi perawat dalam bekerja akan menurun secara perlahan. Selanjutnya ada
perbedaan motivasi kerja perawat yang melaksanakan ronde keperawatan dan tidak
melaksanakan ronde keperawatan.
Penelitian lain terkait ronde keperawatan dipublikasikan oleh Meade, Bursell dan
Ketelsen (2006) menunjukkan bahwa pelaksanaan ronde keperawatan terbukti secara
statistik mampu menurunkan penggunaan bel untuk memanggil perawat, mengurangi
kemungkinan pasien jatuh dan meningkatkan kepuasan pasien. Selain itu dengan
pelaksanaan ronde keperawatan pelayanan keperawatan menjadi lebih efisien,
komunikasi antara perawat menjadi lebih baik dan berkurangnya stress kerja perawat
sehingga akan meningkatkan kepuasan kerja dari perawat.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tentang ronde keperawatan
2. Mengetahui tujuan ronde keperawatan
3. Mengetahui manfaat ronde keperawatan
4. Mengetahui SOP ronde keperawatan
5. Mengetahui program ronde keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Riview Jurnal
1. Identitas Jurnal
a. Judul Jurnal : Patient-Centered Structured Interdisciplinary Bedside
Rounds in the Medical ICU
b. Penulis : Victor Cao, BS; Laren D. Tan, MD; Femke Horn, BS; David
Bland, MD; Paresh Giri, MD;Kanwaljeet Maken, MD; Nam Cho, PharmD;
Loreen Scott, RCP, MBA; Vi A. Dinh, MD; Derrek Hidalgo, RN, MBA; H.
Bryant Nguyen, MD, MS.
c. Tahun Terbit : 2017
d. Penerbit : Society of Critical Care Medicine and Wolters Kluwer Health
2. Latar Belakang
Praktek ronde di samping tempat tidur interdisipliner terstruktur yang berpusat
pada pasien (PCSIBR) telah menerima banyak perhatian dalam beberapa tahun
terakhir karena kemampuannya untuk menstandarisasi komunikasi di antara penyedia
layanan kesehatan (HCP) dan dengan demikian berpotensi mengurangi kesalahan
medis. Selain itu, PCSIBR mendorong keterlibatan aktif pasien dan keluarganya
dalam kegiatan sehari-hari. Model ini tidak hanya memberi informasi kepada pasien
tentang kondisi medis mereka, tetapi juga mendorong mereka untuk mengajukan
pertanyaan dan memberikan masukan kepada medis dalam pengambilan keputusan.
Tinjauan literatur saat ini tentang ronde interdisipliner yang berpusat pada
pasien pada populasi orang dewasa menghasilkan hasil yang beragam, dengan
beberapa penelitian menunjukkan peningkatan kepuasan keluarga. Lainnya
melaporkan kekhawatiran tentang keterbatasan kesempatan mengajar yang tersedia
karena kehadiran anggota keluarga atau menunjukkan persepsi negatif tentang
efisiensi waktu karena format interdisipliner.
3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efek dari melakukan ronde di samping tempat tidur secara
interdisipliner terstruktur yang berpusat pada pasien di ICU.
4. Metode Penelitian
Studi kelompok paralel prospektif, tidak buta, tidak acak, selama periode 8
minggu. Membandingkan Patient-Centered Structured Interdisciplinary Bedside
Rounds (PCSIBR) dengan non-SIBR pada semua pasien di MICU. Peserta penelitian
termasuk pasien dewasa yang dirawat di MICU, anggota keluarga pasien, dan
healthcare provider/HCP (termasuk dokter, perawat, praktisi perawatan pernapasan
[RCP], apoteker, dan mahasiswa).
a. Tim PCSIBR.
Para dokter, perawat di samping tempat tidur, RCP, dan apoteker dididik tentang
peran masing-masing dan diberikan salinan protokol PCSIBR.
b. Tim Non SIBR.
1) Untuk "kelompok kontrol" ini, anggota tim melakukan ronde sesuai
preferensi dokter yang merawat
2) Sering kali, Ronde dilakukan di lorong di luar ruang pasien dan lebih
berpusat pada dokter
3) Setelah diskusi, beberapa yang hadir dan anggota tim akan memasuki
ruangan untuk memeriksa dan berbicara dengan pasien dan anggota
keluarga yang hadirPara dokter, termasuk yang hadir, rekan, dan residen,
ditugaskan ke tim masing-masing sesuai jadwal rotasi mereka, yang
ditentukan beberapa bulan sebelum konsepsi penelitian.
c. Pengumpulan Data
Setiap pengumpul data bergantian antara tim PCSIBR dan non-SIBR setiap
minggu untuk mengurangi kemungkinan bias pengamat.
d. Penyelesaian Putaran
Formulir pengumpulan data dibuat untuk mencatat pengidentifikasi pasien,
informasi demografis, waktu ronde, anggota tim yang hadir, dan poin diskusi
selama ronde. Pengumpul data mencatat waktu mulai ronde (saat tim pertama
kali mulai mendiskusikan pasien), waktu yang dihabiskan tim di samping tempat
tidur pasien, dan waktu akhir ronde (saat diskusi rencana perawatan berakhir dan
tim mulai beralih ke pasien berikutnya).
e. Analisa Data
Analisis statistik dilakukan dengan MedCalc,Versi 16.8.4 (MedCalc Software,
Ostend, Belgia). Untuk membandingkan perbedaan antara PCSIBR dan non-
SIBR, data kategoris dianalisis menggunakan uji chisquare, dan data kontinu
dianalisis menggunakan Studentuntuk uji. Variabel prediktor potensial dalam
model adalah yang menunjukkan signifikansi statistik atau klinis dibandingkan
antara tim PCSIBR dan non-SIBR Signifikansi statistik ditentukan pada p-value
<0,05.
5. Hasil Penelitian
a. Penyelesaian Ronde
Data diperoleh pada 665 pertemuan pasien selama periode studi 8 minggu,
termasuk 367 PCSIBR dan 298 pasien nonSIBR. Waktu presentasi individu
untuk dokter residen lebih pendek, sedangkan waktu presentasi untuk perawat
lebih lama di tim PCSIBR (keduanya). Dokter residen, perawat, dan RCP
membahas item perawatan pasien yang lebih relevan selama ronde di tim
PCSIBR (p < 0,01).
b. Kepuasan HCP
Terdapat 639 survei diterima dari HCP 338 untuk PCSIBR dan 301 untuk non-
SIBR. Dibandingkan dengan non-SIBR, HCP di tim PCSIBR mengamati:
1) Sebagian besar ronde diselesaikan pada siang hari.
2) Ronde yang efisien, cepat, dan membahas masalah utama.
3) Rencana perawatan jangka pendek dan jangka panjang lebih mungkin untuk
didiskusikan.
4) Lebih nyaman dalam menjelaskan rencana kepada pasien/ keluarga.
5) Rekomendasi konsultan lebih mungkin untuk didiskusikan.
6) Masukan yang diperoleh dari seluruh tim.
7) Dokter yang hadir meringkas rencana manajemen untuk pasien.
8) Lebih mungkin bagi tim untuk memperjelas tugas tugas.
c. Kepuasan Pasien dan Keluarga
Enam puluh delapan survei diterima dari pasien atau anggota keluarga-38 untuk
PCSIBR dan 30 untuk non-SIBR. Tidak ada perbedaan signifikan antara
PCSIBR dan non-SIBR untuk pertanyaan survei mana pun yang membahas
1) Pengetahuan pasien/keluarga tentang dokter utama
2) Dokter memperbarui pasien/keluarga
3) Perawat memperbarui pasien/keluarga
4) Tim mendorong pertanyaan
5) Kepuasan dengan komunikasi
6) Pengetahuan tentang rencana perawatan
7) Tim mendengarkan pasien/keluarga
8) Pasien/keluarga merasa dilibatkan
6. Pembahasan
Penelitian tentang tim kesehatan dari ronde interdisipliner yang berpusat pada
pasien/keluarga melaporkan hasil yang beragam. Kekhawatiran mengenai ronde
interdisipliner menciptakan hambatan pada efisiensi dan penyebaran rencana
perawatan pasien yang tidak memadai. Levin et al (2015) menyatakan bahwa
perawat melaporkan kehadiran keluarga yang membatasi diskusi perawatan pasien.
Berbeda dengan penelitian ini, Gausvik et al (2015) mensurvei staf unit perawatan
akut bahwa PCSIBR yang berpusat pada pasien memiliki statistic lebih tinggi dalam
meningkatkan kerja tim dan komunikasi dengan pasien.
Demikian pula, pada penelitian ini terhadap HCP yang berpartisipasi dalam
PCSIBR melaporkan peningkatan signifikan yang dibuat pada diskusi rencana dan
tujuan perawatan pasien dan memberikan pemahaman yang jelas tentang tugas
masing-masing. Selain itu dengan PCSIBR dapat mengkaji permasalahan pasien
lebih jelas karena adanya interaksi dari tim dan keluarga. Peneliti mencatat bahwa
pasien yang menerima ronde samping tempat tidur yang berpusat pada pasien
memiliki kepuasan pelayanan lebih tinggi.
7. Kekurangan Jurnal
a. Jumlah responden (pasien) antar kelompok berbeda
b. Kegiatan penelitian berfokus pada satu ruang perawatan sehingga tidak dapat
digeneralisasikan
8. Kelebihan Jurnal
a. Terdapat kriteria dari pasien dan anggota tim kesehatan yang dapat mengikuti
PC-SIBR
b. Pengambilan data dilakukan bergantian antara kelompok PC-SIBR dan Non-
SIBR sehingga dapat mengurangi bias
9. Aplikasi di Indonesia
Di Indonesia kegiatan ronde keperawatan jarang terlaksana karena banyak tindakan
yang harus diselesaikan segera, keterbatasan SOP, tidak berfokus pada pasien dan
kurangnya interaksi antar tim. Patent center care (PCC) dan Profesional Pemberi
Asuhan (PPA) merupakan kebijakan yang berlaku saat ini. Teknik PC-SIBR
merupakan bentuk kombinasi dari kebijakan tersebut. Kombinasi keduanya untuk
kegiatan ronde akan meningkatkan pelayanan terhadap pasien. Disini pasien di
dahulukan dan menjadi fokus perawatan. Manfaat dari PC-SIBR yaitu dapat
meningkatkan komunikasi antara tim kesehatan, komunikasi dengan pasien dan
keluarga, serta membuat rencana perawatan pasien berdasarkan masukan dari seluruh
tim. Sehingga kegiatan ronde dengan teknik PC-SIBR dapat diterapkan di Indonesia.
…………………………… ………………………………
Saksi-saksi: Tanda tangan:
1. …………………………… ………………………………
2. …………………………… ………………………………
SOP RONDE KEPERAWATAN
A. Kesimpulan
Ronde di samping tempat tidur interdisipliner terstruktur yang berpusat pada pasien
adalah elemen penting dari infrastruktur MICU sebagai ACU dan membawa potensi
signifikan untuk meningkatkan efisiensi ronde. Pada penelitian menunjukkan PCSIBR
menghasilkan ronde yang lebih pendek secara signifikan, dan dapat meningkatkan
pengajaran dari dokter yang hadir. HCP yang berpartisipasi dalam PCSIBR melaporkan
kepuasan pada ukuran efisiensi waktu, komunikasi, dan pengetahuan tentang tujuan
perawatan pasien. Pasien dan anggota keluarga menganggap PCSIBR setidaknya sebaik
ronde tradisional, meskipun fakta bahwa total waktu ronde secara signifikan lebih
pendek.
B. Saran
Pada penelitian didapatkan hasil bahwa PC-SIBR dapat meningkatkan komunikasi
antara tim kesehatan, komunikasi dengan pasien dan keluarga, serta membuat rencana
perawatan pasien berdasarkan masukan dari seluruh tim. Sehingga kegiatan ronde dengan
teknik PC-SIBR dapat diterapkan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Aitken, L. M., Burmeister, E., Clayton, S.,Dalais, C., & Gardner, G. (2010). The impact of
nursing rounds on the practice environment and nurse satifaction in intensive care : pre-tes
post-test comparative study. International Journal of Nursing Studies , 48 (2011) 918-925
Aristyawati, P., Gunahariati, N., & Lestari, Y. (2015). Perbedaan motivasi kerja perawat yang
melaksanakan dan tidak melaksanakan ronde keperawatan di RSUP. Sanglah. Jurnal
Keperawatan Jiwa, Komunitas dan Manajemen, vol 2 no.1
Clement, I. (2011). Management nursing services and education. 1st ed. India: Elsevier
Copel, L. (2007). Kesehatan jiwa dan psikiatri. Edisi 2. Jakarta: EGC
Cao, V., Tan, L. D., Horn, F., Bland, D., Giri, P., Maken, K., Cho, N., Scott, L., Dinh, V. A., Hidalgo, D., &
Bryant Nguyen, H. (2018). Patient-Centered Structured Interdisciplinary Bedside Rounds
in the Medical ICU. Critical Care Medicine, 46(1), 85–92.
https://doi.org/10.1097/CCM.0000000000002807
Kozier, B., Erb, G., & Berman, A. (2004). Fundamental of nursing : concept, process &
practice. 7th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall
Varadarajan, R., Evans, M. V, & Markus, A. L. (2016). Implementation of Patient-Centered
Structured Interdisciplinary Bedside Rounds ( PC-SIBR ). 10(1), 85255
Woolley J., Perkins, R., Laird, P., Palmer, J., Schitter, M.B., Tarter, K., George, M.,
Atkinson, G., McKinney, K., dan Woolsey, M. (2012). Relationship-based care:
implementing a caring, healing environment. MEDSURG Nursing, 21(3), 179-184