Anda di halaman 1dari 28

UPAYA PENGENDALIAN MUTU

ASUHAN DALAM PELAYANAN


KEPERAWATAN
Kelompok 6 : Desi A, Wisa Palupi, Dimas Pradana, Fitri Nur,
Yohanes Tommy, Retno, Safria
Konsep Dasar
Dan Tujuan
Pengendalian
PENGERTIAN
• Pengendalian adalah “Pemeriksaan
apakah segala sesuatu yang terjadi
sesuai rencana yang telah disepakati,
instruksi yang dikeluarkan, serta
prinsip – prinsip yang telah di
tentukan”.
• Tujuan pengontrolan adalah untuk
mengidentifikasi kekurangan dan
kesalahan agar dapat dilakukan
perbaikan, Pengontrolan penting
dilakukan untuk mengetahui fakta
yang ada, sehingga jika muncul issue
dapat segera di respon dengan cepat
dengan cara duduk bersama
KONSEP DASAR
PENGENDALIAN
Konsep dasar yang memberikan kerangka bagi
perancang dan penerapan system pengendalian
manajemen meliputi:
• Komponen operasi yang terpasang secara
terus menerus
Pengendalian management adalaha suatu
rangkaian tindakan dan aktivitas yang terjadi
pada seluruh kegiatan organisasi dan
berjalan secara terus menerus. Pengendalian
management bukanlah suatu system
terpisah dalam suatu organisasi, melainkan
harus dianggap sebagai bagian integral dari
setiap system yang dipakaimanagement
untuk mengatur dan mengarahkan
kegiatannya.
• Pengendalian Management dipengaruhi oleh
manusia
Dalam kenyataan sering dijumpai bahwa sustu
organisasi memiliki pedoman (manual) system
pengendalian management yang baik, namun tidak
dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga
pengendalian management yang telah dirancang
tersebut tidak memberikan kontribusi positif bagi
organisasi, “A man behind the gun” adalah istilah
yang cocok dengan faktor ini. Sistem pengendalian
management dapat berjalan efektif jika
dilaksanakan dengan sungguh – sungguh oleh
manusia

• Memberikan keyakinan yang memadai, bukan


keyakinan yang mutlak
Perancangan suatu system pengendalian
management didasarkan pada pertimbangan biaya
– manfaat. Tidak peduli betapa baiknya
perancangan dan pengoperasian suatu
pengendalian management dalam suatu organisasi,
system itu tidak dapat memberikan jaminan
keyakinan yang mutlak agar tujuan organisasi dapat
tercapai. Faktor- faktor diluar yang mempengaruhi
management dapat mempengaruhi kemampuan
organisasi dalam mencapai tujuannya.
TUJUAN PENGENDALIAN
Secara singkat fungsi
pengendalian bertujuan untuk
mengidentifikasi terjadinya
deviasi atau penyimpangan atas
pelaksanaan kegiatan
dibandingan dengan
perencanaan sebagai umpan
balik untuk melakukan tindakan
koreksi atau perbaikan bagi
pimpinan dalam mencapai
tujuan organisasi.
MANFAAT PENGAWASAN
• Dapat mengetahui kegiatan
program yang sudah dilaksanakan
oleh staf dalam kurun waktu
tertentu.
• Dapat mengetahui adanya
penyimpangan pada pemahaman
staf yang melaksanakan tugas.
• Dapat mengetahui apakah waktu
dan sumber daya organisasi sudah
digunakan dengan tepat dan
efisien.
• Dapat mengetahui faktor penyebab
terjadinya penyimpangan.
• Dapat mengetahui staf yang perlu
diberikan penghargaan (reward).
JENIS – JENIS
PENGENDALIAN
• Pengendalian Pencegahan (Preventif
Controls)
Pengendalian pencegahan dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya suatu
kesalahan. Pengendalian ini dirancang
untuk mencegah hasil yang tidak
diinginkan sebelum kejadian itu terjadi.
Pengendalian pencegahan berjalan efektif
apabila fungsi dan personel melakukan
perannya. Contoh Pengendalian
pencegahan meliputi : kejujuran, personel
yang kompeten, pemisahan fungsi, review
pengawas dan pengendalian ganda.
• Pengendalian Deteksi (Detective
Controls)
Sesuai dengan namanya pengendalian
detaksi dimaksudkan untuk mendeteksi
suatu kesalahan yang telah terjadi.
Pengendalian deteksi biasanya lebih mahal
daripada pengendalian pencegahan, namun
tetap dibutuhkan dengan alasan : Pertama,
pengendalian deteksi dapat mengukur
efektivitas pengendalian pencegahan.
Kedua, beberapa kesalahan tidak dapat
secara efektif dikendalikan melalui system
pengendalian pencegahan sehingga harus
ditangani dengan pengendalian deteksi
ketika kesalahan tersebut terjadi.
Pengendalian deteksi meliputi review dan
pembandingan.
• Pengendalian Koreksi (Corrective Controls)
Pengendalian koreksi melakukan koreksi
masalah – masalah yang teridentifikasi oleh
penendalian deteksi. Tujuannya dalah agar
supaya kesalahan yang telah terjadi tidak
terulang kembali. Masalah atau kesalahan
terdeteksi oleh auditor, maka wujud
pengendalian koreksinya dalah dalam bentuk
pelaksanaan tindak lanjut dari rekomendasi
auditor.

• Pengendalian Pengarahan (Directive


Controls)
Pengendalian pengarahan adalah pengendalian
pengendalian yang dilakukan pada saat
kegiatan sedang berlangsung dengan tujuan
agar kegiatan dilaksanakan sesuai dengan
kebijakkan atau ketentuan yang berlaku.
Contoh atas pengendalian ini adalah kegiatan
supervise yang dilakukan langsung oleh atasan
kepada bawahan taua pengawasan oleh
mandor terhadap aktivitas kerja.
• Pengendalian Kompensatif
(Compensating Controls)
Pengendalian kompensatif dimaksudkan
untuk memperkuat pengendalian karena
terabaikannya suatu aktifitas pengendalian.
Pengawasan langsung pemilik usaha
terhadap kegiatan pegawainya pada usaha
kecil karena ketidak adaanya pemisahan
fungsi merupakan contoh pengandalian
kompensatif.
KARAKTERISTIK
PENGENDALIAN
Proses pengendalian yang dilakukan oleh seorang
manager dikatakan berhasil bila mengandung beberapa
karakteristik seperti dibawah ini :
• Mengambarkan kegiatan yang sebenarnya
• Melaporkan kesalahan yang tepat
• Berpandangan ke depan
• Menunjukkan kesalahan pada hal – hal yang
kritis dan penting
• Bersifat obyektif
• Bersifat fleksibel
• Menggambarkan pola kegiatan organisasi
• Bersifat ekonomis
• Bersifat mudah dimengerti
• Menunjukkan kegiatan perbaikan.
LANGKAH – LANGKAH
PENGENDALIAN / PENGONTROLAN
• Menetapkan standar dan
menetapkan metode mengukur
prestasi kerja
• Melakukan pengukuran prestasi
kerja
• Menetapkan apakah prestasi
kerja sesuai dengan standar
• Mengambil tindakan korektif
• Proses perbaikan
TUJUAN PENGENDALIAN
Secara singkat fungsi
pengendalian bertujuan untuk
mengidentifikasi terjadinya
deviasi atau penyimpangan atas
pelaksanaan kegiatan
dibandingan dengan
perencanaan sebagai umpan
balik untuk melakukan tindakan
koreksi atau perbaikan bagi
pimpinan dalam mencapai
tujuan organisasi.
AUDIT
• Audit merupakan penilaian/evaluasi
dari pekerjaan yang telah dilakukan
dengan menggunakan instrumen
yang telah ditetapkan. Peralatan atau
instrumen yang dipilih digunakan
untuk mengumpulkan bukti dan
untuk mengevaluasi apakah standar
yang telah ditetapkan telah
dilaksanakan dengan baik atau
belum.
• Terdapat tiga kategori audit
keperawatan yaitu : 1) Audit struktur
(input), 2) Audit proses, 3) Audit hasil.
TIGA TAHAP DALAM PROSES
PENGENDALIAN, (INDRIYO (1990:54)

• Proses penentuan standar


• Proses evaluasi dan
penilaian
• Proses perbaikan
Indikator
Mutu Asuhan
Keperawatan
DEFINISI INDIKATOR MUTU
• Mutu pelayanan adalah derajat
memberikan pelayanan secara efisien
dan efektif sesuai dengan standar
profesi yang dilaksanakan secara
menyeluruh terhadap kebutuhan
pasien (Nursalam, 2016).
• Mutu adalah suatu tingkat layanan
kesehatan yang konsisten dengan
disertai pengetahuan yang terus
diperbarui sehingga memperoleh
hasil yang diinginkan.Indikator mutu
ditetapkan untuk mengukur mutu
rumah sakit (Nurdianana,dkk, 2017).
TUJUAN MUTU PELAYANAN
KEPERAWATAN
Menurut Nursamalam cit Triwibowo (2013) tujuan mutu pelayanan
keperawatan terdapat 5 tahap yaitu:
• Tahap pertama adalah penyusunan standar atau kriteria.
Dimaksudkan agar asuhan keperawatan lebih terstruktur dan
terencana berdasarkan standar kriteria masing-masing perawat.
• Tahap kedua adalah mengidentifikasi informasi yang sesuai
dengan kriteria. Informasi disini diharapkan untuk lebih
mendukung dalam proses asuhan keperawatan dan sebagai
pengukuran kualitas pelayanan keperawatan.
• Tahap ketiga adalah identifikasi sumber informasi. Dalam memilih
informasi yang akurat diharuskan penyeleksian yang ketat dan
berkesinambungan. Beberapa informasi juga didapatkan dari
pasien itu sendiri.
• Tahap keempat adalah mengumpulkan dan menganalisa data.
Perawat dapat menyeleksi data dari pasien dan kemudian
menganalisa satupersatu.
• Tahap kelima adalah evaluasi ulang. Dihahap ini berfungsi untuk
meminimkan kekeliruan dalam pengambilan keputusan pada
asuhan dan tidakan keperawatan.
ASPEK PENILAIAN MUTU
PELAYANAN
Meliputi evaluasi, dokumen, instrumen, dan audit (EDIA)
(Nursalam, 2014).

• Aspek struktur (input)


Struktur adalah semua input untuk sistem
pelayanan sebuah RS yang meliputi M1 (tenaga),
M2 (sarana prasarana), M3 (metode asuhan
keperawatan), M4 (dana), M5 (pemasaran), dan
lainnya.
• Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat,
dan tenaga profesi lain yang mengadakan
interaksi secara professional dengan pasien.
• Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter,
perawat, dan tenaga profesi lain terhadap pasien.
INDIKATOR MUTU
Standar Nasional
American Nurses
Association (ANA)
dalam MENGUKUR
MUTU PERAWATAN
telah menyepakati
indikator-indikator
mutu keperawatan .
Tabel Indikator Mutu Keperawatan menurut ANA
Sumber: The National Database of Nursing Quality Indicators (NDNQI),2007.
KATEGORI UKURAN

Ukuran berfokus outcomes pasien 1. Angka kematian pasien karena komplikasi operasi
2. Angka dekubitus
3. Angka pasien jatuh
4. Angka psien jatuh dengan cidera
5. Angka restrain
6. ISK karena pemasangan cateter di ICU
7. Blood stream infection karena pemasangan cateter line central di
ICU dan HDN
8. VAP di ICU dn HDNC
Ukuran berfokus pada intervensi perawat 1. Konseling berhenti merokok pada kasus AMI
2. Konseling berhenti merokok pada kasus Gagal jantung
3. Konseling berhenti merokok pada kasus Peneumonia

Ukuran berfokus pada sistem 1. Perbandingan antara RN, LVN/LPN, UAP dan kontrak
2. Jam perawatan pasien per hari oleh RN,LPN/LPN dan UAP
3. Practice Environment Scale—Nursing Work Index
4. Turn over
INDIKATOR UTAMA KUALITAS
PELAYANAN KESEHATAN DI
RUMAH SAKIT
Ada 6, yaitu: keselamatan pasien,
pengelolaan nyeri dan kenyamanan, tingkat
kepuasan pasien, perawatan diri,
kecemasan pasien,perilaku pasien
(Nursalam, 2016).
1. Keselamatan Pasien (Patien
Safety)
2. Kenyamanan
3. Perawatan Diri (Self Care)
4. Kecemasan
5. Kepuasan Pasien
6. Pengetahuan
INDIKATOR MUTU
YANG DIGUNAKAN
DI RUANG
KEPERAWATAN
• Indikator Umum
• Indikator Mutu
Khusus
INDIKATOR UMUM
1. BOR ( Bed Occupancy Ratio)
2. ALOS (Average length of Stay)
(Rata-rata lamanya pasien
dirawat)
3. TOI (Turn Over Interval) =
Tenggang perputaran)
4. BTO (Bed Turn Over) (Bed Turn
Over = Angka perputaran tempat
tidur)
5. NDR (Net Death Rate)
6. GDR (Gross Death Rate)
INDIKATOR
MUTU
KHUSUS
1. Kejadian Nosokomial
2. Kejadian Cedera
3. Kondisi Pasien
JENIS INDIKATOR MUTU
PELAYANAN KEPERAWATAN
Nursalam, 2016 dalam bukunya menjelaskan tentang jenis indicator mutu pelayanan
keperawatan, yaitu:
1. Jenis Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Angka keterlambatan
pelayanan pertama gawat darurat (> 5 menit)
2. Jenis Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan di
Instalasi Rawat Inap : Angka kejadian phlebitis.
3. Jenis Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan di
Intensive Care Unit : Angka kegagalan pengambilan
sampling BGA (> 3x).
4. Jenis Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan di
Kamar Operasi : Insiden kesalahan identifikasi pasien.
5. Jenis Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan di
Instalasi Rawat Jalan : Angka kesalahan penjadwalan
tindakan.
Thank You Any Question?

Kelompok 6 : Desi A, Wisa


Palupi, Dimas Pradana,
Fitri Nur, Yohanes Tommy,
Retno, Safria

Anda mungkin juga menyukai