Gravidarum
Kelompok 1
Agnes Irmadani
Chetrin Iga
Dwi Novianti
Fitri Nur Ika
Kristina Ratih
Siska Risa
Stephina Risa
Windra
Yohanes Tommy
Pengertian
• Hiperemesis gravidarum adalah
keadaan dimana penderita mual dan
muntah berlebihan, lebih dari 10 kali
dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
menggganggu kesehatan dan pekerjaan
sehari – hari (Arief. B., 2009).
• Hiperemesis gravidarum adalah vomitus
yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit,
atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan
berat badan (Lowdermilk, 2004).
Etiologi
– Faktor predisposisi :
primigravida, overdistensi rahim :
hidramnion, kehamilan ganda, estrogen
dan HCG tinggi, mola hidatidosa.
– Faktor organik:
masuknya vili khorialis dalam sirkulasi
maternal, perubahan metabolik akibat
hamil, resistensi yang menurun dari pihak
ibu dan alergi
– Faktor psikologis:
rumah tangga yang retak, hamil yang tidak
diinginkan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan
(Wiknjosastro, 2005)
Patofisiologi
Manifestasi Klinik
Hiperemesis gravidarum
menurut berat ringannya gejala
dapat dibagi dalam 3
tingkatan:
Tingkatan I :
– Muntah terus menerus yang
mempengaruhi keadaan umum
penderita,
– ibu merasa lemah,
– nafsu makan tidak ada,
– berat badan menurun
– merasa nyeri pada epigastrium.
– nadi meningkat sekitar 100
kali/menit
– tekanan darah sistolik turun,
– turgor kulit mengurang,
– lidah mongering
– mata cekung
Tingkatan II :
– Penderita tampak lebih lemah
– Apatis
– Turgor kulit mengurang
– Lidah mengering
– Nadi kecil cepat
– Suhu kadang-kadang naik
– Mata sedikit ikterik
– Berat badan menurun
– Mata menjadi cekung
– Tensi turun
– Hemokonsentrasi
– Oliguria
– Konstipasi
– Aseton dapat tercium dalam
hawa pernafasan
Tingkatan III :
(Obstetri.1981)
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
– Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan amenorea, tanda
kehamilan muda, mual, dan muntah.
Kemudian diperdalam lagi apakah mual dan
muntah terjadi terus menerus, dirangsang
oleh jenis makanan tertentu, dan
mengganggu aktivitas pasien sehari-hari.
Selain itu dari anamnesis juga dapat diperoleh
informasi mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan terjadinya hiperemesis
gravidarum seperti stres, lingkungan sosial
pasien, asupan nutrisi dan riwayat penyakit
sebelumnya (hipertiroid, gastritis, penyakit
hati, diabetes mellitus, dan tumor serebri).
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
– Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perhatikan keadaan
umum pasien, tanda-tanda vital, tanda dehidrasi,
dan besarnya kehamilan. Selain itu perlu juga
dilakukan pemeriksaan tiroid dan abdominal
untuk menyingkirkan diagnosis banding.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
– Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah
lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG
(pemeriksaan penunjang dasar), analisis gas
darah, tes fungsi hati dan ginjal.
Pada keadaan tertentu, jika pasien dicurigai
menderita hipertiroid dapat dilakukan
pemeriksaan fungsi tiroid dengan parameter TSH
dan T4.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium umumnya menunjukan
tanda-tanda dehidrasi dan pemeriksaan berat jenis
urin, ketonuria, peningkatan blood urea nitrogen,
kreatinin dan hematokrit. Pemeriksaan USG penting
dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan
ganda ataupun mola hidatidosa.
(Arif, 2000)
Terima Kasih
“Selamat melahirkan”