Anda di halaman 1dari 14

Konsep Dasar dan Asuhan

Keperawatan
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
Kelompok 5

Putri Shafira A, Hanifah Fauziah, Shafa Nisa Kamila,


Devi Indriyani, Nindia Nur Fasya
Latar Belakang

• Pada masa kehamilan dapat terjadi beberapa komplikasi atau masalah-


masalah, seperti mual dan muntah yang sering dialami oleh ibu hamil
yang merupakan salah satu gejala paling awal pada kehamilan (Rahma
Marliana, 2016). Terdapat komplikasi mual muntah yang berlebihan pada
ibu hamil yang disebut dengan hyperemesis gravidarum.

• Di Amerika Serikat 0,3-2% diantaranya mengalami hiperemesis


gravidarum atau kurang lebih lima dari 1000 kehamilan. Berdasarkan
penelitian, dari 56 wanita yang kembali hamil, 27 diantaranya mengalami
hiperemesis pada kehamilan kedua dan 7 dari 19 wanita mengalami
hiperemesis pada kehamilan ketiga.

• Pemerintah telah melakukan upaya untuk mencegah terjadinya


hyperemesis gravidarum, yaitu dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)
yang dilakukan paling sedikit 4 kali dan 10 kali selama kehamilan.
Definisi
● Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah berlebihan,
lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu kesehatan dan
pekerjaan sehari – hari (Arief. B., 2009).
● Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa
hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan
kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2004).
Jadi kesimpulan yang dapat di ambil, hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari – hari yang tidak terkendali selama masa
hamil yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit atau defisiensi nutrisi dan
kehilangan berat badan.
Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit
ini disebabkan oleh factor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan –
perubahan anatomic pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan
vitamin serta zat – zat lain akibat inanisi. Beberapa factor predisposisi dan faktor lain yang telah
ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen
dan HCG tinggi, mola hidatidosa.
2. Faktor organik: masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan metabolik akibat
hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi
3. Faktor psikologis: rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan
(Wiknjosastro, 2005).
Patofisiologi
Manifestasi Klinik
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 tingkatan:
● Tingkatan I: Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu
merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium.
● Tingkatan II: penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang, lidah
mengering dan Nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata
sedikit ikterik.
● Tingkatan III : Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran makin menurun
hingga mencapai somnollen atau koma. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati
(Wiknjosastro, 2005).
Diagnosis
● Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan
muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum.
● Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang
dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera dilakukan
(Wiknjosastro, 2005).
Pencegahan
(Wiknjosastro, 2005). Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi
hiperemesis gravidarum dengan cara :
1. Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik.
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering.
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu
makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat
5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
7. Menghindari kekurangan kardohidrat merupakan factor penting, dianjurkan makanan yang
banyak mengandung gula.
Penatalaksanaan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan:
1. Obat – obatan;
● Sedativa : Phenobarbital,
● Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks,
● Anti histamine : dramamin, avomin,
● Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine.
2. Isolasi
3. Terapi psikologika
4. Cairan Parenteral
5. Menghentikan kehamilan
Komplikasi
● Ensefalopati Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental, serta payah
hati dengan gejala timbulnya ikterus. (Arif, 2000).

Anda mungkin juga menyukai