Oleh :
Kelas A (Reguler)
A. Kehamilan
1.Definisi
1. Definisi
●Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan
muntah hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa
kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga
menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin
dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
1. Klasifikasi
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
a. Tingkat I
1) Ibu merasa lemah
2) Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun, temperatur tubuh meningkat
5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah sistolik menurun
6) Turgor kulit mengurang
7) Lidah mengering mata cekung
8) Merasa nyeri pada epigastrium
a. Tingkat II
1) Ibu tampak lebih lemah dan apatis
2) Berat badan turun
3) Tensi turun, nadi kecil dan cepat
4) Suhu kadang-kadang naik
5) Mata sedikit ikterik dan cekung
6) Turgor kulit lebih mengurang
7) Lidah mengering dan tampak kotor
8) Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi
9) Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma
yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing
a. Tingkat III
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu meningkat
6) Tensi menurun
7) Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
8) Mata cekung dan timbulnya ikterus
●
. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan
yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi
sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida
air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi
sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari
muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi
muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang
sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan
elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan
lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal (Khayati, 2013).
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis
gravidarum menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
a.Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai
suatu proses yang fisiologi.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejal
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
d.Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan
teh hangat.
e.Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
f.Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
g.Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting,
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak
mengurang, maka diperlukan seperti :
Obat-obatan
a.Sedativa : Phenobarbital
b.Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
c.Anti histamine : dramamin, avomin
d.Anti emetik (pada keadaan lebih berat) :
Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine.
e.Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih
berat perlu dikelola di rumah sakit
Manajemen Varney Pada Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum
Dalam tahapan ini data/fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan data objektif dari
hasil pemeriksaan pada pasien. Adapun pengumpulan data dasar yang lengkap untuk menilai
yang menyangkut keadaan klien, data ini termasuk riwayat kesehatan klien, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium serta laporan keterangan tambahan lain hubungan dengan
Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum keluhan utama yang sering terjadi adalah ibu
mengatakan mual, muntah dan kadang sakit perut dengan waktu yang tidak menentu (Revina, 2014:
59).
Langkah II Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan intervensi yang
benar atas data yang dikumpulkan.
Data yang didapatkan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum yaitu, pada data subjektif ibu
mengatakan mual, muntah, nyeri perut, pada data objektif didapat berat badan tetap atau pun
menurun, tanda vital dalam batas normal, palpasi abdomen untuk organomegali, nyeri tekan,
distensi (tidak ada gangguan GI), bunyi usus normal (tidak ada gangguan GI), hasil penilaian ukuran
uterus normal sesuai dengan usia kehamilanuntuk menyingkirkan kehamilan ganda atau mola
hidatidosa.
Langkah 7 EVALUASI
Evaluasi dari asuhan yang telah dilakukan
Evidece Based Midwifery pada kasus Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum Pada
Ibu Hamil Di Semarang (Annisa Dinah Nurbaity, Aryu Candra, Deny Yudi Fitranti,
2019)
Persentase asupan karbohidrat dan lemak jenuh lebih tinggi pada kelompok
hiperemesis (4,5% ; 18,18%) daripada kelompok tanpa hiperemesis (0%; 4,5%).
Tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi sebelum kehamilan, asupan
karbohidrat, protein, lemak jenuh, asam lemak omega 3, asam lemak omega 6, dan
vitamin B6 dengan hiperemesis gravidarum (p> 0,05) Simpulan: Status gizi sebelum
hamil, asupan karbohidrat, protein, lemak jenuh, asam lemak omega 3, asam lemak
omega 6, dan vitamin B6 bukan merupakan faktor risiko terjadinya hiperemesis
gravidarum pada ibu hamil di Semarang.
c e p t s
Con
c e p t s
Con
PEMBAHASAN
1.Pengumpulan Data Dasar
Pada kasus Ny. M didapatkan keluhan utama pasien yakni ibu mengeluh mual
muntah berlebihan, riwayat keluhan utama ibu yakni keluhan dialami ibu sejak
diawal kehamilan yakni saat ibu memasuki bulan ketiga kehamilan, ibu lebih sering
muntah di pagi hari, pada hari-hari sebelumnya ibu hanya muntah sekitar 5 kali
dalam sehari dan tidak merasakan nyeri ulu hati, frekuensi muntah ibu pada hari ini
sejak Ia bangun pukul 07.00 hingga pukul 08.00 adalah sebanyak >5 kali, ibu
mengeluh mengalami nyeri pada ulu hati, ibu malas makan selama Ia mengalami
mual dan muntah, ibu memuntahkan segala apa yang Ia makan terutama pada
makanan yang memiiki bau yang menyengat, ibu dapat menoleransi air putih dengan
tidak memuntahkannya. Berdasarkan kajian di atas, pada kasus Ny. M dengan
kehamilan 6-7 minggudidapat dari HPHT tanggal 10 Juli 2023dengan keluhan dan
hasil pemeriksaan yang diperoleh Ny. M mengalami penurunan berat badan dari 51
kg menjadi 49 kg, mual muntah hingga mengganggu aktivitas. Hal ini sejalan (tidak
ada kesenjangan) dengan teori dan jurnal EBM.
2. Interpretasi Data
Berdasarkan pengumpulan data dasar pada kasus kehamilan Ny. M, ditegakkan diagnosa yaitu
Ny. M G1P0A0 hamil6-7 minggu. Masalah yang timbul dari hasil pengkajian yaitu adanya
keluhan mual dan muntah (Emesis Gravidarum) yang sering dan membuat ibu lemas yang
mengganggu aktivitas. hiperemesis Gravidarum yang dialami ibu mengganggu pemenuhan
asupan nutrisi bagi ibu dan janin. Hal ini perlu penatalaksanaan agar tidak mengarah pada
komplikasi Hiperemesis Gravidarum yang dapat memperlemah kondisi ibu.
Berdasarkan kajian di atas, pada kasus Ny. M dengan kehamilan 6-7 minggu dari interpretasi
data dapat disimpulkan maka kehamilan tersebut masih dalam kasus kehamilan fisiologis. Hal
ini sejalan (tidak ada kesenjangan) dengan teori dan jurnal EBM.
Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada kasus Ny. M G1P0A0 hamil 6-7 minggu, dirumuskan diagnose/masalah potensial yang
mungkin terjadi yaitu dehidrasi. Hal ini berdasarkan hasil anamnesa dan interpretasi data
bahwa keluhan yang dialami ibu mual muntah yang berlebihan yng menyebabkan lemah yang
mengganggu aktivitas dan perlu penatalaksanaan dengan perencanaan sesuai kebutuhan dan
keadaan ibu.
Berdasarkan kajian di atas, pada kasus Ny. M dengan kehamilan 6-7 minggu dari interpretasi
data dapat disimpulkan maka diagnosa potensial Ny. M adalah terjadinya dehidrasi. Hal ini
sejalan (tidak ada kesenjangan) dengan teori dan jurnal EBM.
4. Identifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Keadaan Ny. M masih menunjukkan kehamilan yang fisiologis sehingga tidak
memerlukan penanganan segera. Untuk penatalaksanaan kasus dirumuskan
sesuai dengan keluhan dan kondisi ibu saat ini. Hal ini dengan pertimbangan
bahwa pemberian terapi tidak memicu emesis yang dialami ibu.Pada langkah ini
penerapan teori dan kasus di lahan praktik disesuaikan dengan kajian jurnal-
jurnal EBM yang mendukung.
7.Evaluasi
Pada evaluasi kasus Ny.MG1P0A0 Hamil6-7 minggu, dilakukan dari mulai pengkajian sampai
perencanaan dilakukan.ibu memahami semua penjelasan yang diberikan oleh petugas dan ibu
akan mencoba menerapkan konseling yang disampaikan oleh petugas kesehatan (Bidan)
termasuk penerapan terapi non farmakologi dalam mengatasi masalah emesis garvidarum dan
anemia ringan yang dialaminya.
c e p t s
Con
TERIMA KASIH