Anda di halaman 1dari 17

MUAL DAN MUNTAH BERLEBIHAN

OLEH
KELOMPOK: 2

DEWI SARTIKA
NUR AKMALIA
NURHAYATI
IRZA MISRA
NADARIAH
GEMALA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI
TAHUN 2021
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Pengertian
Mual dan muntah berlebihan
sehingga pekerjaan sehari-hari
terganggu dan keadaan umum
menjadi buruk. (Ilmu
Kandungan, hal. 275).
 Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan)
adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang
sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan
penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232).
 Hiperemesis Gravidarum diartikan sebagai muntah yang terjadi secara
berlebihan selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112).
 Hiperemesis gravidarum adalah bertambahnya emesis yang dapat
mengakibatkan gangguan kehidupannya sehari-hari. Hiperemesia
gravidarum yang berlangsung lama (umumnya antara minggu 6-12) dapat
mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin. (Manuaba, 2007).
 Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama
masa hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning
sicknes normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya
melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama
kehamilan. (Varney, 2007)
 Hiperemesis gravidarum adalah mual berlangsung terus menerus dan
muntah sering, cepat mengalami dehidrasi dan asidoketotik. (Llwellyn,
2011)
Kesimpulan

 Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu


hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang
berlebihan (muntah berat) dan terus menerus pada
minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas, jadi
mual-muntah yang berlebihan disaat kehamilan yang
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Etiologi
 Faktor pedisposisi yaitu primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda.
 Faktor organik yaitu alergi, masuknya vili khorialis dalam
sirkulasi, perubahan metabolik akibat hamil dan resistensi
ibu yang menurun.
 Faktor psikologik memegang peranan penting pada penyakit
ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan
 Faktor Resiko
 Maternal
 Akibat defisiensi tiamin (B1) ----- diplopia,palsi nervus ke-6,
nistagmus, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani,
akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan
untuk beraktivitas), ataupun kematian. Oleh karena itu, untu
hiperemesis tingkat III perlu dipertimbangkan terminasi
kehamilan.
 Melalui muntah dikeluarkan sebagian cairan lambung serta
elektrolit, natrium, kalium, dan kalsium. Penurunan kalium akan
menambah beratnya muntah, sehingga makin berkurang kalium
dalam keseimbangan tubuh serta makin menambah berat
terjadinya muntah. Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan
pecahnya pembuluh darah kapiler pada lambung dan esophagus ,
sehingga muntah bercampur darah.
 Fetal
 Menurut Tiran (2008. hal. 12) " Wanita yang memiliki kadar
HCG di bawah rentang normal lebih sering mengalami hasil
kehamilan yang buruk, termasuk keguguran, pelahiran
prematur, atau retardasi pertumbuhan intrauterus (IUGR)".
Selain itu, penurunan berat badan yang kronis akan
meningkatkan kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim (IUGR).
 Muntah yang berlebihan menyebabkan dapat menyebabkan
cairan tubuh makin berkurang, sehingga darah menjadi kental
(hemokonsentrasi) yang dapat memperlambat peredaran
darah yang berarti konsumsi O2 dan makanan ke jaringan
berkurang. Kekurangan makanan dan O2 ke jaringan akan
menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat menambah
beratnya keadaan janin dan wanita hamil.
Gejala dan Tanda
 Tingkatan I.
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar
100 per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit
mengurang, lidah mengering dan mata cekung.

 Tingkatan II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih
mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat,
suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun
dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria
dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan,
karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan
dalam urine.
 Tingkatan III.
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti,
kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi
kecil dan cepat; suhu meningkat dan tensi menurun.
Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal
sebagai ensefalopati Wernickc, dengan gejala:
nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini
adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati. (Ilmu Kandungan, hal.
277)
 Gejala Umum Hiperemesis Gravidarum antara lain:
 Mual dan muntah berat terutama pada trimester I kehamilan
 Muntah setelah makan atau minum
 Kehilangan berat badan > 5% dari BB ibu hamil sebelum
hamil, ( rata-rata kehilangan BB 10% )
 Dehidrasi
 Penurunan jumlah urine
 Sakit kepala
 Bingung
 Pingsan
 Jaundisen (warna kuning pada kulit, mata dan membrane
mukosa )
 Komplikasi
 Dehidrasi berat
 Takikardi

 Ensefalopati Wernicke dengan gejala nistagmus


 diplopia dan perubahan mental
 Alkalosis

 Ikterik

 timbulnya ikterus (Arif, 2000).


Diagnosa
• Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya
tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan
muda dan muntah yang terus menerus, sehingga
mempengaruhi keadaan umum.
• Hiperemesis gravidarum yang terus menerus
dapat menyebabkan kekurangan makanan yang
dapat memepngaruhi perkembangan janin,
sehingga pengobatan perlu segera diberikan.
(Wiknjosastro, 2005)
 Penatalaksanaan Medis
 Manifestasi klinik yang ditimbulkan dari kasus hiperemesis gravidarum menjadikan klien
harus dirawat di rumah sakit, indikasinya adalah sebagai berikut:
 Memuntahkan semua yang dimakan dan yang diminum, apalagi bila telah
berlangsung lama
 Berat badan turun lebih dari 10% dari berat badan normal
 Dehidrasi yang ditandai dengan turgor yang kurang dan lidah kering
 Adanya aseton dalam urin.
 merehidrasi ibu, memperbaiki gangguan elektrolit dan hematologis lain, mencegah
komplikasi
 Obat-obatan Sedativa: Phenobarbital
 Vitamin: Vitamin C, B1 dan B6 atau B kompleks,
 Anti histamine: dramamin, avomin,
 Anti emetik (pada keadaan lebih berat): Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine.
 cairan parenteral: cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa
5% dalam cairan fisiologis (2–3 liter/hari), dapat ditambah kalium yang diperlukan untuk
kelancaran metabolisme dan vitamin, bila kekurangan protein dapat diberiakan asam
amino secara intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum
membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair.
Pencegahan
1. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering.
2. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan
teh hangat.
3. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindarkan.
4. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin
Obat-obatan
Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang
teratogen. Sedativa yang sering diberikan adalah
phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1
dan B6. Anti histaminika juga dianjurkan, seperiti dramamin,
avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik
seperti disiklomin hidrokhlonae atau khlorpromasin.
Penanganan hiperemesis gravidarum yang berat perlu
dikelola di rumah sakit
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah
dan peredaran udara yang baik

Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan

Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat
dan protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik
sebanyak 2-3 liter sehari
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai