Anda di halaman 1dari 19

HYPEREMESIS GRAVIDARUM

I. KONSEP DASAR
A. DEFENISI
Hiperemsis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu
menjadi buruk. (Hanifa W, Ilmu Kebidanan, 2006).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur
kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan
dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum
dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat
aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis,
Pielitis dan sebagainya (http://zerich150105.wordpress.com/).
Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum
adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala
apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat
turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air
kencing.

B. ETIOLOGI
1. Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
2. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan
susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat
lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah
primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi
yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik
gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak
ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.
3. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap
anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada
penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya
hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian
karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan
suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi
frekwensi muntah klien

C. PATOFISIOLOGI
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada
trimester pertama. Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak
jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat
berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada
kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah
dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual
dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya
terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik
merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas
wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik
dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis
gravidarum yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik
dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan
kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,
sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan
Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik
yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi
muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan
terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.

D. MANISFESTASI KLINIS
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat
dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
1. Tingkatan I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar
100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit
berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
2. Tingkatan II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih
berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan
cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat
badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah,
hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Aseton dapat tercium
dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas
dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Tingkatan III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu
badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat
terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati
Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini
adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin
B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati.

E. PENATALAKSANAAN
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan
dengan jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala
yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi
jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan
roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin.
1. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin
yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat
diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau
Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti
Dramamin, Avomin.
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah
dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan
makan/minuman setama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan
isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan.
3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,
kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan
konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat
dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik
sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium
dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila
ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara
intra vena.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan
mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan
psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena
di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain
pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada
organ vital.
6. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan
tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat - zat gizi,
kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama
beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah
berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang
bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama
makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi
kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan
hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman
boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam
semua zat gizi kecuali Kalsium.
7. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis
gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat
membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat,
penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

II. ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100
kali per menit).
2. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan
persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi
berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
4. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri
epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran
mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas
berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah
kering.
5. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
6. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam
koma
7. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka
dilakukan abortus terapeutik.
8. Interaksi social
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan
peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap
hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
9. Pembelajaran dan penyuluhan
a. Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi
apalahi kalau belangsung sudah lama
b. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
c. Turgor kulit, lidah kering
d. Adanya aseton dalam urine
10. Pemeriksaan diagnostic
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji
usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi
abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
c. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d frekuensi mual dan
muntah berlebihan.
2. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan yang berlebihan
melalui muntah.
3. Koping tidak efektif b/d perubahan psikologi kehamilan.
4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan.

C. INTERVENSI

No
.
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
D
X
1 Setelah 1. Batasi 1. Meme
dilakukan intake oral hingga lihara
tindakan muntah berhenti. keseimbangan
keperawatan cairan elektfolit dan
2X24 jam mencegah muntah
diharapkan 2. Berik selanjutnya.
nutrisi terpenuhi. an obat anti emetik 2. Mence
KH: yang gah muntah serta
1. M diprogramkan memelihara
ual dan dengan dosis keseimbangan
muntah rendah, misalnya cairan dan
menurun. Phenergan 10- elektrolit.
2. Na 20mg/i.v.
fsu makan 3. Pertah
ada. ankan terapi cairan 3. Korek
yang si adanya
diprogramkan. hipovolemia dan
keseimbangan
4. Catat elektrolit.
intake dan output. 4. Menen
tukan hidrasi cairan
dan pengeluaran
5. Anjur melului muntah.
kan makan dalam 5. Dapat
porsi kecil tapi mencukupi asupan
sering. nutrisi yang
dibutuhkan tubuh.
6. Anjur 6. Dapat
kan untuk menstimulus mual
menghindari dan muntah.
makanan yang
berlemak. 7. Makan
7. Anjur an selingan dapat
kan untuk makan mengurangi atau
makanan selingan menghindari
seperti biskuit, roti rangsang mual
dan the (panas) muntah yang
hangat sebelum berlebih.
bagun tidur pada
siang hari dan 8. Untuk
sebelum tidur. mempertahankan
8. Catal keseimbangan
intake TPN, jika nutrisi.
intake oral tidak
dapat diberikan
dalam periode 9. Untuk
tertentu. mengetahui
9. Inspe integritas inukosa
ksi adanya iritasi mulut.
atau Iesi pada 10. Untuk
mulut. mempertahankan
10. Kaji integritas mukosa
kebersihan oral mulut.
dan personal
hygiene serta
penggunaan
cairan pembersih 11. Mengi
mulut sesering denfifikasi adanya
mungkin. anemi dan
11. Panta potensial
u kadar penurunan
Hemoglobin dan kapasitas pcmbawa
Hemotokrit. oksigen ibu. Klien
dengan kadar Hb dl
atau kadar Ht
dipertimbangkan
anemi pada
trimester I.
12. Test 12. Menet
urine terhadap apkan data dasar ;
aseton, albumin dilakukan secara
dan glukosa. rutin untuk
mendeteksi situasi
potensial resiko
tinggi seperti
ketidakadekuatan
asupan
karbohidrat,
13. Ukur Diabetik
pembesaran kcloasedosis dan
uterus. Hipertensi karena
kehamilan.
13. Malnu
trisi ibu berdampak
terhadap
pertumbuhan janin
dan memperberat
penurunan
komplemen sel
otak pada janin,
yang
mengakibatkan
kemunduran
pcrkembangan
janin dan
kcmungkinan-
kemungkinan lebih
lanjut.
2 Setelah 1. Tentu 1. Membe
dilakukan kan frekuensi atau rikan data
tindakan beratnya berkenaan dengan
keperawatan mual/muntah. semua kondisi.
2X24 jam Peningkatan kadar
diaharapkan hormon Korionik
kekurangan gonadotropin
volume cairan (HCG), perubahan
tidak terjadi. metabolisme
KH: karbohidrat dan
1. Frekuensi penurunan
muntah motilitas gastrik
menurun. memperberat
2. Tidak ada 2. Tinjau mual/muntah pada
tanda-tanda ulang riwayat trimester.
kekurangan kemungkinah 2. Memba
cairan. masalah medis ntu dalam
lain (misalnya mengenyampingka
Ulkus peptikum, n penyebab lain
gastritis. untuk mengatasi
masalah khusus
dalam
mengidentifikasi
3. Kaji intervensi.
suhu badan dan 3. Sebagai
turgor kulit, indikator dalam
membran mukosa, membantu
TD, input/output mengevaluasi
dan berat jenis tingkat atau
urine. Timbang kebutuhan hidrasi.
BB klien dan
bandingkan
dengan standar.
4. Anjur 4. Memba
kan peningkatan ntu dalam
asupan minuman meminimalkan
berkarbonat, mual/muntah
makan sesering dengan
mungkin dengan menurunkan
jumlah sedikit. keasaman
Makanan tinggi lambung.
karbonat seperti :
roti kering
sebelum bangun
dari tidur.
3 Setelah 1. Kontr 1. Untuk
dilakukan ol lingkungan mencegah dan
tindakan klien dan batasi mengurangi
keperawatan pengunjung. kecemasan.
2X24 jam 2. Kaji 2. Untuk
diharapkan klien tingkat fungsi menjaga intergritas
dapat menerima psikologis klien. psikologis.
kondisinya 3. Berik 3. Untuk
dengan baik. an support menurunkan
KH: psikologis. kecemasan dan
1. Menunjukkan membina rasa
sikap positif 4. Berik saling percaya.
terhadap an penguatan 4. Untuk
kehamilan. positif. meringankan
pengaruh
5. Berik psikologis akibat
an pelayanan kehamilan.
kesehatan yang 5. Penting
maksimal untuk
meningkatkan
kesehatan mental
klien
4 Setelah 1. Anjur 1. Menghe
dilakukan kan klien mat energi dan
tindakan membatasi menghindari
keperawatan aktifitas dengan pengeluaran tenaga
2X24 jam isrirahat yang yang terus-menerus
diharapkan klien cukup. untuk
mampu meminimalkan
melakukan kelelahan/kepekaa
aktifitas dengan n uterus.
baik. 2. 2.
KH: Anjurkan klien Aktifitas yang
1. Kelemahan untuk ditoleransi
tidak terjadi. menghindari sebelumnya
2. Mampu mengangkat mungkin tidak
mobilitas berat. dimodifikasi untuk
secara wanita beresiko.
bertahap atau 3. Bantu 3. Aktifita
penuh. klien beraktifitas s bertahap
secara bertahap. meminimalkan
terjadinya trauma
seita meringankan
dalam memenuhi
4. Anjur kebutuhannya.
kan tirah baring 4. Tingkat
yang aktifitas mungkin
dimodifikasi periu dimodifikasi
sesuai indikasi. sesuai indikasi.

D. EVALUASI
1. Mual dan mutah tidak ada lagi.
2. Keluhan subyektif tidak ada.
3. Tanda-tanda vital baik.

E. REFERENSI

Doenges M. E. (2001). Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta:


EGC.

Hanifa W. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawiroharjo.
Rustam Muchtar,(1998), Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jilid 1, EGC.
Jakarta.

Zerich. (2008). Hyperemesis Gravidarum.


http://zerich150105.wordpress.com//hiperemesis-gravidarum, diakses
tanggal 21 Juli 2008.

Anda mungkin juga menyukai