(KELUARGA)
OLEH :
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Asuhan Keperawatan Gerontik pada klien Ny. M dengan Asam Urat telah disetujui
pada:
Hari : Senin
Tanggal : 15 Februari 2021
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama masa hamil, tidak
seperti morning sickness yang biasa dan bisa menyebabkan dehidrasi dan kelaparan.
(Prawirohardjo, 2002).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sehingga
apa yang dimakan dimuntahkan kembali, sehingga berat badan sangat menurun, dehidrasi dan
terdapat aseton dalam urine.(Arief.2005)
B. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-
perubahan anatomik yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa sebagai berikut
1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan
tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor
organik.
3. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah
satu faktor organik
4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung
jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai
pelarian kesukaran hidup.
C. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar
estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trisemester pertama. Pengaruh fisiologik hormon
estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya
pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian
mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis geavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda,
bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan
alkolosis metabolik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil
wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang
jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka
makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksibutirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,
sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian
pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat
dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang
lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Disamping
dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir
esofagus dan lambung (Sindrom Mallory-Weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai
diperlukan transfusi atau tindakan operatif.
Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik dengan hiperemesis
gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari
dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang
intensif.
1. Tingkatan I. Ringan
Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah,
nafsu makan tidak ada, berat badan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri epigastrium. Nadi
meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah
mengering dan mata cekung.
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang lidah mengering dan
tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat
badan turun dan mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton
dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula
ditemukan dalam kencing.
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada
susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia
dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk
vitamin B komplek. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
E. Pencegahan
F. Terapi
1. Obat-obatan. Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurang maka
diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah pohenobarbital, vitamin yang
dianjurakan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistaminika juga dianjurakn Pada keadaan lebih
berat diberikan antimimetik seperti disklomin hidrokhloride, avomin.
2. Isolasi. Dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peradaran udara yang baik hanya
dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien mau
makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum dan
selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau
hilanhg tanpa pengobatan
3. Terapi psikologik
a. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut
oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang
kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
a. Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5%
dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan
vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein,
dapat diberikan pula asam amino secara intra vena
b. Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing perlu diperiksa
sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4
jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan
seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan
umum bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman
dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya
gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
5. Penghentian kehamilan
a. Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk. Delirium, kebutaan,
takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakam manifestasi komplikasi organik. Dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh
silakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala
irreversibel pada organ vital.
G. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit
ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin yang menjadi pegangan bagi kita untuk menilai maju
mundurnya pasien adalah adanya aseton dan urin dan berat badan sangat turun
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
I. Pengkajian
1. Biodata
Meliputi nama ibu, umur, agama, pendidikan pekerjaan dan alamat ibu semua data ini untuk
mengetahui identitas, tingkat pengetahuan, serta status social ibu di masyarakat. Selain itu juga
mencakup data suami yang meliputi nama suami, umur, agama, pendidikan, pekerjaan dan
alamat.
Ibu mengatakan hamil muda dengan keluhan mual muntah yang berlebihan sampai
mengganggu aktivitas ibu.
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun dan
menahun serta tidak ada riwayat Gemelly.
5. Riwayat Perkawinan
Umur pertama kali menikah : terlalu muda berhubungan dengan kesiapan untuk hamil, serta
kesiapan mengasuh dan mendidik anak.
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
9. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Muka : Pucat
Mata : Cekung, sclera sedikit ikterus
Mulut : Bibir kering, lidah kering dan tampak kotor
Ekstremitas : Turgor kulit menurun
Warna kulit : Kuning pada stadium lanjut
b. Palpasi
Perut : - Nyeri epigastrium
Leopald I : < 3 jari bawah pusat
Leopald II:
Terjadi pada trimester I
Ekstremitas : Turgor menurun
c. Auskultasi
DJJ : Doppler pada umur kehamilan 12 minggu
d. Perkusi
Reflek patella +/+
Intervensi :
1) Catat intake dan output.
R/ menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melalui muntah.
2) Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
R/ dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
3) Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
R/ dapat merangsang mual dan muntah.
4) Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan teh (panas)hangat
sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur.
R/ makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang
berlebih
5) Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
R/ untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
6) Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
R/ untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
7) Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut
sesering mungkin.
R/ untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
8) Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
R/ mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu.
Klien dengan kadar Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht < 37 % dipertimbangkan anemi pada trimester I.
9) Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
R/ menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi
potensial resiko tinggi sepertiketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik
kcloasedosis danHipertensi
B. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan
cairan yang tidak adequat.
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal, yang terbukti
dengan turgor kulit normal, membran mukosa lembab, berat badan stabil, tanda-tanda
vital dalam batas normal; elektrolit, serum, hemoglobin, hematokrit, dan berat jenis
urin akan berada dalam batas normal.
2) Klien tidak akan muntah lagi
3) Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlag yang adequat.
Intervensi:
1) Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
R/ Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik
gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik
memperberat mual/muntah pada kehamilan.
2) Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum,
gastritis.
R/ Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus
dalam mengidentifikasi intervensi.
3) Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis
urine. Timbang BB klien setiap hari.
R/ Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
4) Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan seseringmungkin dengan
jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari
tidur.
R/ Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
C. Ketakutan berhubungan dengan efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.
Tujuan : ketakutan klien teratasi
Kriteria hasil : klien memverbalisasi perasaan dan kekhawatirannya tentang
kesejahteraan janin.
Intervensi:
1) Memperlihatkan sikap menerima rasa takut klien
R/ Sikap yang menerima takut klien akan memungkinkan komunikasi terbuka
tentang sumber ketakutan.
2) Mendorong untuk mengungkapakn perasaan dan kekhawatirannya.
R/ Pengetahuan tentang risiko potensial pada janin dapat membantunya.menghilangkan
rasa takut.
3) Memberi informasi yang berhubungan dengan risiko potensial yang dapat terjadi
pada janinnya.
R/ Strategi koping yang efektif dibutuhkan untuk memampukan klien mengatasi
penyakit yang dideritanya dan efek-efek penyakit tersebut (bobak,2004: 273).
Intervensi:
1) Jelaskan tentang Hiperemesis Grvidarum dan kaji pengetahuan pasien.
R/ untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan pasien tentang penyakitnya dan
tentang penatalaksanaannya di rumah.
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang hiperemesis gravidarum.
R/ untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang hiperemesis gravidarum.
3) Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus menerus.
R/ peran penyuluh atau konselor dapat memberikan bimbingan antisipasi dan
meningkatkan tanggunmg jawab individu terhadap kesehatan.
4) Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini berkenaan dengan perubahan
fisiologis/psikologis yang normal pada kehamilan, serta keyakinan tentang aktivitas,
perawatan diri dan sebagainya.
R/ memberikan informasi untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan
membuat rencana keperawatan.
5) Klarifikasi kesalahpahaman.
R/ ketakutan biasanya timbul dari kesalahan informasi dan dapat mengganggu pembelajaran
selanjutnya.
6) Tentukan derajad motivasi untuk belajar.
R/ klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar kecuali kebutuhan untuk belajar tersebut
jelas.
7) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan.
R/ penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan.
8) Jawab pertanyaan tentang perawatan dan pemberian makan bayi.
R/ memberikan informasi yang dapat bermanfaat untuk membuat pilihan.
9) Identifikasi tanda bahaya kehamilan, seperti perdarahan, kram, nyeri
abdomen akut, sakit punggung, edema, gangguan penglihatan, sakit kepala dan
tekanan pelvis.
R/ membantu klien membedakan yang normal dan abnormal sehngga membantunya dalam
mencari perawatan kesehatan pada waktu yang tepat. (Doenges,2001)
F. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dan nutrisi
kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi
Tujuan : Tidak terjadi ganguan integritas kulit.
Kriteria hasil : mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk
mempertahankan kulit halus, kenyal, utuh.
Intervensi :
1) Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi.
R/ area ini meningkat risikonya untuk kerusakan dan memerlukan pengobatan lebih
intensif.
2) Dorong mandi tiap 2 hari 1x, pengganti mandi tiap hari.
R/ sering mandi membuat kekeringan kulit.
3) Gunakan krim kulit dua kali sehari dan setelah mandi.
R/ melicinkan kulit dan mengurangi gatal.
4) Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering, perlu untuk mempertahankan
aktivitas.
R/ meningkatkan sirkulasidan perfusi kulit dengan mencegah tekanan lama pada jaringan.
5) Tekankan pentingnya masukan nutrisi/cairan adequat.
R/ perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi kulit. (Doenges,2001).
DAFTAR PUSTAKA
Friedman M. Marilyn, 1998, Keperawatan Keluarga - Teori dan Praktik, edisi 3, Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. 2005. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapis.
Mochtar, R. (2013), Sinopsis Obsteri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Ed.3 Jilid 1, EGC,
Jakarta
Mullin, P M et all. (2011). Riks Factor Treatment and Outcomes Associated WithProlonged
Hyperemesis Gravidarum, Journal Of Maternal-Fetal and NeonatalMedicine.
Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum.
Jakarta:
Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta: EGC
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
b. Komposisi Keluarga:
Hub.
No Nama L/P Umur Pekerjaan Pendidikan
Klg
c. Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki meninggal
: Laki-laki hidup
:Perempuan hidup
: Tinggal serumah
:Garis keturunan
d. Type Keluarga:
a) Jenis tipe keluarga: Tipe keluarga Bapak S adalah keluarga inti yang terdiri dari
suami dan istri.
e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa: Flores
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan: tidak ada kebiasaan keluarga yang
dipengaruhi oleh budaya yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Keluarga Bapak S mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada perbedaan
keyakinan semua beragama Katolik..
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: pengeluaran tiap buan kurang lebih 4
juta
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga:
… Keluarga jarang pergi ke tempat rekreasi secara bersama, karena masing-masing
sibuk kerja. Rekreasi paling setahun sekali.
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Setiap anggota keluarga menghargai dirinya sendiri dan saling mbutuhkan satu sama
lain, serta saling memberikan dukungan satu sama lain. Setiap anggota keluarga selalu
membina kehangatan dalam rumah tangganya …
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: keluarga selalu rukun…
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: interaksi satu sama lain
baik…
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:
suami…
d) Kegiatan keluarga waktu senggang: menonton tv
e) Partisipasi dalam kegiatan social: bergotong royong dalam
kegiatan kemasyarakatan...
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah
kesehatan keluarganya
Bapak S mengatakan bahwa jika ada ada anggota keluarga yang sakit maka harus
segera kerumah sakit atau ke dokter praktek
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak: rencana jumlah anak 2………
b) Akseptor: tidak ……..yang digunakan……………... lamanya
…….....
c) Akseptor: Belum ……..., alasannya: karena saat ini sedang
mengandung………
d) Keterangan lain:-
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan:
Bpk S dan ibu K sama- sama bekerja. Pendapatan tersebut digunakan untuk
membiayai keperluan rumah tangga…
b) Pemanfaatan sumber di msyarakat: tidak ada
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek: stressor jangka pendek yang dialami ibu K seperti cemas
karena terus merasa mual dan muntah di awal kehamilan ………
b. Stressor jangka panjang: cemas selama proses kehamilan……..
c. Respon keluarga terhada stressor: keluarga terus mendamping dan memberi suport…
d. Strategi koping yang digunakan : Kalau tidak menemukan jalan keluar biasanya
keluarga berkomunikasi dengan orang tua dan saudara-saudara untuk mengurangi
beban …
e. Strategi adaptasi disfungsional: tidak ada…
VII. PEMERIKSAAN FISIK
a. Identitas
Nama : Ny. K
Umur : 34 Thn
L/P :P
Pendidikan : D3
Pekerjaan : PNS
b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini
Klien mengeluh mual-mual dan muntah ketika selesai makan.
Tanda-tanda vital: TD 100/ 60 mmHg, Nadi 78x Permenit, Suhu 36,6, RR 20x permenit
d. Dada
Simetris, tidak terdapat tarikan intercosta, payudara simetris, adanya pembesaran aerola
mammae …
e. Abdomen
Tidak ada bekas luka, tidak ascites, perut kelihatan sedikit menonjol…
f. Ekstremitas
Akral hangat, tidak ada oedem, pergerakan baik., tidak ada bekas luka …
g. Genetalia
Bersih, tidak ada benjolan ……
h. Neurologi
Tidak ada kelainan pada sistem saraf, semua dalam batas normal…
1. Anjurkan posisi
duduk
Kolaborasi:
1.Kolaborasi
dengan ahli gizi
VI. Implementasi
No. Tanggal
Diagnosis Keperawatan Implementasi Paraf
dan Waktu
VII. Evaluasi
P: Intervensi dipertahankan