Anda di halaman 1dari 4

SOAL UTS PROMKES (essay: open book & take home)

Dosen: Dr. Ns. Kumboyono, M.Kep., Sp.Kep.Kom.

1. Jelaskan pengaruh faktor-faktor sosial kesehatan terhadap pengembangan upaya promosi


kesehatan di tingkat populasi!
2. Jelaskan pendapat Sauadara tentang pengembangan upaya promosi kesehatan pada
tingkat individu pada kondisi sehat maupun sakit!
3. a. Apakah pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan dua konsep yang
sama atau berbeda?
b. Jelaskan alasan Saudara pada poin 3a!
4. Berikan contoh hubungan antara pendidikan kesehatan, promosi kesehatan, dan
keperawatan komunitas dalam mencapai status kesehatan masyarakat.

Jawaban
1. Factor – factor sosial Kesehatan yang mempengaruhi terhadap Upaya pengembangan
promosi Kesehatan di tingkat populasi adalah Model baru kesehatan masyarakat yang
menghubungkan model kesehatan psikososial secara tradisional dengan faktor-faktor
sosial, budaya, perilaku, dan politik-ekonomi sehingga mempengaruhi kesehatan
masyarakat. Dalam buku Germov (2005b: 14-21) factor model sosial Kesehatan
yang mempengaruhi pengembangan promosi kesehatan di tingkat populasi adalah
konsep sehat dan sakit, lingkungan sosial, instansi sosial dan adat budaya.

Model kerangka sosial dari gambar tersebut memberikan konsep bahwa individu
memiliki karakteristik yang berbeda seperti genetika dan kecerdasan. Mereka
mungkin berperilaku atau bertindak berbeda dalam kelompok sosial yang berbeda.
Karakteristik kelompok sosial juga sangat beragam, beberapa karakteristik ini, seperti
status pekerjaan, etnis, dan jenis kelamin. Penempatan kekuasaan suatu kelompok
dalam suatu masyarakat dapat menjadi faktor yang melekat pada suatu kelompok
sosial. Kesehatan masyarakat, hukum, dan politik adalah contoh institusi sosial yang
dikaitkan dengan status kesehatan dan penyakit individu. Pekerja yang bekerja di
lingkungan kerja yang tidak mendukung tanpa penegakan hukum atau undang-undang
berisiko mengalami penyakit fisik atau psikologis, Budaya adalah pola atau kerangka
dinamis yang digunakan masyarakat untuk melihat, memahami, berperilaku, dan
mewariskan budayanya kepada setiap generasi berikutnya (Huff & Kline, 1999).
Budaya membantu untuk menentukan perilaku apa yang dapat diterima dalam
masyarakat tertentu, kapan perilaku tersebut dapat diterima, dan apa yang tidak dapat
diterima, sehingga upaya pengembangan promosi kesehatan Seorang Perawat Kesehatan
Komunitas mempunyai kompetensi, kemampuan dan sumber daya yang dimiliki, dapat
menggunakan atau mengadopsi satu atau beberapa model filosofi yang ada untuk
melakukan pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi tempat atau situasi dimana
Pendidikan atau promosi kesehatan akan dilakukan.

2. Gambar 1.2

3. Perubahan istilah

Menurut penulis Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan adalah dua konsep
yang berbeda, Pendidikan Kesehatan bersifat individu dan cenderung kuratif,
Pendidikan Kesehatan diberikan pada individu yang mengalami suatu penyaki,
petugas Kesehatan memberikan konsep tentang penyakit yang diserita oleh individu
tersebut seperti definisi penyakit, penyebab, cara mengatasi suatu penyakit.
Sedangkan promosi Kesehatan suatu istilah untuk memberikan Pendidikan pada
masyarakat secara umum bersifat promotive, preventif, kuratif dan rehabilitative,
sehingga cakupan dari promosi Kesehatan lebih luas dibandingkan penerapan
Pendidikan Kesehatan, sehingga dari penerapan promosi Kesehatan diharapkan tidak
hanya merubah perilaku dari individu dan komunitas, akan tetapi mampu merubah
lingkungan menjadi lebih sehat, sehingga masyarakat di komunitas tersebut menjadi
berdaya dan kualitas hidupnya meningkat.
4.

SOAL UTS PROMKES (essay: open book & take home)


Dosen: Ns. Annisa Wuri Kartika, M.Kep., Sp.Kep.Kom.

KASUS:
Pandemi Covid-19 telah dihadapi oleh Indonesia selama 2 tahun dengan perkembangan kasus
terakhir di tahun 2022 didominasi oleh varian baru Omicron. Kenaikan kasus ini tidak hanya
terjadi di Indonesia, sifat varian baru Omicron yang lebih mudah menular dibandingkan
varian Delta menyebabkan peningkatan kasus hingga 8% atau 11.407.714 kasus di awal
Maret 2022. Di Indonesia, kasus harian yang tercatat adalah 5.808 kasus dengan positive rate
14,42% (Kemenkes, 2022). Strategi 3 M oleh pemerintah (memakai masker, mencuci tangan
dan menghindari kerumunan) yang digaungkan telah menjadi protocol Kesehatan yang wajib
dilakukan khususnya di fasilitas public. Namun, survey BPS tahun 2022 menyatakan bahwa
61% masyarakat jenuh menjalankan prokes, 46% lainnya mengatakan tidak nyaman,
sedangkan 32% mempercayai bahwa situasi sudah aman dan 24% yakin tidak tertular
meskipun tidak menjalankan protocol Kesehatan. Selain itu, faktor ekonomi, sosial dan
budaya juga berperan dalam kepatuhan masyarakat menjalankan protocol Kesehatan. Salah
satu strategi baru yang dilakukan oleh pemerintah adalah mewajibkan vaksin 1 sampai
booster dengan menjadikan vaksin menjadi persyaratan untuk masuk fasilitas umum,
mobilisasi sampai masuk sekolah. Yang terbaru, vaksin booster akan digunakan sebagai
persyaratan mudik lebaran di Tahun 2022.
SOAL:
1. Lakukan analisis etik mengenai “kewajiban untuk melakukan vaksin” tersebut di
Indonesia. Gunakan model “The Ethical Grid” untuk analisis tersebut
2. Strategi promosi Kesehatan seperti apa yang menurut anda kreatif untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk menjalankan protocol Kesehatan untuk saat ini berdasarkan
masalah kasus di atas.

SOAL UTS PROMKES (essay: open book & take home)


Dosen: Ns. Niko Dima Kristianingrum, M.Kep., Sp.Kep.Kom.

Penyakit kronis tidak menular mengalami peningkatan seiring dengan perubahan gaya hidup
manusia, kemajuan teknologi, seta peningkatan usia harapan hidup. Penyakit kronis dalam
jangka panjang akan berdampak pada kemampuan fisik, emosi, intelektual, social dan
spiritual. Bahkan 63% penyebab kematian di dunia adalah penyakit kronis yang membunuh
36 juta jiwa per tahun, dimana 80% kematian ini terjadi di negara berpenghasilan menengah
dan rendah. Selain itu juga dapat berdampak pada status ekonomi karena tingginya biaya
perawatan dan penurunan produktivitas. Potensi kerugian akibat penyakit kronis di Indonesia
pada periode 2012-2030 diprediksi mencapai US$ 4,47 triliun. Penyakit kronis tidak menular
sebagai salah satu target dalam Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 khususnya pada
Tujuan 3 yaitu Ensure healthy lives and well-being. Salah satu strategi pengendalian penyakit
kronis tidak menular adalah melalui upaya promosi Kesehatan.

Dari uraian tersebut, buatlah sebuah rancangan Promosi Kesehatan berdasarkan MODEL
PRECEDE PROCEED

Anda mungkin juga menyukai