Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Allah Swt, karena berkat
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan arahan kepada
penulis dalam menulis makalah ini, dan juga kepada pihak-pihak yang telah
medukung baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan
makalah ini
Penulis telah menyelesaikan makalah ini sesuai dengan kemampuan, namun
penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran, guna membangun kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Batasan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.........................................................................2
B. Kewenangan............................................................................................................2
C. Ruang Lingkup........................................................................................................3
D. Susunan Pengadilan.................................................................................................3
a) Pimpinan..............................................................................................................4
b) Hakim..................................................................................................................4
E. Proses Peradilan Tipikor.........................................................................................5
BAB III PENUTUP............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Batasan Masalah
C. Tujuan
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tindak_Pidana_Korupsi
2
Kajian Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan oleh Kemitraan dan
LIPI, Jakarta, 2008, hal.3-4.
3
B. Kewenangan
2. tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana asalnya adalah tindak
pidana korupsi; dan/atau
C. Ruang Lingkup
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tindak_Pidana_Korupsi
4
dilakukan oleh warga negara Indonesia di luar wilayah Negara Republik
Indonesia.
D. Susunan Pengadilan
1. Pimpinan
2. Hakim
3. Panitera.
a) Pimpinan
Pimpinan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi terdiri atas seorang ketua dan
seorang wakil ketua. Ketua dan wakil ketua pengadilan Tipikor adalah ketua dan
4
Kajian Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan oleh Kemitraan dan
LIPI, Jakarta, 2008, hal.4-5.
5
wakil ketua pengadilan negeri. Ketua bertanggung jawab atas administrasi dan
pelaksanaan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi5.
b) Hakim
Hakim Pengadilan Tipikor terdiri dari hakim karir dan hakim ad hock.
Hakim karir ditetapkan oleh Mahkamah Agung Indonesia dan selama menangani
perkara tindak pidana korupsi dibebaskan dari tugasnya untuk memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara lain. Sementara hakim ad hock diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden atas usul Ketua Mahkamah Agung. Hakim ad hoc
diangkat untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
c) Panitera
5
Mochtar Lubis dan James C. Scott, Bunga Rampai Korupsi, (Jakarta: LP3ES dan Obor,
1995), hal. 18
6
Ibid
6
Panitera (Inggris: Clerk;Belanda: Griffiers) adalah pejabat pengadilan
yang salah satu tugasnya adalah membantu hakim dalam membuat berita acara
pemeriksaan dalam proses persidangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), Panitera disebut pejabat kantor sekretariat pengadilan yang bertugas pada
bagian administrasi pengadilan, membuat berita acara persidangan, dan tindakan
administrasi lainnya. Dalam menjalankan tugasnya Panitera biasa dibantu oleh
beberapa orang Panitera Muda dan Panitera Pengganti.
7
Onghokham, Tradisi dan Korupsi dalam Mochtar Lubis dan James C. Scott, Bunga
Rampai Korupsi, (Jakarta: LP3ES dan Obor, 1995), hal. 118.
7
dilakukan oleh Jaksa (pasal 284 KUHP) dan KPK (pasal 6 Undang Undang no 30
Tahun 2002).
2. Penuntutan (Pasal 1 Ke 7)
Tahap Peradilan:
8
Adib Bahari, S.H. dan Khotibul Umam, S.H. “ KPK dari A sampai Z”, Yogyakarta:
Pustaka Yustisis, hal 15.
8
1. Peradilan Tingkat pertama Pada Pengadilan Negeri
9
Ibid.,
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
B. Saran
Adib Bahari, S.H. dan Khotibul Umam, S.H. “ KPK dari A sampai Z”,
Yogyakarta: Pustaka Yustisis.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tindak_Pidana_Korupsi
Kajian Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan oleh Kemitraan
dan LIPI, Jakarta, 2008
Mochtar Lubis dan James C. Scott, Bunga Rampai Korupsi, (Jakarta: LP3ES dan
Obor, 1995)
Onghokham, Tradisi dan Korupsi dalam Mochtar Lubis dan James C. Scott,
Bunga Rampai Korupsi, (Jakarta: LP3ES dan Obor, 1995)
11