Makalah
Disusun oleh:
NIM : 4517060015
UNIVERSITAS BOSOWA
FAKULTAS HUKUM
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Tuhan YME, karena
berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Hukum Acara Peradilan Khusus
ibu Hj. Suryana Hamid, S.H, M.H yang telah memberikan arahan kepada penulis
dalam menulis makalah ini, dan juga kepada pihak-pihak yang telah medukung baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 1
B. Kewenangan ....................................................................................................... 2
a) Pimpinan ......................................................................................................... 4
b) Hakim ............................................................................................................. 4
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Batasan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Kewenangan
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tindak_Pidana_Korupsi
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tindak_Pidana_Korupsi
3
http://kristya-kembara.blogspot.co.id/2009/10/proses-peradilan-tindak-pidana-korupsi.html
2
1. tindak pidana korupsi;
2. tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana asalnya adalah tindak
pidana korupsi; dan/atau
3. tindak pidana yang secara tegas dalam undang-undang lain ditentukan
sebagai tindak pidana korupsi.
C. Ruang Lingkup
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tindak_Pidana_Korupsi
5
http://kristya-kembara.blogspot.co.id/2009/10/proses-peradilan-tindak-pidana-korupsi.html
6
http://kristya-kembara.blogspot.co.id/2009/10/proses-peradilan-tindak-pidana-korupsi.html
3
D. Susunan Pengadilan
a) Pimpinan
Pimpinan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi terdiri atas seorang ketua dan
seorang wakil ketua. Ketua dan wakil ketua pengadilan Tipikor adalah ketua dan
wakil ketua pengadilan negeri. Ketua bertanggung jawab atas administrasi dan
pelaksanaan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi7.
b) Hakim
Hakim Pengadilan Tipikor terdiri dari hakim karir dan hakim ad hock. Hakim
karir ditetapkan oleh Mahkamah Agung Indonesia dan selama menangani perkara
tindak pidana korupsi dibebaskan dari tugasnya untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus perkara lain. Sementara hakim ad hock diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden atas usul Ketua Mahkamah Agung. Hakim ad hoc diangkat untuk masa
jabatan selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan8.
“Hakim Karier adalah hakim pada pengadilan negeri, pengadilan tinggi, dan
Mahkamah Agung yang ditetapkan sebagai hakim tindak pidana korupsi”
7
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tindak_Pidana_Korupsi
8
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tindak_Pidana_Korupsi
4
persyaratan yang ditentukan dalam UU Pengadilan Tipikor sebagai hakim tindak
pidana korupsi (lihat Pasal 1 angka 3)9.
c) Panitera
Panitera (Inggris: Clerk;Belanda: Griffiers) adalah pejabat pengadilan yang
salah satu tugasnya adalah membantu hakim dalam membuat berita acara
pemeriksaan dalam proses persidangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), Panitera disebut pejabat kantor sekretariat pengadilan yang bertugas pada
bagian administrasi pengadilan, membuat berita acara persidangan, dan tindakan
administrasi lainnya. Dalam menjalankan tugasnya Panitera biasa dibantu oleh
beberapa orang Panitera Muda dan Panitera Pengganti10.
9
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl641/pengertian-hakim-karier,-nonkarier,-dan-hakim-
ad-hoc
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Panitera
11
https://id.wikipedia.org/wiki/Panitera
5
undang ini. Penyelidikan dilakukan oleh Polisi dan khusus TIPIKOR juga dilakukan
oleh Jaksa (pasal 284 KUHP) dan KPK (pasal 6 Undang Undang no 30 Tahun 2002)
12
.
2. Penuntutan (Pasal 1 Ke 7)
Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara
pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur
dalam undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh
hakim di sidang pengadilan. Penuntutan dilakukan oleh Jaksa penuntut Umum pada
kejaksaan ( Pasal 1 Ke 8 Kuhap) atau pada KPK Pasal 6 UU KPK) 14.
Tahap Peradilan:
1. Peradilan Tingkat pertama Pada Pengadilan Negeri
2. Peradilan Banding pada Pengadilan Tinggi
3. Peradilan Kasasi pada Mahkamah Agung 16
12
Http://Bengkulu.kemenag.go.id
13
Http://Bengkulu.kemenag.go.id
14
Http://Bengkulu.kemenag.go.id
15
Http://Bengkulu.kemenag.go.id
16
Http://Bengkulu.kemenag.go.id
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA