Anda di halaman 1dari 11

PROSES PERADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Makalah

Diajukan untuk memenuhi final matakuliah “Hukum Acara Peradilan Khusus”

Disusun oleh:

Patrick Eka Sanjaya

NIM : 4517060015

UNIVERSITAS BOSOWA

FAKULTAS HUKUM

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Tuhan YME, karena
berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Hukum Acara Peradilan Khusus
ibu Hj. Suryana Hamid, S.H, M.H yang telah memberikan arahan kepada penulis
dalam menulis makalah ini, dan juga kepada pihak-pihak yang telah medukung baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini

Penulis telah menyelesaikan makalah ini sesuai dengan kemampuan, namun


penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran, guna membangun kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, 1 Juli 2020

Patrick Eka Sanjaya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Batasan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2

A. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi ..................................................................... 2

B. Kewenangan ....................................................................................................... 2

C. Ruang Lingkup ................................................................................................... 3

D. Susunan Pengadilan ............................................................................................ 4

a) Pimpinan ......................................................................................................... 4

b) Hakim ............................................................................................................. 4

E. Proses Peradilan Tipikor ..................................................................................... 5

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tindak pidana korupsi telah menimbulkan kerusakan dalam berbagai sendi


kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara sehingga memerlukan penanganan yang
luar biasa. Selain itu, upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi
perlu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan serta perlu didukung
oleh berbagai sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya
seperti peningkatan kapasitas kelembagaan serta peningkatan penegakan hukum
guna menumbuh kesadaran dan sikap tindak masyarakat yang anti korupsi.

B. Batasan Masalah

1. Pengertian, Kewenangan, dan Ruang Lingkup Pengadilan Tindak Pidana


Korupsi.
2. Susunan dalam Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
3. Proses Peradilan dalam Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian, Kewenangan, dan Ruang Lingkup Pengadilan


Tindak Pidana Korupsi.
2. Mengetahui Susunan dalam Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
3. Mengetahui Proses Peradilan dalam Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi adalah Pengadilan Khusus yang berada di


lingkungan Peradilan Umum. Pengadilan yang biasa disebut dengan Pengadilan
Tipikor ini berlokasi di Lantai 1 dan 2 Gedung UPPINDO Jalan Rasuna Said Kav C-
19, Kuningan, Jakarta Selatan1.

Pada awalnya, Pengadilan Tipikor hanya dibentuk di Pengadilan Negeri


Jakarta Pusat yang wilayah hukumnya meliputi seluruh wilayah negara Republik
Indonesia. Setelah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009,
Pengadilan Tipikor dibentuk pada setiap Pengadilan Negeri di ibu kota provinsi yang
meliputi daerah hukum provinsi yang bersangkutan. Untuk provinsi DKI Jakarta,
Pengadilan Tipikor dibentuk di PN Jakarta Pusat dan meliputi wilayah hukum DKI
Jakarta2.

Pengadilan ini dibentuk berdasarkan pasal 53 Undang-undang Nomor 30


Tahun 2002 (Dasar hukum) tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi terdapat pada pengadilan negeri, pengadilan


tinggi, dan pada Mahkamah Agung. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
berkedudukan di setiap ibu kota kabupaten/kota yang daerah hukumnya meliputi
daerah hukum pengadilan negeri yang bersangkutan3.

B. Kewenangan

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi berwenang memeriksa, mengadili, dan


memutus perkara:

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tindak_Pidana_Korupsi
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tindak_Pidana_Korupsi
3
http://kristya-kembara.blogspot.co.id/2009/10/proses-peradilan-tindak-pidana-korupsi.html
2
1. tindak pidana korupsi;
2. tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana asalnya adalah tindak
pidana korupsi; dan/atau
3. tindak pidana yang secara tegas dalam undang-undang lain ditentukan
sebagai tindak pidana korupsi.

Khusus untuk Pengadilan Tipikor di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat


mempunyai kewenangan untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindak
pidana korupsi yang dilakukan oleh Warga Negara Indonesia di luar wilayah negara
Republik Indonesia4.

C. Ruang Lingkup

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi merupakan satu-satunya pengadilan yang


berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindak pidana korupsi yang
diajukan oleh penuntut umum atau yang diajukan oleh penuntut pada KPK sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara tindak pidana korupsi atau tindak pidana lain yang
berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh warga negara Indonesia
di luar wilayah Negara Republik Indonesia 5.

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi juga berwenang memeriksa, mengadili,


dan memutus perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana lain yang berkaitan
dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh warga negara asing di luar
wilayah Negara Republik Indonesia sepanjang menyangkut kepentingan negara
Indonesia6.

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi berwenang memberikan izin untuk


melakukan pembekuan, penyitaan, penyadapan, dan/ atau penggeledahan.

4
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tindak_Pidana_Korupsi
5
http://kristya-kembara.blogspot.co.id/2009/10/proses-peradilan-tindak-pidana-korupsi.html
6
http://kristya-kembara.blogspot.co.id/2009/10/proses-peradilan-tindak-pidana-korupsi.html
3
D. Susunan Pengadilan

Susunan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi terdiri atas:


1. Pimpinan
2. Hakim
3. Panitera.

a) Pimpinan
Pimpinan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi terdiri atas seorang ketua dan
seorang wakil ketua. Ketua dan wakil ketua pengadilan Tipikor adalah ketua dan
wakil ketua pengadilan negeri. Ketua bertanggung jawab atas administrasi dan
pelaksanaan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi7.

b) Hakim
Hakim Pengadilan Tipikor terdiri dari hakim karir dan hakim ad hock. Hakim
karir ditetapkan oleh Mahkamah Agung Indonesia dan selama menangani perkara
tindak pidana korupsi dibebaskan dari tugasnya untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus perkara lain. Sementara hakim ad hock diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden atas usul Ketua Mahkamah Agung. Hakim ad hoc diangkat untuk masa
jabatan selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan8.

Pasal 1 angka 2 UU No. 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana


Korupsi (UU Pengadilan Tipikor) yang mendefinisikan:

“Hakim Karier adalah hakim pada pengadilan negeri, pengadilan tinggi, dan
Mahkamah Agung yang ditetapkan sebagai hakim tindak pidana korupsi”

Seperti di ketahui, di dalam UU Pengadilan Tipikor yang dimaksud dengan


hakim adalah hakim karier dan hakim ad hoc (lihat Pasal 1 angka 1). Sedangkan,
yang dimaksud dengan hakim ad hoc adalah seseorang yang diangkat berdasarkan

7
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tindak_Pidana_Korupsi
8
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tindak_Pidana_Korupsi
4
persyaratan yang ditentukan dalam UU Pengadilan Tipikor sebagai hakim tindak
pidana korupsi (lihat Pasal 1 angka 3)9.

c) Panitera
Panitera (Inggris: Clerk;Belanda: Griffiers) adalah pejabat pengadilan yang
salah satu tugasnya adalah membantu hakim dalam membuat berita acara
pemeriksaan dalam proses persidangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), Panitera disebut pejabat kantor sekretariat pengadilan yang bertugas pada
bagian administrasi pengadilan, membuat berita acara persidangan, dan tindakan
administrasi lainnya. Dalam menjalankan tugasnya Panitera biasa dibantu oleh
beberapa orang Panitera Muda dan Panitera Pengganti10.

Jabatan Panitera terdapat di pengadilan lingkungan Mahkamah Agung dan


Mahkamah Konstitusi. Secara normatif jabatan fungsional panitera di pengadilan
lingkungan Mahkamah Agung diatur dalam UU sesuai jenis peradilan. Misalnya,
dalam UU Peradilan Umum, UU PTUN, UU Pengadilan Agama yang mengatur
proses pengangkatan dan pemberhentian jabatan panitera. Dalam UU itu diatur
secara lebih rinci, mulai dari tugas dan fungsi panitera, panitera muda, dan panitera
pengganti di pengadilan tingkat pertama, banding atau kasasi. Tugas dan fungsi
jabatan panitera di Mahkamah Konstitusi disinggung sekilas dalam UU No. 24
Tahun 2003 tentang MK11.

E. Proses Peradilan Tipikor

1. Penyidikan (Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 /KUHAP)


a. Penyelidikan (pasal 1 ayat 5)
Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan
menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan
dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-

9
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl641/pengertian-hakim-karier,-nonkarier,-dan-hakim-
ad-hoc
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Panitera
11
https://id.wikipedia.org/wiki/Panitera
5
undang ini. Penyelidikan dilakukan oleh Polisi dan khusus TIPIKOR juga dilakukan
oleh Jaksa (pasal 284 KUHP) dan KPK (pasal 6 Undang Undang no 30 Tahun 2002)
12
.

b. Penyidikan (pasal 1 ke 2 KUHAP)


Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara
yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya. Penyidikan dilakukan oleh Penyidik (polri, jaksa dan
KPK)13.

2. Penuntutan (Pasal 1 Ke 7)
Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara
pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur
dalam undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh
hakim di sidang pengadilan. Penuntutan dilakukan oleh Jaksa penuntut Umum pada
kejaksaan ( Pasal 1 Ke 8 Kuhap) atau pada KPK Pasal 6 UU KPK) 14.

3. Peradilan/Proses Mengadili (Pasal 1 ke 9)


Mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa,
dan memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di
sidang pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang
untuk mengadili (pasal 1 ke 8)15.

Tahap Peradilan:
1. Peradilan Tingkat pertama Pada Pengadilan Negeri
2. Peradilan Banding pada Pengadilan Tinggi
3. Peradilan Kasasi pada Mahkamah Agung 16

12
Http://Bengkulu.kemenag.go.id
13
Http://Bengkulu.kemenag.go.id
14
Http://Bengkulu.kemenag.go.id
15
Http://Bengkulu.kemenag.go.id
16
Http://Bengkulu.kemenag.go.id
6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi ini merupakan pengadilan khusus yang


berada di lingkungan Peradilan Umum dan pengadilan satu-satunya yang memiliki
kewenangan mengadili perkara tindak pidana korupsi yang penuntutannya dilakukan
oleh penuntut umum. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi akan dibentuk di setiap ibu
kota kabupaten/kota yang akan dilaksanakan secara bertahap mengingat ketersediaan
sarana dan prasarana. Namun untuk pertama kali berdasarkan Undang-Undang ini,
pembentukan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dilakukan pada setiap ibukota
provinsi.
Dalam Undang-Undang ini diatur pula mengenai Hakim Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi yang terdiri dari Hakim Karier dan Hakim ad hoc yang persyaratan
pemilihan dan pengangkatannya berbeda dengan Hakim pada umumnya. Keberadaan
Hakim ad hoc diperlukan karena keahliannya sejalan dengan kompleksitas perkara
tindak pidana korupsi, baik yang menyangkut modus operandi, pembuktian, maupun
luasnya cakupan tindak pidana korupsi antara lain di bidang keuangan dan perbankan,
perpajakan, pasar modal, pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Proses Peradilan Tipikor dimulai dengan Penyidikan (Undang Undang
Nomor 8 Tahun 1981 /KUHAP)—Penyelidikan (pasal 1 ayat 5) dan Penyidikan
(pasal 1 ke 2 KUHAP)—, di lanjut dengan Penuntutan (Pasal 1 Ke 7), dan diakhiri
Peradilan/Proses Mengadili (Pasal 1 ke 9).

B. Saran

Semoga Komisi Pemberantasan Korupsi mampu menjalankan tugasnya


sebagai mana mestinya independen serta bebas dari kekuasaan manapun dalam
upaya pemberantasan tindak pidana korupsi, yang pelaksanaanya dilakukan secara
optimal, intensif, efektif, profesional serta berkesinambungan. Sehingga tidak ada
lagi kabar kabar buruk yang mengatakan adanya upaya mengkebiri komisi
pemberatasan korupsi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang No. 20 Tahun 2001 (UU Tipikor)


http://Bengkulu.kemenag.go.id (di akses pada tanggal 1 Juli 2020 pukul 13:13)
http://kristya-kembara.blogspot.co.id/2009/10/proses-peradilan-tindak-pidana-
korupsi.html (di akses pada tanggal 1 Juli 2020 pukul 14:02)
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl641/pengertian-hakim-karier,-
nonkarier,-dan-hakim-ad-hoc (diakses pada tanggal 1 Juli 2020 pukul 16:14)
https://id.wikipedia.org/wiki/Panitera (di akses pada tanggal 1 Juli 2020 pukul 16:07)
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tindak_Pidana_Korupsi (di akses pada
tanggal 1 Juli 2020 pukul 15:58)

Anda mungkin juga menyukai