Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Esa, karena atas
rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun dalam makalah ini penulis mencoba memberikan penjelasan mengenai
hukum pidana yang penulis kumpulkan dari berbagai sumber. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat dalam memahami hukum
pidana yang berlaku di Indonesia. Makalah ini dibuat dalam rangka
menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI) yang
diberikan kepada penulis dengan judul “Lapangan Hukum Pidana”.
1. Ibu Ni Nyoman Mariadi, SH. MH, selaku dosen mata kuliah Pengantar
Hukum Indonesia (PHI) yang memberikan saran dan judul dalam
penulisan makalah ini.
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan memberikan masukan-
masukan dalam penulisan makalah ini.
3. Semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak langsung baik
berupa material maupun non material demi terselesaikannya makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...........................................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara hukum, seperti yang dimuat dalam pasal 1 ayat
(3) UUD 1945 yang berbunyi “Negara Indonesia adalah negara hukum”.
Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku, ras,
dan agama. Keanekaragaman tersebut menimbulkan beragam tingkah laku
manusia, baik tingkah laku yang sesuai dengan norma yang berlaku maupun yang
tidak sesuai, karena dalam kehidupan sehari-hari manusia sering dihadapkan
kepada suatu kebutuhan yang mendesak, kebutuhan pemuas diri dan bahkan
kadang-kadang karena keinginan atau desakan untuk mempertahankan status diri.
Terhadap kebutuhan yang mendesak pemenuhannya dan harus dipenuhi dengan
segera biasanya sering dilaksanakan tanpa pemikiran yang matang yang dapat
merugikan lingkungan ataupun manusia lain. Oleh karena itu, manusia
membutuhkan aturan-aturan yang mengatur hak dan kewajiban satu antar lainnya
demi mewujudkan kehidupan yang aman dan sejahtera. Terciptanya kehidupan
yang aman dan sejahtera dalam tatanan masyarakat sosial juga tidak terlepas
dengan adanya hukum yang mengatur. Dalam hukum dikenal dengan istilah
perbuatan pidana. Perbuatan pidana merupakan suatu perbuatan yang merugikan
masyarakat, maka dari itu untuk lebih memahami mengenai perbuatan pidana dan
hukum yang mengaturnya, penulis mengangkat judul “Lapangan Hukum Pidana”
dalam makalah ini.
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mengatur bagaimana cara agar hukum materil itu terwujud atau dapat
diterapkan/dilaksanakan kepada subyek yang memenuhi perbuatannya.
Tanpa hukum acara maka tidak ada manfaat hukum materil. Untuk
menegakkan ketentuan hukum pidana diperlukan hukum acara pidana,
untuk hukum perdata maka ada hukum acara perdata. Hukum acara ini
harus dikuasai para praktisi hukum, polisi, jaksa, pengacara, hakim.
Hukum Pidana mempunyai ruang lingkup yaitu apa yang disebut dengan
peristiwa pidana (delik) ataupun tindak pidana. Macam-macam pembagian delik
yaitu :
4
Sistem hukuman yang dicantumkan dalam pasal 10 tentang pidana pokok dan
tambahan, menyatakan bahwa hukuman yang dapat dikenakan kepada seseorang
pelaku tindak pidana terdiri dari:
5
b) Hukuman Tambahan (Bijkomende staffen)
1) Pencabutan beberapa hak tertentu
2) Perampasan barang-barang tertentu
3) Pengumuman putusan hakim.
6
2.3 Asas-asas Hukum Pidana
1) Asas Legalitas
Asas legalitas mengandung tiga prinsip dasar :
a. Nulla poena sine lege (Tiada pidana tanpa undang-undang / Asas Legalitas
/ Lex Scripta), tidak ada suatu perbuatan yang dilarang dan diancam
dengan pidana kalau hal itu terlebih dahulu belum dinyatakan dalam suatu
aturan undang-undang. Yang dimaksud dengan UU disini adalah dalam
arti luas, bukan saja yang tertulis yang telah dituangkan dalam bentuk UU
oleh pemerintah dengan DPR tetapi produk lain seperti Perpu, PP,
Keppres, Per/Instruksi menteri, Gubernur, dsb. Intinya harus dituangkan
secara tertulis dalam suatu perundang-undangan.
b. Nulla poena sine crimine (Tiada pidana tanpa perbuatan pidana/ Asas
Larangan menggunakan analogi/Lex certa), untuk menentukan adanya
perbuatan pidana tidak boleh digunakan analogi. Artinya perbuatan pidana
yang dimaksud harus diuraikan unsur-unsurnya oleh undang-undang
secara jelas dan lengkap.
c. Nulla crimen sine poena legali (Tiada perbuatan pidana tanpa undang-
undang pidana yang terlebih dulu ada / Asas non-retroaktif), aturan hukum
pidana tidak berlaku surut.
2) Asas Teritorial
Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan
bagi setiap orang yang melakukan sesuatu tindak pidana di
Indonesia. Tindak pidana yang terjadi di wilayah teritorial Indonesia (di
darat, laut, maupun udara) maka akan dikenakan aturan hukum pidana
Indonesia baik itu dilakukan oleh warga negara/warga asing. Tindak
pidana yang dimaksud adalah tindak pidana di dalam kendaraan air atau
pesawat udara Indonesia. Ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku atas
7
semua peristiwa pidana yang terjadi di daerah yang menjadi wilayah
teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk pula kapal
berbendera Indonesia, pesawat terbang Indonesia, dan gedung kedutaan
dan konsul Indonesia di negara asing.
3) Asas Perlindungan / Nasionalitas Pasif
Ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi semua orang baik
WNI/WNA, baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia untuk
melindungi kepentingan hukum Indonesia. Jenis kejahatan yang
mengancam kepentingan hukum Indonesia yang mendasar, berupa
keamanan dan keselamatan Negara, perekonomian Indonesia, serta sarana
dan prasarana angkutan Indonesia.
4) Asas Personalitas / Nasionalitas Aktif
Ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi semua WNI yang
melakukan tindak pidana di mana pun ia berada atau yang biasa disebut
nasional aktif. Asas ini tidak dapat diterapkan pada semua tindak pidana.
5) Asas Universalitas
Asas melindungi kepentingan Internasional (asas universal) adalah
dilandasi pemikiran bahwa setiap negara di dunia wajib turut
melaksanakan tata hukum sedunia / hukum internasional.
Hukum Positif adalah kumpulan asas dan kaidah hukum tertulis yang pada
saat ini sedang berlaku dan mengikat secara umum atau khusus dan ditegakkan
melalui pemerintah atau pengadilan dalam negara Indonesia.
8
mengatur sendiri. Dalam hal ini berlaku asas Lex Specialis Derograt
Lege Generale. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) aslinya
berbahasa Belanda (Wetboek van Strafrecht). Berlaku di Indonesia
sejak tahun 1946 (setelah kemerdekaan RI) dengan UU Nomor 1 Tahun
1946. Merupakan warisan kolonial Belanda yang diberlakukan di
Indonesia sejak 1 Januari 1918. Sebagai sumber hukum pidana yang
tertulis dan terkodifikasi, KUHP memiliki sistematika sebagai berikut:
Buku I memuat pasal 1 - pasal 103, berisi Ketentuan Umum.
Buku I ini disebut sebagai ketentuan umum karena berlaku
untuk semua peraturan pidana, baik yang terdapat dalam KUHP
maupun peraturan lain di luar KUHP sepanjang tidak mengatur
secara khusus.
Buku II memuat Pasal 104 - pasal 448, berisi tentang Kejahatan.
Buku III memuat Pasal 449- pasal 669, berisi tentang
Pelanggaran.
b. Sumber Hukum Tertulis yang Tidak Terkodifikasi
Sumber hukum ini meliputi segala peraturan Perundangan hukum pidana
lain diluar KUHP, yaitu :
Undang-Undang No. 30 tahun 1999 dan Undang-Undang No.20
tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Undang-Undang No.23 tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga
Undang-Undang No. 8 tahun 2010 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
Undang-Undang No. 35 tahun 2009 Pasal 1 angka 1 tentang
Psikotropika
Undang-Undang No.10 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria
Undang-Undang No. 9 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
Undang-Undang No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta
Dan sebagainya
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Warga negara Indonesia hendaknya lebih memahami dan mentaati hukum
yang berlaku di Indonesia. Hukum di Indonesia juga harus lebih di tegakkan agar
angka kasus hukum di Indonesia bisa menurun demi tercapainya keharmonisan
dan kedamaian di lingkungan masyarakat Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA