NAMA KELOMPOK 2 :
1. DENI ABDILLAH (017.3.0012)
2. PT MAWARNI EKA CASMITHA (017.3.0016)
3. KM JHONY BAGUS SANJAYA (017.3.0033)
4. GEDE ONGKI DARMAWAN (015.3.0013)
HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PANJI SAKTI
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR
dari berbagai sumber. Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas
mata kuliah Hukum Perikatan yang diberikan kepada pemakalah dengan judul
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu pemakalah mengucapkan
terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Berikut beberapa pihak
1. Bapak I Gede Arya Wira Sena, S.H., M. Kn., selaku dosen mata kuliah
makalah ini.
2. Semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak langsung baik
masukan, saran dan kritik yang membangun sehingga makalah ini menjadi lebih
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB IV PENUTUP.............................................................................................21
4.1 Kesimpulan..............................................................................................21
4.2 Saran........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
yang saat ini masih berlaku berdasarkan “aturan peralihan” Pasal II UUD 1945.
Menurut Djoko Imbawani Atmaja, hukum perdata adalah lapangan hukum yang
persoalan yang diatur dalam hukum perdata adalah tentang person yang meliputi
masalah status yaitu tentang kewenangan dan kecakapan bertindak, tentang status
Hukum Perikatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam hukum
kekayaan yang dilakukan sehari-hari. Hukum Perikatan diatur dalam Buku III BW
(Buku III KUH Perdata) yang secara garis besar dibagi atas dua bagian, yaitu
pertama, perikatan pada umumnya, baik yang lahir dari perjanjian maupun yang
lahir dari undang-undang dan yang kedua, adalah perikatan yang lahir dari
perjanjian-perjanjian tertentu2.
hal tersebut, maka pemakalah akan mengulas mengenai pembayaran tanpa hutang
1
Djoko Imbawani Atmadja,Hukum Perdata,Sinar Grafika,Jakarta,2016,hlm 4
2
Ahmadi Miru dan Sakka Pati, Hukum Perikatan (Penjelasan Makna Pasal 1233 sampai
1456 BW),Rajawali Pers,Jakarta,2011, hlm. 1
1
beserta dengan kuasa sukarela (Zaakwaarneming) dan perbuatan melawan hukum
Hukum”.
perundang-undangan ?
undangan ?
perundang-undangan?
1.3 Tujuan
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
hukum antara dua belah pihak dalam lingkup harta kekayaan, dalam mana
kreditor berhak atas suatu prestasi dan karena debitur wajib (schould)
atas hal itu sesuai dengan bunyi pasal 1131 KUH Perdata3.
Menurut Ratna Artha Windari perikatan adalah suatu hubungan hukum dalam
lapangan harta kekayaan antara dua orang atau lebih di mana pihak yang satu
Dari definisi perikatan menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
perikatan adalah suatu hubungan hukum yang terjadi anatara dua belah pihak
dalam ruang lingkup harta kekayaan, dimana pihak yang satu berhak atas sesuatu
a. Perikatan.
b. Perutangan dan
c. Perjanjian5.
3
Djoko Imbawani Atmadjaja,op.cit.hlm. 82
4
Ratna Artha Windari,Pengantar Hukum Indonesia,Rajawali Pers,Depok,2017,hlm 66
5
Subekti,Pokok-Pokok Hukum Perdata,Intermassa,Jakarta,2002,hlm 23
3
Sedangkan untuk overeenkomst dipakai untuk dua istilah yaitu perjanjian
dalam istilah tersebut. Secara terminologi, verbintenis berasal dari kata kerja
Hukum Perikatan diatur dalam Bab III KUH Perdata. Namun demikian
dalam bab III KUH Perdata tersebut tidak ada satu pasal pun yang merumuskan
makna tentang perikatan. Menurut Subekti, perkataan “perikatan” dalam Buku III
KUH Perdata mempunyai arti yang lebih luas dari "perjanjian", sebab dalam Buku
III itu, diatur juga perihal hubungan hukum yang sama sekali tidak bersumber
pada suatu persetutujuan atau perjanjian, yaitu perihal perikatan yang timbul dari
yang timbul dari pengurusan kepentingan orang lain yang tidak berdasarkan
pada perikatan yang timbul dari persetujuan atau perjanjian. Dalam Ilmu
terjadi di antara 2 (dua) orang atau lebih, yang terletak di dalam lapangan harta
kekayaan di mana pihak yang satu berhak atas prestasi dan pihak lainnya wajib
berpendapat, bahwa perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang
atau dua pihak, yang mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak
4
Hukum perikatan diatur dalam Buku III KUH Perdata yang terdiri atas 18
bab dan 631 pasal. Dimulai dari pasal 1233 sampai dengan 1864 dan masing
masing bab dibagi menjadi beberapa bagian. Hal yang diatur dalam Buku III
rugi, dan bunga karena tidak terpenuhinya suatu perikatan dan jenis-jenis
perikatan.
5
n. Pinjam-meminjam (pasal 1754-1769 KUH Perdata).
Dalam Pasal pasal 1352-1380 KUH Perdata diatur mengenai perikatan yang
lahir dari Undang-Undang. Berbeda halnya dengan perikatan yang lahir dari
kebebasan berkontrak. Karena dalam konteks ini suatu perikatan lahir oleh karena
orang.
KUH Perdata tidak memberikan uraian lebih rinci mengenai perikatan yang
timbul dari undang-undang saja. Namun dari beberapa literature dapat diketahui
perikatan yang disebabkan oleh hubungan kekeluargaan. Yaitu, yang diatur dalam
Buku I KUH Perdata, misalnya hak dan kewajiban antara orang tua dan anak.
Sedangkan menurut Pasal 1353 KUH Perdata, perikatan yang timbul dari
6
a) Wakil tanpa kuasa (zaakwaarneming) yang diatur dalam Pasal
BAB III
7
3.1 Pembayaran Tanpa Hutang (overschuldigde betaling)
Pembayaran yang tidak terutang termasuk dalam perikatan yang lahir karena
dengan utang. Dengan demikian, apa yang dimaksud dengan pembayaran yang
kembali”.
mengembalikan barang yang tak harus dibayarkan itu kepada orang dari
kembali apa yang telah dibayarkan. Dan yang menerima tanpa hak
8
“Jika seorang yang secara khilaf mengira bahwa ia berutang, membayar
dengan tidak mengurangi hak orang yang telah membayar itu untuk
“Siapa yang, dengan itikad buruk, telah menerima sesuatu yang tidak
demikian itu tidak mengurangi penggantian biaya, rugi dan bunga, jika
Jika barangnya telah musnah, meskipun ini terjadi di luar salahnya, maka
dan bunga, terkecuali jika ia dapat membuktikan bahwa barang itu akan
diberikan.
luas, tidak hanya pembayaran uang saja, akan tetapi juga penyerahan
9
Dengan demikian. hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembayaran yang
yang ia telah bayarkan. Hak untuk menuntut kepada kreditur hilang, jika
4) Orang yang menerima pembayaran yang tidak terutang juga harus pula
10
5) Barang siapa dengan itikad baik menerima pembayaran yang tidak
perintah untuk itu, mewakili urusan orang lain dengan atau tanpa
didasari atas alasan yang layak tanpa ada kewenangan pengurusan baik
Dari kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan beberapa poin unsur dari
11
c) tidak mendapat perintah untuk itu;
Pasal 1354 sampai dengan Pasal 1358. Di Belanda, pengaturan ini disempurnakan
1) Gestor, yaitu pihak yang melakukan atau mengurus kepentingan orang lain
secara sukarela tanpa ada kewenangan yang baik berasal dari suatu
2) Dominus, yaitu pihak yang diurus kepentingannya oleh orang lain (gestor).
secara sekaligus juga bermanfaat bagi benda atau kepentingan orang lain
dengan mengurus benda atau kepentingan orang lain yang sekaligus juga
12
benda atau kepentingan orang lain, sehingga apabila syarat-syarat lainnya
atas nama dirinya sendiri maupun atas nama dominus. Namun, Pasal 1357
dan;
dominus.
Tindakan ini tanpa didasari oleh kewajiban untuk melakukan hal tersebut
13
Kewajiban yang dimaksud disini adalah kewajiban hukum, baik yang
zaakwaarneming.
14
lastgeving. Letak perbedaannya adalah dalam lastgeving, terdapat
5. Adanya alasan yang layak, Berdasarkan NBW hal lainnya yang penting
hal tersebut. Ketiadaan alasan yang layak dapat berakibat tindakan tersebut
memberikan ganti rugi kepada dominus yang dirugikan akibat tindakan itu.
Selain itu, gestor juga tidak berhak untuk menuntut penggantian biaya
yang pantas kepada dominus untuk menilai apakah perbuatan gestor untuk
atau tidak.
15
6. Wujud tindakan, Baik KUHPerdata maupun NBW tidak merinci wujud
hukum, perlu dibaca Pasal 1365 KUHPer yang sama rumusannya dengan Pasal
Berdasarkan pada rumusan Pasal ini, dapat dipahami bahwa suatu perbuatan
d. Antara perbuatan dan kerugian yang timbul harus ada hubungan kausal.
Salah satu saja dari unsur-unsur di atas ini tidak terpenuhi, perbuatan itu tidak
Dari ketentuan Pasal 1365KUHPer ini, dapat diketahui bahwa suatu perbuatan
16
A. Perbuatan itu harus melawan hukum
1. Hak orang lain, melanggar hak subjektif orang lain berarti melanggar
tidak tertulis.
mengenai orang lain atau benda, dalam pengertian ini manusia harus
17
Kerugian yang disebabkan oleh karena perbuatan melawan hukum dapat
pada kerugian yang ditujukan kepada kekayaan harta benda, tetapi juga
tersebut.
Kerugian moral,
18
melakukan suatu perbuatan, padahal menurut hukum ia harus berbuat atau
perbuatan tersebut.
melawan hukum dan kerugian. Hubungan kausal ini tersimpul dalam Pasal
harus timbul sebagai akibat dari perbuatan seseorang. Jika tidak ada
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa akibat dari suatu perbuatan
melawan hukum diharuskan supaya diganti oleh orang yang karena salahnya
menimbulkan kerugian itu atau oleh si pelaku perbuatan melawan hukum. Dengan
melawan hukum mengganti kerugian yang timbul karenanya di satu pihak dan hak
untuk menuntut penggantian kerugian bagi orang yang diragukan. Dengan kata
11
Ibid.
19
lain, kerugian yang diderita oleh korban haruslah benar-benar sebagai akibat dari
perbuatan yang dilakukan oleh pelaku bukan oleh akibat perbuatan lain.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hukum Perdata diatur dalam Pasal 1359 sampai dengan Pasal 1362. Pembayaran
20
tanpa hutang termasuk dalam perikatan yang lahir karena undang-undang. Yang
KUHPerdata diatur di dalam Pasal 1354 sampai dengan Pasal 1358. Di Belanda,
pengaturan ini disempurnakan dalam pasal 6:198 sampai dengan 6:202 NBW.
Wakil tanpa kuasa yaitu mengurus kepentingan orang lain dengan sengaja karena
didasari atas alasan yang layak tanpa ada kewenangan pengurusan baik
Undang Hukum Perdata diatur dalam Pasal 1365. Istilah “perbuatan melawan
4.2 Saran
mencermati dan memahami dengan baik mengenai perikatan yang lahir dari
perjanjian dan perikatan yang lahir dari undang-undang yang diatur dalam
KUHPerdata.
21
DAFTAR PUSTAKA
Depok:Rajawali Press
Bakti