BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Pengawasan
1. Menurut Para Ahli
Menurut Robert J. Mockler, pengawasan adalah suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran
perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan
kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan, menetapkan apakah
terdapat penyimpangan dan mengukur signifikasi penyimpangan tersebut
dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat
mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran
perusahaan.
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
Controlling is the process of measuring performance and taking action to
ensure desired results. Pengawasan adalah proses untuk memastikan
bahwa segala aktivitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. The process of ensuring taht actual activities conform the
planned activities.
Menurut George R.Tery mengartikan pengawasan sebagai
mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi
prestasi kerja dan apabila perlu menerapkan tindakan-tindakan korektif
sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Menurut Robbin menyatakan pengawasan itu merupakan suatu
proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang
manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
2
B. Syarat-syarat pengawasan
C. Jenis-jenis pengawasan
D. Elemen pengawasan
E. Metode pengawasan.
1. Akurat (accurate)
Informasi atau kinerja harus akurat. Ketidakakuratan data dari
suatu sistem pengawasan dapat mengakibatkan organisasi
mengambil tindakan yang akan menemui kegagalan untuk
memperbaiki suatu permasalahan atau menciptakan
permasalahan baru.
2. Tepat waktu (timely)
Informasi harus dihimpun, diarahkan dan segera dievaluasi jika
akan diambil tindakan tepat waktunya guna menghasilkan
perbaikan.
3. Objektif dan komprehensif (objective and comprehensible)
Informasi dalam suatu sistem pengawasan harus mudah dipahami
dan dianggap objektif oleh individu yang menggunakannya.
4. Dipusatkan pada tempat pengawasan strategis (focused on
strategic control points)
Sistem pengawasan strategi sebaiknya dipusatkan pada bidang
yang paling banyak kemungkinan akan terjadi penyimpangan dari
standar atau yang akan menimbulkan kerugian yang paling besar.
5. Secara ekonomi realistik (economically realistic)
Pengeluaran biaya untuk implementasi harus ditekan seminimum
mungkin sehingga terhindar dari pemborosan yang tidak berguna.
6. Secara organisasi realistik (organizationally realistic)
Sistem pengawasan harus dapat digabungkan dengan realitas
organisasi.Semua standar untuk kinerja harus realistik.
9
I.Pentingnya pengawasan
J.Manfaat pengawasan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Http://myth90.blogspot.co.id/2010/01/makalah-pengawasan.
Http://selisubekti.blogspot.com/2014/11/contoh-makalah-
pengawasancontrolling.html