Anda di halaman 1dari 16

Pembelajaran Interprofesional dan Bekerja

Interdisiplin
1. Pembelajaran interprofesional dan bekerja interdisiplin / Interprofessional
Education (IPE)

a. Definisi IPE
 Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997),
IPE adalah dua atau lebih profesi belajar dengan, dari, dan tentang satu sama lain untuk
meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan.
 Menurut American College of Clinical Pharmacy (ACCP, 2009), IPE merupakan
pendekatan proses pendidikan dua atau lebih disiplin ilmu yang berbeda berkolaborasi
dalam proses belajar-mengajar dengan tujuan untuk membina interdisipliner/interaksi
interprofessional yang meningkatkan praktek disiplin masingmasing.
b. Tujuan IPE
1. Meningkatkan pemahaman interdisipliner dan meningkatkan kerjasama.
2. Membina kerjasama yang kompeten.
3. Membuat penggunaan sumberdaya yang efektif dan efisien.
4. Meningkatkan kualitas perawatan pasien yang komprehensif.

c. Aplikasi Konsep Kurikulum IPE. Kurikulum IPE tidak dapat dipisahkan dari bagian
kolaborasi interprofessional. Interprofessional education dapat meningkatkan kompetensi tenaga
kesehatan terhadap praktik kolaborasi. Kompetensi tersebut meliputi pengetahuan, sklill,
attitude dan perilaku terhadap kolaborasi interprofesi. Hal tersebut akan membuat tenaga
kesehatan lebih mengutamakan bekerjasama dalam melakukan perawatan pada pasien.
Komunikasi Interpersonal
 Suatu bentuk interaksi untuk bertukar fikiran, opini dan informasi
yang melibatkan dua profesi atau lebih dalam rangka menjalin
kolaborasi interprofesi.

 Manfaat :
 - pemecahan masalah
 - berbagi ide
 - pengambilan keputusan bersama
Faktor yang mempengaruhi

- Persepsi
 - Lingkungan
 - Pengetahuan
Karakter dalam Komunikasi Interprofesional

 - mampu menghormati
 - membina hubungan komunikasi
 - mampu menjalin komunikasi dua arah
 - inisiatif membahas kepentingan pasien
 - pembahasan mengenai masalah pasien
 - mampu menjaga etika
 - mampu membicarakan masalah kesehatan
 - informasi yang saling melengkapi
 - paradigma saling membantu
 - negosiasi
 - kolaborasi
2. Refleksi praktek klinik

Refleksi praktik dalam pelayanan kebidanan dimaksudkan sebagai bentuk


pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan, dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan
(filosofi asuhan kebidanan) meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma
kesehatan (manusia-perilaku, lingkungan & pelayanan kesehatan).
Model Refleksi
- Returning to experience
 di mulai dari mengingat kembali, memgumpulkan data
 - attending to feelings
 memaksimalkan perasaan positif dan membuang perasaan Negatif.
 - re- valuating exsperience
 mengaitkan data baru dgn pengetahuan yang diketahui sebelumnya.
 Dalam praktek kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat
dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan, baik sesama
rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan.
Lanjutan…..
 Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh ketrampilan bidan
untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik kepada klien.
 Bidan merupakan ujung tombak memberikan pelayanan yang berkuliatas dan sebagai tenaga
kesehatan yang professional, bekerja sebagai mitra masyarakat, khususnya keluarga sebagai
unit terkecilnya, yang berarti bidan memiliki posisi strategis untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik komprehensif (berkesinambungan, terpadu, dan paripurna),
yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam upaya mencapai
terwujudnya paradigma sehat. Jadi seorang bidan dituntut untuk menjadi individu yang
professional dan handal memberikan pelayanan yang berkualitas karena konsep kerjanya
berhubungan dengan nyawa manusia.
Praktik dalam Asuhan Kebidanan
lanjutan
1. Monitoring keadaan fisik, psikologis spiritual dan sosial perempuan dan keluarganya
sepanjang siklus reproduksinya
2. Menyediakan kebutuhan perempuan seperti pendidikan, konseling dan asuhan kehamilan
pendamping asuhan, Asuhan Komprehensif, persalinan dan periode post partum.
3.  Meminimalkan intervensi
4. Mengidentifikasi dan merujuk perempuan yang  memiliki tanda bahaya
Model Praktek Kebidanan di Indonesia
1)      Primary Care
2)      Continuity of Care
3)      Collaborative Care
Prinsip Bidan dalam Praktik Kebidanan.
 
2. Cintai yang anda lakukan, lakukan yang anda cintai (love your do, do your love).
3. Jangan membuat kesalahan (don’t make mistake).
4. Orientasi kepada pelanggan (customer oriented).
5. Tingkatkan mutu pelayanan (improved your service quality).
lanjutan……

5.   Lakukan yang terbaik (do the best).


6. Bekerja dengan takut akan tuhan (work with reverence for the Lord).
7. Berterima kasih kepada setiap masalah (say thanks to the problem).
8. Perubahan perilaku (behavior change).
3. Penurunan resiko dan promosi kesehatan dalam antenatal

 Salah satu upaya percepatan penurunan AKI adalah pelayanan antenatal.


 Pengawasan antenatal merupakan cara untuk mendukung kesehatan ibu hamil, dan dapat mendeteksi secara dini tanda
bahaya pada kehamilan.
 Peran bidan pada saat pelayanan antenatal adalah melakukan promosi kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan, dengan
adanya promosi kesehatan diharapkan akan mempengaruhi masyarakat, baik individu maupun kelompok untuk
berperilaku hidup sehat, dengan memanfaatkan fasilitas Kesehatan
 Pengenalan tanda bahaya kehamilan bagi ibu hamil sangat bermanfaat, sehingga setiap adanya keluhan dapat ditangani
sedini mungkin,hal ini dapat meminimalkan kematian ibu.
lanjuatan

 Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan


ketrampilan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal sehingga dapat membantu
mengatasi masalah, selain itu kehamilan, dapat di jalani dengan lancar yang akhirnya siap
menjalani persalinan, suami bahagia dan keluarga senang.

 Pendidikan kesehatan juga merupakan suatu bentuk intervensi yang mandiri untuk
membantu klien baik individu, keluarga, kelompok maupun masyrakat dalam mengatasi
masalah kesehatannya melalui pemberian informasi secara langsung tentang pengaruh
pelaksanaan kelas ibu hamil terhadap pengetahuan tentang persiapan persalinan telah
membawa hasil pada peningkatan pengetahuan ibu hamil.
Sasaran Promosi

 1. Sasaran Primer
 sasaran yang mempunyai masalah
 2. Sasaran sekunder
 kelompok yang memiliki pengaruh
 3. Sasaran Tersier
 pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan
Promosi Perubahan Prilaku
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai