Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PELAYANAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


“Studi Kasus Rujukan dan Penanganannya, Kerjasama Lintas Sektor dan
Lintas Disiplin”

Oleh :
DEFI YUNARA
NURVALAH
ZULMAIRA DESFA RENIKA
RINI SARI
ZULFINA APRIANI
RINA AMELIA ROZA
YESSI HASNAH
WENI MILA SARI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


SUMATERA BARAT
TAHUN 2021
PENDAHULUAN

Kematian ibu dan anak merupakan salah satu indikator kesehatan di Indonesia.

Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi

upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam mengurangi angka kematian ibu
dan bayi adalah dengan melakukan pelayanan kesehatan, sarana kesehatan
yang memadai, serta melatih tenaga kesehatan yang berkualitas baik

Asuhan kebidanan --> bagaimana mengetahui masalah, mengambil keputusan


serta melakukan studi kasus mengenai kasus-kasus rujukan dalam kasus
kebidanan serta bagaimana penanganannya
Adanya keterlambatan dalam mengambil keputusan dalam merujuk akan
meningkatkan angka mortalitas ibu yang tinggi sehingga akan menyebabkan
tingginya masalah kesehatan.

Diperlukan adanya kerjasama lintas sektor dan lintas displin untuk


mendapatkan suatu penyelesaian masalah dan membuat suatu kebijakan -->
meningkatkan taraf kesehatan ibu dan bayi ke derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya dan kasus kematian serta kesakitan akan jauh berkurang.
Tujuan:
• Untuk mengetahui Studi Kasus Rujukan dan
Penanganannya.
• Untuk mengetahui maksud Kerjasama Lintas Sektor dan
Lintas Disiplin
Studi Kasus Rujukan dan
Penanganannya
Rujukan merupakan Sistem rujukan --> pelimpahan tanggung
pemindahan jawab dalam penanganan pasien dari satu
tanggung jawab pasien fasilitas kesehatan yang lain baik secara
vertikal (kemampuan lebih) maupun
horizontal (kemampuan sama)
Rujukan persalinan merupakan
rujukan yang berpusat pada ibu
dan bayi.
Rujukan maternal merupakan rujukan yang memfokuskan
dalam peningkatan pelayanan pada ibu dan bayi yang dikelola secara
strategis, proaktif, komprehensif dan koordinatif --> menjamin pemerataan
pelayanan maternal dan neonatal serta harus mempunyai prinsip utama
menyangkut ketepatan tindakan, efisien, efektif dan sesuai dengan
kemampuan dan kewenangan fasilitas pelayanan kesehatan
Hal yang harus dipersiapkan dalam rujukan persalinan

• Bidan, harus memastikan pasien didampingi oleh tenaga


kesehatan yang terlatih dalam menangani kegawatdaruratan saat
melakukan rujukan.
• Alat-alat yang harus dibawa saat rujukan seperti tensimeter dan
stetoskop untuk menilai tekanan darah pasien, cairan infus, alat
partus dan set obat emergensi.
• Bidan harus menjelaskan kepada keluarga pasien secara baik
mengenai kondisi pasien dan mengapa pasien harus di rujuk
sehingga keluarga dapat menyetujui pengambilan keputusan
untuk merujuk pasien.
• Surat rujukan harus dipersiapkan dengan jelas.
• Kendaraan yang digunakan untuk merujuk harus dapat menjaga
keanyamanan dan keamanan ibu selama proses rujukan dan
dapat mencapai tempat rujukan dengan cepat.
• Uang dan persyaratan rujukan lainnya harus diingatkan oleh
bidan kepada pihak keluarga untuk dibawa
Indikasi rujukan dilakukan jika terjadi kegawatdaruratan yang memerlukan
rujukan segera atau pasien memerlukan pemeriksaan penunjang medis
yang lebih lengkap
3 hal yang berhubungan dengan peran bidan dalam proses
rujukan :

Keputusan klinis atau Ketersediaan sarana Dukungan dari


pertimbangan bidan dan prasarana keluarga
• Tersedianya fasilitas rujukan bagi ibu hamil baik beresiko
atau tidak merupakan salah satu upaya menurunkan
angka kematian ibu. Penerapan sistem rujukan yang
efektif dan efisien merupakan bagian penting yang
bertujuan memperbaiki kesehatan maternal.
• Contoh studi kasus kebidanan adalah studi kasus di
Puskesmas Sungkai mengenai pelaksanaan sistem
rujukan kasus ibu hamil resiko tinggi oleh bidan desa ke
Puskesmas Poned Kabupaten Banjar-Kalimantan
Selatan.
Analisa:

• Pelayanan rujukan kasus pada ibu hamil risiko tinggi di


Puskesmas PONED belum berjalan sesuai harapan yang
ditargetkan.
• Beberapa indikator menunjukkan tidak semua risiko tinggi dan
komplikasi ibu hamil ditangani sesuai sistem rujukan dan standar
merujuk.
• Masih banyak bidan yang belum memahami dan menerapkan
sistem rujukan kasus dan risiko tinggi kehamilan serta masih
banyak bidan yang belum melakukan sistem rujukan secara tepat
sehingga perlu dilihat proses pelaksanaan rujukan yang dilakukan
bidan desa ke Puskesmas PONED.
• SDM masih terbatas dari segi jumlah tenaga/bidan
(kuantitas) maupun dari segi keterampilan yang dimiliki
oleh petugas kesehatan/bidan (kualitas), sarana dan
prasarana pelaksanaan rujukan yang berkaitan dengan
alat - alat dan obat-obatan esensial maupun pertolongan
pertama pada gawat darurat belum semua terpenuhi
sesuai standar pelayanan minimal, serta sebagian besar
masyarakat yang dirujuk bergantung pada pembiayaan
pelayanan/jaminan kesehatan.
Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas
Disiplin
Lintas sektor --> program yang melibatkan suatu institusi atau instansi negri atau swasta
yang membutuhkan pemberdayaan dan kekuatan dasar dari pemerintah atau swasta yang
membutuhkan pemberdayaan dan kekuatan dasar dari pemerintah atau swasta mengenai
peraturan yang ditetapkan untuk mewujudkan alternatif kebijakan secara terpadu dan
komprehensif sehingga adanya keputusan dan kerjasama

Kerjasama lintas sektoral seperti kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
dan pemerintahan desa

Kerjasama lintas sektor dalam bidang kesehatan --> kerjasama yang melibatkan dinas dan
orang-orang di luar sektor kesehatan yang merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor
yang secara langsung atau tidak langsung terhadap kesehatan manusia
• Kerjasama dilakukan dengan cara ikut serta dalam
mendefinisikan masalah, prioritas kebutuhan,
pengumpulan dan interpretasi informasi serta
mengevaluasi. Prinsip kerjasama lintas sektoral, yaitu
melalui pertalian dengan program di dalam dan di luar
sektor kesehatan untuk mencapai kesadaran yang lebih
besar terhadap konsekuensi kesehatan dari keputusan
kebijakan dan praktek organisasi dari sektor-sektor
berbeda.
contoh kerjasama lintas sektoral dalam bidang
Faktor-faktor yang kesehatan adalah pengadaan transportasi
mempengaruhi kerjasama oleh pemerintahan desa/ nagari bagi ibu
lintas sektoral adalah hamil untuk mempercepat akses ke
anggaran, peraturan, pelayanan kesehatan, adanya kerjasama
komunikasi, komitmen, dengan BPBD terkait penanganan bantuan
peran dan tanggung jawab pangan bagi pasien yang isolasi mandiri di
rumah, pengalokasian dana desa untuk
pelatihan kader posyandu dan posbindu,
dan sebagainya.
Kerjasama lintas displin adalah kerjasama yang
dilakukan dengan berbagai lintas disiplin
ilmu untuk mengatasi satu atau berbagai
masalah kesehatan.
Koordinasi lintas disiplin diperlukan untuk menyusun
dan mengambil kebijakan dalam satu masalah kesehatan masyarakat.

Adanya inovasi dan sinergi berbagai lintas displin diharapkan


dapat meingkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Contoh adanya kerjasama lintas disiplin seperti adanya kerjasama
antara, bidan, dokter, gizi dan sanitasi lingkungan mengenai
pengentaasan pencegahan stunting dan gizi ibu hamil.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai