Anda di halaman 1dari 19

ASKEP HIV/AIDS PADA IBU

HAMIL
KELOMPOK 1
DEFINISI
• AIDS atau Acquired Immune Deficiency Sindrome
merupakan kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang
disebut HIV. Dalam bahasa Indonesia sebagai
Sindrome Cacat Kekebalan Tubuh Dapatan.
Acquired : Didapat, bukan penyakit keturunan
Immune : Sistem kekebalan tubuh
Deficiency : Kekurangan
Syndrome : Kumpulan gejala-gejala penyakit.
Lanjutan….
• AIDS adalah suatu penyakit retrovirus epidemik
menular, yang disebabkan oleh infeksi HIV, yang pada
kasus berat bermanifestasi sebagai depresi berat
imunitas seluler, dan mengenai kelompok risiko
tertentu, termasuk pria homoseksual atau biseksual,
penyalahgunaan obat intravena, penderita hemofilia,
dan penerima transfusi darah lainnya, hubungan
seksual dari individu yang terinfeksi virus tersebut.
ETIOLOGI
• Penularan melalui darah, penularan melalui hubungan seks
(pelecehan seksual).
• Hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan.
• Perempuan yang menggunakan obat bius injeksi dan bergantian
memakai alat suntik.
• Individu yang terpajan ke semen atau cairan vagina sewaktu
berhubungan kelamin dengan orang yang terinfeksi HIV.
• Orang yang melakukuan transfusi darah dengan orang yang terinfeksi
HIV, berarti setiap orang yang terpajan darah yang tercemar melalui
transfusi atau jarum suntik yang terkontaminasi. (WHO, 2003)
MANIFESTASI KLINIS

1. Manifestasi Klinis Mayor


• Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
• Diare kronis lebih dari satu bulan berulang
maupun terus-menerus.
• Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam
3 tiga bulan
Lanjutan…..

2. Manifestasi Klinis Minor


• Batuk kronis
• Infeksi pada mulut dan jamur disebabkan
karena jamur Candida Albicans
• Pembengkakan kelenjar getah bening yang
menetap di seluruh tubuh
• Munculnya Herpes zoster berulang dan
bercak-bercak gatal di seluruh tubuh
FATOFISIOLOGI
• HIV AIDS Pada Ibu hamil
Etiologi : Infeksi Virus
Faktor Resiko :
• Seks Bebas
• Berganti-ganti pasangan
• Pengguna Narkoba suntik
• Penerima transfusi darah
• Tenaga medis
Penularan ibu hamil - bayi
• Antepartum / in utero
• Inpartum
• Postpartum / melalui ASI
• Cara Penularan HIV / AIDS dari Ibu ke Anak
Penularan HIV dari ibu ke anak terjadi karena wanita yang menderita
HIV / AIDS sebagian besar masih berusia subur, sehingga terdapat
resiko penularan infeksi yang terjadi pada saat kehamilan (Richard, et
al., 1997). Selain itu juga karena terinfeksi dari suami atau pasangan
yang sudah terinfeksi HIV / AIDS karena sering berganti-ganti
pasangan dan gaya hidup.
Periode Kehamilan
• Selama kehamilan, kemungkinan bayi tertular HIV
sangat kecil. Hal ini disebabkan karena terdapatnya
plasenta yang tidak dapat ditembus oleh virus itu
sendiri. Oksigen, makanan, antibodi dan obat-obatan
memang dapat menembus plasenta, tetapi tidak oleh
HIV. Plasenta justru melindungi janin dari infeksi HIV.
Periode Persalinan
• Pada periode ini, resiko terjadinya penularan HIV lebih
besar jika dibandingkan periode kehamilan. Penularan
terjadi melalui transfusi fetomaternal atau kontak
antara kulit atau membran mukosa bayi dengan darah
atau sekresi maternal saat melahirkan. Semakin lama
proses persalinan, maka semakin besar pula resiko
penularan terjadi.
Periode Postpartum
• Cara penularan yang dimaksud disini yaitu
penularan melalui ASI. Berdasarkan data
penelitian De Cock, dkk (2000), diketahui bahwa
ibu yang menyusui bayinya mempunyai resiko
menularkan HIV sebesar 10- 15% dibandingkan
ibu yang tidak menyusui bayinya.
PENATALAKSANAAN
• Pengendalian infeksi oportunistik
• Terapi AZT (Azidotimidin)
• Terapi antiviral baru
• Vaksin dan rekonstruksi virus, vaksin yang digunakan adalah
interveron.
• Menghindari infeksi lain, karena infeksi dapat mengaktifkan sel T
dan mempercepat replikasi HIV.
• Rehabilitasi
• Pendidikan
PENGKAJIAN
• Data yang dapat dikumpulkan pada klien yaitu data sebelum dan
selama kehamilan
• Identitas pasien
• Riwayat Kesehatan
• Menstruasi
• Reproduksi
• Keluhan Utama
• Data Psikologi
Kondisi ibu hamil dengan HIV / AIDS takut akan penularan pada bayi
yang dikandungnya. Bagi keluarga pasien cenderung untuk menjauh
sehingga akan menambah tekanan psikologis pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
• Breating : Kaji pernafasan bumil, apabila ibu telah terinfeksi sistem
pernafasan maka sepanjang jalr pernafasan akan mengalami gangguan.
Misal RR meningkat, kebersihan jalan nafas.
• Blood : Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan virus HIV/AIDS.
Penurunan sel T limfosit; jumlah sel T4 helper; jumlah sel T8 dengan
perbandingan 2:1 dengan sel T4; peningkatan nilai kuantitatif P24 (protein
pembungkus HIV); peningkatan kadar IgG, Ig M dan Ig A; reaksi rantai
polymerase untuk mendeteksi DNA virus dalam jumlah sedikit pada infeksi
sel perifer monoseluler; serta tes PHS (pembungkus hepatitis B dan
antibodi,sifilis, CMV mungkin positif).
• Brain : Tingkat kesadaran bumil dengan HIV/AIDS terkadang mengalami
penurunan karena proses penyakit. Hal itu dapat disebabkan oleh
gangguan imunitas pada bumil.
Lanjutan….
• Bowel : Keadaan sisitem pencernaan pada bumil akan mengalami
gangguan. Kebanyakan gangguan tersebut adalah diare yang lama.
Hal itu disebabkan oleh penurunan sistem imun yang berada di tubuh
sehingga bakteri yang ada di saluran pencernaan akan mengalami
gangguan. Hal itu dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan.
• Bladder : Kaji tingkat urin klien apakah ada kondisi patologis seperti
perubahan warna urin, jumlah dan bau. Hal itu dapan
mengidentifikasikan bahwa ada gangguan pada sistem perkemihan.
Biasanya saat imunitas menurun resiko infeksi pada uretra klien.
• Bone : Kaji respon klien, apakah mengalami kesulitan bergerak,reflek
pergerakan. pada ibu hamil kebutuhan akan kalsium
meningkat,periksa apabila ada resiko osteoporosis. Hal itu dapat
memburuk dengan bumil HIV/AIDS.
Diagnosa Keperawatan
• Kekurangan volume cairan b.d diare
• Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d pengeluaran
yang berlebihan ( muntah dan diare berat )
• Nyeri b.d infeksi
• Kerusakan integritas kulit b.d diare berat
• Ansietas b.d transmisi dan penularan interpersonal ( pada bayi )
INTERVENSI
1. Kekurangan volume cairan b.d diare
Tujuan : Mempertahankan hidrasi
Intervensi:
• Pantau tanda-tanda vital, termasuk CVP bila terpasang. Catat
hipertensi, termasuk perubahan postural.
• Catat peningkatan suhu andurasi demam. Berikan kompres
hangat sesuai indikasi. Pertahankan pakaian tetap kering.
Pertahankan kenyamanan suhu normal.
• Kaji turgor kulit, membran mukosa, dan rasa haus.
Lanjutan……
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d pengeluaran
yang berlebihan ( muntah dan diare berat )
Tujuan:
mempertahankan massa otot yang adekuat
mempertahankan berat antara 0,9-1,35 kg dari berat sebelum sakit
Intervensi : Tentukan berat badan umum sebelum pasien didiagnosa
HIV
• Buat ukuran antropometri terbaru.
• Diskusikan/catat efek-efek samping obat-obatan terhadap nutrisi.
Lanjutan….
3. Nyeri b.d infeksi
Tujuan:
Pasien bisa mengontrol nyeri/rasa sakit

Intervensi :
• Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 1-10), frekuensi,
dan waktu. Menandai gejala nonverbal misal gelisah, takikardia,
meringitas.
• Dorong pengungkapan perasaan.
• Berikan aktivitas hiburan, mis., membaca, berkunjung, dan menonton
televise.
• Lakukan tindakan paliatif, mis., pengubahan posisi, masase, rentang
gerak pada sendi yang sakit.

Anda mungkin juga menyukai