T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karunia nikmatNya saya dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk “Asuhan
Keperawatan pada Pasien Hiv Aids ” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas Mata Pelajaran Keperawatan Keluarga yang diampu oleh Bapak Ns. Adirman
Lapau S.kep
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga
penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat umumnya, dan untuk kami khususnya.
DELITUA,Mei 2020
Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai penambah pengetahuan tentang HIV/AIDS. Selain itu juga, tujuan khusus
dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari HIV/AIDS.
2. Mengetahui penyebab dari timbulnya penyakit HIV/AIDS.
3. Mengetahui patofisiologi HIV/AIDS.
4. Mengetahui manifestasi klinis dari HIV/AIDS.
5. Mengetahui komplikasi yang akan terjadi pada HIV/AIDS.
6. Mengetahui penatalaksanaan medis pada HIV/AIDS.
7. Mengetahui asuhan keperawatan pada penderita HIV/AIDS khususnya pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yakni virus yang
menyerang sistem imun sehingga kekebalan menjadi lemah bahkan sampai hilang.
Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Disease Syndrome,
yakni suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu virus HIV (Sujana, 2007).
HIV secara umum adalah virus yang hanya dapat menginfeksi manusia,
memperbanyak diri didalam sel manusia, sehingga menurunkan kekebalan manusia
terhadap penyakit infeksi. AIDS adalah sekumpulan tanda dan gejala penyakit akibat
hilangnya atau menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang yang didapat karena
terinfeksi HIV.
AIDS adalah salah satu penyakit retrovirus epidemic menular, yang disebabkan oleh
infeksi HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai depresi berat imunitas seluler,
dan mengenai kelompok resiko tertentu, termasuk pria homoseksual, atau biseksual,
penyalahgunaan obat intra vena, penderita hemofilia, dan penerima transfusi darah
lainnya, hubungan seksual dan individu yang terinfeksi virus tersebut. (DORLAN, 2002)
AIDS merupakan bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dan kelainan ringan
dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan
berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan kelainan
malignitas yang jarang terjadi. (Centre for Disease Control and Prevention)
2.2 Etiologi
Etiologi atau penyebab dari HIV/AIDS karena terganggunya system imun dalam
tubuh ODHA. Partikel virus bergabung dengan sel DNA pasien sehingga orang yang
terinfeksi HIV akan seumur hidup tetap terinfeksi. Sebagian pasien memperlihatkan gejala
tidak khas seperti demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam dan
lain sebagainya pada 3-6 minggu setelah infeksi (Sudoyo, 2006).
Selain karena terganggunya system imun, HIV juga disebabkan oleh penyebarluasan
melalui berbagai jalur penularan diantaranya:
2.3 Patofisiologi
Penyebab acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah human
immunodeficiencyvirus (HIV), yang melekat dan memasuki limfosit T helper CD4+. Virus
tersebut menginfeksi limfosit CD4+ dan sel-sel imunologis lainnya, dan orang itu
mengalami destruksi sel CD4+ secara bertahap. Sel-sel yang memperkuat dan mengulang
respons imunologis diperlukan untuk mempertahankan kesehatan yang baik dan bila sel-
sel tersebut berkurang dan rusak maka fungsi imun lain akan terganggu.
HIV dapat pula menginfeksi makrofag, sel-sel yang dipakai virus untuk melewati
sawar darah otak masuk ke dalam otak. Fungsi limfosit B juga terpengaruh dengan
peningkatan produksi immunoglobulin total yang berhubungan dengan penurunan
produksi antibody spesifik. Dengan memburuknya sistem imun secara progresif, tubuh
menjadi semakin rentan terhadap infeksi oportunistik dan juga berkurang kemampuannya
dalam memperlambat replikasi HIV. Infeksi HIV dimanifestasikan sebagai penyakit
multisystem yang dapat bersifat dolman bertahun-tahun karena menyebabkan
imunodefisiensi secara bertahap. Kecepatan perkembangan dan manifestasi klinis penyakit
ini bervariasi orang ke orang (Bezt, Cecily Lynn. 2009).
PATHWAY
(HIV RETROVIRUS)
MENYERANG LIMFOSIT T CD4+
kan melalui darah, semen, sekresi vagina, ludah, air mata, ASI
Manifestasi
(STADIUM ASIMPTOMATIK (5-10 klinis
tahun)
Masuk ke dalam organ tubuh tapi
lenjar getah bening di leher, ketiak, paha. Keluar keringat malam hari. Lemas, BB turun 5kg/bulan batuk kering, diare, bercak di kulit,ul
tidak mengalami gejala
Kelainan otak, meningitis, kanker kulit, luka ulserasi, infeksi yang menyebar, TBC, diare kolik,
(STADIUM AIDS)
Tahap akhir infeksi, menyerang limfosit B
akan antibody spesifik dan system saraf
pusat, meliputi selaputnya yang sifatnya
toksik terhadap sel
2. Gejala dan tanda yang muncul setelah 6 bulan sampai 5 tahun setelah infeksi, dapat
muncul gejala-gejala kronis : sindrom limfodenopati kronis yaitu pembesaran getah
bening yang terus membesar lebih luas misalnya di leher, ketiak dan lipat paha.
Kemudian sering keluar keringat malam tanpa penyebab yang jelas. Selanjutnya timbul
rasa lemas, penurunan berat badan sampai kurang 5 kg setiap bulan, batuk kering, diare,
bercak-bercak di kulit, timbul tukak (ulceration), perdarahan, sesak nafas, kelumpuhan,
gangguan penglihatan, kejiwaan terganggu. Gejala ini diindikasikan dengan adanya
kerusakan sistem kekebalan tubuh.
3. Pada tahap akhir, orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya rusak akan menderita
AIDS. Pada tahap ini penderita sering diserang penyakit berbahaya seperti kelainan
otak, meningitis, kanker kulit, luka bertukak, infeksi yang menyebar, tuberkulosis paru
(TBC), diare kronik, candidiasis mulut dan pneumonia.
Menurut Cecily L Betz, anak-anak dengan infeksi HIV yang didapat pada masa
perinatal tampak normal pada saat lahir dan mulai timbul gejala pada 2 tahun pertama
kehidupan. Manifestasi klinisnya antara lain:
1) Berat badan lahir rendah.
2) Gagal tumbuh.
3) Limfadenopati umum.
4) Hepatosplenomegali.
5) Sinusitis.
6) Infeksi saluran pernapasan atas berulang.
7) Parotitis.
8) Diare kronik atau kambuhan.
9) Infeksi bakteri dan virus kambuhan.
10) Infeksi virus Epstein-Barr persisten.
11) Sariawan orofaring.
12) Trombositopenia.
13) Infeksi bakteri seperti meningitis.
14) Pneumonia interstisial kronik.
2.5 Komplikasi
1. Pneumonia Pneumocystis carinii (PPC).
3. Tuberkulosis (TB).
5. Candidiasis esophagus.
6. Limfadenopati
7. Diare kronik
3.1. Kasus
Pada Pasien HIV AIDS di Ruangan RA 1 RSPHAM. Pasien yang dirawat bernama Ny.
R, umur 40 tahun, pekerjaan wiraswasta, masuk rumah sakit tanggal 20 Januari 2020 jam 05.00
Wib. Sumber informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan keluarga
pasien,observasi,pemeriksaan fisik dan catatan medik.
3.2. Pengkajian
Identitas Pasien
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama: Lemah seluruh badan dan demam sejak satu bulan yang lalu,
tidak ada nafsu makan serta BAB cair dan berwarna kekuningan serta sakit
pada area mulut.
Kapan : Sejak satu bulan yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit.
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda – Tanda Vital
- Tekanan darah : 90/60 mmHg - Nadi : 90x/menit
Kepala : Normal
- Nyeri : Tidak
- Peradangan : Tidak
- Operasi : Pasien tidak pernah mengoperasi mata.
- Pendengaran
- Gangguan pendengaran : tidak
- Nyeri : tidak
- Peradangan : tidak
- Hidung
- Inspeksi :
Jejas : tidak
ANALISA DATA
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
HIV secara umum adalah virus yang hanya dapat menginfeksi manusia,
memperbanyak diri didalam sel manusia, sehingga menurunkan kekebalan manusia
terhadap penyakit infeksi. AIDS adalah sekumpulan tanda dan gejala penyakit akibat
hilangnya atau menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang yang didapat karena
terinfeksi HIV. Penularan HIV dari ibu ke anak yang biasa terjadi selama dalam
kandungannya (antepartum),selama persalinan (intrapartum),pada bayi baru lahir
terpajan oleh cairan tubuh ibu yang terinfeksi (post partum) dan pada bayi tertular
melalui pemberian ASI. Menurut Cecily L Betz, anak-anak dengan infeksi HIV yang
didapat pada masa perinatal tampak normal pada saat lahir dan mulai timbul gejala
pada 2 tahun pertama kehidupan.
Sasaran bagi pasien HIV/ AIDS dengan mencakup pasien mengalami risiko
infeksi minimal, pasien tidak menyebarkan penyakit pada orang lain, pasien
mendapatkan nutrisi yang optimal, dan pasien berpartisipasi dalam kelompok sebaya
dan aktivitas keluarga.
4.2. Saran
Karena sampai saat ini belum diketahui vaksin atau obat yang efektif untuk
pencegahan atau penyembuhan AIDS, maka untuk menghindari infeksi HIV dan
menekan penyebarannya, cara yang utama adalah melakukan tindakan
pencegahan melalui perubahan perilaku.
Kepada para pembaca khususnya perawat, diharapkan dengan adanya makalah
ini dapat melaksanakan tindakan yang tepat dan benar dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada penderita HIV/ AIDS.
24
DAFTAR PUSTAKA
Bezt, Cecily Lynn. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC.
DR. Nursalam, M.Nurs dan Ninuk Dian Kurniawati, S.Kep. Ns. 2007. Asuhan
Keperawatan
pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS Edisi Pertama. Salemba Medika: Jakarta.
Lily, V.L. 2004. Transmisi HIV dari Ibu ke Anak. Majalah Kedokteran Indonesia. 54.
Martono, Lydia Harlina. 2008. Peran Orang Tua Dalam Mencegah Dan
Menanggulangi
Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Balai Pustaka
PELKESI. 1995. Pendekatan Perencanaan Program PMS dan AIDS di Masyarakat.
Jakarta:
PELKESI
Sudoyo, Aru W, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III edisi IV. Jakarta:
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta: EGC
26