Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Nicke Suprapto
P.17420113021
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat, inayah, taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Retardasi
Mental ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu penulis mengucapakan terimakasih kepada:
1
Ibu Lucia Endang Hartati, S.Kp, MN selaku koordinator mata kuliah keperawatan
anak.
Orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi kepada penulis, dan
Rekan-rekan kelas 2A1 yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
menerima kritik dan saran. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Semarang,
Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 3
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................................................4
B.
Rumusan Masalah.............................................................................................5
C.
Tujuan...............................................................................................................5
D.
Manfaat.............................................................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi Retardasi Mental.................................................................................6
B.
Etiologi..............................................................................................................6
C.
Klasifikasi.........................................................................................................7
D.
Patofisiologi......................................................................................................8
E.
Manisfestasi Klinis...........................................................................................9
F.
Pemeriksaan Penunjang....................................................................................9
G.
Penatalaksaan Medis.........................................................................................9
H.
Pencegahan.......................................................................................................9
Riwayat Kesehatan..........................................................................................11
C.
Pemeriksaan Fisik...........................................................................................12
D.
Analisa Data....................................................................................................12
E.
Diagnosa.........................................................................................................13
F.
Perencanaan....................................................................................................13
G.
Evaluasi...........................................................................................................14
Saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah yang dipakai terhadap orang yang punya batasan tertentu dalam fungsi mental
dan keterampilan komunikasi, menjaga diri sendiri, dan keterampilan sosial. Pembatasan ini
akan menyebabkan anak belajar dan berkembang dengan lambat daripada anak lain. Anak
dengan retardasi mental membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara, berjalan, dan
menjaga kebutuhan personalnya seperti memakai baju dan makan. Mereka punya masalah
belajar disekolah, mereka akan belajar tetapi itu akan makan waktu lebih lama dan ada
beberapa hal yang mereka tidak bisa pelajari.
Keterbelakangan mental ( Retardasi Mental, RM ) adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan fungsi kecerdasan umum yang dibawah rata rata disertai dengan kekurangan
kemampuannya untuk menyesuaikan diri (berprilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum
usia 18 tahun atau keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental
yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang.
Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau
tuna mental.
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil
dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap
intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan
jiwa atau gangguan fisik lainnya.
Orang-orang
yang
secara
mental
mengalami
keterbelakangan,
memiliki
perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam
proses belajar serta adaptasi sosial. 3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan
mental.
B.
Tujuan
Untuk mempelajari tentang retardasi mental pada anak
C.
Rumusan Malasah
1. Apa Definisi, etiologi, gejala, pemeriksaan penunjang dari masalah retardasi mental (RM)
2.
3.
4.
5.
D.
pada anak ?
Bagaimana Pengkajian pada anak RM ?
Apa saja Diagnosis yang muncul pada anak RM ?
Apa saja Intervensi yang dilakukan pada anak RM ?
Bagaiman Evaluasi pada anak RM ?
Manfaat
1. Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan RM.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
3. Sebagai sumber referensi bagi pembaca mengenai RM.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
B.
Etiologi
Beberapa Penyebab Retardasi Mental yaitu
Akibat Infeksi.
Dalam Kelompok ini termasuk keadaan Retardasi Mental karena kerusakan jaringan
otak akibat infeksi Intrakranial, cedera Hipoksia (kekurangan oksigen), cedera pada bagian
kepala yang cukup berat, Infeksi sitomegalovirus bawaan, Ensefalitis, Toksoplasmosis
kongenitalis, Listeriosis, Infeksi HIV, karena serum, obat atau zat toksik lainnya.
alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil, Keracunan metilmerkuri,
Keracunan
timah
hitam
juga
dapat
mengakibatkan
Retardasi
Mental.
Lesch-Nyhan,
Sindroma
Rett,
Sklerosis
tuberose
dari 38 minggu. Serta behubungan pula dengan kehamilan anak pertama pada wanita
Adolesen dan diatas 40 tahun.
C.
Klasifikasi
Klasifikasi Retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Retardasi mental berat sekali
IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang terkena Retardasii
mental.
2. Retardasi mental berat
IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena Retardasi
mental.
3. Retardasi mental sedang
IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena Retardasi
mental.
4. Retardasi mental ringan
IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena Retardasi mental.
Pada umunya anak-anak dengan Retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak
tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.
D.
Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi
mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa
kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah
normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada
sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan
merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas,
pengarahan diri , kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja.
E.
Manifestasi Klinis
Gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut:
8
Pemeriksaan penunjang
1.
Kromosomal Kariotipe
a.
b.
c.
d.
Genetalia abnormal
2.
b.
3.
b.
Tuberous sklerosis
c.
d.
Kejang lokal
e.
4.
b.
Neonatal hepatosplenomegali
c.
d.
Chorioretinitis
e.
Mikroptalmia
f.
Kalsifikasi intrakranial
g.
Mikrosefali
.
G.
Kejang mioklonik
Penatalaksanaan Medis
Pencegahan
1. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat,
perbaikan keadaan-sosio ekonomi, konseling genetik dan tindakan kedokteran (umpamanya
perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita
adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan pencegahan peradangan otak pada anak-anak).
2.Pencegahan sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan
subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan
kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong).
3.Pencegahan tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya
disekolah luar biasa. Dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif atau
dektrukstif.
10
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara
lain membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan
Retardasi mental .Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat
diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi
pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.
Latihan dan Pendidikan
Pendidikan anak dengan Retardasi mental secara umum ialah:
Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang ada.
Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau yang anti sosial.
Mengajarkan suatu keahlian (skill) agar anak itu dapat mencari nafkah kelak.
Latihan diberikan secara kronologis dan meliputi :
1. Latihan rumah: pelajaran-pelajaran mengenai makan sendiri, berpakaian sendiri,
kebersihan badan.
2. Latihan sekolah: yang penting dalam hal ini ialah perkembangan sosial.
3. Latihan teknis: diberikan sesuai dengan minat, jenis kelamin dan kedudukan sosial.
4. Latihan moral: dari kecil anak harus diberitahukan apa yang baik dan apa yang tidak baik.
Agar ia mengerti maka tiap-tiap pelanggaran disiplin perlu disertai dengan hukuman dan tiap
perbuatan yang baik perlu disertai hadiah.
BAB III
ASKEP PADA ANAK
DENGAN RETARDASI MENTAL
11
A.
Pengkajian
Pengkajian terdiri atas evaluasi komprehensif mengenai kekurangan dan kekuatan yang
berhubungan dengan ketrampilan adaptif ; komunikasi, perawatan diri, interaksi sosial,
penggunaan sarana-sarana di masyarakat pengarahan diri, pemeliharaan kesehatan dan
keamanan, akademik fungsional, pembentukan ketrampilan rekreasi dan ketenangan dan
bekerja.
B. Riwayat Kesehatan
a.
b.
c.
C. Pemeriksaan fisik
1. Kepala: Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
12
2. Rambut: Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah
3. Mata: mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
4. Hidung : punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas, dll
5. Mulut: bentuk V yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi
6. Telinga: keduanya letak rendah; dll
7. Muka: panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
8. Leher: pendek, tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
9. Tangan: jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar
10. Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll
11. Genitalia: mikropenis, testis tidak turun, dll
12. Kaki: jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing
diujungnya, lebar, besar, gemuk
D. Diagnosa
Perubahan proses berfikir berhubungan dengan adanya perubahan fisiologis pada
anak.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan/tahanan.
E. Perencanaan Asuhan KeperAwatan (Nurse Care Planing / NCP)
No
1
Diagnosa
Tujuan
kriteria hasil
Intervensi
rasional
keperawatan
Perubahan
Agar proses
Mempertahankan
proses
berfiki
atau melakukan
berfikir
kognitif dapat
kembali orientasi
perhatian,
untuk berkonsentrasi
berhubungan
teratasi.
mental dan
kebingungan, dan
mungkin memendek
dengan
Mandiri
- 1. kaji rentang
perhatian/kemampuan
adanya
perubahan
-Rentang
ansitasnya.
-
menyebabkan dan
fisiologis
yang merangsang,
terjadinya asientas
pada anak.
yang mempengaruhi
argumentasi, dan
konfrontasi.
- 3. Hindari
menurunkan resiko
terjadinya
meninggalkan
peningkatan
pasien sendirian
ketika mengalami
agitasi, gelisah, atau
berontak.
-
asientas dapat
mengakibatkan
13
kehilangan control
dan meningkatkan
kepanikan. Dukungan
dapat memberikan
ketenangan yang
menurunkan asientas
dan resiko terjadinya
trauma
2
Perubahan
Keluarga
1.Keluarga
1. Berikan informasi
1. Agar keluarga
proses
menerima
membuat
pada keluarga
dapat
keluarga
kondisi
keputusan yang
karena keluarga
mengidentifikasi
berhubungan
anaknya.
realistis
dapat mencurigai
dengn
berdasarkan
perawatan anak di
mempunyai
kebutuhan dan
mungkin
anak yang
kemampuan
memerlukan
datang.
menderita
mereka.
dukungan.
2. Anggota
2. Berikan informasi
keluarga
pada keluarga
2. Keluarga mendapat
menunjukan
informasi tentang
penerimaan
untuk dijadikan
kondisi anaknya.
terhadap anak.
bahan rujukan
retaldasi
mental
keluarga di
kemudian hari.
F. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses
keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan
menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian atau
belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu di kaji, direncanakan, dilaksanakan
dan dinilai kembali.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan,
menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan asuhan keperawatan
14
yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah di tetapkan lebih dulu. Pada tahap
evaluasi yang perawat lakukan pada anak tersebut adalah melihat apakah masalah yang telah
diatasi sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditetapkan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya
kemampuan untuk menyesuaikan diri (berpelilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia
18 tahun
15
DAFTAR PUSTAKA
Down Syndrome: prenatal Risk Assessment and Diagnosis by DS Newberger (American
Family Physician August 15, 2000, http://www.aafp.org/afp/20000815/825.html).
Keperawatan Pediatrik edisi 4, Penerbi t buku kedokteran. EGC1999 : Jakarta.
Rencana asuhan keperawatan : Marlynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse. EGC. 1999 :
Jakarta.
16