Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak Tahun Ajaran 2014/2015
Dosen Pengampu : Titin Suheri, S.Kp, MSc

Disusun oleh :
Nicke Suprapto
P.17420113021

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2015

KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat, inayah, taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Retardasi
Mental ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu penulis mengucapakan terimakasih kepada:
1

Ibu Lucia Endang Hartati, S.Kp, MN selaku koordinator mata kuliah keperawatan
anak.

Para dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Anak

Orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi kepada penulis, dan

Rekan-rekan kelas 2A1 yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami

menerima kritik dan saran. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Semarang,

Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 3
BAB I : PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang..................................................................................................4

B.

Rumusan Masalah.............................................................................................5

C.

Tujuan...............................................................................................................5

D.

Manfaat.............................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi Retardasi Mental.................................................................................6
B.

Etiologi..............................................................................................................6

C.

Klasifikasi.........................................................................................................7

D.

Patofisiologi......................................................................................................8

E.

Manisfestasi Klinis...........................................................................................9

F.

Pemeriksaan Penunjang....................................................................................9

G.

Penatalaksaan Medis.........................................................................................9

H.

Pencegahan.......................................................................................................9

BAB III: ASKEP PADA ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL


A. Pengkajian.......................................................................................................11
B.

Riwayat Kesehatan..........................................................................................11

C.

Pemeriksaan Fisik...........................................................................................12

D.

Analisa Data....................................................................................................12

E.

Diagnosa.........................................................................................................13

F.

Perencanaan....................................................................................................13

G.

Evaluasi...........................................................................................................14

BAB IV: PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................................................15
B.

Saran...............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Istilah yang dipakai terhadap orang yang punya batasan tertentu dalam fungsi mental

dan keterampilan komunikasi, menjaga diri sendiri, dan keterampilan sosial. Pembatasan ini
akan menyebabkan anak belajar dan berkembang dengan lambat daripada anak lain. Anak
dengan retardasi mental membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara, berjalan, dan
menjaga kebutuhan personalnya seperti memakai baju dan makan. Mereka punya masalah
belajar disekolah, mereka akan belajar tetapi itu akan makan waktu lebih lama dan ada
beberapa hal yang mereka tidak bisa pelajari.
Keterbelakangan mental ( Retardasi Mental, RM ) adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan fungsi kecerdasan umum yang dibawah rata rata disertai dengan kekurangan
kemampuannya untuk menyesuaikan diri (berprilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum
usia 18 tahun atau keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental
yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang.
Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau
tuna mental.
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil
dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap
intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan
jiwa atau gangguan fisik lainnya.
Orang-orang

yang

secara

mental

mengalami

keterbelakangan,

memiliki

perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam
proses belajar serta adaptasi sosial. 3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan
mental.

B.

Tujuan
Untuk mempelajari tentang retardasi mental pada anak

C.

Rumusan Malasah
1. Apa Definisi, etiologi, gejala, pemeriksaan penunjang dari masalah retardasi mental (RM)
2.
3.
4.
5.

D.

pada anak ?
Bagaimana Pengkajian pada anak RM ?
Apa saja Diagnosis yang muncul pada anak RM ?
Apa saja Intervensi yang dilakukan pada anak RM ?
Bagaiman Evaluasi pada anak RM ?

Manfaat
1. Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan RM.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
3. Sebagai sumber referensi bagi pembaca mengenai RM.

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Definisi Retardasi Mental


ICG ( WHO, 1992 ) retardasi mental ialah suatu keadaan perkembangan mental
yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai dengan adanya hendaya
( impairment) keterampilan ( kecakapan, skill ) selama masa perkembangan, sehingga
berpengaruh terhadap intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
DSM IV ( 1994 ) retardasi mental merupakan gangguan yang ditandai oleh fungsi
intelektual IQ yang di bawah rata rata ( IQ kira kira 70 atau lebih rendah yang bermula
sebelum usia 18 tahun disertai dengan prilaku adaptif.
American Assosiation For Mental Deficiency ( AAMD ) yaitu : retardasi mental
adalah keadaan dimana intelegensia umum berfungsi di bawah rata rata, yang bermula
sewaktu masa perkembangan dan disertai gangguan pada tingkah laku penyesuaian.
American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 : Kelemahan atau
ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak - kanak (sbl 18 tahun) ditandai dengan
fs. Kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain pada
sedikitnya dua area berikut : berbicara dan berbahasa; ketrampilan merawat diri, ADL;
ketrampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat; kesehatan dan keamanan; akademik
fungsional; bekerja dan rileks, dll.
Suatu keadaan yang ditandai dengan fs. Intelektual berada dibawah normal, timbul
pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan
adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991).

B.

Etiologi
Beberapa Penyebab Retardasi Mental yaitu
Akibat Infeksi.
Dalam Kelompok ini termasuk keadaan Retardasi Mental karena kerusakan jaringan
otak akibat infeksi Intrakranial, cedera Hipoksia (kekurangan oksigen), cedera pada bagian
kepala yang cukup berat, Infeksi sitomegalovirus bawaan, Ensefalitis, Toksoplasmosis
kongenitalis, Listeriosis, Infeksi HIV, karena serum, obat atau zat toksik lainnya.

Akibat Rudapaksa dan atau Sebab Fisik Lain.


Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain, seperti sinar x, bahan kontrasepsi dan
usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan Retardasi Mental, Pemakaian
6

alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil, Keracunan metilmerkuri,
Keracunan

timah

hitam

juga

dapat

mengakibatkan

Retardasi

Mental.

Akibat Gangguan Metabolisme, Pertumbuhan atau Gizi.


Semua Retardasi Mental yang langsung disebabkan oleh gangguan Metabolisme
(misalnya gangguan metabolime lemak, karbohidrat dan protein), Sindroma Reye, Dehidrasi
hipernatremik, Hipotiroid kongenital, Hipoglikemia (diabetes melitus yang tidak terkontrol
dengan baik), pertumbuhan atau gizi termasuk dalam kelompok ini hal-hal seperti
Kwashiorkor, Marasmus, Malnutrisi dapat mengakibatkan Retardasi Mental.
Akibat Kelainan pada Kromosom
Kelainan ini bisa diartikan dengan kesalahan pada jumlah Kromosom (Sindroma
Down), defek pada Kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma
Prader-Willi), dan Translokasi Kromosom.
Akibat Kelainan Genetik
Seperti Galaktosemia, Penyakit Tay-Sachs, Fenilketonuria, Sindroma Hunter,
Sindroma Hurler, Sindroma Sanfilippo, Leukodistrofi metakromatik, Adrenoleukodistrofi,
Sindroma

Lesch-Nyhan,

Sindroma

Rett,

Sklerosis

tuberose

Akibat Penyakit Otak Yang Nyata (Postnatal).


Dalam kelompok ini termasuk Retardasi Mental akibat Neoplasma (tidak termasuk
pertumbuhan sekunder karena rudapaksa atau peradangan) dan beberapa reaksi sel-sel otak
yang nyata, tetapi yang belum diketahui betul etiologinya (diduga herediter). Reaksi sel-sel
otak ini dapat bersifat degeneratif, infiltratif, radang, proliferatif, sklerotik atau reparatif.
Akibat Penyakit/Pengaruh Pranatal Yang Tidak Jelas.
Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak diketahui
etiologinya, termasuk Anomali Kranial Primer dan Defek Kogenital yang tidak diketahui
sebabnya.
Akibat Prematuritas dan Kehamilan Wanita diatas 40 tahun.
Kelompok ini termasuk Retardasi Mental yang berhubungan dengan keadaan bayi
pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa hamil kurang
7

dari 38 minggu. Serta behubungan pula dengan kehamilan anak pertama pada wanita
Adolesen dan diatas 40 tahun.
C.

Klasifikasi
Klasifikasi Retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Retardasi mental berat sekali
IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang terkena Retardasii
mental.
2. Retardasi mental berat
IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena Retardasi
mental.
3. Retardasi mental sedang
IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena Retardasi
mental.
4. Retardasi mental ringan
IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena Retardasi mental.
Pada umunya anak-anak dengan Retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak
tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.

D.

Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi
mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa
kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah
normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada
sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan
merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas,
pengarahan diri , kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja.

E.

Manifestasi Klinis
Gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut:
8

1. Retradasi Mental Ringan


Keterampilan social dan komunikasinya mungkin adekuat dalam tahun-tahun
prasekolah. Tetapi saat anak menjadi lebih besar, deficit koognitif tertentu seperti kemampuan
yang buruk untuk berpikir abstrak dan egosentrik mungkin membedakan dirinya dari anak
lain seusianya.
2. Retradasi Mental Sedang
Keterampilan komunikasi berkembang lebih lambat. Isolasi social dirinya mungkin
dimulai pada usia sekolah dasar. Dapat dideteksi lebih dini jika dibandingkan retradasi mental
ringan.
3. Retradasi Mental Berat
Bicara anak terbatas dan perkembangan motoriknya buruk. Pada usia prasekolah
sudah nyata ada gangguan. Pada usia sekolah mungkin kemampuan bahasanya berkembang.
Jika perkembangan bahasanya buruk, bentuk komunikasi nonverbal dapat berkembang.
4. Retradasi Mental Sangat Berat
Keterampilan komunikasi dan motoriknya sangat terbatas. Pada masa dewasa dapat
terjadi perkembangan bicara dan mampu menolong diri sendiri secara sederhana. Tetapi
seringkali masih membutuhkan perawatan orang lain.
Terdapat ciri klinis lain yang dapat terjadi sendiri atau menjadi bagian dari gangguan retradasi
mental , yaitu hiperakivitas, toleransi frustasi yang rendah, agresi, ketidakstabilan efektif ,
perilaku motorik stereotipik berulang, dan perilaku melukai diri sendiri.
F.

Pemeriksaan penunjang

1.

Kromosomal Kariotipe
a.

Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas

b.

Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen

c.

Terdapat beberapa kelainan kongenital

d.

Genetalia abnormal

2.

EEG ( Elektro Ensefalogram)


a.

Gejala kejang yang dicurigai

b.

Kesulitan mengerti bahasa yang berat

3.

CT ( Cranial Computed Tomography) atau MRI ( Magnetic Resonance Imaging)


a.

Pembesaran kepala yang progresif


9

b.

Tuberous sklerosis

c.

Dicurigai kelainan otak yang luas

d.

Kejang lokal

e.

Dicurigai adanya tumor intrakranial

4.

Titer virus untuk infeksi kongenital


a.

Kelainan pendengaran tipe sensorineural

b.

Neonatal hepatosplenomegali

c.

Petechie pada periode neonatal

d.

Chorioretinitis

e.

Mikroptalmia

f.

Kalsifikasi intrakranial

g.

Mikrosefali

.
G.

Kejang mioklonik
Penatalaksanaan Medis

Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :


Obat-obat psikotropika ( tioridazin,Mellaril untuk remaja dengan perilaku yang
membahayakan diri sendiri.
Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda gangguan konsentrasi/gangguan
hyperaktif.
Antidepresan ( imipramin (Tofranil).
Karbamazepin ( tegrevetol) dan propanolol ( Inderal ).
H.

Pencegahan
1. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat,
perbaikan keadaan-sosio ekonomi, konseling genetik dan tindakan kedokteran (umpamanya
perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita
adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan pencegahan peradangan otak pada anak-anak).
2.Pencegahan sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan
subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan
kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong).
3.Pencegahan tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya
disekolah luar biasa. Dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif atau
dektrukstif.
10

Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara
lain membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan
Retardasi mental .Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat
diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi
pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.
Latihan dan Pendidikan
Pendidikan anak dengan Retardasi mental secara umum ialah:
Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang ada.
Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau yang anti sosial.
Mengajarkan suatu keahlian (skill) agar anak itu dapat mencari nafkah kelak.
Latihan diberikan secara kronologis dan meliputi :
1. Latihan rumah: pelajaran-pelajaran mengenai makan sendiri, berpakaian sendiri,
kebersihan badan.
2. Latihan sekolah: yang penting dalam hal ini ialah perkembangan sosial.
3. Latihan teknis: diberikan sesuai dengan minat, jenis kelamin dan kedudukan sosial.
4. Latihan moral: dari kecil anak harus diberitahukan apa yang baik dan apa yang tidak baik.
Agar ia mengerti maka tiap-tiap pelanggaran disiplin perlu disertai dengan hukuman dan tiap
perbuatan yang baik perlu disertai hadiah.

BAB III
ASKEP PADA ANAK
DENGAN RETARDASI MENTAL
11

A.

Pengkajian
Pengkajian terdiri atas evaluasi komprehensif mengenai kekurangan dan kekuatan yang
berhubungan dengan ketrampilan adaptif ; komunikasi, perawatan diri, interaksi sosial,
penggunaan sarana-sarana di masyarakat pengarahan diri, pemeliharaan kesehatan dan
keamanan, akademik fungsional, pembentukan ketrampilan rekreasi dan ketenangan dan
bekerja.

B. Riwayat Kesehatan
a.

Riwayat kesehatan sekarang


Pasien menunjukkan Gangguan kognitif ( pola, proses pikir ), Lambatnya ketrampilan
ekspresi dan kemampuan bahasa, Gagal melewati tahap perkembangan yang utama, Lingkar
kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar atau lebih kecil dari ukuran
normal anak yaitu 30cm - 37cm), lambatnya pertumbuhan, tonus otot abnormal ( lebih sering
tonus otot lemah ), ciri-ciri dismorfik, dan terlambatnya perkembangan motoris halus dan
kasar.

b.

Riwayat kesehatan dahulu


Kemungkinan besar pasien pernah mengalami Penyakit kromosom ( Trisomi 21
( Sindrom Down), Sindrom Fragile X, Gangguan Sindrom ( distrofi otot Duchene ),
neurofibromatosis ( tipe 1), Gangguan metabolisme sejak lahir ( Fenilketonuria ), Abrupsio
plasenta, Diabetes maternal, Kelahiran premature, Kondisi neonatal termasuk meningitis dan
perdarahan intracranial, Cedera kepala, Infeksi, Gangguan degenerative.

c.

Riwayat kesehatan keluarga


Ada kemungkinan besar ada keluarga yang menderita retardasi mental atau penyakit
yang dapat memicu terjadinya retardasi mental, terutama dari ibu tersebut.

C. Pemeriksaan fisik
1. Kepala: Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
12

2. Rambut: Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah
3. Mata: mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
4. Hidung : punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas, dll
5. Mulut: bentuk V yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi
6. Telinga: keduanya letak rendah; dll
7. Muka: panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
8. Leher: pendek, tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
9. Tangan: jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar
10. Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll
11. Genitalia: mikropenis, testis tidak turun, dll
12. Kaki: jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing
diujungnya, lebar, besar, gemuk
D. Diagnosa
Perubahan proses berfikir berhubungan dengan adanya perubahan fisiologis pada
anak.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan/tahanan.
E. Perencanaan Asuhan KeperAwatan (Nurse Care Planing / NCP)
No
1

Diagnosa

Tujuan

kriteria hasil

Intervensi

rasional

keperawatan
Perubahan

Agar proses

Mempertahankan

proses

berfiki

atau melakukan

berfikir

kognitif dapat

kembali orientasi

perhatian,

untuk berkonsentrasi

berhubungan

teratasi.

mental dan

kebingungan, dan

mungkin memendek

dengan

Mandiri
- 1. kaji rentang

perhatian/kemampuan

realisasi biasanya. catat tingkat

adanya
perubahan

-Rentang

secara tajam yang

ansitasnya.
-

menyebabkan dan

2. kurangi stimulus merupakan potensi

fisiologis

yang merangsang,

terjadinya asientas

pada anak.

kritik yang negative,

yang mempengaruhi

argumentasi, dan

proses fikir pasien.

konfrontasi.

- 3. Hindari

menurunkan resiko
terjadinya

meninggalkan

peningkatan

pasien sendirian

emosianal pada anak.

ketika mengalami
agitasi, gelisah, atau
berontak.
-

asientas dapat
mengakibatkan
13

kehilangan control
dan meningkatkan
kepanikan. Dukungan
dapat memberikan
ketenangan yang
menurunkan asientas
dan resiko terjadinya
trauma
2

Perubahan

Keluarga

1.Keluarga

1. Berikan informasi

1. Agar keluarga

proses

menerima

membuat

pada keluarga

dapat

keluarga

kondisi

keputusan yang

karena keluarga

mengidentifikasi

berhubungan

anaknya.

realistis

dapat mencurigai

sasaran realistis untuk

dengn

berdasarkan

adanya masalah dan

perawatan anak di

mempunyai

kebutuhan dan

mungkin

masa yang akan

anak yang

kemampuan

memerlukan

datang.

menderita

mereka.

dukungan.

2. Anggota

2. Berikan informasi

keluarga

pada keluarga

2. Keluarga mendapat

menunjukan

tentang kondisi anak

informasi tentang

penerimaan

untuk dijadikan

kondisi anaknya.

terhadap anak.

bahan rujukan

retaldasi
mental

keluarga di
kemudian hari.
F. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses
keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan
menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian atau
belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu di kaji, direncanakan, dilaksanakan
dan dinilai kembali.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan,
menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan asuhan keperawatan
14

yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah di tetapkan lebih dulu. Pada tahap
evaluasi yang perawat lakukan pada anak tersebut adalah melihat apakah masalah yang telah
diatasi sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditetapkan.

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya
kemampuan untuk menyesuaikan diri (berpelilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia
18 tahun

15

Orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki


perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam
proses belajar serta adaptasi sosial. 3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan
mental.
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil
dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap
intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan
jiwa atau gangguan fisik lainnya.
SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu perawatan keluarga pasien
yang mengalami gangguan retaldasi mental. Dan sebagai pedoman bagi seang perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan retaldasi mental.

DAFTAR PUSTAKA
Down Syndrome: prenatal Risk Assessment and Diagnosis by DS Newberger (American
Family Physician August 15, 2000, http://www.aafp.org/afp/20000815/825.html).
Keperawatan Pediatrik edisi 4, Penerbi t buku kedokteran. EGC1999 : Jakarta.
Rencana asuhan keperawatan : Marlynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse. EGC. 1999 :
Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai