Anda di halaman 1dari 32

Mei Neni Sitaresmi, PhD, SpAK

Position:
– Anggota Satgas Imunisasi, IDAI
– Anggota ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization )
– Anggota KOMDA Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi DIY
– Divisi Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial, FK-KMK UGM/ RSUP DR. Sardjito
– UKK Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial, IDAI
– Anggota ISSOP (International Society of Social Pediatric and Child Health)
– anggota SIOP (The International Society of Paediatric Oncology)
– Wakil Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, UGM
Pendidikan:
– Dokter, FK UGM, 1990
– Dokter Anak, FK UGM, 2002
– Konsultan Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial, Kolegium IKA , 2008
– PhD, VUMC Netherland, 2009
Email: msitaresmi@ugm.ac.id, meisitaresmi@gmail.com
webinar_FH_april2021
Vaksin Covid–19
pada anak remaja
Mei Neni Sitaresmi
FK-KMK UGM/ RSUP DR Sardjito

webinar_FH_april2021
outline
• Vaksin
• Kenapa perlu vaksin pada remaja
• Vaksin COVID remaja:
• kesimpulan

webinar_FH_april2021
Imunisasi? Vaksinasi?
• Imunisasi → memberikan
kekebalan terhadap penyakit
tertentu
– Pasif: memberikan Imunoglobulin
(kekebalan yang sudah jadi), tidak
tahan lama.
Contoh: plasma recovalence

– Aktif (vaksinasi): memberikan


vaksin supaya tubuh membentuk
kekebalan terhadap penyakit
tertentu proteksi lebih lama

webinar_FH_april2021
Cara kerja vaksin
Vaksin di suntikan
dalam tubuh
Tubuh terangsang
Tubuh mengangap membentuk kekebalan
“benda asing” “tentara” yang khusus
Virus
dimatikan
Bila terinfeksi oleh
virus yang sama
maka tidak sakit/
sakit tapi ringan
Vaksinasi dan Infeksi alamiah
vaksinasi Penyakit alamiah
• memberikan vaksin →
• tidak terkontrol jenis/
membentuk antibodi
strain, jumlah virus
• Uji preklinis& klinis: • Tidak memilih target
menjamin keamanan dan orang
perlindungannya • gejala bervariasi →
komplikasi / kematian
• Dosis dan sasaran • Pembentukan antibodi
tertentu bervariasi
Herd Immunity? Scenario 1
Kebal/Imun Rentan Penderita Sudah Divaksin tapi SAKIT

Kekebalan Populasi Rendah


Kemungkinan penderita kontak dengan yang rentan sangat tinggi
Penyakit menyebar dengan cepat. Transmisi terus terjadi. KLB
sering terjadi
webinar_FH_april2021
Herd Immunity? Scenario 2
Kebal/Imun Rentan Penderita

Kekebalan Populasi Tinggi


Kekebalan Populasi yang Tinggi (95%) kemungkinan penderita kontak
dengan yang rentan adalah kecil.
Penyebaran penyakit terbatas. KLB jarang terjadi. Populasi disini
mempunyai Herd immunity
webinar_FH_april2021
Kenapa perlu vaksin remaja?
Kasus terkonfirmasi
• 0-5 tahun: 97.779
• 6-18 tahun: 333.865
Kasus Aktif
• 0-5 tahun: 15.381
• 8-18 tahun: 54.9343
Kematian:
>1000
Variant of concern
(WHO)
• Mudah menular • Alpha (UK)
• Lebih virulen, perubahan • Beta ( Afrika selatan)
manifetasi klinik • Gama (brasil)
• Menurunkan efektifitas • Delta (India)
intervensi public health: – Ditemukan Okt 2020
vaksin, diagnosis,
tatalaksana – Ditentukan May 2021

Cakupan vaksin yang rendah → memudahkan virus


untuk mutasi
• Lebih mudah menular, termasuk pada anak
• > 4,2 juta anak terinfeksi COVID-19 (14% dari seluruh
populasi)
• July 15 to July 29 → peningkatan 19% (AAP)

Indonesia:
Varian Delta: 86% dari specimen 24 propinsi (jubir Kemenkes)
Remaja sebagai sumber penularan
• anak positif Covid 67,3% tanpa gejala (Eyckman)
• Peningkatan kluster keluarga
• Persiapan pembelajaran tatap muka
• Dampak negatif pembelajaran luring:
– akademik, meningkatkan putus sekolah
– perilaku/ interaksi sosial, emosi
– Depresi, kekerasan
Dampak penggunaan Gadget
Dampak negatif
• Kurang aktifitas fisik, obesitas Sisi positif
• Gangguan pada otot, carpal tunnel syndrom • Sarana komunikasi
• Gangguan mata • Sarana pembelajaran
• Gangguan tidur • Sumber informasi cepat→ hati2
• Gangguan konsentrasi mencari konten yg betul
• Akses konten yg tidak sesuai: makan, rokok,
kekerasan, pornografi, cyber bulling
• Gangguan social, emosi, perilaku
• kecanduan
VAKSIN COVID-19 UNTUK ANAK REMAJA
PENGURUS PUSAT
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
( Indonesian Pediatric Society )
Committed in Improving the Health of Indonesian Children

Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia


Mengenai Vaksinasi COVID-19 pada Anak usia 12 – 17 tahun

• Dasar:
Rekomendasi berikut ini adalah suatu anjuran yang bersifat dinamis sesuai situasi terkini dan dapat
berubah sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan bukti-bukti ilmiah yang terbaru.


Dasar Pertimbangan
1. Uji klinis fase 1 & 2 pada anak usia 3-17 tahun
Kajian dari UKK Respirologi, Neurologi, Alergi-Imunologi, Endokrinologi, Kardiologi, Hematologi
Onkologi, Nutrisi dan Penyakit Metabolik
2.
3.
– KIPI: 26% (vaksin) vs 24% (placebo) → tidak berbeda bermakna
Meningkatnya risiko penularan virus Corona pada anak
Bahaya yang mengancam anak akibat infeksi COVID-19


4. Manfaat perlindungan vaksin COVID-19
5. KIPI pada 3-11 tahun (demam0, 12-17 tahun (nyeri tempat suntikan)
Kemungkinan KIPI akibat vaksin COVID-19
6. Keterbatasan data
7.
– Serokonvesi pembetukan antibody: fase 1 100%, fase 2 98-100%,
Masukan Satgas Imunisasi tanggal 28 Juni 2021 mengenai pemberian vaksin COVID-19 pada anak
umur 12-17 tahun

sedangkan pada kelompok placebo tidak ada pembentukan atibodi


Rekomendasi
Ikatan Dokter Anak Indonesia memberikan masukan mengenai pemberian vaksinasi COVID-19 pada

• pemberian vaksin COVID inaktif SINOVAC pada anak 12-17


anak umur 12 – 17 tahun, KECUALI pada kondisi dibawah ini:

tahun, termasuk anak dengan kebutuhan khusus


Kontraindikasi
1. Dalam 1 minggu yang lalu ada perburukan klinis (misal: demam, batuk pilek, nyeri menelan, diare,
muntah), kedaruratan medis (misal: sesak napas, kejang, tidak sadar, berdebar-debar, perdarahan,

• 2 dosis dengan interval 4 minggu


2.
hipertensi, tremor hebat) atau memerlukan perawatan di RS.
Penyakit / kondisi yang menurunkan kekebalan tubuh:
a. Kanker sedang dalam terapi dengan sitostatika / kemoterapi atau radiasi
b. Autoimun sedang flare
c. HIV dengan gejala klinis (imunosupresi berat dengan CD4 <200 pada anak >5 tahun)
• Untuk anak umur 3 - 11 tahun menunggu hasil
kajian untuk menilai keamanan dan dosis
dengan jumlah subjek yang memadai
• → protokol kesehatan
Moderna
• EUA BPOM (2 Juli)
➢ >18 tahun
➢ 2 dosis, 0.5 cc, Interval 4 minggu
➢ Efikasi 94% (< 65 th0 dan 86,4% >
Pfizer:
• Rekomendasi oleh WHO dan CDC 65 th
• > 12 tahun
• 2 kali: interval 3-12 minggu
• Vaccine efficacy: 100% (95% CI,
75.3 to 100)
• Safety: Astra- Zeneca
– Nyeri: [79 to 86%], fatigue [ 60 Pause clinical trial on
to 66%], and headache [55 to
65%] vaccine in children
• Belum ada EUA BPOM
Penundaan vaksin: Anak 12- 17 tahun
• Demam > 37,5, T > 140/100
• Baru mendapat vaksin lainnya → tunda 1 bulan
• Terkonfirmasi Covid → tunda 3 bln
• kontak erat/ keluarga sakit COVID → tunda 14 hari
• dalam 7 hari terakhir anak menderita demam, batuk, pilek,
nyeri menelan, muntah atau diare ? → berobat, tunda
• Dalam 7 hari sakit berat/ perawatan di RS
Anak 12-17 tahun
• menderita gangguan imunitas: auto imun, alergi berat dan
defisiensi imun: gizi buruk, HIV berat, keganasan, dalam terapi
penurunan daya tahan → tunda
• Vaksinasi di RS:
– Reaksi alergi berat seperti sesak napas, bengkak, urtikaria di seluruh
tubuh atau gejala syok anafilaksis (tidak sadar) setelah vaksinasi
sebelumnya?
– Gangguan pembekuan darah
Efek samping
• Ringan, bersifat sementara
– Demam, pusing, mengantuk, lesu, nyeri otot, mual
– Lokal: Nyeri, kemerahan, bengkak
– → mengganggu bisa diberi paracetamol
• Jarang: reaksi alergi berat → muncul dalam 15-30 menit, →
diobservasi 30 menit setelah imunisasi
• efek samping lebih ringan/ jarang dari pada penyakit
COVID
Causalitas analisis KIPI
• Reaksi vaksin
• Immunization stress-related
response → ketakutan/ stress
karena disuntik
• Kesalahan prosedur
• kebetulan

webinar_FH_april2021
Pelaksanaan imunisasi
• Vaksinasi ”sakomah”
• Vaksinasi di sekolah
• Vaksinasi “drive Thru”

• Protokol Kesehatan, mencegah kerumunan


https://covid19.go.id/vaksin-
covid19
kesimpulan
• vaksin COVID aman, bermanfaat dan halal,
termasuk untuk anak 12-17 tahun
• Tetap menjalankan 5 M
UPAYA PENGENDALIAN COVID
5 M, 3 T dan vaksin

Anda mungkin juga menyukai