Pendahuluan
Influenza dan Influenza Like Illness (ILI) adalah infeksi saluran pernapasan yang sulit dibedakan
secara klinis karena jarang dilakukan diagnosa secara rutin. Influenza di Indonesia terjadi
sepanjang tahun dengan lonjakan di bulan tertentu, setiap tahunnya juga berbagai strain virus
influenza A (A/H1N1, A/H3N2) dan B (B/Victoria dan B/Yamagata) bersirkulasi secara
bersamaan. 1 Dalam studi tahun 2019 terkait kejadian Influenza Like Illness (ILI) & Severe Acute
Respiratory Infection (SARI) di Jakarta Timur, jumlah kontribusi Influenza di Indonesia
menunjukkan angka yang signifikan (31% pada ILI, 15% pada SARI)2. Penelitian pada tahun 2011
memperkirakan bahwa sekitar total 4 juta kasus flu di Indonesia setiap tahunnya dan
mengakibatkan hampir 200.000 rawat inap terkait dengan flu.3
Diabetes melitus (DM), baik tipe 1 dan tipe 2, juga masih menjadi masalah kesehatan di
Indonesia. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi penyakit
diabetes melitus di Indonesia meningkat dari 6,9% menjadi 8,5 %.4 International Diabetes
Federation (IDF) tahun 2021 menyebut sekitar 19,46 juta orang dewasa dengan DM sehingga
menempatkan Indonesia sebagai negara peringkat ke-5 untuk penderita DM di dunia. 5
DM dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh lebih sulit melawan
infeksi. Selain itu, kadar gula darah yang tinggi mempermudah pertumbuhan bakteri dan virus,
sehingga meningkatkan risiko infeksi. DM juga dapat merusak pembuluh darah dan saraf,
menyebabkan sirkulasi yang buruk dan waktu penyembuhan yang lebih lambat. Sehingga
penderita DM berisiko lebih tinggi terkena infeksi, termasuk influenza.6
Beban penyakit influenza pada populasi diabetes, dibandingkan pasien influenza tanpa
diabetes meningkat menjadi sampai 6 kali lebih besar untuk risiko rawat inap, 4 kali peningkatan
resiko perawatan intensif di ICU8, dan 6 kali peningkatan resiko kematian.9 Pasien yang pernah
terinfeksi influenza memiliki rata-rata skor Diabetes Complications Severity Index (DCSI) yang
lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kelompok non-influenza dengan kunjungan
rawat jalan, kunjungan IGD, dan rawat inap yang lebih tinggi, sehingga terjadi lonjakan total biaya
kesehatan pada pasien diabetes dengan influenza.10 Menurut berbagai laporan, penanganan
influenza dapat menelan biaya yang sangat tinggi, baik biaya langsung yang berhubungan dengan
penanganan rawat jalan dan rawat inap maupun biaya tidak langsung yang terkait dengan biaya
transportasi, penanganan penyakit dan kematian.
Konsensus ini disusun sebagai panduan para dokter untuk melaksanakan vaksinasi
influenza pada pasien DM. Saat ini, vaksinasi influenza pada pasien DM sudah direkomendasikan
dalam Jadwal Imunisasi Dewasa Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI 2023 dan
Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia dari
Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2021.
Virus influenza
Jenis virus
Terdapat 4 tipe virus influenza, yaitu influenza tipe A, B, C dan D. Influenza A dan B
menyebabkan epidemi musiman pada populasi (yang disebut flu musiman) hampir setiap musim
dingin di Amerika Serikat. Virus influenza A merupakan virus yang diketahui menyebabkan
pandemi flu. Virus influenza C secara umum menyebabkan gejala ringan dan tidak menyebabkan
epidemi pada manusia. Virus influenza C terutama menyerang hewan ternak dengan penularan
kepada hewan lainnya namun tidak diketahui menular kepada manusia. Virus influenza A terbagi
atas subtipe yang didasarkan dari dua protein pada permukaan virus, yaitu hemagglutinin (H) dan
neuraminidase (N). Terdapat 18 subtipe hemagglutinin yang berbeda dan 11 subtipe
neuraminidase yang berbeda (H1 sampai H18 dan N1 sampai N11). Terdapat lebih dari 130
kombinasi subtipe influenza A yang diketahui di alam, terutama dari burung liar, dan kedepannya
kombinasi subtipe influenza berpotensial akan muncul kembali disebabkan pertukaran segmen
dari gen virus tersebut (reassortment). Reassortment dapat terjadi ketika dua jenis virus influenza
menginfeksi inang pada waktu yang sama dan bertukar informasi genetik. Subtipe influenza A
yang secara rutin bersirkulasi diantara manusia antara lain jenis H1N1 dan H3N2. Sedangkan
influenza B berjenis Victoria dan Yamagata. Subtipe ini kemudian dapat dipecah kembali menjadi
bagian genetik yang lebih kecil yang disebut “clades” dan “subclades”. Influenza tipe A dan B ini
berperan dalam flu musiman setiap tahunnya. Influenza A (H3N2 ataupun H1N1) mengalami
perubahan genetik secara musiman dan menyebabkan respons tubuh manusia yang kurang baik
terhadap virus tersebut. Influenza B juga dapat mengalami hal yang sama, namun dengan
perubahan yang lebih lambat dibandingkan influenza A. Partikel virus influenza berdiameter 80-
120 nanometer dan berbentuk seperti bola. Komposisi partikel virus berupa kapsul yang
mengandung dua tipe glikoprotein, yang membungkus suatu inti pusat. Inti tersebut mengandung
genom RNA dan protein viral lain yang membungkus RNA tersebut.34,35
Epidemiologi
Di seluruh dunia, influenza diperkirakan menyebabkan penyakit berat hingga 3-5 juta kasus setiap
tahunnya dan kematian 290.000 sampai 650.000 setiap tahunnya. Sebuah studi surveilans
influenza di Indonesia pada tahun 2003-2007 melaporkan terdapat 21.030 laporan kasus dengan
manifestasi klinis seperti influenza. Dari jumlah tersebut, 4.236 (20.1%) terbukti terinfeksi virus
influenza, dengan proporsi yang serupa antara pasien rawat jalan dan pasien rawat
inap. Kelompok usia terbanyak penderita influenza adalah kelompok anak usia sekolah. Studi ini
juga menemukan bahwa 64.9% dari seluruh kasus influenza yang ditemukan merupakan infeksi
virus influenza A (dengan klasifikasi sub tipe H3N2 sebanyak 64.6%, H1N1 sebanyak 34.9%, dan
H5N1 sebanyak 0.4%) dan 35.1% lainnya merupakan infeksi virus influenza B. Ditemukan adanya
aktivitas musiman dari virus influenza A yang mencapai puncaknya pada bulan Desember dan
Januari, di saat musim hujan terjadi, terutama di Indonesia bagian barat dan tengah. Sedangkan
untuk Indonesia bagian timur, didapatkan aktivitas kedua jenis virus influenza, baik jenis A
ataupun B.37,38
Diagnosis
Secara umum, infeksi influenza didiagnosis secara klinis. Namun, infeksi dari virus pernapasan
lain seperti rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV), parainfluenza dan adenovirus dapat juga
menyebabkan gejala seperti infeksi influenza (influenza like illness/ILI). Hal ini mengakibatkan
sulitnya membedakan gejala klinis akibat infeksi influenza dengan patogen lainnya. Mendapatkan
sampel pernapasan yang baik untuk uji diagnostic laboratorium diperlukan untuk menegakkan
diagnosis definitif. Konfirmasi di laboratorium dari tenggorokan, hidung dan nasofaring umum
dilakukan menggunakan pemeriksaan seperti tes antigen ataupun PCR.35,37
Profil Keamanan dan Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Vaksinasi Influenza
Selain efektif, vaksinasi influenza juga aman dan dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien
diabetes dewasa maupun lansia.16 Secara umum, efek simpang yang timbul berupa reaksi lokal
yang ringan seperti nyeri di lokasi injeksi, bengkak ataupun kemerahan. Efek samping sistemik
yang timbul juga bersifat ringan seperti myalgia dan demam ringan. Jika efek simpang ini muncul,
biasanya dapat dibantu dengan pemberian parasetamol.12 Sebuah studi mencatat bahwa ada
kemungkinan gula darah naik hingga 24 jam pasca vaksinasi namun bersifat sementara dan
kembali kepada rentang gula darah sebelumnya sehari setelah vaksinasi.31 Hal ini menegaskan
bahwa manfaat vaksinasi influenza lebih besar dari resikonya dan menjawab kekhawatiran pasien
diabetes yang dapat menyebabkan penurunan tingkat vaksinasi. Meski demikian, pasien diabetes
dengan kondisi di bawah ini tidak dapat melakukan vaksinasi influenza: 32
● Dengan alergi serius yang mengancam jiwa terhadap bahan apa pun dalam vaksin influenza
(baik protein telur ataupun komponen lainnya) tidak boleh mendapatkan vaksin tersebut.
● Pernah mengalami reaksi alergi berat terhadap satu dosis vaksin influenza sebaiknya tidak
mendapatkan vaksin flu itu lagi dan mungkin tidak dapat menerima vaksin influenza
lainnya.
Individu yang menggunakan imunosupresan pada dasarnya aman untuk diberikan vaksinasi
inaktif, termasuk influenza. Akan tetapi, respon imun yang ditimbulkan mungkin berkurang. 33
Pasien diabetes dengan riwayat alergi telur yang tidak berat dapat menerima vaksin influenza yang
berlisensi dan direkomendasikan (yaitu, inactivated Influenza Vaccine (IIV) dan recombinant
Influenza Vaccine (RIV). Vaksin yang dipilih harus diberikan dalam pengawasan medis yang ketat.
Pemberian vaksin harus diawasi oleh penyedia layanan kesehatan yang mampu mengenali dan
mengelola kondisi alergi yang berat.34
Kesimpulan
Influenza merupakan penyakit yang tidak saja menyebabkan dampak morbiditas dan mortalitas
yang masih tinggi, juga memberikan dampat pembiayaan baik langsung mapun tidak langsung
yang tinggi.
Penderita DM merupakan kelompok populasi yang rentan mendapatkan infeksi influenza dan
juga menyebabkan komplikasi yang lebih berat dibandingkan mereka tanpa DM.
Salah satu pencegahan terpenting dan telah memberikan bukti efektivitas dan keamannya adalah
pemberian vaksinasi influenza kepada penderita DM. Vaksinasi influenza dapat mengurangi
beratnya gejala influenza dan sekaligus juga menurunkan kejadian komplikasi baik terkait
infeksi influenzanya maupun terkait diabetesnya.
Berdasarkan hal diatas, Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI, PP PERKENI, dan IIF berinisiatif
untuk membuat panduan tentang vaksinasi influenza pada diabetes dan sekaligus
merekomendasikan pemberian vaksin Influenza pada pasien diabetes.
• Vaksinasi influenza merupakan standard-of-care pada pasien Diabetes Mellitus tipe 1 maupun
tipe 2, dan dapat diberikan sejak usia enam bulan ke atas. Vaksinasi dilakukan setiap tahun
satu kali dan dapat dilakukan sepanjang tahun.
• Secara umum, semua kondisi pasien DM stabil atau rawat jalan dapat divaksinasi, kecuali pada
kondisi akut berat.
Kondisi akut berat pada pasien DM antara lain berupa hipoglikemia, ketoasidosis diabetikum
dan hiperglikemia hiperosmolar. Selama tidak dalam kondisi tersebut, kondisi gula darah yang
belum terkontrol direkomendasikan untuk melakukan vaksinasi.
• Populasi dengan kondisi kronis seperti diabetes diperingatkan untuk tidak menggunakan
vaksin influenza hidup yang dilemahkan (Live attenuated Influenza Vaccine) dan disarankan
untuk menerima vaksinasi influenza yang inaktif (IIV) atau rekombinan (RIV).
• Individu yang menggunakan imunosupresan pada dasarnya aman untuk diberikan vaksinasi
inaktif, termasuk influenza. Akan tetapi, respon imun yang ditimbulkan mungkin berkurang.
• Vaksinasi influenza perlu dipertimbangkan pada pasien diabetes sebagai bagian dari perawatan
di rumah sakit setelah episode Infark Miokard. Vaksinasi dapat diberikan dalam 72 jam setelah
episode Infark Miokard.
• Jika vaksinasi influenza berikutnya diberikan kurang dari 1 tahun setelah vaksinasi
sebelumnya, pada dasarnya tetap aman dan tidak ada efek simpang yang signifikan.
• Penting untuk tenaga kesehatan yang menangani pasien diabetes untuk mendapatkan Vaksinasi
Influenza, karena lebih beresiko terpapar virus influenza sehingga beresiko menyebarkan ke
pasien lain yang rentan terkena infeksi.
• Selain tenaga kesehatan, Vaksinasi juga direkomendasikan bagi individu yang hidup
berdampingan dengan diabetisi, antara lain anggota keluarga pasien dan caregiver pasien
• Pasien Diabetes dengan kondisi di bawah ini tidak dapat melakukan vaksinasi Influenza:
1. Dengan alergi serius yang mengancam jiwa terhadap bahan apa pun dalam vaksin flu
(selain protein telur) tidak boleh mendapatkan vaksin tersebut. (termasuk gelatin,
antibiotik, atau bahan lainnya.)
2. Pernah mengalami reaksi alergi parah terhadap satu dosis vaksin influenza sebaiknya tidak
mendapatkan vaksin flu itu lagi dan mungkin tidak dapat menerima vaksin influenza
lainnya.
• Orang diabetes dengan riwayat alergi telur dapat menerima vaksin flu yang berlisensi dan
direkomendasikan (yaitu, segala bentuk IIV atau RIV)
Vaksin yang dipilih harus diberikan dalam pengaturan medis rawat inap atau rawat jalan
(termasuk, namun tidak terbatas pada rumah sakit, klinik, departemen kesehatan, dan
kantor dokter). Pemberian vaksin harus diawasi oleh penyedia layanan kesehatan yang
mampu mengenali dan mengelola kondisi alergi yang parah.
Referensi
1. Agustian D, Mutyara K, Murad C, Uyeki TM, Kartasasmita, CB, et al. The Epidemiology
and Population-based Incidence Of Influenza In Two Communities, Bandung District,
West Java, Indonesia, 2008-2011. Research Square.2019.doi.org/10.21203/rs.2.13626/v1
2. Lafond KE, Praptiningsih CY, Mangiri A, et al. Seasonal Influenza and Avian Influenza
A(H5N1) Virus Surveillance among Inpatients and Outpatients, East Jakarta, Indonesia,
2011-2014. Emerg Infect Dis. 2019;25(11):2031-2039.
3. Kosen S, Indriasih E, Rosita T, Setiawaty V, Karyana M, Kosasih H, Rengganis I, Taurel
AF, Nealon J, Nawawi S, Kartasasmita C. Influenza disease burden and cost estimates in
Indonesia. Researchgate (poster). 2019.
4. Kementrian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Laporan
Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018.
5. International Diabetes Federation. IDF Diabetes Atlas, 10th Edition, Brussels, 2021.
6. Wensveen TT, Gasparani D, Rahelic D, Wensveen FM. Type 2 diabetes and viral infection;
cause and effect of disease. Diabetes Research and Clinical Practice. 2021; 172: 108637.
7. CDC. Key Facts About Influenza (Flu) [Internet]. October 2022 [cited July 2023] Available
from: https://www.cdc.gov/flu/about/keyfacts.htm
8. Allard R, Leclerc P, Tremblay C, Tannenbaum TN. Diabetes and the severity of pandemic
influenza A (H1N1) infection. Diabetes Care. 2010; 33:1491–3.
9. Valdez R, Narayan KM, Geiss LS, Engelgau MM. Impact of diabetes mellitus on mortality
associated with pneumonia and influenza among non-Hispanic black and white US adults.
Am J Public Health. 1999; 89(11): 1715-21.
10. Lewing BD, Wallick C, To TM, Masters H, et al. Short and long-term impact of influenza
infection on individuals with type 2 diabetes: Effect on healthcare utilization and diabetes
complications. Diabetes Manag. 2021; 11(2): 171-179
11. International Diabetes Federation (IDF) Europe Position Paper on Vaccination of People
living with Diabetes, 2021.
12. Djauzi S, Rengganis I, Sundoro J, Koesnoe S, Soegiarto G, et al. Pedoman Imunisasi
Pada Orang Dewasa 2022. Interna Publishing. 2023
13. Prevention and Control of Seasonal Influenza with Vaccines: Recommendations of the
Advisory Committee on Immunization Practices – United States, 2022-2023 Influenza
Season. MMWR Recomm Rep. 2022;71(No. RR-1):1–28.
14. Ambrose CS, Levin MJ. The rationale for quadrivalent influenza vaccines. Hum Vaccin
Immunother. 2012; 8(1): 81–88.
15. CDC. What You Need to Know About Diabetes and Adult Vaccinations [Internet].
October 2022 [cited July 2023]. Available from:
https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/adults/downloads/fs-diabetes-vaccines.pdf
16. Santos GD, Tarat H, Berkani RB. Immunogenicity, safety, and effectiveness of seasonal
influenza vaccination in patients with diabetes mellitus: A systematic review. Hum Vaccin
Immunother. 2018; 14(8): 1853-1866.
17. Remschmidt C, Wichmann O, Harder T. Vaccines for the prevention of seasonal influenza
in patients with diabetes: systematic review and meta-analysis. BMC Med. 2015; 13:53.
18. Goeijenbier M, Sloten TT, Slobbe L, Mathieu C, Van Genderen P, et al. Benefits of flu
vaccination for persons with diabetes mellitus: a review.Vaccine. 2017; 35(38): 5905-5101.
19. Yedlapati SH, Khan SU, Talluri S, Lone AN, Zia Khan M, et al. Effects of Influenza
Vaccine on Mortality and Cardiovascular Outcomes in Patients with Cardiovascular
Disease: A Systematic Review and Meta-Analysis. J Am Heart Assoc. 2021; 10(6):
e019636.
20. Wang IK, Li Lin C, Lin PC, Liang CC, Liu YL, et al. Effectiveness of influenza vaccination
in patients with end-stage renal disease receiving hemodialysis: a population-based study.
PLoS One. 2013; 8(3): e58317.
21. Akin L, Macabeo B, Caliskan Z, Altinel S, Satman I. Cost-Effectiveness of Increasing
Influenza Vaccination Coverage in Adults with Type 2 Diabetes in Turkey. PLoS One.
2016; 11(6): e0157657.
22. Blonde L, Umpierrez GE, Reddy SS, McGill JB, Berga SL,et al. American Association of
Clinical Endocrinology Clinical Practice Guideline: Developing a Diabetes Mellitus
Comprehensive Care Plan—2022. Endocr Pract. 2022; 28(10): 923-1049.
23. American Diabetes Association. Standards of Medical Care in Diabetes - 2023. Diabetes
Care Volume 46. 2023.
24. Chen Z, Bancej C, Lee L, Champredon D. Antigenic drift and epidemiological severity of
seasonal influenza in Canada. Sci Rep. 2022; 12: 15625.
25. Ferdinans, et al. Clinical Infectious Diseases, Volume 73, Issue 4, 15 August 2021, Pages
726–72.
26. Tam YH, Valkenburg SA, Perera RAP, Wong JHF, Fang VJ, et al. Immune Responses to
Twice-Annual Influenza Vaccination in Older Adults in Hong Kong. Clin Infect Dis. 2018
Mar 5;66(6):904-912.
27. CDC. Influenza Prevention: Information for Travelers | CDC [Internet]. October 2021
[cited July 2023]. Available from: https://www.cdc.gov/flu/school
business/travelersfacts.htm
28. Fröbert O, Gotberg M, Angeras O, Jonasson L, Erlinge D, et al. Design and rationale for
the Influenza vaccination After Myocardial Infarction (IAMI) trial. A registry-based
randomized clinical trial. Am Heart J. 2017; 189:94-102.
29. Kuster SP, Shah PS, Coleman BL, Lam P, Tong A, et al. Incidence of influenza in healthy
adults and healthcare workers: a systematic review and meta-analysis. PloS One. 2011;
6(0): e26239.
30. CDC. Flu information for People with Diabetes and Caregivers of People with Diabetes
[Internet]. Jan 2010 [cited July 2023]. Available from:
https://www.cdc.gov/h1n1flu/diabetes/diabetes_factsheet.ht
31. Hulsizer AL, Witte Ap, Attridge RL, Urteaga EM, et al. Hyperglycemia Post-Influenza
Vaccine in Patients With Diabetes. Ann Pharmacother. 2023 Jan;57(1):51-54.
32. CDC. Who Should and Who Should not Get a Flu Vaccine. [Internet]. Sep 2022 [cited July
2023]. Available from: https://www.cdc.gov/flu/professionals/vaccination/vax-
summary.html
33. CDC. Flu vaccine and People with Egg Allergies. [Internet]. Sep 2022 [cited July 2023].
Available from: https://www.cdc.gov/flu/professionals/vaccination/vax-summary.html
34. Bouvier NM, Palese P. The biology of influenza viruses. Vaccine. 2008; 26 Suppl 4: D49–
53.
35. CDC. Types of Influenza Viruses [Internet]. March 2023 [cited July 2023]. Available from:
https://www.cdc.gov/flu/about/viruses/types.htm
36. Nair H, Abdullah Brooks W, Katz M et al. Lancet 2011; 378: 1917–3. Global burden of
respiratory infections due to seasonal influenza in young children: a systematic review and
meta-analysis.
37. World Health Organization. Influenza (Seasonal) [Internet]. January 2023 [cited July
2023]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/influenza-
(seasonal)
38. Kosasih H, Roselinda, Nurhayati, Klimov A, Xiyan X, Lindstrom S, et al. Surveillance of
Influenza in Indonesia, 2003-2007. Influenza Other Respi Viruses. 2013;7(3):312–20.
39. Restrepo BI, Camerlin AJ, Rahbar MH, Wang W, et al. Cross-sectional assessment reveals
high diabetes prevalence among newly-diagnosed tuberculosis cases. Bull World Health
Organ. 2011; 89(5), p. 352-359.
40. Thomas S, Ouhtit A, Khatib HA, Eid AH, Mathew S, et al. Burden and disease
pathogenesis of influenza and other respiratory viruses in diabetic patients. Journal of
Infection and Public Health. 2022; 15(4): 412-424.
41. Stranga ME, Van der Crabben SN, Blumer RME, Levi M, et al. Hyperglycemia enhances
coagulation and reduces neutrophil degranulation, whereas hyperinsulinemia inhibits
fibrinolysis during human endotoxemia. Blood. 2009; 112(1): 82-89.
42. Nenna R, Papoff P, Moretti C, Pierangeli A, Sabatino G, et al. Detection of respiratory
viruses in the 2009 winter season in Rome: 2009 Influenza A (H1N1) complications in
children and concomitant type 1 diabetes onset. International Journal of Immunopathology
and Pharmacology. 2011; 24(3): 651-659.
43. Vamos EP, Pape UJ, Cucin V, Harris MJ, Valabhji J, et al. Effectiveness of the influenza
vaccine in preventing admission to hospital and death in people with type 2 diabetes.
CMAJ. 2016; 188(4): p. e342-e351.
44. Wang IK, Lin CL, Chang YC, Lin PC, et al. Effectiveness of influenza vaccination in
elderly diabetic patients: A retrospective cohort study. Vaccine. 2013; 31(4): p.718-724.
Lampiran
Jadwal Imunisasi Dewasa Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI 2023