Anda di halaman 1dari 39

CASE BASED DISSCUSION

“Periapendikular Infiltrat”

Oleh:
Helmi Yuliana (013.06.0024)

Pembimbing:
dr. I Made Adipta Adiputra, Sp. B
PENDAHULUAN
Latar Belakang

 Periapendikular infiltrat suatu peradangan yang disertai adanya pembesaran


pada apendiks periformis yang merupakan asaserbasi dari proses peradangan akut,
yang belum tertangani secara adekuat.

 Apendisitis infiltrat didahului oleh keluhan appendisitis akut yang kemudian


disertai adanya massa periapendikular.

 Apendisitis dapat mengenai semua umur, baik laki-laki maupun perempuan.


 Laki-laki lebih sering, dengan usia 10-30 tahun.

 Peranan  kebiasaan mengkonsumsi makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi


terhadap timbulnya penyakit apendisitis.
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi Appendix

Appendix merupakan derivat bagian


dari midgut yang terdapat di antara
Ileum dan Colon ascendens. Caecum
terlihat pada minggu ke-5 kehamilan
dan Appendix terlihat pada minggu ke-
8 kehamilan sebagai suatu tonjolan
pada Caecum.
Terletak di regio iliaca dextra, dan
ujungnya diproyeksikan ke dinding
anterior abdomen pada titik sepertiga
bawah garis yang menghubungkan
spina iliaca anterior superior dan
umbilicus (titik McBurney).
Anatomi Appendix

Vaskularisasi Appendix berasal dari arteria


appendicularis yang merupakan cabang arteri
ileocaecalis (cabang a. mesenterica superior).

Cabang-cabang saraf simpatis (nervus


thoracalis X) dan parasimpatis (nervus vagus)
dari plexus mesentericus superior. Serabut
saraf aferen yang menghantarkan rasa nyeri
visceral dari appendiks vermiformis berjalan
bersama saraf simpatis dan masuk ke medulla
spinalis setinggi vertebra thoraxica X.
Oleh karena itu, nyeri visceral pada
appendisitis bermula di sekitar umbilicus.
Periapendikular Infiltrat

 Periapendikular infiltrat adalah inflamasi di appendiks atau


mikroperforasi yang ditutupi atau di bungkus oleh omentum dan atau
lekuk usus halus atau peritoneum sehingga terbentuk suatu massa.

 Massa periapendikular  salah satu komplikasi yang sering terdapat


pada pasien setelah beberapa hari mengalami appendisitis akut.
Epidemiologi

Angka Kejadian
Apendisitis dapat mengenai
semua umur, baik laki-laki
maupun perempuan.

Prevalensi
Insiden tertingginya terdapat pada
laki-laki usia 10-14 tahun, dan
wanita yang berusia 15-19 tahun
Etiologi

Massa apendiks terbentuk di awali oleh adanya apendisitis akut.


Obstruksi lumen merupakan penyebab utama apendisitis

Periapendikular
Infiltrat
Fekalit penyebab tersering. Penyebab lainnya: hipertrofi jaringan
limfoid, sisa barium dari pemeriksaan roentgen, diet rendah
serat dan cacing usus termasuk ascaris. Trauma tumpul atau
trauma karena colonoscopy dapat mencetuskan inflamasi pada
apendiks.
Patofisiologi

Obstruksi lumen appendiks yang diikuti oleh infeksi. Obstruksi lumen appendiks 
pertumbuhan bakteri yang berlebihan dan produksi mukus yang terus-menerus 
terjadi distensi intraluminal dan peningkatan tekanan dinding appendiks
Upaya pertahanan tubuh berusaha membatasi proses radang ini dengan menutup
apendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa sehingga terbentuk massa
periapendikular.
Apendiks yang pernah radang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan membentuk
jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitarnya
Perlengketan ini akan menimbulkan keluhan berulang di perut kanan bawah 
eksaserbasi akut.
Manifestasi Klinis
Apendisitis infiltrat didahului oleh keluhan apendisitis akut yang kemudian disertai
adanya massa periapendikular.
Gejala klasik : nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus yang berhubungan
dengan muntah.
Dalam 2-12 jam nyeri beralih ke kuadran kanan, yang akan menetap dan di
perberat bila berjalan atau batuk.
Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise dan demam yang tidak terlalu tinggi.

Biasanya juga terdapat konstipasi tetapi kadang kadang terjadi diare, mual dan
muntah.
Diagnosis
Anamnesis
• Keluhan : nyeri samar-samar dan tumpul yang mula-mula
dirasakan di epigastrium atau regio umbilical yang diikuti
dengan anoreksia dan mual. Nyeri kemudian dirasakan
berpindah ke perut kanan bawah, tepatnya di titik McBurney.
Pemeriksaan fisik
• Ditemukan demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar
37,5-38,5C. Apendisitis infiltrat terlihat dengan adanya
penonjolan di perut kanan bawah. Pada palpasi di dapatkan
nyeri yang terbatas pada regio iliaka dekstra, bisa disertai
nyeri lepas. Nyeri tekan perut kanan bawah ini merupakan
kunci diagnosis.
Pemeriksaan Penunjang
• Darah Lengkap, Urinalisis, Radiologi
Pemeriksaan Fisik

The Modified Alvarado Score Skor


Gejala Perpindahan nyeri dari ulu hati ke 1
perut kanan bawah
Mual-Muntah 1
Anoreksia 1
Tanda Nyeri di perut kanan bawah 2
Nyeri lepas 1
Demam diatas 37,5°C 1
Pemeriksaan Lab Leukositosis 2
Hitung jenis leukosit shift to the 1
left
Total 10
9-10 : hampir pasti menderita Appendisitis
7-8 : kemungkinan besar appedisitis
5-6 : kemungkinan kecil appendisitis
Tatalaksana

Penatalaksanaan untuk Periapendikuler Infiltrat (PAI) terdiri dari


konservatif dan operatif.

• Total bed rest posisi fawler


• Diet lunak bubur saring
Konservatif • Antibiotika parenteral dalam dosis tinggi
• Analgesik diberikan hanya kalau perlu saja.
Tatalaksana

• Massa periapendikular yang masih bebas.


• Bila sudah tidak demam, masa
periapendikuler hilang dan leukosit normal.
• Masa apendik dengan proses radang yang
Operatif
masih aktif.
• Pembedahan dilakukan segera jika dalam
perawatan terjadi abses baik dengan ataupun
tanpa peritonitis umum.
Komplikasi

Komplikasi yang paling sering adalah perforasi, baik berupa perforasi bebas
maupun perforasi pada apendiks yang telah mengalami pendindingan berupa
massa yang terdiri atas kumpulan apendiks, sekum, dan lekuk usus halus.

Akibat lebih jauh dari peritonitis generalisata adalah terbentuknya:


 Pelvic Abscess
 Subphrenic absess
 Intra peritoneal abses lokal.
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien

• Nama : NWT
• Tanggal Lahir : 22 Juli 2000
• Umur : 22 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Hindu
• Alamat : Br. Bangon Lemah Kawan
• Pekerjaan : Swasta
• MRS : 26/07/2022
Anamnesis

Keluhan Utama: : Nyeri perut kanan bawah

Lokasi : Pasien perempuan (22 tahun), mengeluh nyeri perut dibagian kanan bawah
Onset : ± 4 jam SMRS
Kronologi : Awalnya nyeri perut dirasakan di uluhati, kemudian nyeri dirasakan memberat
dan menetap di dibagian perut kanan bawah
Kuantitas : Keluhan dirasakan terus-menerus
Kualitas : Nyeri dirasakan memberat dan seperti tertusuk-tusuk. Nyeri dirasakan memberat
saat batuk, buang angin, dan saat duduk.
Faktor memperingan : Nyeri tidak berkurang saat istirahat.
Anamnesis

Keluhan lain : demam dan berkeringat, demam muncul saat pasien merasakan nyeri
yang berat. Pasien juga mengatakan mual dan muntah 2 kali sebelum
masuk rumah sakit. Pusing, batuk, pilek dan alergi obat disangkal oleh
pasien.
Riwayat : Sebelumnya pasien bercerita kalau pasien sering sekali mengonsumsi
makanan-makanan yang pedas. Kualitas BAK normal, BAB lancar, nafsu
makan pasien masih baik.
Anamnesis
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU: RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA:
• Keluhan yang sama (-) • Keluhan yang sama (-)
• Hipertensi (-) • Hipertensi (-)
• Diabetes mellitus (-) • Diabetes mellitus (-)
• Jantung (-) • Jantung (-)
• Asma (-) • Asma (-)
• Alergi (-) • Alergi (-)

RIWAYAT SOSIAL DAN EKONOMI:


• Riwayat sering mengonsumsi
makanan pedas
• Merokok & Alkohol (-)
• Riwayat pengobatan : (-)
Pemeriksaan Fisik

STATUS PRESENT

1. Keadaan Umum: Sakit sedang


2. Kesadaran / GCS: Compos mentis / E4V5M6
3. Tanda-Tanda Vital:
• Tekanan Darah : 115/80 mmHg
• Nadi : 80×/menit
• Respirasi Rate : 20×/menit
• Suhu : 37,6
• SpO2 : 98% udara ruang
• VAS : 6/10
• BB : 50 kg
• TB : 155 cm
Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIS
Kepala Normocephali, warna rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut,
tidak ditemukan cedera kepala

Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor (3mmx3mm),
refleks pupil (+/+).

Telinga Sekret (-/-), secret (-/-), darah (-/-)


Hidung Bentuk normal, secret (-/-), darah (-/-)
Mulut Bibir sianosis (-),T1/T1, faring hiperemis (-)
Leher Bentuk leher normal, pergerakan leher bebas, kelenjar tiroid tidak membesar,
KGB tidak membesar, trakea di tengah
Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIS
Cor :
Thorax
• Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi: ictus cordis teraba
• Perkusi: batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal
• Auskultasi: S1,S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo :
• Inspeksi: pergerakan dinding dada simetris
• Palpasi: fremitus suara simestris kanan dan kiri
• Perkusi: sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi: vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen Sesuai status lokalis


Ekstremitas Akral hangat , edema
+ + - -
+ + - -
Pemeriksaan Fisik

STATUS LOKALIS
 Inspeksi : warna kulit normal, jejas (-), jaringan parut (-)
 Auskultasi : Bising usus (+) menurun
 Palpasi :
 Nyeri tekan Mc Burney (+)
Rovsing sign (+)
Blumberg sign (+)
Abdomen Psoas sign (-)
Obturator sign (+)
Dunphy sign (+)
 Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Pemeriksaan Fisik

The Modified Alvarado Score Skor


Gejala Perpindahan nyeri dari ulu hati ke 1
perut kanan bawah
Mual-Muntah 1
Anoreksia 0
Tanda Nyeri di perut kanan bawah 2
Nyeri lepas 1
Demam diatas 37,5°C 1
Pemeriksaan Lab Leukositosis 2
Hitung jenis leukosit shift to the 1
left
Total 9
9-10 : hampir pasti menderita Appendisitis
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (26/07/2022)
Nilai Nilai Rujukan Nilai Nilai Rujukan
WBC 17.6×/L 5.0-10.0 HCT 37.6 % 35.0-45.0
LYM% 13.2 % 15.0-50.0 MCV 78.5 fl 82.0-92.0
LYM 2.3×109/L 0.9-5.0
MCH 28.1 pg 27.0-31.0
MID 0.4×10 /L 9
0.1-1.5
MCHC 35.7 g/dL 32.0-38.0
MID% 2.6 % 2.0-15.0
RDW% 10.7 % 11.0-16.0
GRAN 14.9×109/L 1.2-8.0
GRA% 84.2% 35.0-80.0 PLT 260×109/L 150-400
MPV 8.1 fl 9.0-13.0
RBC 4.79×1012/L 4.0-5.50
PDW 11.1 fl 9.0-17.0
HGB 13.4 g/dL 12.0-14.0
PCT 0.21 % 0.17-0.35
Pemeriksaan Penunjang

Imunoserologi (26/07/2022)
Nilai Rujukan
Parameter Hasil

Antigen SARS CoV 2 (Covid-19) Negatif Negatif


Pemeriksaan Penunjang

Nilai Nilai Rujukan


Urinalisis (26/07/2022)
URINALISIS
Kejernihan Jernih Jernih
Warna Kuning Kuning Nilai Nilai Rujukan

Berat jenis 1.030 1.010-1.020 SEDIMEN


pH 6 5.0-6.5 Eritrosit 2-3 0-2
Keton + - Leukosit 3-5 0-4
Protein - - Epitel 5-10 0-4
Gula reduksi - -
Silinder - -
Bilirubin - -
Nitrit - - Kristal - -
Urobilinogen - - Bakteri + -
Leukosit - -
Eritrosit - -
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan USG Abdomen (27/07/2022)

Kesan :
• Gambaran dapat mendukung appendicitis dengan appendicolith di
Mc. Burney
• Organ abdomen yang terscan saat ini kesan normal
Diagnosis

Periapendikular
Infiltrat (PAI)
Planning

Farmakologi
 IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
 Ceftriaxone 3x1 gr (iv)
 Metronidazole 3x500 mg (iv)
 Omeprazole 1x40 mg (iv)
 Ondansetron 1x4 mg (iv)
 PCT 3X1 gr (iv)
Planning

• Non Farmakologi KIE


 Kondisi pasien saat ini
 Pasien akan dilakukan tindakan
appendektomi
Rencana Appendektomi  Pasien akan dipuasakan 8 jam sebelum
operasi
 Posisi tidur fowler (posisi berbaring
setengah duduk dengan kepala
membentuk sudut 45 derajat sampai 60
derajat.
Prognosis

Ad Vitam : Dubia ad Bonam

Ad Functionam : Dubia ad Bonam

Ad Sanationam : Dubia ad Bonam


PEMBAHASAN
Pembahasan

• Perempuan 22 tahun  keluhan nyeri perut kanan bawah sejak ± 4 jam SMRS.

• Berdasarkan epidemiologi pasien termasuk dalam kelompok usia yang paling sering
menderita apendisitis akut.

• Nyeri terus menerus seperti menusuk, memberat saat batuk, buang angin, dan saat
duduk.

• Riwayat sering mengonsumsi makanan pedas.

• Pasien juga mengeluhkan demam dan berkeringat, demam muncul saat pasien
merasakan nyeri yang berat.
Pembahasan

• PF Lokalis  didapatkan tanda-tanda khusus seperti nyeri tekan di Mc Burney (+), rovsing sign (+),
obturator sign (+), Blumberg sign (+), dunphy sign (+).

• Pem. Penunjang  darah lengkap dimana terdapat peningkatan pada leukosit, dan kemudian pada
pemeriksaan urinalisis ditemukan adanya bakteri (+), serta pada pemeriksaan USG abdomen
terlihat gambaran mendukung apendisitis dengan appendicolith di Mc. Burney

• Diagnosis pasien mengarah pada Periapendikular Infiltrat (PAI).

• Tindakan yang direncanakan pada pasien ini yaitu Appendektomi.

• Appendektomi  kondisi umum pasien harus baik dan tanda-tanda vital pasien juga harus baik
sehingga pasien akan di MRS kemudian diberikan terapi farmakologi seperti IVFD Nacl 0,9% 20 tpm,
ceftriaxone 3x1 gr (iv), metronidazole 3x500 mg (iv), omeprazole 1x40 mg (iv), ondansetron 1x4
mg (iv), paracetamol 3x1 gr (iv).
Kesimpulan

 Periapendikular infiltrat adalah inflamasi di appendiks atau mikroperforasi


yang ditutupi atau di bungkus oleh omentum dan atau lekuk usus halus atau
peritoneum sehingga terbentuk suatu massa.
 Massa periapendikular adalah salah satu komplikasi yang sering terdapat
pada pasien setelah beberapa hari mengalami appendisitis akut.
 Pada pasien perempuan (22 tahun) pada kasus ini ditegakkan diagnosis
Periapendikular Infiltrat
 Pasien direncanakan untuk melakukan tindakan apendektomi

 Sebelum dilakukan appendektomi, kondisi umum pasien harus baik, tanda-


tanda vital pasien juga harus baik.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai