Anda di halaman 1dari 54

Appendisitis Akut

Aulia Hajar Muthea, S.Ked. | 04054821820021


Tri Indah Moulina, S.Ked. | 04054821820044

Pembimbing:
dr. H. Sopyan Hadi, Sp.B
Outline

1 Pendahuluan

2 Status Pasien

3 Tinjauan Pustaka

4 Analisis Masalah
PENDAHULUAN
Apendisitis merupakan peradangan pada apendiks vermiformis
dan merupakan penyebab nyeri abdomen akut yang paling
sering ditemukan.

Insidensi apendisitis di Asia dan Afrika pada tahun 2004 adalah


4,8% (WHO, 2004).

Apendisitis menempati urutan keempat penyakit terbanyak di


Indonesia setelah dispepsia, gastritis dan duodenitis, serta
penyakit sistem cerna lain (Depkes RI).

Kemampuan dokter dalam menegakkan diagnosis apendisitis


akut secara klinis, penanganan secara tepat, dan bahaya
komplikasi yang ditimbulkan sangat diperlukan.
STATUS PASIEN
IDENTIFIKASI
• Nama : Raden Bin Mahmud
• Usia : 38 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Dusun Sumber
Agung, Lubuk Linggau
• Agama : Islam
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Swasta
• Pendidikan : SMA
• MRS : 15 Oktober 2019
• No. Rekmed : 325142
ANAMNESIS
Autoanamnesis dan Alloanamnesis (tanggal, 17 Oktober 2019 pukul 07.00 WIB)

Keluhan Keluhan
Utama Tambahan

Demam, mual,
Nyeri perut muntah, dan
kanan bawah penurunan
nafsu makan.
Riwayat Perjalanan Penyakit
• Sejak ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien
mengeluh nyeri perut kanan bawah. Awalnya nyeri
dirasakan di ulu hati lalu berpindah ke perut kanan
bawah.
• Nyeri terasa semakin hebat sejak 2 jam sebelum
masuk rumah sakit. Demam (+), tidak menggigil, tidak
terus-menerus dan tidak berkeringat. Mual (+),
muntah (+), nafsu makan berkurang (+). BAB dan
BAK tidak ada keluhan.
• Riwayat keluhan yang sama
sebelumnya disangkal.
Riwayat • Riwayat kencing manis
Penyakit disangkal.
Dahulu • Riwayat hipertensi disangkal.
• Riwayat sakit maag ada.
Riwayat
Penyakit • Riwayat keluhan yang sama
dalam pada keluarga disangkal.
Keluarga
Pemeriksaan Fisik
(tanggal 17 Oktober 2019, pukul 07.05 WIB)

Keadaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 120/70 mmHg (lengan kanan, posisi tidur)
Nadi : 84 x/menit, reguler, isi cukup
Pernafasan : 20x/menit, reguler
Suhu : 38,1o C (aksila)
VAS :7
Keadaan Spesifik

Kepala
• Bentuk : simetris, normosefali
• Rambut : hitam, lurus dan tidak mudah dicabut
• Mata : pupil isokor (+)/(+), konjungtiva anemis (-)/(-), sklera
ikterik (-)/(-)
• Hidung : perdarahan (-), sekret (-)
• Telinga : sekret (-), perdarahan (-)
• Mulut : sianosis (-), edema (-), cheilitis (-)
• Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, uvula di tengah

Leher
• Tidak ditemukan pembesaran KGB, JVP (5-2)cmH2O
Thoraks
Paru
• Inspeksi : statis dan dinamis simetris kanan dan kiri, retraksi (-)/(-)
• Palpasi : stem fremitus sama kanan dan kiri, nyeri tekan (-)/(-)
• Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : vesikuler (+)/(+) normal, wheezing (-)/(-), ronkhi (-)/(-)

Jantung
• Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : iktus kordis tidak teraba, thrill (-)
• Perkusi : batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : datar, venektasi (-), skar (-).
• Palpasi : tegang, defans muskular (+), nyeri tekan (+) regio
iliaka dextra
• Perkusi : timpani
• Auskultasi : bising usus (+) normal, bruit (-)

Ekstremitas
• Akral hangat, pucat (-), CRT <2 detik, tonus otot baik di keempat ekstremitas

Genitalia
• Tidak dilakukan pemeriksaan
Manuver Pemeriksan
• Uji Rovsing (+)
• Uji Psoas (+)
• Uji Obturator (+)
• Uji Dunphy (+)
• Migration of pain = 1
• Anorexia = 1
• Nausea = 1
ALVARADO • Tenderness in right lower
score = 10
quadrant = 2
(almost certain
to have
• Rebound pain = 1
appendicitis) • Elevated temperature = 1
• Leukocytosis = 2
• Shift of white blood cell count to
the left = 1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium 17 Oktober 2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Darah Rutin
• Hemoglobin 14,2 g/dl 13-18 g/dL
• RBC 5,0x106/mm3 4,5-5,9x106/mm3
• Leukosit 15.000/mm3 4.400-11.300/mm3
• Hematokrit 41,6% 40-52%
• Trombosit 195.000/mm3 150.000-450.000/mm3
• Diff. count 0,1/0,5/0,2/82,1/12,0/ 0-1/2-4/2-5/33-66/22-44/2-10
5,1
BSS 102 mg/dL 74-139 mg/dL
USG abdomen 18 Oktober 2019
Kesan : Apendisitis
Diagnosa Banding
• Apendisitis akut
• Gastroenteritis akut
• Batu ureter

Diagnosa Kerja
• Apendisitis akut
TATALAKSANA

Non Istirahat
Farmakologis
Edukasi

Diet NB

Pro open apendektomi


Farmakologis Farmakologis Post Op

IVFD RL gtt XX/m IVFD RL gtt XX/m


Injeksi cefoperazone 1 Injeksi cefoperazone 1
g/12 jam IV g/12 jam IV
Injeksi metronidazole 500 Injeksi ketorolac 30 mg/8
mg/8 jam IV jam IV
Tablet paracetamol 500
mg/8 jam PO (prn)
PROGNOSIS

Quo ad vitam
• Bonam

Quo ad functionam
• Bonam

Quo ad sanationam
• Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
• Organ berbentuk tabung
• Terletak intraperitoneal
• Bergantung pada mesoappendix
• Panjang: sekitar 8-13 cm (3-5 inci)
• Lumen sempit di proximal dan lebar di
distal
• Perdarahan apendiks dari a. apendikularis
• Persarafan parasimpatis dari cabang
nervus vagus
• Persarafan simpatis dari nervus torakalis
X
• Aliran limfe ke satu atau dua nodi dalam
mesoapendiks dan di alirkan ke nodi
mesenterici superiores
PROYEKSI PADA TITIK MC BURNEY VARIASI LETAK APENDIKS
FISIOLOGI
• Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml dan
dialirkan ke sekum.
• Lendir bersifat basa mengandung amilase
dan musin
• Immunoglobulin yang dihasilkan oleh
GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue)
adalah IgA
DEFINISI

• Apendisitis merupakan peradangan pada appendix vermiformis yang


terletak diperut kuadran kanan bawah
• Peradangan akut apendiks memerlukan tindakan bedah segera untuk
mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya
EPIDEMIOLOGI
 Apendisitis dapat ditemukan
pada semua umur namun
pada usia <2 tahun jarang
ditemukan
 Insiden tertinggi pada kelompok
usia 20 – 30 tahun
 Pada remaja dan dewasa muda
rasio perbandingan antara
laki- laki dan perempuan
sekitar 3 : 2
 Setelah usia 25 tahun, rasionya
menurun sampai pada usia
pertengahan 30 tahun
menjadi seimbang antara
laki-laki dan perempuan
ETIOLOGI

Obstruksi Lumen Usus


- Fekalit, tumor apendiks, hiperplasia jaringan limfe
Diet Rendah Serat
Parasit
- Cacing askaris
Erosi Mukosa Apendiks
- E. Hystolityca
Infeksi Bakteri
- Bacteroides fragilis, E. coli, Proteus, Klebsiella,
Streptococcus, Pseudomonas
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri samar – samar dan
tumpul di daerah epigastrium Mual dan Muntah
di sekitar umbilicus
01 02

Demam GEJALA Nafsu makan berkurang


06 03

Konstipasi Dalam beberapa jam, nyeri pindah


05 04 ke titik Mc. Burney
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Ditemukan distensi abdomen
Palpasi : Nyeri tekan dan lepas di titik Mc Burney
Rovsing Sign (+)
Psoas Sign atau Obturator Sign (+)
Blumberg Sign (+) ditemukan biasanya pada
apendisitis perforasi

Auskultasi : Peristaltik usus sering didapatkan normal tetapi


dapat menghilang akibat adanya ileus paralitik
yang disebabkan oleh apendisitis perforata
Perpindahan nyeri pada apendisitis
Alvarado Score
Yang Dinilai Skor
Gejala Nyeri Beralih 1
Anoreksia 1
Mual / Muntah 1
Tanda Nyeri perut kanan bawah 2
Nyeri lepas 1
Kenaikan Temperatur 1

Laboratorium Leukositosis 2
Neutrofil Bergeser ke Kiri 1

Skor Total 10
Interpretasi Alvarado score:
 Skor total 1-4: unlikely to have apendisitis
 Skor total 5-6: compatible with, but not diagnostic of apendisitis
 Skor total 7-8: have a high likelihood of apendisitis
 Skor 9-10: Almost certain to have appendicitis
Bila skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit, bila skor >6 maka tindakan bedah sebaiknya dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
Leukositosis dan CRP
Meningkat A Penunjang Lainnya
• Foto Polos Abdomen

Urinalisa
B C • Appendicogram
• USG
• CT – Scan
• Laparoskopi
• Histopatologi
DIAGNOSIS BANDING
Gastroenteritis

Urolitiasis pielum / ureter

Divertikulitis

Kehamilan Ektopik

PID
TATALAKSANA
Antibiotik
- Preoperative, antibiotik broad spectrum intravena
diindikasikan untuk mengurangi infeksi pasca pembedahan
- Post operatif, antibiotic diteruskan selama 24 jam pada
pasien tanpa komplikasi apendisitis
- Diteruskan sampai 5 – 7 hari post operatif untuk kasus
apendisitis ruptur atau dengan abses
- Diteruskan sampai hari 7 – 10 pada kasus apendisitis
ruptur dengan peritonitis difus
APPENDEKTOMI
• Open Appendektomi
Insisi pada perut bawah kanan (titik Mc Burney) dengan
panjang luka kurang lebih 5 cm

• Laparoskopi Appendektomi
Insisi kecil di abdomen, dimasukkan laparoskopi
mempunyai lensa kecil, ditampilkan dimonitor dan
instrumen lainnya untuk mengambil appendiks
Algoritma
Tatalaksana
Apendisitis Akut
KOMPLIKASI

Infiltrat Gangren

Perforasi Abses/Peritonitis
PROGNOSIS

 Apendiktomi sebelum perforasi: Baik


 Setelah operasi dapat terinfeksi pada 30%
kasus apendisitis perforasi / gangrenosa
 Serangan berulang dapat terjadi bila
apendiks tidak diangkat
ANALISIS MASALAH
Tn. RBM, Lk, 38 thn
KU: Nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari SMRS

Nyeri perut awalnya di ulu hati lalu


berpindah ke perut kanan bawah
Demam Mual Muntah Nafsu
(+) (+) (+) makan ↓
Gejala klasik apendisitis:
• Nyeri samar-samar dan tumpul  nyeri viseral di daerah epigastrium sekitar
umbilikus
• Setelah beberapa jam, nyeri akan beralih ke perut kanan bawah pada
titik McBurney
• Sering disertai mual dan muntah
• Karakteristik umum  nafsu makan akan menurun
RPD: Keluhan sama sebelumnya disangkal
Keluhan BAK berupa nyeri saat
Diare, mual, muntah dan tidak
BAK, nyeri yang terdapat pada
ada nyeri perut yang terlokalisir
batu ureter adalah nyeri kolik 
menyingkirkan diagnosis
menyingkirkan diagnosis
banding gastroenteritis
banding batu ureter

Mendukung diagnosis apendisitis akut


 belum ke tahap apendisitis kronik
Pemeriksaan fisik spesifik

 Palpasi abdomen: tegang, defans muskular (+), nyeri tekan (+) regio
inguinal/ iliaka  mengarah pada diagnosis apendisitis  ditandai nyeri
makin hebat berupa nyeri tekan dan defans muskuler yang meliputi seluruh
perut, disertai pungtum maksimum di regio iliaka kanan, dan perut menjadi
tegang

 Dilakukan manuver pemeriksaan untuk menilai nyeri:


• Uji Psoas (+)  iritasi pada otot psoas kanan dan indikasi iritasi
retrocaecal dan retroperitoneal dari phlegmon
• Uji Rovsing (+)  nyeri perut kuadran kanan bawah saat palpasi
kuadran kiri bawah
• Uji Obturator  peradangan pada M. obturatorius di rongga pelvis
• Uji Dunphy (+)  adanya rasa nyeri pada abdomen karena rangsangan
berupa batuk
Hasil pemeriksaan penunjang

Leukosit: 15.000/mm3 Diff. count: Shift to the left

USG
Kesan: apendisitis
Alvarado Skor: 10
Almost certain to have appendicitis

Migration of pain = 1
Anorexia = 1
Nausea/vomitting = 1
Tenderness in right lower quadrant = 2
Rebound pain = 1
Elevated temperature = 1
Leukocytosis = 2
Shift of white blood cell count to the left = 1

Diagnosis kerja:
Apendisitis akut
Tatalaksana
Tatalaksana definitif
Apendektomi cito

Farmakologis Post
Farmakologis Op
IVFD RL gtt XX/m IVFD RL gtt XX/m
Injeksi cefoperazone 1 g/12 Injeksi cefoperazone 1 g/12
jam IV jam IV
Injeksi metronidazole 500 Injeksi ketorolac 30 mg/8
mg/8 jam IV jam IV
Tablet paracetamol 500
mg/8 jam PO (prn)
Thank you

Anda mungkin juga menyukai