Appendisitis
Putri Novian Zahra
Syarifah Chaira
Pembimbing:
dr. Muntadhar, Sp.B, Sp.BA
EPIDEMIOLOGI
Lebih dari 250.000 apendektomi dilakukan per
tahun. Insidens tertinggi pada kelompok usia
20-30 tahun,
Etiologi
Patogenesis
Nyeri tekan Mc
Nyeri di Burney,
Nausea,
epigastrium Rebound
Vomitus,
atau Tenderness,
Anoreksia,
periumbilikus Defans
Disuria,
yang Muscular,
Obstipasi,
berpindah ke Rovsing Sign,
Diare,
perut kuadran Psoas Sign,
Febris,
kanan bawah Obturator Sign,
Leukositosis
Blumberg Sign,
Dunphy Sign
Diagnosis
Anamnesis:
Nyeri perut kanan bawah yang diawali nyeri periumbilikus atau
epigastrium, mual-muntah, anoreksia, disuria, obstipasi, diare, demam.
Inspeksi:
Jalan bungkuk sambil memeganf perut, kembung bila perforasi,
penonjolan perut kanan bawah pada appendikuler abses.
Palpasi:
Nyeri tekan Mc Burney, Rebound Tenderness, Defans Muscular,
Rovsing Sign, Psoas Sign, Obturator Sign, Blumberg Sign, Dunphy Sign
Perkusi:
Nyeri Ketok (+)
Auskultasi:
Pristaltik normal
Rectal Touchea:
Nyeri tekan jam 9-12
Laboratorium:
Leukositosis
Diagnosis Banding
Gastroenteritis
Kolesistitis Akut
Terapi Operatif:
Appendiktomi
Komplikasi
PROGNOSIS
Bonam, namun tergantung tatalaksana dan kondisi
pasien.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Keluhan
Tambahan Mual muntah, tidak nafsu makan, dan demam.
Riwayat
Penyakit Pasien datang ke IGD RSUDZA mengeluhkan nyeri
Sekarang perut kanan bawah yang dirasakan sejak ± 2 hari yll
dan semakin memberat 3 jam SMRS. Rasa nyeri
menetap. Nyeri awalnya dirasakan pada daerah
epigastrium, dan kemudian berpindah ke perut kanan
bawah. Pasien merasa lebih nyaman bila berbaring.
Mual muntah (+), tidak nafsu makan (+), dan demam
(+).
Riwayat
Pasien pernah mengalami keluhan yang
Penyakit
sama sekitar 2 bulan yang lalu, kemudian
Dahulu
berobat ke puskesmas terdekat.
Riwayat
Penyakit Pada keluarga pasien tidak ada yang
Keluarga memiliki riwayat penyakit yang sama
seperti pasien
Riwayat
Kebiasaan Pasien merupakan seorang pelajar. Pasien
Sosial suka makan makanan pedas.
Pemeriksaan Fisik
MATA
KEPALA : Konjungtiva palp. Inf.
Bibir : sianosis (-) Pucat
Leher : pembesaran kgb (-/-), sklera ikterik (-/-),
(-), TVJ tidak meningkat pupil isokor, RCL/RCTL
(+/+)
ABDOMEN : Soepel, THORAKS : Simetris
H/L/R tidak teraba, (+/+) retraksi (-),
shifting dullness (-)
nyeri tekan (-), SF
peristaltik (+), Timpani
(+), distensi (-), nyeri kanan = SF kiri, sonor
tekan perut kanan bawah (+/+), vesikuler
(+), Mc Burney sign (+), (+/+), ronkhi (-/-),
Blumberg sign (+), wh (-/-)
Rovsing sign (+), Psoas JANTUNG :
sign(+). BJ I > BJ II , reguler,
bising (-)
Pemeriksaan Genetalia
Tidak dilakukan
pemeriksaan EXTREMITAS
Edema (-/-), sianosis
(-/-), CRT <2”
Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Darah Rutin
Hemoglobin 12,6 12,0-15,0 g/dL
Hematokrit 37 37-47 %
Eritrosit 4,5 4,5-5,4 106/mm3
Leukosit 14,2 4,5-10,5 103/mm3
Trombosit 237 150-450 103/mm3
Diftell
Eosinofil 1 0-6 %
Basofil 1 0-2 %
Neutrofil Batang 0 2-6 %
Neutrofil Segmen 79 50-70 %
Limfosit 15 20-40 %
Monosit 4 2-8 %
Elektrolit
Natrium (Na) 141 132-146 mmol/L
Kalium (K) 3,2 3,7-5,4 mmol/L
Klorida (Cl) 114 98-106 mmol/L
Skor Alvarado
Appendisitis Akut
TERAPI
Bed rest
IVFD Ringer Laktat 20 gtt/menit
Injeksi Ceftriaxon 1 gr/12 jam
Injeksi Ranitidin 1 gr/ 12 jam
Injeksi Novalgin 1gr/8 jam
Diet MB
Tindakan
Apendektomi laparatomi.
Prognosis
KESIMPULAN
Appendisitis akut adalah radang yang timbul
secara mendadak pada appendiks, merupakan salah
satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui
dan jika tidak ditangani segera dapat menyebabkan
perforasi. Biasanya disebabkan oleh obstruksi
lumen.
Penegakan diagnosis dapat ditegakkan
dengan ditemukannya tanda dan gejala klinis dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang yang lebih ditekankan pada hasil
laboratorium berupa leukositosis dan dengan
bantuan skor Alvarado dapat membantu
memudahkan penegakkan diagnostik. Tatalaksana
terbaik pada appendisitis akut ialah appendiktomi
dengan prognosis biasanya bonam.
TERIMA KASIH