Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS:

GAGAL JANTUNG AKUT DEKOMPENSASI

AULIA NUGRAHA
1207101010100

Pembimbing:
dr. Muhammad Muqsith, Sp.JP-FIHA
Gagal Jantung Akut Dekompensasi

Gagal jantung akut adalah serangan cepat dari gejala-gejala


akibat fungsi jantung yang abnormal. Gagal jantung akut dapat
berupa acute de novo (serangan baru dari gagal jantung, tanda
ada kelainan jantung sebelumnya) atau dekompensasi akut dari
gagal jantung kronik.
Etiologi dan
Patofisiologi
PENYAKIT JANTUNG KORONER MERUPAKAN ETIOLOGI GAGAL JANTUNG AKUT
PADA 60 70% PASIEN TERUTAMA PADA PASIEN USIA LANJUT. PADA USIA MUDA,
GAGAL JANTUNG AKUT LEBIH SERING DIAKIBATKAN OLEH KARDIOMIOPATI DILATASI,
ARITMIA, PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL, PENYAKIT JANTUNG KATUP DAN
MIOKARDITIS.
Identitas Pasien

Nama : Tn. MU
Umur : 44 th
Alamat : Baroh Langsa Lama
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
No RM : 1-02-91-46
Tanggal Masuk : 22/04/2016
Tanggal Pemeriksaan : 12/05/2016
Anamnesis

Keluhan Utama : Sesak didaerah thorax


Keluhan Tambahan : Cepat lelah, kaki bengkak, nyeri dada hilang
timbul, perut terasa membesar dari hari ke hari
Pasien datang dengan keluhan sesak yang memberat sebelum
masuk rumah sakit langsa, kemudian pasien dirujuk ke RSUDZA.
Sesak sudah dirasakan sejak lama, namun semakin hari makin
memberat. Pasien mengeluhkan sesak jika berjalan jauh dan naik
tangga. Pasien juga mengeluhkan cepat lelah dan kaki bengkak,
pasien juga mengeluhkan nyeri dada yang dirasakan hilang timbul.
Pasien juuga mengeluhkan perut yang terasa membesar dari hari
ke hari.
Riwayat Penyakit Dahulu
Sejak tahun 2012 pasien sudah merasakan cepat lelah, namun
masih sanggup melakukan aktivitas. Kemudian perut membuncit
sudah sejak tahun 2013 (asites), riwayat hipertensi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit jantung dan DM di keluarga atau orang tua
kandung disangkal.

Riwayat Penggunaan Obat


Digoksin, kaptopril, spironolakton
Faktor Resiko yang Tidak Dapat Dimodifikas
Jenis Kelamin, usia
Faktor Resiko yang Dapat Dimodifikasi
Merokok
Kebiasaan minum kopi
PEMERIKSAAN FISIK
a. status present
Hasil Pemeriksaan 6 Mei 2016
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 72x/menit
Frekuensi Nafas : 24x/menit
Temperatur : 36,6 c
Hasil Pemeriksaan 6 Mei 2016
Status Generalis
Kulit
Warna : Sawo matang
Turgor : lambat kembali
Ikterus : (+)
Sianosis : (-)
Kepala
Bentuk : Kesan Normocephali
Rambut : Tersebar rata, warna hitam
Mata : Agak cekung
Telinga : Tidak ada sekret dan
perdarahan
Hidung : Tidak ada sekret dan
perdarahan
Pemeriksaan Fisik Paru
.
1 Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Normochest,
pergerakan simetris
Tipe Pernafasan : Abdominal
Thoracal
Retraksi : (-)

2. Palpasi
- Pergerakan dada simetris
- Nyeri tekan (-/-)

3. Perkusi : Sonor (+/+)


4. Auskultasi : Vesikuler (+/+)
Pemeriksaan Fisik Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak
terlihat
Palpasi : Ictus Cordis teraba di
ICS V Linea Mid clavicula Sinistra
Perkusi :
- Kanan atas: ICS II linea
parasternalis
- Kanan bawah: ICS IV linea
parasternalis
- Kiri atas: ICS II linea parasternalis
- Kiri bawah: ICS VI linea mid
clavicula sinistra
Auskultasi : BJ I > BJ II, iregular,
bising (+), gallop (-)

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Anus Pemeriksaan


Abdomen dan Genitalia Anggota Gerak
Inspeksi : Distensi (-) Tidak dilakukan Edema pada kedua tungkai

Palpasi : Nyeri tekan (-)


Undulasi (+) Hepar/ Lien/ Renal
tidak dapat diraba
Perkusi : Redup (+),
Shifting dullness (+) undulasi (+)
Auskultasi : Peristaltik usus
normal
Pemeriksaan Penunjang
(Laboratorium)
Darah Rutin Fungsi Ginjal
Hemoglobin : 11,3 Ureum : 84 mg/dl
gr/dl Kreatinin : 1,54 mg/dl
Hematokrit : 34 %
Kalium : 3,4
ELEKTROKARDIOGRAFI (9 Mei 2016)
Diagnosis

ADHF
Hipertensi Pulmonal
Regurgitasi Trikuspid
Management
Subset I : mengefektifkan pengobatan oral
Subset II : pasien mengalami hipervolemia, berikan diuretik IV plus atau minus
vasodilator, nesiritide
Subset III : Pasien mengalami hipoperfusi, terapi :
Jika PCWP < 15 mmHg, berikan cairan IV sampai PCWP 15-18 mmHg
Jika PCWP < 15 mmHg, MAP < 50 mmHg, berikan dobutamin intravena
Jika PCWP 15 mmHg, MAP 50 mmHg, dan ada indikasi untuk inotropik, berikan
inotropik intravena
Jika PCWP 15 mmHg, MAP 50 mmHg, tidak ada indikasi untuk inotropik,
berikan vasodilator intravena
Subset IV : Pasien mengalami hipoperfusi dan hipervolemia, terapi :
IV diuretik
Jika MAP <50 mmHg, berikan dobutamin IV
Jika MAP 50 mmHg dan ada indikasi inotropik, berikan inotropik IV
Jika MAP 50 mmHg dan tidak ada indikasi inotropik, berikan vasodilator
intravena.
Prognosis

Quo ad Vitam : Dubia ad


malam
Quo ad Functionam : Dubia ad
malam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad
malam

Anda mungkin juga menyukai