Anda di halaman 1dari 43

GASTRITIS KRONIK PADA ANAK

PENYAJI:

PEMBIMBING:
Dr. dr. Sulaiman Yusuf, Sp.A
(K)

PENDAHULUAN

Gastritis merupakan peradangan pada mukosa dan


submukosa lambung sehingga terjadi kerusakan dan
perlukaan yang menyebabkan erosi pada lapisan
lambung.
Penyebab tersering yaitu infeksi
dari Helicobacter Pylori
Penyebab lain:
penggunaan obat NSAID, sering
mengalami stress, pola makan yang
tidak teratur
Prevalensi :
Negara maju sekitar (10%)
Negara berkembang
(80%)
Indonesia
(13,5-26,8%)

LAPORAN
KASUS

Identitas Pasien
Nama : Muhammad Hafidz Sidiq
No CM : 1-09-21-03
Tanggal Lahir : 11 September 2004
Usia

: 12 tahun

Suku

: Aceh

Agama: Islam
Alamat: Ds. Lamkrut, Lhok Nga (Aceh Besar)
Tanggal Masuk RS

: 14 Oktober 2016

Tanggal Pemeriksaan : 17 Oktober 2016

Anamnesis

Pasien datang dengan keluhan muntah. Muntah dikeluhkan sejak 1 minggu


sebelum masuk rumah sakit. Muntah biasanya terjadi setelah makan. Muntah
berisikan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh pasien. Frekuensi
muntah dapat terjadi 2-5 kali dalam sehari. Banyak sedikitnya makanan
mempengaruhi muntah, apabila pasien makan cemilan hanya sedikit, tidak
menyebabkan muntah. Volume muntah paling banyak sekitar 200 cc atau
satu aqua gelas. Muntah sesekali didahului oleh keluhan mual. Setelah
muntah pasien akan lemas dan kelelahan.

Selain itu, pasien mengalami perut kembung seperti berangin.


Nyeri pada perut juga dikeluhkan pasien. Perut dirasakan
seperti ditekan-tekan dan perih, terutama pada bagian ulu
hati.

Nyeri

terjadi

secara

terus-menerus,

baik

sebelum

maupun setelah makan. Nyeri yang dirasakan tidak menjalar.


Demam, batuk serta pilek tidak dikeluhkan oleh pasien. Buang
air besar dan buang air kecil dalam batas normal.

RPD

Pasien setahun lalu pernah mengalami hal yang sama.


Riwayat penyakit lainnya seperti asma dan alergi tidak
ada.

RPK

Tidak ada keluarga pasien yang mengalami


keluhan yang sama.
Sebelumnya pasien pernah berobat ke mantri untuk

RPO

keluhan yang sama, namun baik pasien maupun keluarga


tidak mengingat nama obat tersebut.

RKS

Pasien sering makan


makanan pedas
berminyak. Pola
makan tidak teratur.

R. Imunisasi

Pasien
imunisasi
lengkap.

R. Kehamilan
&
Persalinan

Ibu pasien ANC teratur. Riwayat sakit selama hamil


disangkal. Pasien lahir secara pervaginam dengan BBL
4000 gram, cukup bulan dan segera menangis.

R. Pemberian
Makanan

0-6 bulan
6-12 bulan
1-2 tahun
>2 tahun

:
:
:
:

ASI
ASI + MPASI
ASI + Makanan Keluarga
Makanan Keluarga

Tanda vital
KEADAAN UMUM

SAKIT SEDANG

KESADARAN

COMPOS MENTIS

HEART RATE

96 X/I

TEKANAN DARAH

120/70 mmHg

FREKUENSI NAFAS

24 X/I

SUHU TUBUH

36,9C

DATA ANTROPOMETRI
Berat badan

: 30 kg

Panjang badan : 143 cm


BB/U

: 30/40kg x 100% = 75% (underweight)

PB/U

: 143/149cm x 100% = 95% (median)

HA

Status gizi

: 11 tahun

: 30/35kg x 100% = 85% (gizi kurang)

Kebutuhan Cairan

= 1500 + (20x10)

= 1500 + 200
= 1700 cc/hari

Kebutuhan Kalori

= RDA (HA) x BBI

= 55 kkal x 35 kg
= 1925 kkal/hari

Kebutuhan Protein

= Catch up protein x 0,08 x BBI 4

= (44 - 55) x 0,08 x 35


= 30,8 38,5 g/ hari

Pemeriksaan fisik

konjungtiva palpebra inferior

Normochephali, rambut

pucat

hitam sukar dicabut.

(--/--), sklera ikterik (--/--), pupil bulat


+/ ), dan
isokor 3mm/3mm, RCL (+/
+
+

Serumen (-/-)
Sekret (-/-) NCH (-)

RCTL (++/++)

Simetris, retraksi
intercostal

Mulut kering (-), ulkus

(-/-), nyeri tekan (-/-),

(), dan hiperemis (-),

sonor (+/+), Vesikuler (+/

tonsil T1/T1

+), ronkhi (-/-), wh (-/-)

Pembesaran KGB (-),

BJ I > BJ II,

Pembesaran tiroid (-)

Reguler, Bising (-),


Distensi (-), ikterik (-), pembesaran

Akral hangat, ikterik (-/-),


Edema (-/-), sianosis (-/-)

organ ( -), nyeri tekan (+) pada


regio epigastrium, timpani (+),
peristaltik usus (+)

Pemeriksaan Laboratorium
Oktober 2016)

(14

Pemeriksaan Endoskopi
2016)

Kesimpulan :
1. Gastritis
2. Esofagitis
3. Gastro-Esophageal Reflux Disease
4. Nodul (tumor) di antrum gaster

(18 Oktober

Diagnosa Kerja

Gastritis

Esofagitis

Gastro-Esophageal Reflux Disease

Nodul (tumor) di antrum gaster

Penatalaksanaan

Non Medikamentosa:
Tirah baring
Diet lunak
Diet M II

Medikamentosa

IVFD 2 : 1 10 gtt / i makro


Inj. Ranitidin 25 mg / 12 jam
IV
Inj. Omeprazole 20 mg / 12
jam IV
Sucralfat sirup 3 x cth 1
Domperidone sirup 3 x cth 1

PROGNOSIS

BONAM

BONAM

BONAM

Edukasi dan Konseling

Mengatur pola makan tepat waktu dan teratur

Makan lebih sering dalam porsi sedikit

Hindari makan dan minuman yang mudah


mengiritasi lambung, seperti makanan yang
asam, berminyak, pedas dan kopi

Istirahat yang cukup

Hindari stress berlebihan

TINJAUAN
PUSTAKA

Gastritis
Inflamasi mukosa lambung akibat diet
sembarangan, infeksi dari bakteri atau
bahan

iritan

lain.

Peradangan

dapat

bersifat superfisial dan dapat menembus


ke

dalam

mukosa

lambung.

Kasus

gastritis yang berlangsung lama akan


menyebabkan atrofi mukosa lambung

Anatomi dan Fisiologi

Epidemiologi
Prevalensi gastritis lebih
tinggi di negara berkembang
(3-10%) dibandingkan negara
maju (0,5%)

Etiologi

GASTRITIS

Klasifikasi Gastritis
Gastritis Akut :
1. Gastritis Akut Erosif
2. Gastritis Akut Hemoragik
Gastritis Kronik:
1. Gastritis Kronik Superfisial
2. Gastritis Kronik Atropik

Patofisiologi

Manifestasi Klinis

Sakit perut berulang, seringnya pada epigastrium

Mual dan muntah

Malabsorpsi dengan penurunan berat badan

Gangguan pertumbuhan

Anemia defisiensi besi

Diare berulang

Malnutrisi

Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang

Pencegahan

Menjaga higienitas dan sanitasi yang baik, terutama cuci


tangan sebelum makan

Menghindari penggunaan NSAID secara berlebihan

Mengurangi makanan yang merangsang lambung, yaitu


makanan yang bersifat asam, mengandung minyak/lemak
secara berlebihan, yang menimbulkan gas dan bersifat
melekat.

Terapi Non-Medikamentosa
Diet

lambung.

teratur,

tidak

makan
terlalu

secara

kenyang.

Makanan yang dikonsumsi cukup


kalori dan protein, kurangi lemak.

Terapi Medikamentosa

Komplikasi
Perdarahan saluran cerna hingga syok
hemoragik
Gangguan penyerapan vitamin B12
yang menyebabkan anemia
pernisiosa, gangguan penyerapan besi

Keganasan pada bagian lambung

Prognosis
Kebanyakan
dapat

penderita

sembuh.

beberapa

kasus,

gastritis

Namun

pada

gastritis

dapat

mengancam jiwa apabila terjadi


perdarahan secara terus-menerus

Analisa kasus
Pasien laki-laki, 12 tahun Sesuai dengan gejala gastritis.
datang dengan keluhan

Gastritis

muntah berulang, perut

proses

kembung, nyeri perut

dan submukosa lambung yang

terutama pada bagian

dapat bersifat akut, kronik, lokal

ulu hati

maupun difus.
Gejala

merupakan

inflamasi

gastritis

pada

dapat

suatu
mukosa

berupa

mual, muntah, nyeri perut, nafsu


makan
rasa

hilang,
asam

di

demam,
mulut,

lemah,
perut

kembung, anemia defisiensi besi,

Analisa kasus
Pada pemeriksaan fisik

Nyeri tekan pada regio epigastrik

didapatkan nyeri tekan

merupakan temuan klinis khas

di bagian epigastrium

pada pemeriksaan fisik pasien


dengan gastritis.
Pemeriksaan fisik lainnya bisa
juga didapatkan pasien terlihat
pucat, lemah, takipneu, takikardi
ataupun
suhu.

adanya

peningkatan

Analisa kasus
Pemeriksaan penunjang

Penyakit

kronik

seperti

didapatkan nilai Hb 12,8

dapat

menyebabkan

gr/dL yang menunjukkan

defisiensi

pasien mengalami anemia

penurunan nafsu makan pada pasien

ringan

sehingga asupan nutrisi yang masuk

besi

oleh

gastritis
anemia
karena

ke dalam tubuh juga berkurang.


Pemeriksaan endoskopi
ditemukan adanya iritasi

Pemeriksaan

dinding lambung dan

biasanya

kemerahan pada mukosa

eksudatif,

endoskopi

akan

dijumpai

edema

hingga perdarahan

pada

gastritis
eritema,
mukosa

Analisa kasus
Terapi non medikamentosa

Sesuai

teori,

terapi

berupa diet lunak dan diet

medikamentosa

M II

adalah diet lambung.

pada

non
gastritis

Prinsip diet :
-Makanan cukup kalori dan protein,
kurangi lemak
-Mudah

dicerna

dan

mengandung

yang

merangsang

serat yang halus


-Tidak
lambung

boleh

seperti

terlalu

lemak,

berminyak, pedas, menimbulkan gas.

Analisa kasus
Terapi medikamentosa :

Pada pasien ini diberikan jenis obat PPI

-Ranitidin 25 mg/12 jam

(omeprazole) dan H2 antagonis reseptor

-Omeprazole 20 mg/ 12 jam

(ranitidin)

-Sucralfat sirup 3 x cth 1


-Domperidone sirup 3 x cth
1

sebagai

supresi

terhadap

produksi asam lambung


Diberikan sukralfat untuk menutup ulkus
dan melindungi mukosa lambung dari
serangan

asam

lambung

yang

dapat

mengiritasi
Domperidone
antiemesis

disini

sehingga

berguna
mengobati

mual dan muntah pada pasien

sebagai
gejala

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai