Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS:

INFARK MIOKARD

ENDAH WIDYASTUTI
1207101010042

Pembimbing:
dr. Muhammad Muqsith, Sp.JP-FIHA
INFARK MIOKARD

Infark miokard adalah suatu sindroma klinis yang memiliki gejala


karakteristik iskemik miokard yang berhubungan dengan hasil ekg
persisten ST elevasi
Identitas Pasien

Nama : Giem
Umur : 49 tahun 12 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Aceh
Alamat : Ulee Kareng
CM : 1-09-01-12
Tanggal Masuk : 13-05-2016
Tanggal Pemeriksaan : 14-05-2016
Anamnesis

a. Keluhan Utama : Nyeri dada yang menjalar hingga punggung


sejak 1 hari SMRS
b. Keluhan Tambahan : Sesak nafas
Pasien datang ke IGD RSUDZA dengan keluhan nyeri dada dan
terasa perih menjalar hingga punggung sejak 1 hari SMRS. Nyeri
dirasakan saat pasien beraktivitas dan berkurang saat pasien
istirahat. Nyeri yang dirasakan berlangsung selama lebih dari 20
menit. Pasien juga mengeluhkan sesak, lemas, dan batuk sesekali.
Keluhan tersebut tetap dirasakan oleh pasien hingga pasien masuk
ke RS. Pasien memiliki riwayat merokok sejak 3 tahun yang lalu 1-3
batang/hari.
Riwayat Penyakit Dahulu
Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit jantung dan DM di keluarga atau orang tua
kandung disangkal.

Riwayat Penggunaan Obat


Disangkal
Faktor Resiko yang Tidak Dapat Dimodifikas
Usia
Jenis Kelamin

Faktor Resiko yang Dapat Dimodifikasi


Merokok
PEMERIKSAAN FISIK
a. status present

Infark Miokard biasanya ditandai Keadaan Umum : Baik


dengan keluhan nyeri dada yang
Kesadaran : Kompos Mentis
khas seperti tertindih atau rasa
terbakar yang dapat menjalar Tekanan Darah : 104/72 mmHg
hingga punggung dan lengan, Nadi : 107x/menit
pada pemeriksaan darah terjadi
peningkatan enzim jantung dan Frekuensi Nafas : 42x/menit
pada pemeriksaan EKG terdapat Suhu : 36,5 C
ST elevasi.
Pemeriksaan Fisik Paru
Inspeksi :
- Bentuk :simetris
- Retraksi : tidak ada
Palpasi :
- Simetris pada saat statis dan dinamis
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi :
- Suara Napas Dasar :Vesikuler (+/+)
- Suara Napas Tambahan : -
Status Generalis
Kulit
Warna : Sawo matang
Turgor : Baik / dbn
Ikterus : (-)
Anemia: (-)
Sianosis: (-)

Kepala
Bentuk : Normocephali
Rambut : Tersebar merata, tidak mudah
dicabut, berwarna hitam bercampur
putih
Mata : konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-),
Leher
RCL (+/+), RCTL (+/+)
Bentuk : Kesan simetris
Telinga : dbn
Hidung : dbn
Kel. Getah Bening : Kesan simetris,
Pembesaran (-)
Mulut Peningkatan TVJ : (-), R + 3
Bibir : Pucat (-), Sianosis (-) cmH2O
Gigi Geligi : Karies (+)
Lidah : Tremor (-) Aksila
Mukosa : Basah (+)
Tidak diperiksa
Tenggorokan : Tonsil dalam batas normal
Faring : Hiperemis (-)
Pemeriksaan Fisik Jantung

Inspeksi :
Ictus Cordis tidak terlihat
Palpasi :
Ictus Cordis teraba di ICS IV Linea Mid clavicula Sinistra
Perkusi :
- Batas Atas: ICS II lineaparasternalis dextra
- Batas Kiri : ICS II linea axillaris anterior sinistra
- Batas Kanan: ICS II linea parasternalis dextra
dextra
Auskultasi : BJ I > BJ II, bising (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Anus Pemeriksaan
Abdomen dan Genitalia Anggota Gerak
Dbn Tidak dilakukan Sensibilitas, Rentang Gerak :
dbn
Pemeriksaan Penunjang
(Laboratorium)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 16,2* 12,0 15,0 g/dL
Hematokrit 49* 37 - 47%
Eritrosit 5,3 4.2 5.4 x 106/mm3
Leukosit 31,5* 4,5 10,5 x 106/mm3
Trombosit 350 150-450 x 106/mm3
Hitung Jenis Leukosit:
Eosinofil 0 0-6%
Basofil 0 0-2%
Neutrofil Batang 0* 2-6%
Neutrofil Segmen 78* 50-70%
Limfosit 16* 20-40%
Monosit 6 2-8%
Kimia Klinik
Jantung : Troponin >50,00* < 1,5 ng/mL
CK-MB 536* < 25 U/L
Ginjal : Ureum 41 13-43 mg/dL
Kreatinin 0,58 0,67-1,17 mg/dL
Diabetes: KGDS 133 < 200 mg/dL
ELEKTROKARDIOGRAFI (IGD)

Irama : Sinus
Heart Rate : 100x/ menit
Axis : Normoaksis
P-wave : 0,08 s
Interval PR: 0,12 s
ST Elevasi : V1, V2, V3, V4, V5, V6, dan aVL
ST depresi : negative
Q patologis : negative
Kesimpulan : sinus ritme, IMA ekstensif
Diagnosis

STEMI anterolateral
Management

Terapi Non Medikamentosa Terapi Medikamentosa

- Bed Rest semitowler - Infus RL 10 tts/menit


- Inj. Lasix 2 amp/ 6jam
- O2 3-4 Lpm
- Inj. Ceftriaxon 1 g
- Diet Jantung
- Inj. Arixtra 2,5 cc/hari
- Aspilet 1x80mg
- Clopidogrel 1x75mg
- ISDN 3x10mg (Jika TD > 100mmHg)
- Ramipril 1x2,5mg
- Atorvastatin 1x20mg
- Laxadin syr1xcII
Planning
- Pemeriksaan laboratorium (profil lipid)
- Gula darah puasa/2 jam pp
- Echocardiography
- EKG/hari
- Folket Vital sign
- Pindah ICCU
Patofisiologi
Merokok,
FAKTOR RESIKO
hipertensi, DM

Kerusakan pembuluh darah


koroner (infark)

Kegagalan fungsi pompa


jantung
Etiologi dan Faktor Resiko
Infark miokard terjadi oleh penyebab yang heterogen, antara lain:(3)
1. Infark miokard tipe 1 (Infark miokard spontan)
Infark miokard secara spontan terjadi karena ruptur plak, fisura, atau diseksi plak aterosklerosis.
2. Infark miokard tipe 2
Infark miokard jenis ini disebabkan oleh vaskonstriksi dan spasme arteri menurunkan aliran darah
miokard.
3. Infark miokard tipe 3
Pada keadaan ini, peningkatan pertanda biokimiawi tidak ditemukan.
a. Infark miokard tipe 4a
Peningkatan kadar pertanda biokimiawi infark miokard (contohnya troponin) 3 kali lebih besar
dari nilai normal akibat pemasangan percutaneous coronary intervention (PCI) yang memicu
terjadinya infark miokard.
b. Infark miokard tipe 4b
Infark miokard yang muncul akibat pemasangan stent trombosis.
5. Infark miokard tipe 5
Peningkatan kadar troponin 5 kali lebih besar dari nilai normal. Kejadian infark miokard jenis ini
berhubungan dengan operasi bypass koroner.

Ada empat faktor resiko biologis infark miokard yang tidak dapat diubah, yaitu usia, jenis
kelamin, ras, dan riwayat keluarga.
Cara mendiagnosa
Diagnosis IMA ditegakkan bila didapatkan dua atau lebih dari 3 kriteria, yaitu
1. Adanya nyeri dada yang terjadi lebih dari 20 menit dan tidak hilang dengan
pemberian nitrat biasa.

2. Perubahan elektrokardiografi (EKG)


Selama fase awal miokard infark akut, EKG pasien yang mengalami oklusi
total arteri koroner menunjukkan elevasi segmen ST. Kemudian gambaran EKG
berupa elevasi segmen ST akan berkembang menjadi gelombang Q. Sebagian
kecil berkembang menjadi gelombang non Q.

3. Peningkatan petanda biokimia.


Pada infark miokard, protein intraseluler akan masuk dalam ruang
interstitial dan masuk ke sirkulasi sistemik melalui mikrovaskuler lokal dan aliran
limfatik. Oleh sebab itu, infark miokard dapat dideteksi dari pemeriksaan protein
dalam darah yang disebabkan kerusakan sel. Protein-protein tersebut antara
lain aspartate aminotransferase (AST),
lactate dehydrogenase, creatine kinase isoenzyme MB (CKMB), mioglo bin,
carbonic anhydrase III (CA III), myosin light chain (MLC) dan cardiac troponin I
dan T (cTnI dan cTnT). Peningkatan kadar serum protein-protein ini
mengkonfirmasi adanya infark miokard.
Prognosis

Quo ad Vitam : Dubia ad bonam


Quo ad Functionam : Dubia ad
malam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad
malam

Anda mungkin juga menyukai