Anda di halaman 1dari 39

BAGIAN/SMF ILMU KARDIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH


KUALA
RUMAH SAKIT UMUM DR. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2016

ACUTE DECOMPENSATED HEART


FAILURE (ADHF)
Oleh :
VONNA YUNIRA
1207101010069

Pembimbing :
dr.Nurkhalis,Sp.JP-FIHA
IDENTITAS PASIEN
Nama : NY.S
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 55 Tahun
Alamat : Bener Meriah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
No. MR : 0-99-37-40
TMRS : 11/05/2016
Tanggal Pemeriksaan : 14/05/2016
Keluhan Utama : Sesak Napas
Keluhan Tambahan : Jantung berdebar,
Orthopnea, Lemas
dan mudah lelah
Pasien datang ke IGD RSUDZA dibawa oleh
keluarganya dengan keluhan sesak napas dan jantung
berdebar-debar , yang semakin memberat sejak 4
jam SMRS. Pasien merasa terganggu dengan keluhan
ini. Pasien akhir-akhir ini sering mengeluh lemas dan
mudah lelah yang memberat sejak 2 minggu SMRS.
Aktivitas pasien selama ini semakin berkurang karena
mudah lelah dan lebih banyak berbaring dirumah.
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 6 tahun yang
lalu. Pasien juga memiliki riwayat nyeri dada dan
bengkak pada tungkai dan riwayat sering demam
disangkal.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat Hipertensi
Riwayat DM disangkal
Riwayat TB dan asma disangkal
Pasien sebelumnya sudah 2 kali di rawat
di RSUDZA Banda Aceh dengan keluhan
yang sama pada bulan 7 dan bulan 12
tahun 2015
Riwayat Pengobatan :
Dirawat di RSUZA Aceh sebanyak 2 kali
dengan keluhan yang sama
Pasien tidak rutin mengkonsumsi obat-
obatan anti hipertensi.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi, DM, TB paru, asma,
keganasan disangkal
Riwayat Kebiasaan dan Sosial:
Pasien bekerja sehari-hari sebagai
seorang pedagang pecal dan sudah
berhenti bekerja sejak mengalami jantung
berdebar-debar dan mudah lelah. Pasien
tidak sering minum kopi dan juga tidak
suka mengkonsumsi makanan berlemak.
Pasien dulunya sering menggunakan
garam dapur biasa dan tidak
menggunakan garam yang beryodium
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Present
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Pengukuran Tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82 kali/menit, regular
Respirasi : 22 kali/menit
Suhu : 36,5 C
B. Status Generalis
Kulit
Warna : Sawo matang (tidak ada petekie)
Sianosis : tidak ada
Turgor : cepat kembali
Kelembaban: cukup
Pucat : tidak ada
Kepala
Bentuk : normosefali
Rambut
Warna: hitam
Mata
Bentuk : Dalam Batas Normal
Palpebra : edem (-/-)
Alis & bulu mata : tidak mudah dicabut
Konjungtiva : pucat (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Pupil : Diameter : isokor, normal
Reflek cahaya : (+/+)
Kornea : jernih/jernih
Telinga : Bentuk : simetris
Sekret : tidak ada
Serumen : minimal
Nyeri : tidak ada
Hidung : Bentuk : simetris
Pernafasan: cuping hidung (-)
Epistaksis : tidak ada
Sekret : tidak ada
Mulut : Bentuk : simetris
Bibir : mukosa bibir basah
Gusi : pembengkakan (-) berdarah (-)
Gigi-geligi: normal
Lidah : Bentuk : normal
Pucat/tidak : tidak pucat
Tremor/tidak : tidak
Kotor/tidak : tidak kotor
Warna : kemerahan
Faring : Hiperemi : tidak ada
Edema : tidak ada
Tonsil : Warna : kemerahan
Pembesaran : tidak ada
Abses/tidak : tidak ada
Membran/pseudomembran : (-)
Leher : Vena Jugularis, Pulsasi: 5-2 cmH2O
Pembesaran kelenjar : pembesaran KGB (-)
Pembesaran Tiroid (-)
Toraks :
Inspeksi : Bentuk :simetris
Retraksi : tidak ada
Palpasi : - Fremitus kanan sama dengan kiri,
- Iktus kordis teraba di ICS VI linea aksilaris
anterior sinistra
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : Suara Napas Dasar :Vesikuler
(+/+)
Suara Napas Tambahan : Rhonki (+/
+) basal paru, Wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Apeks teraba di ICS VI 2 jari lateral
linea axilla anterior sinistra, kuat angkat, irama
regular, thrill (-)
Perkusi
Batas Atas : ICS II linea parasternal sinistra
Batas Kanan : ICS V linea parasternal dekstra
Batas Kiri : ICS VI 2 jari lateral linea axilla
anterior sinistra
Auskultasi : BJ 1 > BJ 2. Terdapat suara murmur
diastolik grade 3/4
Abdomen
Inspeksi Bentuk : datar, simetris, benjolan (-)
Palpasi : Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Massa : tidak ada
Perkusi : Timpani/pekak : timpani
Asites : tidak ada
Auskultasi: bising usus (+) normal
Ekstremitas
Umum :akral hangat, edem tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
B. EKG
INTERPRETASI EKG
Irama : Asinus
Hearth rate : 82 x /menit
Regularitas :Regular
Axis : Rightward axis
Gelombang P: tidak nyata
Interval PR : tidak nyata
Kompleks QRS: sempit
Hipertrofi : ventrikel
Gelombang T : tidak nyata
ST-depresi: tidak nyata
ST-Elevasi : tidak nyata
Q patologis: tidak nyata
FOTO THORAKS
CTR : 70 %
Segmen Aorta : menonjol
Segmen Pulmonal : tidak dapat di nilai
Pinggang Jantung : datar
Apeks : tertanam
Vaskularisasi : meningkat
Kesimpulan : kardiomegali

O THORAX
DIAGNOSIS

ADHF ( Acute Decompensated Heart Failure)/


gagal jantung akut
Severe Mitral Regurgitasi
Trikuspid Regurgitasi
Pulmonal Regurgitasi
Hipertensi pulmonal
AF RVR
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
Bed rest
Farmakologi
Oksigen canul 2-4 liter
IVFD RL 10 gtt/menit
Arixtra 1 x 2,5 mg
Lasix 2 Amp/12 jam
Allupurinol 1x 100 mg
Digoksin 1 x 0,25 mg
Cardase 1 x 2,5 mg
Spironolakton 1 x 25 mg
Aspar K 2 x 1 mg
Ceftriakson 2 x 1 gr IV
Simarc 1 x 2 mg
PROGNOSIS
Quo ad vitam :Dubia ad malam
Quo ad functionam:Dubia ad malam
Quo ad sanationam:Dubia ad malam
DEFINISI

Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) merupakan gagal


jantung akut yang didefinisikan sebagai serangan yang cepat
(rapid onset) dari gejala gejala atau tanda tanda akibat
fungsi jantung yang abnormal. ADHF dapat merupakan
serangan baru tanpa kelainan jantung sebelumnya, atau dapat
merupakan dekompensasi dari gagal jantung kronik (chronic
heart failure) yang telah dialami sebelumnya. ADHF muncul
bila cardiac output tidak dapat memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh
EPIDEMIOLOGI

Gagal jantung (HF) merupakan masalah yang berkembang di seluruh dunia: lebih dari
20 juta orang di seluruh dunia yang terkena. Gagal jantung mempengaruhi 6%
sampai 10% dari orang yang berusia di atas 65 tahun
Penyakit jantung bawaan
ETIOLOGI Takikardia (atrial, ventrikel)
Bradiaritmia (disfungsi SA
node)

Volume overload
Kelainan pada endokard
Fungsi ginjal
Hipereosinofil sindrom (HES)
Iatrogenic (ex: infuse post
Fibrosis endomiokard (EMF)
operatif)
Endokardial fibroelastosis

High output states Penyakit katup


Anemia jantung Kelainan perikard
Sepsis Mitral Perikarditis konstriktif
Tirotoksikosis Aorta Efusi perikard
Paget disease Tricuspid
Arteriovenous fistula Pulmonal
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS
Kegunaan klinis terhadap level BNP serum
PENATALAKSANAAN

Subset I : mengefektifkan pengobatan oral


Subset II : pasien mengalami hipervolemia, berikan diuretik IV plus atau minus
vasodilator, nesiritide
Subset III : Pasien mengalami hipoperfusi, terapi :
Jika PCWP < 15 mmHg, berikan cairan IV sampai PCWP 15-18 mmHg
Jika PCWP < 15 mmHg, MAP < 50 mmHg, berikan dobutamin intravena
Jika PCWP 15 mmHg, MAP 50 mmHg, dan ada indikasi untuk inotropik,
berikan inotropik intravena
Jika PCWP 15 mmHg, MAP 50 mmHg, tidak ada indikasi untuk inotropik,
berikan vasodilator intravena
Subset IV : Pasien mengalami hipoperfusi dan hipervolemia, terapi :
IV diuretik
Jika MAP <50 mmHg, berikan dobutamin IV
Jika MAP 50 mmHg dan ada indikasi inotropik, berikan inotropik IV
Jika MAP 50 mmHg dan tidak ada indikasi inotropik, berikan vasodilator
intravena.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai