Kasus
ATRIAL FIBRILASI
Oleh :
Nurul Yennita
090611051
Pembimbing :
dr.Nurkhalis,Sp.JP-FIHA
Riwayat Pengobatan
-Dirawat di RSUZA Aceh sebanyak 2 kali dengan keluhan yang
sama
-Pasien rutin berobat poliklinik endokrin di RSUZA sejak 2012-
2014 dan berhenti minum obat dari 2014 sampai sekarang. Sejak
berhenti mengkonsmsi obat tersebut pasien merasakan jantung
berdebar-debar, berkeringat banyak, gemetar penurunan berat badan
dan mudah lelah.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi, DM, TB paru, asma, keganasan disangkal
A. Status Present
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Pengukuran Tanda vital
Tekanan Darah : 170/100 mmHg
Nadi : 200 kali/menit,irregular
Respirasi : 24 kali/menit
Suhu : 36,5 C
Status Generalis
Kulit : Warna : Sawo matang (tidak ada petekie)
Sianosis : tidak ada
Turgor : cepat kembali
Kelembaban : cukup
Pucat : tidak ada
Kepala : Bentuk : normosefali
Rambut : Warna : hitam
Mata : Bentuk : Eksoftalmus (+/+)
Palpebra : edem (-/-)
Alis & bulu mata : tidak mudah dicabut
Konjungtiva : pucat (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Pupil : Diameter : isokor, normal
Reflek cahaya : (+/+)
Kornea : jernih/jernih
Telinga : Bentuk : simetris
Sekret : tidak ada
Serumen : minimal
Nyeri : tidak ada
Hidung : Bentuk : simetris
Pernafasan : cuping hidung (-)
Epistaksis : tidak ada
Sekret : tidak ada
Mulut :Bentuk : simetris
Bibir : mukosa bibir basah
Gusi : pembengkakan tidak ada, berdarah tidak ada
Gigi-geligi : caries dentis
Lidah : Bentuk : normal
Pucat/tidak : tidak pucat
Tremor/tidak : tremor
Kotor/tidak : tidak kotor
Warna : kemerahan
Faring : Hiperemi : tidak ada
Edema : tidak ada
Tonsil : Warna : kemerahan
Pembesaran : tidak ada
Abses/tidak : tidak ada
Membran/pseudomembran : (-)
Leher :
Vena Jugularis, Pulsasi : 5-2 cmH2O
Pembesaran kelenjar : pembesaran KGB (-)
Pembesaran Tiroid (-)
Toraks :
Dinding dada/paru :
Inspeksi : Bentuk :simetris
Retraksi : tidak ada
Palpasi : Fremitus fokal : simetris
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : Suara Napas Dasar :Vesikuler (+/+)
Suara Napas Tambahan : Rhonki (+/+)
seluruh lapang paru, Wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis terlihat
Palpasi : Apeks teraba di ICS VI 2 jari lateral linea
axilla anterior sinistra, kuat angkat, thrill (-)
Perkusi :
Batas Atas : ICS II linea parasternal sinistra
Batas Kanan : ICS V linea parasternal dekstra
Batas Kiri : ICS VI 2 jari lateral linea axilla anterior sinistra
Auskultasi : BJ 1 > BJ2
Abdomen :
Inspeksi : Bentuk : datar, simetris, benjolan (-)
Palpasi : Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Massa : tidak ada
Perkusi : Timpani
Asites: tidak ada
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas :
Umum : akral hangat, edem pada kedua tungkai
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
05-05-2016
HEMATOLOGI
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 12.8 g/dL 12.0-15.0
Eritrosit 4,3 x 106/mm3 4,2-6,2
Leukosit 6,9x 103/mm3 4-12
Hematokrit 40 % 40-54
Trombosit 132 x 103/mm3 150-350
MCV 86 fL 80-100
MCH 30 pg 27-31
MCHC 35 % 32-36
RDW 17,1 % 11,5-14,5
MPV 11,7 % 7,2-11,1
HITUNG JENIS
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Eosinofil 0% 0-6
Basofil 0% 0-2
Neutrofil batang 1% 2-6
Neutrofil Segmen 69% 50-70
Limfosit 21% 20-40
Monosit 9% 0-6
KIMIA KLINIK
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 137 mmol/L 135-145
Kalium (K) 4,2 mmol/L 3,5-4,5
Klorida (Cl) 90-100 mmol/L 90-110
DIABETES
Glukosa darah sewaktu 128 mg/dl 200
GINJAL-HIPERTENSI
Ureum 31 mg/dl 13-43
Kreatinin 0,36 mg/dl 0,51-0,95
IMUNOSEROLOGI
TIROID
Free T3 5,99 pmol/L 4-8
Free T4 31,87 pmol/L 9-20
TSH 0,010IU/mL 0,25-5
EKG
Kesimpulan:
Edema serebri dengan
infark akut lobus
frontotemporoparietal
kanan
DIAGNOSIS TERAPI
Atrial Fibrilasi RVR Non Farmakologi
Bed rest
Hipertiroid
Farmakologi
Congestive Heart Failure Oksigen canul 2-4 liter
NYHA III-IV IVFD RL 10 gtt/menit
Stroke Iskemik infak luas Inj. Furosemide 1 Amp/ 12j
Propanolol 3x40 mg
Ramipril 1 x 5 mg
PTU 3x100 mg
Alprazolam 1x0,5
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad malam
Quo ad functionam : Dubia ad malam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
Tanggal S O A Th
6-5-2016 Penurunan GCS : E2V2M4 Atrial Bed rest
Kesadaran (+) TD : 90/70 Fibrilasi Oksigen canul 2-4 liter
H+1
Sesak (+) mmHg Hipertiroid IVFD NaCL 0,9%
jantung HR : 128x/I, Congestive Heart 20gtt/menit
berdebar-debar irregular Failure NYHA III- Inj. Furosemide 1 Amp/
(+) RR : 30 x/i IV 12j
Temp : 36,5 C Propanolol 3x40 mg
edema pada
P/ Konsul PTU 3x100 mg
kedua tungkai
Neuro : Digoxin 1x0,25
(+)
Dx : stroke Ramipril 1x5 mg
iskemik infak
luas
Terapi :
Ij.alinamin F 1
amp/24 jam
Ij. Citicolin 500
mg/12 jam
Cek FT4 dan
TSH
Foto thorax
7-5-2016 Penurunan GCS : E2V2M4 Atrial Bed rest
Kesadaran (+), TD : 100/60 Fibrilasi Oksigen canul 2-4 liter
H+2
Sesak (+) mmHg Hipertiroid IVFD NaCL 0,9%
jantung HR : 128x/i, Congestive Heart 20gtt/menit
berdebar-debar irregular Failure NYHA III- Drip dobutamin 3g/jam
(+) RR : 36x/i IV Inj. Furosemide 1 Amp/
Temp : 36,5 C 12j
edem pada
P/ Konsul Propanolol 3x40 mg
kedua tungkai
Neuro : PTU 3x100 mg
(+)
Dx : stroke Digoxin 1x0,25
iskemik infak Ramipril 1x5 mg
luas Platogrix 1x75 mg
Terapi neurologi:
Ij.alinamin F 25mg 1
amp/24 jam
Ij.Citicolin 500 mg/12
jam
8-5- 2016 Penurunan GCS : E2V2M4 Atrial Bed rest
Kesadaran (+), TD : 100/60 Fibrilasi Oksigen canul 2-4 liter
H+3
Sesak (+) mmHg Hipertiroid IVFD NaCL 0,9%
jantung HR : 145x/I, Congestive Heart 20gtt/menit
berdebar-debar irregular Failure NYHA III- Drip dobutamin 3g/jam
(+) RR : 36 x/i IV Inj. Furosemide 1 Amp/
Temp : 36,5 C 12j
edem pada
P/ Konsul Ij.Lovenox sc 0,6cc/24
kedua tungkai
Neuro : jam
(+)
Dx : stroke Propanolol 3x40 mg
iskemik infak PTU 3x100 mg
luas Digoxin 1x0,25
Ramipril 1x5 mg
Platogrix 1x75 mg
Terapi neurologi:
Ij.alinamin F 25 mg 1
amp/24 jam
Ij. Citicolin 500 mg/12
jam
FIBRILASI Bentuk aritmia yang
ATRIAL sering terjadi.
Pada EKG
ditandai
dengan:
2. RATE 3. RHYTM
CONTROL/kontrol CONTROL/ kontrol
laju irama
4. Mencegah
tromboemboli
RATE CONTROL
Lini kedua:
Golongan antagonis kalsium non-
dihidropiridin seperti diltiazem dan
verapamil B-blocker & antagonis kalsium
bersifat depresif terhadap fungsi
ventrikel harus berhati-hati
dalam penggunaannya pada pasien
Kesuksesan rate control secara dengan hipotensi atau gagal
farmakologis : sekitar 80%. Target terapi : jantung dengan hemodinamik tidak
HR60-80 x/I saat istirahat & 90-115 x/I stsbil; !!
saat beraktivitas sedang.
Digoxin dapat dijadikan pilihan sebagai rate control pada pasien AF yang disertai gagal
jantung. Namun digoxin kurang efektif dalam mengontrol denyut jantung pada saat
beraktivitas atau dalam kondisi hiperadrenergik seperti demam, tirotoksikosis & pasca
operasi.
Rhythm control atau kardioversi mengacu pada upaya
reversi dan mempertahankan irama sinus dalam waktu
panjang.
Rhythm control dapat dicapai secara farmakologis dengan
menggunakan agen anti-aritmia maupun dengan kardioversi
elektrik.
secara iv dimulai dengan bolus 5.000 unit, kemudian 10.000-15.000 unit /hari
dengan mempertahankan APTT 1,5 2,5 kali normal selama 2-3 hari.
selanjutnya diberikan oral antikoagulan (warfarin) dengan target INR 2-3.
Biasanya dalam 2-3 hari setelah optimalisasi dosis warfarin, pemberian heparin
dihentikan dan pengobatan diteruskan dengan antikoagulan oral.
b. Antagonis vitamin K (AVK) (Warfarin)
Keterbatasan :
Kelebihan:
Mula kerja dabigatran relatif cepat,
interaksi dengan obat lain dan makanan lebih sedikit
dibandingkan warfarin,
tidak membutuhkan pemantauan labratorium yang intensif,
perdarahan mayor lebih rendah pada kelompok dabigatran
dibandingkan kelompok warfarin
Rivaroxaban