Anda di halaman 1dari 28

PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BLOK 13
INDIKATOR LABORATORIUM DAN SELULER STRES

NAMA
NIM
SEMESTER

: ........................................
: ........................................
: ........................................

BAGIAN PATOLOGI KLINIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRI
PALEMBANG
2015

FLEBOTOMI
1. Flebotomi Vena
Pada orang dewasa biasanya dipakai salah satu vena dalam fossa cubiti (daerah lipatan
siku) misalnya v. mediana cubiti. Pada bayi dapat dipakai vena jugularis superficialis atau
darah dari sinus sagittalis superior.
Cara:
a. bersihkanlah kulit tempat darah akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan
biarkanlah sampai menjadi kering lagi.
b. Pasanglah ikatan pembendung pada lengan atas di sebelah atas tempat yang akan
diambil darahnya dan mintalah orang itu mengepal dan membuka tangannya berkalikali agar vena jelas terlihat. Pembendungan vena tidak perlu terlalu erat, secukupnya
saja untuk menonjolkan vena agar terlihat.
c. Tegangkanlah kulit di atas vena itu dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak
dapat bergerak
d. Tusuklah kulit sampai jarum masuk ke dalam lumen vena kemudian lepaskan atau
renggangkan pembendungan. Secara perlahan-lahan tarik pengisap semprit sampai
jumlah darah yang dikehendaki didapat
e. Lepaskan pembendungan jika masih terpasang
f. Taruhlah kapas steril di atas tempat tusukan dan tariklah jarum dengan gerakan
searah
g. Mintalah orang tersebut untuk menekan tempat tusukan tersebut dengan kapas tadi
hingga darah tidak keluar lagi
h. Lepaskan jarum dari semprit dan alirkanlah (jangan semprotkan) darah ke dalam
wadah atau tabung yang tersedia melalui dindingnya secara perlahan-lahan,
hindarilah jangan sampai terjadi buih
2. Flebotomi Kapiler
Pada orang dewasa darah kapiler diambil di ujung jari atau anak daun telinga, pada bayi
dan anak kecil boleh juga diambil di tumit atau ibu jari kaki.
a. Bersihkanlah daerah yang akan diambil darahnya dengan alkohol 70% dan biarkan
sampai kering lagi
b. Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan sedikit
supaya rasa nyeri berkurang
c. Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada jari tusuklah dengan arah tegak
lurus pada garis-garis sidik kulit jari, jangan sejajar dengan itu. Bila memakai anak
daun telinga tusuklah pinggirnya, jangan sisinya. Tusukan harus cukup dalam
supaya darah mudah keluar, jangan sampai menekan-nekan jari atau telinga untuk
mendapat cukup darah. Darah yang diperas keluar semacam itu telah bercampur
dengan cairan jaringan sehingga menjadi encer dan menyebabkan kesalahan.
d. Buanglah tetes darah pertama yang keluar dengan menggunakan kapas, tetes darah
berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.

PRAKTIKUM 1
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN METODE SAHLI
Prinsip: Darah ditambah asam (HCL 0,1 N) akan membentuk asam hematin yang
berwarna coklat. Warna coklat yang terbentuk dibandingkan dengan warna
standar.
Bahan pemeriksaan:
Darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan EDTA.
Alat dan reagen:
1. Hemoglobinometer Sahli
2. HCL 0,1 N
3. aquadest.
Cara pengambilan darah kapiler (perifer):
Ujung jari atau lateral tumit (untuk bayi) didesinfeksi dengan kapas alkohol 70%
Biarkan kering
Tusuk dengan lanset 3 mm, penusukan tegak lurus dengan garis kulit
Darah yang pertama keluar (tanpa ditekan) dibersihkan dengan kapas kering steril
Cara kerja:
1. Masukkan 5 tetesHCl 0,1 N ke dalam tabung Sahli
2. Isap 20 l darah dengan pipet Sahli, bersihkan darah yang menempel pada bagian
luar pipet.
3. Masukkan darah tersebut dengan hati-hati ke dalam tabung Sahli yang sudah
berisikan HCl 0,1 N.
4. Bilas darah dalam pipet dengan cara menghisap dan mengeluarkan HCl 0,1 N
beberapa kali.
5. Biarkan 4 menit agar hemoglobin berubah menjadi asam hematin.
6. Encerkan larutan dengan aquadest tetes demi tetes, sambil dikocok tiap kali
menembahkan aquadest, sampai warna larutan sama dengan warna standar
(pembanding).
7. Hasil harus dibaca dalam waktu 5 menit
8. Tinggi bagian bawah meniskus menunjukkan kadar hemoglobin (g/dl)
Kerugian metode ini:
1. Kurang teliti, kesalahannya besar.
2. Warna asam hematin yang terbentuk tak stabil.
3. Warna standar dapat berubah dalam beberapa bulan.
4. Tabung yang dipakai tidak selalu sama isinya.
5. Kalibrasi pada tabung sangat rapat
6. Jumlah darah yang dipakai sedikit sekali sehingga kelebihan/kekurangan sedikit
saja, sudah menyebabkan kesalahan besar.
Syarat-syarat:
1. Pada waktu menghisap darah dengan pipet Sahli, kolom darah tidak boleh berisi
gelembung-gelembung udara.
2. pemeriksaan dilakukan dalam kamar yang terang/cahaya siang hari.
Membersihkan alat-alat:
1. sesudah dipakai, alat dicuci dengan air lalu dibilas dengan aquadest kemudian
keringkan dengan kain yang tersedia.

2. pipet dibersihkan berturut-turut dengan:


a. aquadest
b. aseton
c. ether atau alkohol
3. keringkan dengan air pengering
4. alat dalam keadaan bersih diserahkan kembali kepada asisten.
Hasil Praktikum: ..
Interpretasi:
Pembahasan:

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
PENENTUAN GOLONGAN DARAH
Alat dan bahan untuk metode slide:
1. Alkohol 70%
2. Kapas
3. Lanset dan lanset device
4. Reagen golongan darah
5. Kertas golongan darah/kaca objek
6. Lidi
Cara:
1. Taruhlah di sebelah kiri kaca objek 1 tetes serum anti-A dan di sebelah kanan 1 tetes
serum Anti-B. Dianjurkan menggunakan serum Anti-A,B juga di sampingnya untuk
mendapatkan subgrup A yang lemah yang tidak bereaksi dengan serum Anti-A. Kaca
objek yang dipakai harus bersih benar, tak boleh ada sisa-sisa zat kimia atau darah
karena pencemaran akan menyebabkan aglutinasi palsu
2. Setetes kecil darah diteteskan kepada serum itu dan dicampur dengan ujung lidi.
Darah yang dipakai boleh darah kapiler segar atau darah vena.
3. Goyangkan kaca dengan membuat gerakan lingkaran
4. Perhatikan adanya aglutinasi dengan mata dan pastikan juga dengan menggunakan
mikroskop

Tafsiran hasil: (+ aglutinasi)


Anti-A
Anti-B
+
+
+
+

Anti-A,B
+
+
+

Golongan Darah
O
A
B
AB

Hasil Praktikum: ..
Interpretasi:
Pembahasan:

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
PRAKTIKUM 2
MEMBUAT PREPARAT APUS DARAH
Alat-alat:
1. alkohol 70%
2. kapas
3. hemolet
4. kaca objek
5. rak pengecatan
6. methyl alkohol
7. Giemsa stain
8. aquadest

9. Wright stain
10. pipet tetes 6 buah
11. sol buffer
12. kertas saring
13. mikroskop
14. minyak imersi
15. xylol
16. kain pembersih

17, gelas ukur 10 cc

Cara membuat preparat apus:


1. Sediakan beberapa kaca benda yang bersih di atas meja (bersihkan dengan alkohol)
lalu keringkan dengan kain.
2. Ambillah darah kapiler (ujung jari dan hemolet di-disinfeksi terlebih dulu).
3. Buatlah sediaan yang cukup tipis, tunjukkan kepada asisten apakah sudah memenuhi
syarat.
4. Sediaan yang memenuhi syarat dikeringkan di udara lalu diwarnai.

Pengecatan (menurut Wright):


1. Ratakan 10 tetes Wright stain di atas sediaan, biarkan 2-3 menit, kalau akan
mengering tetesi lagi catnya.
2. Tambahkan tetesan sol buffer yang sama jumlahnya dengan tetesan Wright yang
dipakai sampai rata bercampur dengan (1), biarkan 5-10 menit. Warna hijau
mengkilat menunjukkan pengecatan telah cukup.
3. Siram dengan aquadest 30 detik lalu siram dengan air mengalir
4. Keringkan miring di udara pada kertas saring

Pemeriksaan Sediaan:
1. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaan lemah (10 x /LPF) untuk melihat
apakah pengecatan memuaskan:
a. bila nukleus (inti) belum ter-cat, ulangi pengecatan seperti di atas.
b. bila ada presipitasi, tambahkan cat Wright dan segera dibilasi aquadest.

c. bila nukeus (inti) belum ter-cat kontras dengan sitoplasma, granula eosinofil
ter-cat kemerahan dan sitoplasma eritrosit ter-cat merah muda, berarti
pengecatan sempurna
2. Periksa dengan minyak imersi mulai dari daerah sediaan yang tipis, apakah sediaan dan
pengecatan sudah memenuhi syarat.
3. Sediaan yang baik diberi etiket dengan:
o nama penderita
o tanggal pembuatan

Pembahasan (lebih baik jika dilengkapi gambar):

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

HITUNG RETIKULOSIT
Alat-alat:
1. mikroskop
2. kaca obyek
3. kaca penutup
4. minyak imersi
5. Brilliantcressylblue sebagai larutan 1% dalam metilalkohol
Cara:
1. Taruh satu tetes larutan BCB dalam alkohol di tengah-tengah kaca obyek dan
biarkan sampai kering
2. Taruh setetes darah di atas zat warna yang sudah kering dan segera campur darah
dan zat warna itu dengan memakai sudut kaca obyek lain
3. Tutuplah tetes darah itu dengan kaca penuutp, lapisan darah dalam sediaan basah
ini harus tipis benar
4. Biarkan beberapa menit lalu periksalah dengan memakai lensa obyektif 100x dan
minyak imersi. Tentukan berapa retikulosit yang didapat di antara 1000 eritrosit.

Hasil Praktikum: ..
Interpretasi:
Pembahasan:

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HITUNG TROMBOSIT
Alat-alat:
1. kapas alkohol 70%
2. cawan petri

6. Hemocytometer lengkap:
- kamar hitung

3. hemolet
4. cairan Rees-Ecker
5. mikroskop

- kaca penutup
- pipet eritrosit
- pipet karet

Cara:
1. Isap cairan Rees-Ecker ke dalam pipet eritosit sampai garis tanda 1 dan buanglah
lagi cairan itu
2. Isap darah kapiler dengan pipet eritrosit sampai garis tanda 0.5 dan cairan ReesEcker sampai tanda 101, segera kocok selama 3 menit.
3. Teruskan tindakan-tindakan seperti untuk menghitung eritrosit dalam kamar hitung
4. Biarkan kamar hitung yang telah diisi dengan sikap datar dalam cawan petri yang
tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap.
5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah memakai
lensa objektif besar.
6. Jumlah itu dikali 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah
Hasil Praktikum: ..
Interpretasi:
Pembahasan:

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

(Kamar Hitung untuk Hitung Eritrosit, Leukosit dan Trombosit)

E
E

(Kamar Hitung untuk Hitung Eritrosit, Leukosit dan Trombosit)

PRAKTIKUM 3
LED (LAJU ENDAP DARAH)
a. Cara Wintrobe
1. Dengan memakai pipet Wintrobe masukkanlah darah yang telah dicampur dengan
antikoagulan ke dalam tabung Wintrobe setinggi garis tanda 0 mm. Jagalah jangan
sampai terjadi gelembung hawa atau busa.
2. Biarkan tabung Wintrobe itu dalam sikap tegak-lurus selama 60 menit
3. Bacalah tingginya lapisan plasma dengan milimeter dan laporkanlah angka itu sebagai
laju endap darah
b. Cara Westergreen
1. Isaplah 0,4 ml larutan natrium sitrat 3,8% yang steril dalam spuit yang steril juga
2. Lakukanlah pungsi vena dengan spuit itu dan isaplah 1,6 ml darah sehingga
mendapatkan campuran sebanyak 2,0 ml
3. Masukkanlah campuran itu ke dalam tabung dan campurlah baik-naik
4. Isaplah darah itu ke dalam pipet Westergreen sampai garis bertanda 0 mm, kemudian
biarkan pipet itu dalam sikap tegak lurus dalam rak Westergreen selama 60 menit
5. Bacalah tingginya lapisan plasma dengan milimeter dan laporkanlah angka itu sebagai
laju endap darah
Sangat penting untuk menaruh pipet atau tabung laju endap darah dalam sikap tegak-lurus
benar karena selisih kecil dari garis vertikal sudah dapat berpengaruh banyak terhadap hasil
laju endap darah.

Hasil Praktikum: ..
Interpretasi:
Pembahasan:

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HEMATOKRIT
Makrometode menurut Wintrobe
1. Tabung Wintrobe yang sudah dipakai pada (b) diputar selama 10 menit dengan
kecepatan 3000 rpm
2. Perhatikan: - berapa hematokrit
- buffy coat
- plasma

Hasil Praktikum:
Interpretasi:
Pembahasan:

.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.

HITUNG ERITROSIT
Alat-alat:
1. alkohol 70%
2. kapas
3. hemolet
4. Cairan Hayem atau Gower
5. mikroskop

6. Hemocytometer lengkap:
- kamar hitung
- kaca penutup
- pipet eritrosit
- pipet karet

Cara:
1. Isap darah kapiler dengan pipet eritrosit sampai tanda 0.5, hapuslah kelebihan darah
yang melekat di ujung luar pipet.
2. Isap ke dalam pipet (1) cairan Hayem (atau Gower) sampai tanda 101, sambil
memutar-mutar pipetnya, lepaskan karetnya.
3. Kocok pipet 10-15 detik dalam posisi horizontal sambil diputar-putar.
4. Kocok lagi selama 3 menit, buanglah 4 tetesan yang pertama lalu diisikan ke dalam
kamar hitung yang bersih, biarkan 2-3 menit.
5. Hitung di bawah mikroskop dengan:
Kamar hitung Improved Neubauer:
Eritrosit
: dengan HPF dalam 80 kotak kecil atau dalam 5 x 16 kotak kecil dan
hasilnya dikalikan dengan 10.000 (4 angka 0)
Hasil Praktikum: ..
Interpretasi:
Pembahasan:

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HITUNG INDEKS ERITROSIT UNTUK MENENTUKAN JENIS ANEMIA
1) Mean corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rerata (VER)
nilai rujukan: 82-92 femtoLiter (FL)
MVC = nilai hematokrit x 10 fL
jumlah eritrosit
2) Mean corpuscular hemoglobin (MCH) atau hemoglobin eritrosit rerata (HER)
nilai rujukan: 27-31 pikogram (pg)
MCH = kadar hemoglobin x 10 pg
jumlah eritrosit

3) Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) atau konsentrasi hemoglobin


reitrosit rerata (KHER)
nilai rujukan 31-36 g/dL
MCHC = kadar hemoglobin x 100 g/dL
nilai hematokrit
Hasil, Interpretasi dan Pembahasan

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

PRAKTIKUM 4
HITUNG LEUKOSIT
Alat-alat:
1. alkohol 70%
2. kapas
3. hemolet
4. Cairan Turk
5. mikroskop

6. Hemocytometer lengkap:
- kamar hitung
- kaca penutup
- pipet leukosit
- pipet karet

Cara:
1. Isap darah kapiler dengan pipet leukosit sampai tanda 0.5, hapuslah kelebihan darah
yang melekat di ujung luar pipet.
2. Isap ke dalam pipet (1) cairan Turk sampai tanda 11, sambil memutar-mutar
pipetnya, lepaskan karetnya.
3. Kocok pipet 10-15 detik dalam posisi horizontal sambil diputar-putar.
4. Kocok lagi selama 3 menit, buanglah 4 tetesan yang pertama lalu diisikan ke dalam
kamar hitung yang bersih, biarkan 2-3 menit.
5. Hitung di bawah mikroskop dengan:
Kamar hitung Improved Neubauer:
Leukosit : dengan HPF dalam 64 kotak kecil atau dalam 4 x 16 kotak kecil dan
hasilnya dikalikan dengan 50
Hasil Praktikum: ..
Interpretasi:
Pembahasan:

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

HITUNG JENIS LEUKOSIT

Jenis-Jenis Leukosit

Basofil
Eosinofil

Netrofil batang
Netrofil segmen

Limfosit
Monosit

Hasil
1
Basofil
Eosinofil
N. Batang
N. Segmen
Limfosit
Monosit
Jumlah sel

10

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

Interpretasi:
Pembahasan:

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

MELIHAT PREPARAT APUS NORMAL DAN ABNORMAL

Gambar sel-sel

Pembahasan:

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
PRAKTIKUM 5
Alat-alat:
1. Alkohol 70%
2. Kapas
3. Lancet dan lancet device
4. Kertas Saring
5. Semprit 5 cc

6.
7.
8.
9.

Tabung serologis
Tensimeter
Stetoskop
Stopwatch

BLEEDING TIME (Waktu Perdarahan)


1. Cara Ivy
a. Bersihkanlah bagian volar lengan bawah dengan alkohol 70% dan biarkan
kering lagi
b. Kenakan ikatan sfigmomanometer pada lengan ata dan pompalah sampai
tekanan 40 mmHg. Selama percobaan berlangsung tekanan tetap setinggi itu
c. Tegangkanlah kulit lengan bawah dengan sebelah tangan dan tusuklah dengan
lanset darah pada satu tempat kira-kira 3 jari di bawah lipat siku sampai 3 mm
dalamnya.
d. Jika terlihat darah mulai keluar, jalankanlah stopwatch
e. Isaplah tetes darah yang keluar itu tiap 30 detik memakai sepotong kertas
saring, jagalah jangan sampai menekan kulit pada waktu mengisap darah.
f. Catatlah waktu darah tidak dapat diisap lagi.

2. Cara Duke
a. Bersihkan anak daun telinga dengan alkohol 70% dan biarkan kering lagi.
b. Tusuklah pinggir anak daun telinga itu dengan lanset darah sedalam 2 mm
c. Teruskan percobaan seperti cara Ivy langkah 4, 5 dan 6

Hasil Praktikum: ..
Interpretasi:

Pembahasan:

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

WAKTU PEMBEKUAN (Clotting Time)


1. Sediakan dalam rak 3 tabung berdiameter 7-8 mm
2. Lakukanlah punksi vena dengan semprit 5 atau 10 ml; pada saat darah kelihatan
masuk dalam semprit, jalankanlah stopwatch (catatlah waktu itu). Isaplah 5 ml darah.
3. Angkatlah jarum dari semprit dan alirkanlah perlahan-lahan kira-kira 1 ml darah ke
dalam tiap tabung yang dimiringkan pada waktu diisi dengan darah.
4. Tiap 30 detik tabung pertama diangkat dari rak dan dimiringkan untuk melihat apakah
telah terjadi pembekuan. Dalam tindakan itu jagalah jangan sampai tabung lain
terganggu.
5. Setelah darah dalam tabung pertama itu beku, periksalah tabung kedua tiap 30 detik
juga terhadap adanya pembekuan. Catatlah waktu ini.
6. Tindakan sama dilakukan berturut-turut ialah masa pembekuan rata-rata dari tabung
kedua dan ketiga. Masa pembekuan itu dilaporkan dengan dibulatkan sampai
menit

Hasil Praktikum: ..
Interpretasi:
Pembahasan:

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

FRAGILITAS KAPILER (Tes Torniquet atau Rumple Leede)


1. Pasanglah ikatan sfigmomanometer pada lengan atas dan pompalah sampai tekanan
di tengah-tengah nilai sistolik dan diastolik.
2. Pertahankan tekanan itu selama 10 menit.
3. Lepaskanlah ikatan dan tunggulah sampai tanda-tanda stasis darah lenyap lagi.
4. Carilah adanya dan hitunglah banyaknya petechiae yang timbul dalam lingkaran
bergaris tengah kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti.

Hasil Praktikum: ..
Interpretasi:
Pembahasan:

.
.
.
.
.
.
.
.
.
PRAKTIKUM 6
PEMERIKSAAN URIN
Pemeriksaan urin dapat digunakan untuk mengetahui fakta-fakta tentang ginjal dan
saluran urin. Selain itu pemeriksaan urin dapat juga untuk mengetahui keadaaan/kelainan
dari hati, saluran empedu, pankreas dan sebagainya. Untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan urin yang akurat perlu ditentukan jenis sampel urin apa yang dibutuhkan untuk
suatu pemeriksaan. Jenis-jenis sampel urin antara lain:
a. Urin sewaktu
b. Urin pagi
c. Urin post prandial
d. Urin 24 jam
Tugas
Jelaskan masing-masing jenis sampel urin

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS URIN
a. Volume: tentukanlah besarnya volume urin dengan gelas takar
b. Warna: catatlah apakah warna urin normal atau abnormal, bila abnormal terangkan
kemungkinan sebabnya
c. Kejernihan: nyatakanlah urin sebagai jernih, agak keruh, sangat keruh
d. Bau: nyatakanlah sebagai bau amoniak, bau buah-buahan atau semacam makanan, bau
asam sulfida atau obat-obatan, bau busuk, dan terangkanlah kemungkinan sebabnya
e. pH dan reaksinya:
Menentukan pH dengan kertas nitrazin:
Celupkanlah sepotong kertas nitrazin ke dalam urin 3x berturut-turut, buang urin yang
berlebihan dengan melambaikan kertas tersebut dan bandingkanlah warnanya dengan
kertas warna sesudah menunggu 1 menit
Menentukan pH dengan kertas lakmus:
Celupkan ujung kertas lakmus ke dalam urin, nyatakan reaksinya: asam, netral, atau
alkalis. Kalau alkalis panaskan kertas tadi hingga kering. Warna tetap biru disebabkan
urin yang lindi (basa) sedangkan warna biru yang menghilang apabila dipanaskan
sedikit-sedikit sampai kering disebabkan oleh substansi yang lekas menguap yaitu
amoniak.
f. Berat jenis
Cara menentukan berat jenis:
1) Urin pada suhu kamar dituang ke dalam gelas, busa yang terjadi dibuang dengan
memakai sepotong kertas saring
2) Urinometer harus bebas terapung pada waktu dibaca dan bacalah tanpa paralaks
setinggi meniskus bawah
3) Adakanlah koreksi untuk perbedaan antara suhu tera dan suhu urin sebenarnya,
tambahkan 0,001 kepada BJ yang didapat untuk setiap 3o perbedaan di atas suhu,
kurangi 0,001 kepada BJ yang didapat untuk setiap 3o perbedaan di bawah suhu tera.
Hasil Praktikum: ................

.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
Interpretasi dan Pembahasan:

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS URIN
Alat-alat:
a. Mikroskop
b. Kaca benda/kaca penutup
c. Pipet tetes
d. Asam asetat 6%
e. Pembakar bunsen
f. Sentrifus
g. Tabung sentrifus/tabung reaksi
h. Kertas saring
Sediaan sedimen:
a. Kocoklah dahulu urin dalam botol
b. Jika keruh karena fosfat (reaksi alkalis) asamkanlah sedikit dengan asam asetat encer,
jika keruh karena urat (reaksi asam) panasilah sebentar hingga kembali jernih
c. Kocok botol urin sekali lagi
d. Masukkanlah 12-15 ml urin ke dalam tabung sentrifus
e. Putarlah dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama 5 menit
f. Buanglah semua urin dengan pelan-pelan kecuali beberapa tetes terakhir guna
mensuspensi sedimen

g. Pindahkan dengan pipet tetes 1-2 tetes suspensi ke kaca benda yang bersih, tutuplah
masing-masing tetesan tersebut dengan hati-hati hingga tak terjadi gelembunggelembung udara
h. Periksalah di bawah mikroskop dengan kuantum cahaya yang minimum dan mulailah
memeriksa dengan pembesaran kecil dilanjutkan dengan pembesaran besar
i. Perhatikan dan gambarlah macam-macam sedimen yang terlihat (lihat kuliah) dan
laporkanlah dengan menyatakan jumlahnya rata-rata/LPK atau LPB
Hasil Praktikum: ................

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Interpretasi dan Pembahasan: .......................

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
PEMERIKSAAN KIMIA URIN
a. Pemeriksaan Protein Urin
Prinsip: protein akan membentuk endapan atau menggumpal bila dipanaskan dalam
suasana asam
Pemanasan dengan Asam Sulfosalisil
Cara kerja:
1.) Dua tabung reaksi diisi masing-masing dengan 2 ml urin jernih
2.) Ke dalam salah satu tabung ditambah 8 tetes larutan asam sulfosalisil 20% lalu
dikocok
3.) Bandingkanlah isi tabung pertama dengan yang kedua, kalau tetap sama jernihnya
berarti tes terhadap protein hasilnya negatif

4.) Jika tabung pertama lebih keruh daripada yang kedua panasilah tabung pertama itu di
atas nyala api sampai mendidih dan kemudian dinginkanlah kembali dengan air
mengalir:
a.) Jika kekeruhan tetap ada pada waktu pemanasan dan tetap ada juga setelah
dingin kembali, tes terhadap protein adalah positif. Protein itu mungkin albumin,
mungkin globulin, mungkin kedua-duanya
b.) Jika kekeruhan itu hilang pada waktu pemanasan tetapi muncul lagi setelah dingin
mungkin sebabnya protein Bence Jones dan perlu diselidiki lebih lanjut
Pemanasan dengan Asam Asetat
Cara kerja:
1) Masukkanlah urin jernih ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh
2) Dengan memegang tabung reaksi itu pada ujung bawah, lapisan atas urin dipanasi di
atas nyala api sampai mendidih selama 30 detik
3) Perhatikan terjadinya kekeruhan di atas lapisan urin itu dengan membandingkan
kejernihannya dengan bagian bawah yang tidak dipanasi. Jika terjadi kekeruhan
mungkin disebabkan oleh protein tetapi mungkin juga oleh kalsiumfosfat dan
kalsiumkarbonat
4) Teteskanlah kemudian ke dalam urin yang masih panas itu 3-5 tetes larutan asam
asetat 6%. Jika kekeruhan itu disebabkan oleh kalsiumfosfat kekeruhan itu akan
lenyap. Jika kekeruhan disebabkan oleh kalsiumkarbonat kekeruhan akan hilang juga
tetapi dengan pembentukan gas. Jika kekeruhan tetap ada atau menjadi lebih keruh
lagi berarti tes terhadap protein adalah positif.
5) Panasilah sekali lagi lapisan atas itu sampai mendidih dan kemudian berilah penilaian
semikuantitatif kepada hasilnya seperti diterangkan di bawah.
Hasil dan Interpretasi Pemeriksaan
Simbol
Kontrol
Negatif
(+)
(++)
(+++)
(++++)

Warna
Jernih
Kekeruhan sedikit sekali
Kekeruhan sedikit (tanpa
butir-butir)
Kekeruhan jelas
(berbutir-butir)
Kekeruhan hebat
(berkeping-keping)
Menggumpal

Nilai (mg%)
< 10
10-50

Hasil Pemeriksaan

50-200
200-500
>500

Pembahasan: ..................................................

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
b.

Pemeriksaan Glukosa Urin


Cara Benedict
Prinsip: menggunakan sifat glukosa sebagai zat pereduksi. Garam cupri yang
terkandung dalam reagen Benedict akan berubah sifat dan warnanya jika direduksi oleh
glukosa
Cara kerja:
1) Masukkanlah 5 ml reagen benedict ke dalam tabung reaksi
2) Teteskan sebanyak 5-8 tetes urin (jangan lebih!) ke dalam tabung
3) Masukkanlah tabung itu ke dalam air mendidih selama 5 menit
4) Angkat tabung,kocoklah isinya dan bacalah hasil reduksi

Hasil dan Interpretasi Pemeriksaan


Simbol
Negatif
(+)
(++)
(+++)
(++++)

Warna
Tetap biru jernih atau sedikit
kehijau-hijauan dan agak keruh
Hijau kekuning-kuningan dan
keruh
Kuning keruh
Jingga atau warna lumpur keruh
Merah keruh

Nilai (%)

Hasil Pemeriksaan

0,5-1
1-1,5
2-3,5
>3,5

Pembahasan: ..................................................

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

c. Pemeriksaan Carik Celup


Cara kerja:
1) Celupkan seluruh permukaan reagen carik celup dengan sampel urin dan tarik
dengan segera
2) Ketukkan carik pada bibir gelas untuk mengurangi urin yang berlebihan
3) Pegang carik secara horizontal dan bandingkan dengan kertas warna yang terdapat
pada label tabung dan catatlah hasilnya dengan waktu seperti yang tertera pada label
tabung atau dimasukkan ke dalam alat otomatis

Hasil Praktikum: ................

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
Interpretasi dan Pembahasan: .......................

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Anda mungkin juga menyukai