Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KASUS

PAI (PERIAPPENDICULAR INFILTRAT )

OLEH
DR. MERY A. KOSAT

PEMBIMBING
DR. YOHANES NIKO S. PAMBUDI

Program Internsip Dokter Indonesia


RS Karitas
Weetabula
2019
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

• Merupakan massa appendix yang timbul akibat


upaya pertahanan tubuh dalam membatasi proses
peradangan appedix (appendicitis) dengan
menutup appendix dengan omentum, usus halus
dan adneksa

• Umumnya terbentuk pada hari ke-4 sejak


peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis
umum
ANATOMI
• Berpangkal pada caecum.
• Merupakan organ berbentuk tabung
• Panjangnya ± 10 cm (kisaran 3-15 cm)
• Lumen sempit dibagian proksimal dan melebar di
bagian dasar
• Berperan dalam sistem MALT
• Menghasilkan IgA
VARIASI LETAK APPENDIX
VASKULARISASI
INNERVASI
EPIDEMIOLOGI

• Apendisitis penyebab abdomen akut paling sering


• Insiden di negera maju lebih tinggi dibanding negara
berkembang
• Dalam 3-4 dekade terakhir kejadiannya menurun secara
bermakna
• Ditemukan pada semua umur, insiden tertinggi pada
kelompok usia 20-30 tahun
• PAI  lebih sering ditemui pada pasien usia > 5 tahun
Etiologi

Fecolit
Hiperplasia jar. limfoid
Sisa barium dari
pemeriksaan rontgen
Diet rendah serat
Cacing usus
Trauma tumpul/trauma
colonoscopy
Neoplasma
E. Hystolitika
Organisme yang ditemukan pada apendisitis akut
PATOMEKANISME

Obstruksi Bendungan
Lumen mukus
Appendiks

Infeksi + Distensi dinding


APPENDISITIS gangguan appendiks +
vaskularisasi Ulserasi

Mekanisme Omentum + Usus


pertahanan tubuh mengelilingi PAI
appendiks

Nekrosis
Sembuh sehingga timbul
abses
Diagnosis

Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan fisis
penunjang
ANAMNESIS

Nyeri perut Mual muntah

Demam
Anorexia (37,2-38C)

PAI didahului oleh keluhan appendicitis akut kemudian adanya massa


periapendikular
Nyeri periumbilikal (4-6 jam)  terlokalisis pada
kuadran kanan bawah diperburuk dengan
pergerakan/batuk
PEMERIKSAAN FISIS

I
n
s
p
P
e
ak
ls
p
P
iea
A
rsu
is
k
u
k
Inspeksi

• Tidak ditemukan gambaran spesifik


• Penonjolan perut kanan bawah kadangkala dapat
di temukan
Palpasi

• Nyeri tekan perut


kanan bawah
• Nyeri tekan lepas
• Tanda Rovsing
• Teraba Massa
Perkusi
 Nyeri ketuk Mc.Burney

Auskultasi
• Peristaltik usus sering normal
Psoas sign

1. Aktif  
2. Pasif
Obturator sign
Rectal Toucher

RT Nyeri pada jam 9 sd 12


Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
– Leukositosis  Peningkatan neutrofil
Leukosit tinggi (>18.000)  perforasi
– Urin Lengkap  singkirkan ISK
– CBC  sift to the left
– CRP  meningkat

• Radiologi
– USG abdomen (pelebaran diameter, cairan periapendix)
– CT scan  bila USG meragukan
– Foto polos abdomen  melihat tanda-tanda peritonitis
Scoring

Keterangan:
5-6 possible
7-8 probable
> 9 very probable
DIAGNOSIS BANDING
TERAPI

Appendicitis akut
• Puasakan, berikan analgetik dan antiemetik 
mengurangi gejala
• Terdapat tanda dehidrasi atau sepsis : resusitasi
• Pemberian antibiotik biasanya diberikan
kombinasi seperti cefotaxime dan Clindamycin atau
Cefixime dan metronidazol
• Tatalaksana definitif : apendektomi
• Open appendectomy
• Laparoskopi
PAI

Terapi konservatif :

• Bed rest total ( + 6 hari di • Bila terjadi abses 


dianjurkan drainase saja,
RS) dengan posisi fowler
apendektomi dikerjakan
• Diet lunak bubur saring setelah 6-8 minggu
• Antibiotik parenteral • Bila terjadi perforasi 
dalam dosis tinggi pertimbangkan apendektomi
(antibiotik kombinasi • Analgetik diberikan hanya
untuk kuman aerob dan kalau perlu saja
anaerob) • Biasanya pada hari ke 5-7
• Bila keadaan tenang (6-8 massa mulai kecil dan
minggu)apendektomi terlokalisir
• PAI dianggap tenang apabila:
• Anamnesis : tidak ada keluhan
• Pemfis:
Ku baik, suhu normal
Massa mengecil atau menghilang
Leukosit : normal
KOMPLIKASI
Pe
rit
A
bso
ni
es
Lti
os
Perforasi ge
ka
ln
er
ali
sa
ta
PROGNOSIS

• Mortalitas 0,1% jika app tidak pecah dan


15% jika pecah
• Dengan diagnosis yang akurat serta
pembedahan, tingkat mortalitas dan
morbiditas penyakit ini sangat kecil
KASUS
Identitas

• Nama: An. Nikodemus Ra Mone


• Umur : 15 tahun
• JK : Laki-laki
• Alamat : Kawangohari
Anamnesis
• KU : Benjolan pada perut kanan bawah sejak ± 1 minggu SMRS

• RPS :
Pasien datang dengan keluhan muncul benjolan di perut kanan bawah sejak
+ 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai nyeri yang
dirasakan terus – menerus seperti ditusuk-tusuk dan tidak ada penjalaran.
Pasien juga mengeluh benjolan di perut terlihat kemerahan dan muncul
demam yang berlangsung terus-menerus + 2 hari terakhir. mual (+),
muntah(-), keluhan lain (-).

• RPD :
+ 1 bulan yang lalu pasien sempat mengeluh nyeri pada perut kanan bawah
yang awalnya dirasakan disekitar ulu hati lalu berpindah ke kanan bawah
diperberat bila beraktifitas. Pasien juga merasakan demam, nafsu makan
menurun, mual (+), muntah (-) namun pasien tidak berobat sehingga
dibiarkan begitu saja.
 Riwayat pengobatan:
+ 3 hari yang lalu pasien sempat diopname + 3 hari dan
mendapat antibiotik serta di KIE untuk rencana operasi 2
bulan kemudian namun tidak ada perubahan, malahan
timbul kemerahan di sekitar benjolan disertai demam

 Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada

 Riwayat Kebiasaan
Pasien jarang makan sayur dan buah-buahan
Kronologis Perjalanan Penyakit

2 hari lalu

1 minggu
lalu
Benjolan terlihat
kemerahan,
keluhan nyeri
Muncul benjolan di makin bertambah
perut kanan disertai demam
1 bulan lalu bawah disertai
nyeri sehingga
diopname 3 hari
Nyeri ulu hati yang
berpindah ke
perut kanan
bawah disertai
Pemeriksaan Fisik

• Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sedang


• Kesadaran : Compos Mentis
• TTV
– TD : 120/80 mmHg
– N : 96 x/m kuat angkat
– S : 37,8oC
– RR : 20x/m, spontan
– BB : 40kg
• Kepala dan Leher
– Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), pupil isokor 3mm/3mm,
refleks cahaya langsung dan tidak
langsung (+/+)
– Leher : Pembesaran KGB(-)
Thorax
• Inspeksi : pengembangan paru simetris
• Palpasi : vocal fremitus D=S
• Perkusi: sonor (+/+)
• Auskultasi :
• Pulmo: vesikular (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
• Cor: S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
– Inspeksi : regio kanan bawah ditemukan masa ukuran
4x3 cm, batas tidak tegas, eritema (+), venektasi (-),
kontur usus pada dinding abdomen (-), gerakan usus
pada dinding abdomen(-)
– Auskultasi : Bising Usus (+) Normal
– Palpasi : Abdomen supel, nyeri tekan Mc.Burney (+),
rebound pain (+), rovsing sign (+), teraba massa pada
perut kanan bawah ± 4x3 cm, konsistensi padat.
– Perkusi : Timpani pada seluruh region abdomen,
nyeri ketuk regio kanan bawah.
Gambar Massa pada Abdomen Kuadran
Kanan bawah
• Ektremitas : akral hangat, edema (-), ROM dalam batas
normal.
Pemeriksaan Penunjang
Alvorado Score

• Alvarado Skor :
– Migrating Pain 1
– Anorexia 1
– Nausea/Vomiting 1
– Tenderness 2
– Elevated Temp 1
– Rebound Pain 1
– Leukositosis 2
– Shift to the Left ?
Total skor 9 
ASSESMENT

• Abses PAI
TERAPI

• IVFD RL 500 cc 20 tpm


• Injeksi Ceftriaxon 2x 1gr IV (IV)
• Injeksi Metronidazol Infus 3x 500mg (IV)
• Injeksi ketorolac 3x30mg
• Paracetamol 3x500 mg prn demam
• Puasa 6 jam Pre Op
• Rencana Insisi Drainase
Follow Up
Tgl 19 Juni 2019 Tgl 20 Juni 2019
• S : Nyeri luka operasi (+), flatus (+) • S : Nyeri luka operasi berkurang, BAK (+), BAB (-)
• O: • O:
- Kesadaran: Compos mentis - Kesadaran: Compos mentis
-TTV : TD : 110/80 ; Nadi : 90x/mnt ; Suhu : 37,6 °C ; -TTV : TD : 120/80 ; Nadi : 80x/mnt ; Suhu : 37,2 °C ;
RR : 20x/mnt RR : 20x/mnt
- Abd : - Abd :
 Inspeksi: terpasang drain produksi minimal, luka
 Inspeksi: terpasang drain produksi minimal, luka
tertutup verband kering
tertutup verband kering
 Palpasi : supel, nyeri tekan (+),
 Palpasi : supel, nyeri tekan (+),
 Auskultasi bising usus (+), kesan normal
 Auskultasi bising usus (+), kesan normal
 A : Post insisi drainase H-1 abses PAI
 A : Post insisi drainase H-1 abses PAI
• P : IVFD RL 0,9% 20 tpm, Inj Ceftriaxone 2x1 g, Inj
Metronidazol 3x500 mg, Inj Ketorolac 3x10 mg, • P : IVFD RL 0,9% 20 tpm, Inj Ceftriaxone 2x1 g, Inj
Paracetamol 3x500 mg prn, diet bubur saring, Metronidazol 3x500 mg, Inj Ketorolac 3x10 mg, diet
imobilisasi bertahap lunak, imobilisasi
Follow Up
Tgl 21 Juni 2019
• S : Nyeri luka operasi berkurang, BAK (+), BAB (+)
• O:
- Kesadaran: Compos mentis
-TTV : TD : 120/80 ; Nadi : 84x/mnt ; Suhu : 37,0 °C ; RR :
20x/mnt
- Abd :
 Inspeksi: terpasang drain produksi (-), luka tertutup verband
kering
 Palpasi : supel, nyeri tekan (+),
 Auskultasi bising usus (+), kesan normal
 A : Post insisi drainase H-3 abses PAI
• P : Aff Infus, aff drain, rawat luka, cefixime 2x200mg,
metronidazol 3x500mg, ibuprofen 3x400mg, diet biasa (TKTP),
BPL (KIE kontrol poli dan rencana appendectomy 2 bulan
kemudian)
PEMBAHASAN
Perbandingan teori dan kasus
Teori Kasus
• Lebih sering ditemui pada pasien usia > • Pasien berusia 15 tahun
5 tahun

• Penyebabnya : fecolit , hiperplasia jar. • Pasien jarang makan sayur dan


Limfoid, sisa barium dari pemeriksaan buah-buahan
rontgen, diet rendah serat, cacing usus,
trauma tumpul, neoplasma dan E.
hystolitika

• Umumnya terbentuk pada hari ke-4 •+ 1 bulan yang lalu pasien sempat
sejak peradangan mengeluh nyeri pada perut kanan
Teori Kasus

• PAI didahului oleh keluhan appendicitis • Awalnya pasien mengeluh nyeri ulu
akut kemudian adanya massa hati kemudian nyeri berpindah ke
periapendikular yang dapat diinspeksi perut kanan bawah disertai rasa mual
maupun dipalpasi dan demam. 3 minggu kemudian muncul
benjolan (massa) di perut kanan
bawah dengan ukuran 4x3 cm.

•Pemeriksaan penunjang :   • Pemeriksaan penunjang: (Leukosit :


Laboratorium (leukositosis, CBC (shift to 11.800), pemeriksaan penunjang yang
the left), CRP meningkat. Radiologi (usg lain tidak dilakukan
abdomen, Ct Scan, foto polos abdomen bila
perlu)

• Alvarado score 5-6 possible, 7-8 probable, • Alvarado score : 9


> 9 very probable

• Komplikasi: perforasi (abses PAI atau • Benjolan di perut terlihat kemerahan


peritonitis) dan muncul demam yang berlangsung
terus-menerus + 2 hari terakhir
Teori Kasus

Terapi konservatif: • Sebelumnya pasien sempat diopname


 Bed rest total ( + 6 hari di RS selama 3 hari di RS dan mendapat
dengan posisi fowler, diet lunak antibiotik serta di KIE untuk rencana
bubur saring dan antibiotik operasi 2 bulan kemudian.
parenteral
 Bila keadaan tenang (6-8 • Terapi yang diperoleh selama dirawat:
minggu)apendektomi  IVFD RL 500 cc 20 tpm
 Bila terjadi abses  dianjurkan  Injeksi Ceftriaxon 2x 1gr IV (IV)
drainase saja, apendektomi  Injeksi Metronidazol Infus 3x
dikerjakan setelah 6-8 minggu 500mg (IV)
 Bila terjadi perforasi   Injeksi ketorolac 3x30mg (IV)
pertimbangkan apendektomi  Paracetamol 3x500mg prn demam
 Analgetik diberikan hanya kalau  Rencana Insisi Drainase
perlu saja  KIE operasi ulang 2 bulan
kemudian
TERIMA KASIH

57
DAFTAR PUSTAKA

 Marieb & Katija , Human Fundamental Anatomy


and Physiology. Person Education: 2013.
 Sjamsuhidajat R, de Jong W. Apendiks Vermiformis.
Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta:
EGC. 2012. Hal 365-75.
 Mazziotti V Mark, Minkes K Robert. Appendicitis:
Surgical Perspective. Diakses dari:
www.emedicine.com.
 Craig Sandy, Lober Williams. Appendicitis, Acute.
Diakses dari www.emedicine.com.
 Katz S Michael, Tucker Jeffry. Appendicitis. Diakses
dari: www.emedicine.com.

Anda mungkin juga menyukai