Anda di halaman 1dari 37

BAGIAN ILMU BEDAH November 2022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

REFLEKSI KASUS
RS Bhayangkara Makassar

Pembimbing Klinik
dr. Reeny Purnamasari, Sp.B, M.Kes
Identitas Pasien

• Nama : Ny. R
• Umur : 27 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Jl. BTN pelita asri blok H1 No.5
• Agama : Islam
• Suku : Bugis
• Pekerjaan : IRT
Anamnesis

 Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah

 Pasien datang ke UGD RS. Bayangkara dengan keluhan nyeri perut kanan bawah
sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Pada awalnya nyeri
dirasakan di ulu hati kemudian nyeri berpindah ke kanan bawah, nyeri dirasakan
terus-menerus menetap seperti ditusuk, nyeri dirasakan semakin lama makin
memberat apabila perut ditekan dan digerakkan. Nyeri bertambah ketika pasien
membungkuk dan membaik ketika pasien diam dan beristirahat, sehingga pasien
susah beraktivitas. Pasien juga mengeluhkan nafsu makan menurun. mual ada,
muntah ada 1x isi makanan. Demam hari ini tidak ada, riwayat demam ada 1 hari
sebelum masuk rumah sakit, batuk tidak ada, BAB dan BAK kesan normal.
Riwayat pengobatan dengan paracetamol tablet.
ANAMNESIS

Riwayat penyakit dahulu tidak ada


Riwayat penyakit keluarga tidak ada
Riwayat pengobatan : paracetamol tablet
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : Compos mentis/ sakit  Mulut : tidak ada kelainan


sedang  Leher : tidak ada pembesaran KGB
 Tekanan darah : 120/80 mmHg  Thorax : Tidak ada Kelainan
 Nadi : 75 x/menit
 Pernapasan : 20x/menit
 Suhu : 36,8 C
 Kepala : Normocephal
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera
ikterik (-/-)
 Hidung : Normosepta, secret (-/-)
Hiperemis (-/-)
 Telinga : Normotia, secret (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK STATUS LOKALISATA

Regio Abdomen
• Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
• Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
• Palpasi : Nyeri tekan Mcburney (+) blumberg sign (+), rovsing sign (+), defans
muscular (-), obturator sign (-), hepar dan lien tidak teraba
• Perkusi : timpani seluruh regio abdomen
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi Hasil Nilai normal
Leukosit 17.40 x 103/uL 4.00 – 10.00
HCT 37,8 % 37,0 – 54.0
HB 12,4 g/dL 11.0 – 16.0
RBC 4,70 x 106/uL 4.0 – 5,50
PLT 407 x 103/uL 150 - 400
Neutrofil 14.10 x 103/uL 2.00 – 7.00
CT : 7.30’’ Skor Alvarado :
BT : 2.00’’ Nyeri ke LRQ (1) Demam (0)
GDS : 146 mg/dL Nafsu makan menurun(1) Leukositosis (1)
HBsAg : Non Reaktif Mual dan muntah (1) Neutrofil meningkat (1)
Nyeri lepas (1)
Nyeri tekan LRQ (2)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG Abdomen :
 Hepar : ukuran dan echo parenkim normal. Tidak tampak dilatasi vaskuler
dan bile duct
 GB : ukuran normal, batu (-)
 Pancreas dan spleen : ukuran dan echo parenkim normal.
 Ginjal kanan : ukuran dan diferensiasi corticomedullary normal. Batu (-)
 Ginjal kiri : ukuran dan diferensiasi corticomedullary normal. Batu (-)
 V.U : ukuran normal, batu (-)
 Mc Burney area : tampak struktur tubular yang tidak terkompresi
 Kesan : Appendicitis Akut

USG Abdomen : Appendisitis Akut


DIAGNOSIS

APPENDISITIS AKUT
Tatalaksana

Tindakan operasi : Appendektomi

UGD
- IVFD RL 20 tpm
- Ceftriaxone 1 gr/12j/iv
- Ranitidin 1 amp/12 jam/iv
Tindakan operasi
Tindakan operasi
Prognosis
Ad Vitam : Dubia ad Bonam
Ad Functionam : Dubia ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
GEJALA KLINIS
KASUS PEMBAHASAN
• Nyeri perut kanan bawah seperti tertusuk tusuk • Nyeri abdomen regio kanan bawah
• Nyeri dirasakan dari bagian ulu hati ke kanan bawah • Demam
• Demam ada 1 hari SMRS
• Mual dan muntah
• Mual ada, muntah ada 1x isi makanan
• Anoreksia
• Nafsu makan menurun
• Nyeri menjalar dari bagian epigastric ke regio
• BAB dan BAK normal
kanan bawah
PEMERIKSAAN FISIK
KASUS PEMBAHASAN
Status Generalis • Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya
Tekanan darah : 120/80 mmHg peningkatan suhu >37,5 C
Nadi : 75 x/menit • Pemeriksaan abdomen yang dapat dilakukan pada app
Pernapasan : 20x/menit yaitu : Mc Burney sign, Rovsing sign, Psoas sign ,
Obturator sign
Suhu : 36,8 C
• Penilaian Alvarado score untuk menunjang diagnosis
Status Lokalis (Regio Abdomen)
app yaitu terdiri dari : nyeri kuadran kanan bawah,
• Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
nyeri menjalar, anoreksia, muntah, peningkatan suhu,
• Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
nyeri tekan, leukositosis, peningkatan neutrofil.
• Palpasi : Nyeri tekan Mcburney (+) blumberg sign
Semakin tinggi skor maka semakin tinggi resiko app.
(+), rovsing sign (+), defans muscular (-), obturator Skor >8 di indikasikan terapi operatif
sign (-), hepar dan lien tidak teraba
• Perkusi : timpani seluruh regio abdomen
Alvarado Score : 8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KASUS PEMBAHASAN

Pemeriksaan lab • Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis app yaitu


WBC : 17.40 x 103/uL didapatkan peningkatan WBC >10.000/mm3. Di
RBC : 4.70 x 106/uL dapatkan juga neutofilia >75%
Hb : 12.4 g/dl • USG Abdomen dapat dilakukan untuk
HCT : 37,8 % mengidentifikasi 3 jenis app yaitu cataralis,
PLT : 407 x 103/uL phlegmonous, gangrenous. Dimana didapatkan
CT : 7,30 menit hipertrofi dari dinding appendix, inflamasi dan cairan
BT : 2,00 menit purulen/fekalith dalam dinding lumen appendix.
GDS : 146 mg/dL • Analisa urine dapat dilakukan untuk menyingkirkan
HBsAg : Non Reaktif diagnosa ISK
USG Abdomen : Appendisitis Akut
TATALAKSANA

KASUS PEMBAHASAN
• Pemberian analgetik, antipiretik dan antiemetik jika
• IVFD RL 20 tpm
diperlukan..
• Ceftriaxone 1 gr/12j/iv
• Pemberian antibiotik spektrum luas dapat diberikan
• Ranitidin 1 amp/12 jam/iv pada appendisitis tanpa komplikasi dengan durasi -/+
10 hari.

Operatif : Appendektomi merupakan terapi definitif pada


Appendektomi appendisitis akut dimana appendix veriformis direseksi
selama pembedahan.
TERIMA KASIH
Kasus 2
Identitas Pasien

• Nama : Ny. RA
• Umur : 32 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Wiraswasta
ANAMNESIS
Keluhan utama : Benjolan pada anus

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada anus kurang lebih 1 bulan yang lalu,
benjolan tidak dapat dimasukkan kembali dengan jari pasien. Terasa nyeri saat mengejan
dan duduk terlalu lama. Pasien mengeluhkan susah BAB dan keluhan keluar darah segar saat
buang air besar. Sejak usia 17 tahun pasien merasa ada benjolan yang keluar saat pasien BAB
maupun mengejan tetapi benjolan tersebut masih bisa masuk Kembali ke dalam anus. Pada
tahun 2019 benjolan tersebut tidak bisa masuk Kembali ke anus dan pernah dilakukan
operasi di tahun 2019. Pasien memiliki kebiasaan jarang mengkonsumsi sayur, buah –
buahan dan jarang minum air putih. Pasien sering mengonsumsi makanan berlemak dan
pedis.
Anamnesis

Riwayat penyakit keluarga tidak ada


Riwayat pengobatan : tidak ada
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum : Compos mentis/ sakit  Mulut : tidak ada kelainan


sedang  Leher : tidak ada pembesaran KGB
 Tekanan darah : 120/80 mmHg  Thorax : Tidak ada Kelainan
 Nadi : 75 x/menit
 Pernapasan : 20x/menit
 Suhu : 36,8 C
 Kepala : Normocephal
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera
ikterik (-/-)
 Hidung : Normosepta, secret (-/-)
Hiperemis (-/-)
 Telinga : Normotia, secret (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalisata

PEMERIKSAAN Regio Anorectal

1. Inspeksi : Tampak benjolan pada tepi anus, berukuran sebesar koin

2. Palpasi: didapatkan benjolan teraba kenyal, nyeri tekan (+), benjolan tidak dapat dimasukkan
dengan jari

Pada pemeriksaan rectal toucher, Tonus spinchter ani (+), mukosa rectum licin permukaan
tidak berbenjol. Sarung tangan feses (+), darah (-), lendir (-)
Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hematologi Hasil
WBC 8,40 x 103/uL
RBC 4,24 x 106/uL
HB 8,3 g/dL
HCT 29,0%
MCV 68,4 fL
MCH 19,6 pg
MCHC 28,6 g/dL
PLT 364 x 103/uL

GDS : 93 mg/dl
DIAGNOSA KERJA
HEMOROID GRADE IV
Tatalaksana
Tindakan operatif :
Hemoroidektomy

IVFD IVFD RL 28 tpm


Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/iv

Inj Ketorolac 30 mg/8 jam/iv

Inj Ranitidin 1 amp/12 jam/iv


Opilax syrup 3x1
Prognosis
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionam : Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
Tindakan Operasi
GEJALA KLINIS
KASUS PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada
• Iritasi dan benjolan perianal, serta gatal-gatal
anus kurang lebih 1 bulang yang lalu, benjolan tidak dapat
dimasukkan Kembali dengan jari pasien. Terasa nyeri saat ( pruritus ani)

mengedan dan duduk. Pasien mengeluhkan susah BAB


• Rasa tidak nyaman di daerah anus dan nyeri
dan sering mengalami BAB darah segar. Pasien memiliki
yang semakin diperberat oleh buang air besar
kebiasaan jarang mengkonsumsi sayur dan buah-buahan
dan sering mengonsumsi makanan berlemak dan pedis. (BAB)

• Prolapse hemorrhoidalis

• Pendarahan rektal.
PEMERIKSAAN FISIK

KASUS PEMBAHASAN

PEMERIKSAAN Regio Anorectal Pada pemeriksaan fisik dilakukan inspeksi:


1. Inspeksi : Tampak benjolan pada tepi dilihat kulit di sekitar perineum dan dilihat
anus, berukuran sebesar koin secara teliti adakah jaringan / tonjolan yang
muncul, palpasi: pada pemeriksaan colok dubur,
2. Palpasi: didapatkan benjolan teraba
hemoroid interna stadium awal tidak dapat
kenyal, nyeri tekan (+), benjolan tidak
diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak
dapat dimasukkan dengan jari
terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid
Pada pemeriksaan rectal toucher, dapat diraba apabila sangat besar. Apabila
Tonus spinchter ani (+), mukosa hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan
rectum licin permukaan tidak menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan
berbenjol. Sarung tangan feses (+), terasa padat dengan dasar yang lebar.
darah (-), lendir (-) Pemeriksaan colok dubur ini untuk
menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KASUS
PEMBAHASAN
Laboratorium
• Diagnosis hemoroid ditegakkan berdasarkan
• WBC : 8,40 x 10 /uL
3
anamnesis keluhan klinis dari hemoroid
• RBC : 4,24 x 106/uL
berdasarkan klasifikasi hemoroid (derajat 1
• HB : 8,3 g/dL
sampai dengan derajat 4), dan pemeriksaan
• HCT : 29,0%
anoskopi/kolonoskopi.
• MCV: 68,4 fL
• MCH : 19,6 pg
• MCHC : 28,6 g/dL
• PLT : 364 x 103/uL
PENATALAKSANAAN
PEMBAHASAN
KASUS
Menangani hemoroid tak perlu terus melakukan tindakan invasif. Dengan
IVFD RL 28 tpm
obat juga dapat dilakukan. Salah satu obat hemoroid adalah diosmin dan
Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/iv
hesperidin yang dimikronisasi. Layaknya noreadrenalin, obat ini

Inj Ketorolac 30 mg/8 jam/iv mengakibatkan kontraksi vena, menurunkan ekstravasasi dari kapiler dan
menghambat reaksi inflamasi terhadap prostaglandin
Inj Ranitidin 1 amp/12 jam/iv
Tindakan invasif : rubber band ligation, skleroterapi, terapi laser infared
Opilax syrup 3x1
coagulation (IRC)

Tindakan pembedahan : hemoroidektomi & hemoroidoskopi

Tindakan

Hemoroidektomy
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai