i 3
n s
p ete
o m
(K
DII
E N UM
S ERAN
AEKT
M
U DOT
R A S
KE
T AKULTA
F
TRAUMA SENDI
2. stabilitas jaringan lunak (soft tissue stability) yang berupa kapsul sendi dan
ligamentum serta tendo / otot otot di dekat sendi itu.
✔ Merupakan dislokasi partial (sebagian), separuh bagian masih berada pada sumbu
✔ Subluksasi adalah deviasi dari hubungan normal antara tulang rawan yang satu
dengan tulang rawan yang lain (brunner & suddarth)
Dislokasi bahu posterior tidak sering ditemukan dan sulit untuk di diagnosa dengan
hanya satu foto AP. Walaupun diagnosanya tidak begitu terlihat dalam gambaran ini,
tanda lightbulb serta tidak adanya gambaran caput humerus dan glenoid yang
biasanya tumpang tindih dapat membantu dalam mendiagnosa tipe dislokasi ini
Tanda Rim dan Lightbulb
Dislokasi bahu posterior terlihat jelas dengan gambaran scapula ‘Y’ lateral
ini. Hal ini menunjukkan pentingnya untuk dilakukan foto dalam posisi lain
untuk medapatkan gambaran lateral skapula atau gambaran axilla
Tanda Rimpositif.Ukuran jarak sendi 7 mm. Humerus
terdapat pada posisi rotasi internal. Terdapat Trough
line (panah).
TANDA-TANDA YANG TAMPAK
✔ Pada gambaran AP, caput humerus terlihat seperti bentuk normalnya
(seperti tongkat untuk berjalan). Namun kadang-kadang dapat
menyerupai “lightbulb” atau “ice cream cone“ akibat endorotasi
✔ Tanda Lightbulb – tampilan sirkular dari caput humerus yang menetap
pada endorotasi. Glenoid dan caput humerus tumpang tindih.
✔ Tanda Rim - jarak antara caput humerus bagian medial dan gleniod
rim anterior lebih dari 6mm
✔ Tanda Trough line - “Reverse Hill Sachs”; dua garis parallel terlihat
pada korteks medial yang mewakili fraktur impaksi dari caput
humerus bagian anterior/ fraktur kompresi dari caput humerus bagian
anteromedial.
GAMBARAN KLINIS
✔ akibat suatu tekanan hiperabduksi yang menyebabkan bagian leher dari humerus
terangkat/menekan melawan akromion
✔ adanya berat axial yang ditumpukan saat lengan sedang abduksi atau hiperabduksi
✔ Dislokasi inferior akan menjadi kondisi yang disebut sebagai luxatio erecta
✔ Lengan atas abduksi 110-160° dengan lengan bawah diistirahatkan pada atau di
belakang kepala pasien
✔ ditemukan lengan yang berada di atas kepala pada posisi yang tetap dengan siku yang
fleksi
✔ Caput humerus teraba pada atau di bawah aksila
✔ Sebanyak 60% dari kasus yang ada, kerusakan neurologi (biasanya lesi pada N.
aksilaris) berhubungan dengan dislokasi inferior
GAMBARAN RADIOLOGI
Luxatio Erecta.Caput humerus (panah biru) menghadap ke inferior dan terletak di
bawah batas dari glenoid (panah merah) pada dislokasi bahu inferior yang jarang
terjadi ini, dimana lengan menetap pada pasisi lurus dan biasanya dengan siku
yang fleksi
TATALAKSANA DISLOKASI BAHU
✔ Reduksi tertutup, Dokter akan memindahkan caput humerus kembali ke dalam soket
sendi bahu dengan cara menerapkan traksi pada lengan yang terdislokasi
✔ Imobilisasi, Setelah reduksi, perlu untuk memakai arm sling atau perangkat yang
disebut immobilizer bahu untuk menjaga bahu bergerak
✔ Istirahat, Penting untuk mengistirahatkan bahu dan tidak memberikan tegangan pada
daerah sendi tersebut
✔ Bantalan Es dan panas, Aplikasikan es atau kemasan yang dingin pada bahu selama
15-20 menit, empat kali sehari, selama dua hari pertama Setela hari ketiga, gunakan
bantalan pemanas selama 15-20 menit
✔ Latihan rehabilitasi, Setelah pelepasan sling bahu, latihan dimulai untuk
mengembalikan kekuatan dan rentang gerak pada bahu
✔ Mediakmentosa, obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) atau
asetaminofen(Tylenol) dapat membantu mengurangi rasa sakit
REDUKSI TERTUTUP PADA DISLOKASI ANTERIOR
Teknik Leverage :
1. Metode Kocher (keberhasialn 80%)
2. Teknik Milch
EXOROTASI BAHU
Tingkat keberhasilan hingga 80%
TEKNIK TRAKSI
1. Metode Hippocratic
2. Metode Stimson
3.Matsen’s Traction Counteraction
4. Teknik Spaso
1. Teknik Spaso dimulai dengan pasien dalam posisi terlentang.
2. Lengan pada sisi yang terdislokasi digenggam pada pergelangan tangan atau
lengan bawah distal dandiangkat secara vertikal dengan lembut, sambil
mengaplikasikan traksi dengan lembut.
3. Kemudian dilakukan exorotasi pada bahu, biasanya reduksi dapat terjadi
secara spontan.
4. Mendorong caput humeri kembali keposisi normal dapat sangat membantu
sambil mempertahankan traksi
5. Teknik reduksi Snowbird
1. Pasien duduk tegak selurus mungkin;
2. seorang Asisten Membantu mempertahankan posisi inidengan berdiri disisi
yang berlawanan dengan tangan mencengkeram sekitar dada pasien keaksila.
3. Lengan pada sisi yang terdislokasi flexipada 90º dan
4. stockinette diletakkan di sekitar lengan bawah proksimal, diputar satu kali,
sehingga kaki dokter bedah dapat ditempatkan di loop distal dan traksi dapat
diaplikasikan dengan kuat ke arah bawah.
5. Tangan dokter bedah bebas untuk mengaplikasikan rotasi atau tekanan yang
diperlukan sampai reduksi berhasil.
6. Tingkat keberhasilannya yaitu 87,5%
6. Teknik Eskimo
1. Teknik Eskimo dimulai dengan pasien berbaring pada bahu yang tidak
terdislokasi di tanah.
2. Dua orang mengangkat pasien dengan menarik lenganpada sisi yang terdilokasi,
memegang lengan bawah distal atau pergelangan tangan.
3. Menahan bahu yang berlawanan beberapa sentimeter di atas tanah, reduksi
biasanya dapat terjadi dalam beberapa menit.
4. Ahli bedah dapat membantu prosedur ini dengan cara mengerahkan sedikit
tekanan langsung terhadap caput humeri, yang biasanya teraba di ketiak
6. Metode Manes
1. beberapa teknik yang ada bersifat terlalu traumatis bila dilakukan pada pasien
lansia.
2. Setelah memberikan analgesia yang memadai dan relaksan otot,ahli bedah
berdiri di belakang pasien
3. memasukkan lengan bawah mereka yang fleksi keaksila pada bahu yang
terdislokasi.
4. Tangan lainnya ditempatkan pada lengan bawah pasien yang fleksi dan
dilakukan traksi secara lembut.
5. Lengan bawah dokter bedah menarik ke arah proksimal dan lateral dan
mengungkit caput humeri ke dalam soketglenoid. Traksi kemudian dilepaskan
DISLOKASI SENDI PANGGUL (HIP
DISLOCATION)
✔ Suatu keadaan dimana terjadi perpindahan permukaan caput femoris
terhadap acetabulum
✔ Sendi panggul lebih stabil dibanding sendi bahu karena mangkok
acetabulum sangat dalam disamping adanya ligamentum (Gb.27).
✔ Untuk terjadinya dislokasi sendi panggul membutuhkan energi trauma yang
berat seperti MVA (Motor Vehicle Accident) contohnya : dashboard
(dashboard injury)
✔ kejadian dislokasi posterior lebih tinggi dibanding ke anterior (> 85% )
dikarenakan Ligamentum anterior lebih kuat daripada ligamentum posterior.
✔ Dislokasi posterior akan mengakibatkan pendesakan medial femoral
circumflex artery ( MFCA ) yang menghidupi kaput femoris sehingga
menimbulkan osteonekrosis dengan angka kejadian 2-17 % pada dislokasi
posterior
✔ Jaringan lain yang perlu Anda pikirkan yaitu trauma pada labrum
asetabulum, kapsul sendi, dan otot.
✔ Pemeriksaan arteri femoralis pada kejadian dislokasi anterior perlu
dilakukan
✔ Untuk itu mereposisi secepatnya merupakan indikasi yang tepat
✔ Reposisi tertutup dapat dilakukan secara Stimson atau manuver Allis
maupun Bigelow (Gb29 )
DISLOKASI POSTERIOR
✔ Biasanya dislocasi ini terjadi dalam kecelakaan Mobil
✔ seringkali terjadi fracture pada acetabulum (fracture-dislocasi).
✔ Caput femoris dapat berada di posisi yang tinggi (iliac) atau rendah (ischiatic),
tergantung dari posisi flexi paha ketika terjadi dislocasi
✔ Jika salah satu tulang panjang mengalami fracture (biasanya femur), dislocasi
panggul seringkali tidak terdiagnosis
✔ Pedoman yang baik adalah dengan pemeriksaan pelvis dengan pemeriksaan
radiologis
✔ Tungkai bawah juga harus diperiksa untuk mencari apakah terjadi cedera syaraf
ischiadicus
MEKANISME CEDERA
GAMBARAN KLINIS
Dislocasi tipe iliac:
✔ Panggul flexi, adduksi, endorotasi.
✔ Extremitas yang terkena tampak memendek.
✔ Trochanter major dan bokong di daerah yang mengalami dislocasi terlihat menonjol.
✔ Lutut extremitas yang mengalami dislocasi tampak menumpang di paha sebelahnya.
Dislocasi tipe ischiatic:
✔ Panggul flexi.
✔ Panggul sangat beradduksi sehingga lutut di extremitas yang mengalami dislocasi
tampak menindih di paha sebelahnya.
✔ Extremitas bawah tampak dalam posisi endorotasi yang ekstrim.
✔ Trochanter major dan bokong di daerah yang mengalami dislocasi terlihat menonjol
Cedera neurovaskular pada dislocasi panggul posterior dapat memberikan
gambaran sebagai berikut :
Pada foto anteroposterior (AP), caput femoris terlihat keluar dari acetabulum dan berada di
atas acetabulum. Segmen atap acetabulum atau caput femoris dapat ditemukan patah dan
bergeser. Foto oblik dapat digunakan untuk mengetahui ukuran fragmen. CT scan adalah
cara terbaik untuk melihat fracture acetabulum atau setiap fragmen tulan
BERIKUT INI ADALAH BEBERAPA TEKNIK YANG DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK MEREDUKSI DISLOCASI PANGGUL POSTERIOR
SEDERHANA (TIPE I EPSTEIN).
1. Pasien berbaring dalam posisi supine. 2. Seorang asisten menekan spina iliaca
anterior superior. 3. Operator memegang tungkai yang mengalami dislokasi pada
pergelangan kaki menggunakan satu tangan. 4. Lengan bawah operator
diletakkan di bawah lutut, lalu lakukan traksi longitudinal sejajar deformitas. 5.
Paha dalam posisi adduksi dan endorotasi , lalu difleksikan 900. Tindakan ini
merelaksasikan ligamen iliofemoral. 6.Setelah traksi dipertahankan, caput femoris
diungkit ke dalam acetabulum dengan abduksi, rotasi eksternal, dan ekstensi
pinggul
MANUVER STIMSON
1.Pasien ditempatkan di atas meja dalam posisi
telungkup.
2.Tungkai yang mengalami dislokasi
digantungkan ke bawah dan lutut
difleksikan.
3.Seorang asisten memegang tungkai yang
sehat secara horizontal.
4.Operator memberi tekanan ke bawah secara
mantap pada lutut yang fleksi.
5.Posisi ini tetap dipertahankan hingga otot-
otot relaksasi dan caput femoris turun ke
acetabulum.
Kadang-kadang dengan sedikit mengayunkan
paha dapat mempercepat reduksi
MANUVER BIGELOW
✔ Kadangkadang disertai fraktur kaput radialis atau trauma arteri brakhialis dan saraf
medianus di samping terjadinya ruptur kolateral ligamen baik medial maupun lateral
✔ Pada pemeriksaan fisik terdapat deformitas, nyeri tekan daerah sendi, kadang-
kadang disertai gangguan neurovaskuler