Anda di halaman 1dari 7

DISLOKASI SENDI BAHU Definisi Dislokasi bahu adalah suatu kerusakan yang terjadi saat bagian atas tulang

humerus tidak menempel lagi dengan skapula.1,2Hal ini terjadi saat caput humerus keluar dari soket, glenoid. Maka dislokasi bahu ini fokus pada dislokasi dari sendi glenohumeral.3Bahu yang dislokasi menyebabkan gejala bahu yang sangat sakit dan diperlukan pengobatan dari rumah sakit untuk mengembalikan bentuk anatomi yang normal dari bahu tersebut.20

Epidemiologi Dislokasi primer Dislokasidansubluksasisendiglenohumeralrelatif seringterjadipada atlet. Seorang peneliti mengidentifikasidistribusi bimodaldislokasibahuprimer denganpuncakdalamdekadekedua dan keenam.11Dalam95% kasus, dislokasi bahu yang terjadi mengarah ke anterior.2,4,5,6 Terdapat beberapa fraktur yang berhubungan dengan dislokasi bahu anterior yaitu kelainan HillSachs dengan kasus sebanyak 35-40% dari kasus yang ada, lesi Bankart dan fraktur dari greater tuberosity dengan kasus sebanyak 10-15% dari kasus yang ada.7Sekitar 4% dari kasusyang ada, dislokasi terjadi ke arah posterior.5,6,8 Sekitar 0.5% dari semua dislokasi yang ada, terjadi dislokasi ke arah inferior (luxatio erecta).5,6 Dan dislokasi ke arah superior jarang sekali ditemukan, angka kejadiannya lebih kecil dari dislokasi ke arah inferior.9 Penyebabutama daridislokasi bahuprimer adalahcedera traumatik. Hampir95% dari dislokasi bahu yang terjadipertama kaliadalah akibatdari beberapa kejadian seperti benturankuat,jatuhpada lenganterulur, atau gerakantiba-tibayang dapat mengakibatkan bahu terkilir.5,11Pada individu-individu ini, struktur yang berfungsi menstabilkan gerakan ditarik paksa secaramendadak.Sekitar 5% dari dislokasi yang ada disebabkan oleh kejadian yang atraumatik(misalnya, insiden kecilseperti mengangkatlenganatau bergeraksaat tidur).5,11Individuindividu ini mungkin memilikikelemahankapsuleratauperubahan dari pengontrolan ototpada kompleksbahu ataudapat disebabkan oleh keduanya.

Dislokasiberulang Komplikasipenting daridislokasiprimeradalah dislokasiberulangberikutnya.Berdasarkan studiyang dilakukan oleh seorang peneliti,sekitar 70%dari mereka yangtelahmengalami dislokasi memiliki kemungkinan untuk mengalami dislokasi berulangdalam waktu 2 tahunsejak cederapertama.11 Penderitayang lebih muda danlebih tuamemiliki insidendislokasi bahuprimer yang sebanding.Namun keadaan dislokasiberulangsangatbergantungpada usiadan lebih seringterjadi

pada populasiremajadibandingkan dengan populasi yang lebih tua. Telahdilaporkan bahwa dislokasirekuren pada66% sampai 100% pada individu berusia20 tahunatau lebih muda, 13% sampai 63% dari individu berusiaantara 20dan 40tahun, dan0% sampai 16% dari individu berusia40tahun atau lebih. Pasien yangmengalami robekan pada rotator cuffataufrakturpada glenoidsaat terjadi dislokasi bahumemilikiinsiden dislokasi berulang yang lebih tinggidibandingkanpasien tanpamasalah ini.3 Dislokasi bahucenderung lebih seringterjadi pada priadibandingkan dengan wanita.Hal ini mungkin disebabkan karena tipe olahraga yang dilakukan.7

Jenis Dislokasi Bahu Terdapat 4 jenis dislokasi pada bahu yaitu dislokasi anterior, dislokasi posterior, dislokasi inferior dan dislokasi superior. 1. Dislokasi Anterior

Mekanisme Cedera Sekitar 95% dari dislokasi bahu yang terjadi, bagian atas humerus berada di depan shoulder blade dan menyebabkan dislokasi anterior.2,4 Mekanisme umum dari kerusakan yang terjadi yaitu abduksi yang ekstrim, exorotasi, ekstensi, dan suatu tekanan langsung dari posterior terhadap humerus. Abduksi atau rotasi eksternal secara paksa sendiri dapat menyebabkan dislokasi (sekitar 30% dari kasus yang ada), begitu juga suatu tekanan kuat langsung terhadap bagian posterior humerus (29%), elevasi dan exorotasi yang terjadi secara paksa (24%), dan jatuh dengan tangan yang terbuka lebar. (17%).27

Gejala Klinis Pasien yang mengalami dislokasi bahu akan merasa sangat kesakitan dan mencegah untuk siapapun untuk melakukan pemeriksaan karena sakitnya itu.28Jika pasienmengalamidislokasi bahu, rentang gerak(ROM) dari pasien itu tidak luas. Jikabahuterdislokasi ke arah anterior, lenganberada dalam posisi sedikitabduksi dan exorotasi. Pada pasienyangkurus,caput humerusyang menonjoldapat dirasakanberada di anteriordan cekungan dapat dilihatposterior pada bahu.3Rotator cuffseringkali mengalami kerusakan danharus diperiksasetelah dilakukan reduksi.7Pentinguntuk menilaifungsi neurovaskularaksiladenganmeraba nadi dan melakukan uji sensasi padadaerah bahu.6Gerakanbiasanyasangat menyakitkanakibat darispasmeotot.27Lokasi dislokasi anterior yang paling sering terjadi yaitu subkorakoid. Dapat juga terjadi dislokasi subglenoid, subklavikula, dan yang sangat jarang yaitu intratorakal atau retroperitoneal.27

Gambar 3.2

Komplikasi Dislokasi bahu anterior rekuren Karena stabilitas dari bahu bergantung pada intergritas dari kapsul sendi, dan karena kapsul dan labrum anterior hampir selalu mengalami cedera atau terlepas dari glenoid dan leher dari skapula pada saat dislokasi bahu yang pertama kali terjadi, maka tidaklah mengagetkan jika pada beberapa individu dapat terjadi dislokasi berulang yang lebih sering akibat tekanan yang semakin lama semakin kecil. Selain cekungan jaringan lunak yang dapat menyebabkan caput humerus untuk bergeser, sering juga ditemukan cekungan pada aspek posterior dari caput humerus akibat fraktur kompresi saat dislokasi pertama terjadi. Cekungan ini (lesi Hill-Sachs) menyebabkan caput humerus yang exorotasi untuk bergeser ke arah margin anterior dari rongga glenoid.8,29 Pada pasien remaja, dislokasi berulang sangatlah merugikan dan mengganggu. Pasien sangat waspada jika lengan abduksi dan exorotasi maka akan terjadi dislokasi kembali. Kondisi ini merupakan indikasi dilakukannya perbaikan secara pembedahan pada jaringan lunak. Dari berbagai macam dan banyaknya tipe operasi yang ada, dua tipe operasi yang paling sering dilakukan yaitu operasi Bankart, dimana labrum dan kapsul disambungkan kembali pada margin anterior dari rongga glenoid; dan operasi Putti-Platt, dimana kapsul dan otot subskapularis dipotong kemudian disambung secara bertumpuan sehingga mengurangi gerak exorotasi. Setelah operasi, lengan pasien akan diberikan sling dan diperban pada badan dengan bahu yang berada dalam keadaan endorotasi selama 6 minggu. Pasien dapat beraktifitas seperti normal kembali jika perbaikan ini berhasil dilakukan dengan baik.29 Selain dislokasi anterior rekuren, dislokasi bahu anterior biasanya berhubungan dengan fraktur dari tuberositas mayor, lesi Bankart (fraktur dari glenoid rim) (15%) dan defek HillSachs (fraktur impaksi pada permukaan posterolateral dari caput humerus karena impaksi dari caput humerus dengan glenoid rim anterior saat terjadi dislokasi) (50%).8 Komplikasi yang cukup umum terjadi akibat dislokasi inisial yaitu cedera traksi pada N.aksilaris. Pasien tidak dapat abduksi bahu karena paralisis deltoid dan terdapat daerah kecil dengan sensasi kulit yang berkurang.Prognosis penyembuhan baik.Kadang-kadang dapat terjadi secara bersamaan yaitu robekan padamusculotendinous cuff yang dapat memperburuk dislokasi yang ada, dimana pada keadaan ini bahu yang sudah direduksi perlu untuk dilakukan imobilisasi selama 3 minggu dalam posisi abduksi. Jarang terjadi interposisi tendon dari otot biseps longus yang memerlukan reduksi terbuka yaitu secara pembedahan.29

Dislokasi Posterior

Gambar 3.3 Mekanisme Cedera Dalam kurang dari 5% dari kasus yang ada, bagian atas humerus berada di belakang shoulder blade, suatu dislokasi posterior.2 Dislokasi posterior terjadi akibat berat axial yang ditumpukan pada lengan yang sedang berada dalam keadaan adduksi dan endorotasi. Seperti jatuh dalam posisi lengan adduksi dan endorotasi, atau adanya tekanan langsung pada bagian depan bahu.28 Dislokasi posterior yang klasik dapat juga terjadi akibat tersengat listrik ataupun kejang karena ketidakseimbangan kekuatan antara otot internal rotators (subskapularis, latissimus dorsi, pektoralis mayor), yang menekan otot-otot external rotators (teres minor dan otot infrasupinatus).6,27 jika terjadi kejang, perlu dilihat adanya dislokasi bilateral.5 Gejala Klinis Dislokasi bahuposteriormudahuntuk terlewatkan dalam diagnosa, karena lengan pasienbiasanyaterletak dalam keadaan endorotasi dan adduksi(yaitu, pasienmemeganglengannya dan meletakkannya padaperutnya).3Pasientidak dapatmelakukan supinasi pada tangannya.Pada lengantidak dapatdilakukanexorotasi ke posisi netral.7Pada pasienyangkurus,caput humerusyang menonjoldapat dilihat danteraba diposteriordi bawahprosesusakromion, bahuanteriormenjadi rata, dan prosesuskorakoidlebih menonjol. Dislokasi bahuposterior seringkali terlewatkan, karena pasienhanya tampak seperti memegang ekstremitasnya. Sebelumnya, dislokasi inipernah terlewatkan atau disalah-diagnosiskansebagaifrozen shoulder.Jikagambaran radiografiyang tepat tidakdapat diperoleh, diagnosisakanterlewatkan.cedera pada sarafdanvaskulartidak umum terjadi. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada dislokasi bahu posterior yaitu dislokasi yang tidak dapat direduksi.Sekurang-kurangnya setengah dari pasien dengan dislokasi posterior memiliki lesi yang tidak dapat direduksi saat pertama kali ditemukan. Tipikalnya pasien memegang lengan dalam keadaan endorotasi, pasien tidak dapat mengabduksi lengannya lebih dari 70-80, dan jika pasien mengangkat lengannya ke arah depan, ia tidak dapat memutar telapak tangannya ke arah atas.28 Komplikasi lainnya yaitu dislokasi bahu posterior rekuren dan habitual. Jika bahu yang sebelumnya pernah terdislokasi mengalami dislokasi berulang oleh karena suatu cedera lain, dislokasi kedua dan seterusnya disebut sebagai dislokasi rekuren. Perbaikan jaringan lunak posterior secara pembedahan dianjurkan.Akan tetapi jika pasien dapat melakukan dislokasi bahu sesuai dengan keinginannya ataupun mereduksi kembali bahu tersebut, maka kondisi ini disebut sebagai dislokasi habitual, dan biasanya berhubungan dengan kelainan kongenital yaitu kelemahan umum kongenital dari ligamen yang membentuk bahu.Atau hal ini dapat berhubungan dengan remaja atau orang dewasa yang mencari perhatian. Maka perhatian khusus harus diberikan pada mereka agar tidak melakukan hal itu secara sengaja.29 3 Dislokasi Inferior

Gambar 3.4 Mekanisme Cedera Dislokasi inferior jarang ditemukan dan dapat terjadi akibat suatu tekanan hiperabduksi yang menyebabkan bagian leher dari humerus terangkat/menekan melawan akromion.Mekanisme cedera dari dislokasi bahu inferior adalah adanya berat axial yang ditumpukan saat lengan sedang abduksi atau hiperabduksi secara paksa seperti menangkap/ menggenggam suatu objek yang berposisi di atas kepala saat jatuh.6

Gejala Klinis Dislokasi inferior akan menjadi kondisi yang disebut sebagai luxatio erecta, yang menjelaskan mengenai presentasi klasik dimana lengan atas abduksi 110-160 dengan lengan bawah diistirahatkan pada atau di belakang kepala pasien.27 Pada pemeriksaan, ditemukan lengan yang berada di atas kepala pada posisi yang tetap dengan siku yang fleksi. 6,8Caput humerus teraba pada atau di bawah aksila.28 Komplikasi Mendiagnosa dislokasi inferior sangatlah penting oleh karena tingginya angka kejadian untuk komplikasi. Sebanyak 60% dari kasus yang ada, kerusakan neurologi (biasanya lesi pada N. aksilaris) berhubungan dengan dislokasi inferior.6,27 Kerusakan vaskularisasi terjadi dalam 3,3% dari kasus yang ada, robekan rotator cuff terjadi dalam 80-100% dari kasus yang ada, dan fraktur greater tuberosity dan avulsipektoralis major juga berhubungan dengan dislokasi inferior.27

4 Dislokasi Superior Mekanisme Cedera :Pada dislokasi bahu superior, caput humerus terdorong ke atas melewati rotator cuff. Dislokasi superior sangatlah jarang dan dapat terjadi akibat tekanan yang ekstrim ke arah atas pada lengan yang adduksi. Fitur Klinis :Pada pemeriksaan dapat ditemukan caputhumerusyang menonjolyang dapat dirasakanberada di superior. Komplikasi Kerusakan yang dapat terjadi bersamaan dengan dislokasi superior yaitu kerusakan pada akromioklavikular, fraktur pada akromion, klavikula, dan tuberositas.8,27

Anda mungkin juga menyukai