IDENTIFIKASI KASUS
A. IDENTITIAS PASIEN
Nama
: Tn S L
RM
: 18 08 89
: Laki-laki
Alamat
: Buru Selatan
Agama
: Protestan
Lama Rawat
Ruangan
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Anamnesis Terpimpin
Pasien masuk rumah sakit rujukan dari Rumah Sakit Piru dengan keluhan
nyeri pda bahu kanan sejak 1 hari yang lalu akibat kecelakaan lalu lintas tunggal,
pasien jatuh dari sepeda motor. Lengan atas pasien sudah difiksasi dari Rumah
Sakit Piru. Pasien tidak mengingat kejadian yang dialami, sulit menggerakkan
tangan kanan, pusing (-), muntah (-), pingsan (+).
Riwayat Penyakit Dahulu : tidak ada
Riwayat Penyakit keluarga: tidak diketahui
Riwayat Pengobatan : pasien diberikan IVFD Rl 20 tpm, citicolin 2x250 mg,
ketorolac 3x 30mg, ranitidin 2x25mg, cefotaxime 2x1gram.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
-
Kesadaran
Keadaan Umum
: compos mentis
: tampak sakit sedang
2. Status Vitalis
Mata
Pupil
Telinga
Hidung
(-/-)
Tenggorokan : tidak dapat dievaluasi,
Mulut
: tidak ada kelainan
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Thoraks :
Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru
: vesikuler (+/+) simetris kiri=kanan, ronki (-/-), wheezing
(-/-)
Abdomen
: datar, BU (+) N
Genitalia eksterna : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : akral hangat, nyeri pada tungkai kanan atas dan edema (+)
3. Status Lokalis
Regio
: Deltoid Dextra
F. DIAGNOSIS KERJA
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik diatas maka didiganosis
Dislokasi articulatio glenohumerus anterior dextra + trauma okular dextra
G. TATALAKSANA
Terapi pre operasi:
RL:D5% - 1:1 20 tpm
Cefotaxim 2x 1g/iv
Sohobion 1 amp/drip/24jam
Ranitidin 2x1 amp/iv
Pemeriksaan laboratorium
Rontgen foto articulatio glenohumerus dextra
Rencana reposisi tertutup
Konsul anestesi
Konsul mata (statrol eye drop 4 dd gtt I OD, kontrol poli mata)
Catatan post operasi:
Reposisi tertutup
Fixsasi dengan elastis perban
Off infus
Pixime 2x100mg
Deflamat CR 75mg 2x1
BAB II
DISKUSI
Sendi glenohumerus adalah sendi yang paling banyak mempunyai
kemampuan dalam melakukan rentang gerak dibandingkan sendi lain pada tubuh
kita. Sendi glenohumerus diselimuti oleh glenoid yang tipis. Permukaan glenoid
diselimuti oleh glenoid labrum dan hanya mempunyai sedikit stabilitas karena
daerah permukaan glenoid hanya seperempat daerah permukaan sendi humerus
sehingga sering mengakibatkan kondisi dislokasi sendi glenohumerus. Stabilitas
pergerakkan dari artikulasi glenohumerus tergantung pada pengendalian otot yang
mendapat inervasi dari saraf C5,C6, dan C7.1,2,3
Bahu merupakan bagian yang paling sering terjadi dislokasi sendi.
Dislokasi anterior terjadi pada sebanyak 98% kasus. Perpindahan anterior kepala
humerus adalah dislokasi yang paling umum. Dislokasi bahu sekitar 1,7% dari
populasi dan yang paling sering sekunder terhadap trauma. Insiden semua
dislokasi bahu traumatis telah diperkirakan 11,2 kasus per 100.000 orang-tahun,
dengan tingkat kejadian kumulatif dari 0,7% untuk laki-laki dan 0,3% perempuan
sampai usia 70 tahun. Puncak kejadian antara usia 20-30 tahun. Laki-laki lebih
sering dari perempuan. Dislokasi anterior merupakan kelainan yang tersering
ditemukan dan biasanya penderita jatuh dengan tangan dalam keadaan out
stretched atau trauma pada skapula sendiri dan anggota gerak dalam posisi rotasi
lateral. Dislokasi anterior juga sering terjadi pada usia muda, antara lain pada atlet
akibat kecelakaan olahraga.2,3,4,5,6
Gambar 1
Mekanisme Cedera
Sekitar 95% dari dislokasi bahu yang terjadi, bagian atas humerus
berada di depan shoulder blade dan menyebabkan dislokasi anterior.
Mekanisme umum dari kerusakan yang terjadi yaitu abduksi yang ekstrim,
exorotasi, ekstensi, dan suatu tekanan langsung dari posterior terhadap
humerus. Abduksi atau rotasi eksternal secara paksa sendiri dapat
menyebabkan dislokasi (sekitar 30% dari kasus yang ada), begitu juga
suatu tekanan kuat langsung terhadap bagian posterior humerus (29%),
elevasi dan exorotasi yang terjadi secara paksa (24%), dan jatuh dengan
tangan yang terbuka lebar. (17%).
Gejala Klinis
Pasien yang mengalami dislokasi bahu akan merasa sangat
kesakitan dan mencegah untuk siapapun untuk melakukan pemeriksaan
karena sakitnya itu. Jika pasien mengalami dislokasi bahu, rentang
gerak(ROM) dari pasien itu tidak luas. Jika bahu terdislokasi ke arah
anterior, lengan berada dalam posisi sedikit abduksi dan exorotasi. Pada
pasien yang kurus,caput humerus yang menonjol dapat dirasakan berada di
anterior dan cekungan dapat dilihat posterior pada bahu. Rotator cuff
seringkali mengalami kerusakan danharus diperiksa setelah dilakukan
reduksi. Penting untuk menilai fungsi neurovaskular aksila dengan meraba
nadi dan melakukan uji sensasi pada daerah bahu. Gerakan biasanya sangat
menyakitkan akibat dari spasme otot. Lokasi dislokasi anterior yang paling
sering terjadi yaitu subkorakoid. Dapat juga terjadi dislokasi subglenoid,
subklavikula,
dan
yang
sangat
jarang
yaitu
intratorakal
atau
retroperitoneal.
Komplikasi
Dislokasi bahu anterior rekuren
Karena stabilitas dari bahu bergantung pada intergritas dari kapsul
sendi, dan karena kapsul dan labrum anterior hampir selalu mengalami
cedera atau terlepas dari glenoid dan leher dari skapula pada saat dislokasi
bahu yang pertama kali terjadi, maka tidaklah mengagetkan jika pada
beberapa individu dapat terjadi dislokasi berulang yang lebih sering akibat
tekanan yang semakin lama semakin kecil. Selain cekungan jaringan lunak
yang dapat menyebabkan caput humerus untuk bergeser, sering juga
ditemukan cekungan pada aspek posterior dari caput humerus akibat
fraktur kompresi saat dislokasi pertama terjadi. Cekungan ini (lesi HillSachs) menyebabkan caput humerus yang exorotasi untuk bergeser ke arah
margin anterior dari rongga glenoid.
Pada pasien remaja, dislokasi berulang sangatlah merugikan dan
mengganggu. Pasien sangat waspada jika lengan abduksi dan exorotasi
maka akan terjadi dislokasi kembali. Kondisi ini merupakan indikasi
dilakukannya perbaikan secara pembedahan pada jaringan lunak. Dari
berbagai macam dan banyaknya tipe operasi yang ada, dua tipe operasi
yang paling sering dilakukan yaitu operasi Bankart, dimana labrum dan
kapsul disambungkan kembali pada margin anterior dari rongga glenoid;
dan operasi Putti-Platt, dimana kapsul dan otot subskapularis dipotong
kemudian disambung secara bertumpuan sehingga mengurangi gerak
exorotasi. Setelah operasi, lengan pasien akan diberikan sling dan diperban
pada badan dengan bahu yang berada dalam keadaan endorotasi selama 6
minggu. Pasien dapat beraktifitas seperti normal kembali jika perbaikan ini
berhasil dilakukan dengan baik.
Selain dislokasi anterior rekuren, dislokasi bahu anterior biasanya
berhubungan dengan fraktur dari tuberositas mayor, lesi Bankart (fraktur
dari glenoid rim) (15%) dan defek Hill-Sachs (fraktur impaksi pada
permukaan posterolateral dari caput humerus karena impaksi dari caput
humerus dengan glenoid rim anterior saat terjadi dislokasi) (50%).
Komplikasi yang cukup umum terjadi akibat dislokasi inisial yaitu
cedera traksi pada N.aksilaris. Pasien tidak dapat abduksi bahu karena
paralisis deltoid dan terdapat daerah kecil dengan sensasi kulit yang
berkurang.Prognosis penyembuhan baik.Kadang-kadang dapat terjadi
secara bersamaan yaitu robekan pada musculotendinous cuff yang dapat
memperburuk dislokasi yang ada, dimana pada keadaan ini bahu yang
sudah direduksi perlu untuk dilakukan imobilisasi selama 3 minggu dalam
posisi abduksi. Jarang terjadi interposisi tendon dari otot biseps longus
yang memerlukan reduksi terbuka yaitu secara pembedahan.
2. Dislokasi Posterior
Gambar 3
Mekanisme Cedera:
Dalam kurang dari 5% dari kasus yang ada, bagian atas humerus berada di
Gejala Klinis
Dislokasi bahu posterior mudah untuk terlewatkan dalam diagnosa, karena
lengan pasien biasanya terletak dalam keadaan endorotasi dan adduksi (yaitu,
pasien memegang lengannya dan meletakkannya pada perutnya). Pasien tidak
dapat melakukan supinasi pada tangannya. Pada lengan tidak dapat dilakukan
exorotasi ke posisi netral. Pada pasien yang kurus, caput humerus yang menonjol
dapat dilihat dan teraba diposterior di bawah prosesus akromion, bahu anterior
menjadi rata, dan prosesus korakoid lebih menonjol. Dislokasi bahuposterior
seringkali
terlewatkan,
karena
pasienhanya
tampak
seperti
memegang
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada dislokasi bahu posterior yaitu
dengan dislokasi posterior memiliki lesi yang tidak dapat direduksi saat pertama
kali ditemukan. Tipikalnya pasien memegang lengan dalam keadaan endorotasi,
pasien tidak dapat mengabduksi lengannya lebih dari 70-80, dan jika pasien
mengangkat lengannya ke arah depan, ia tidak dapat memutar telapak tangannya
ke arah atas. Komplikasi lainnya yaitu dislokasi bahu posterior rekuren dan
habitual.
Jika bahu yang sebelumnya pernah terdislokasi mengalami dislokasi
berulang oleh karena suatu cedera lain, dislokasi kedua dan seterusnya disebut
sebagai dislokasi rekuren. Perbaikan jaringan lunak posterior secara pembedahan
dianjurkan. Akan tetapi jika pasien dapat melakukan dislokasi bahu sesuai dengan
keinginannya ataupun mereduksi kembali bahu tersebut, maka kondisi ini disebut
sebagai dislokasi habitual, dan biasanya berhubungan dengan kelainan kongenital
yaitu kelemahan umum kongenital dari ligamen yang membentuk bahu.Atau hal
ini dapat berhubungan dengan remaja atau orang dewasa yang mencari perhatian.
Maka perhatian khusus harus diberikan pada mereka agar tidak melakukan hal itu
secara sengaja.
3. Dislokasi Inferior
Gambar 4
Mekanisme Cedera:
10
Gejala Klinis
Dislokasi inferior akan menjadi kondisi yang disebut sebagai
luxatio erecta, yang menjelaskan mengenai presentasi klasik dimana
lengan atas abduksi 110-160 dengan lengan bawah diistirahatkan pada
atau di belakang kepala pasien. Pada pemeriksaan, ditemukan lengan yang
berada di atas kepala pada posisi yang tetap dengan siku yang fleksi.
6,8
Komplikasi
Mendiagnosa dislokasi inferior sangatlah penting oleh karena
tingginya angka kejadian untuk komplikasi. Sebanyak 60% dari kasus
yang ada, kerusakan neurologi (biasanya lesi pada N. aksilaris)
berhubungan dengan dislokasi inferior.6,27 Kerusakan vaskularisasi terjadi
dalam 3,3% dari kasus yang ada, robekan rotator cuff terjadi dalam 80100% dari kasus yang ada, dan fraktur greater tuberosity dan
avulsipektoralis major juga berhubungan dengan dislokasi inferior.
4. Dislokasi Superior
Mekanisme Cedera :Pada dislokasi bahu superior, caput humerus
terdorong ke atas melewati rotator cuff. Dislokasi superior sangatlah
jarang dan dapat terjadi akibat tekanan yang ekstrim ke arah atas pada
11
Suatu
perubahan
atau
hilangnya
sensasi
dapat
12
struktur
jaringan
lunak
yang
rusak
atau
Gambar 5
13
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi: X-rays diperlukan untuk memeriksa adanya fraktur di sekitar
sendi, dan untuk melihat pola dari dislokasi bahu yang ada.
Dislokasi Anterior
14
humeri dengan fossa glenoid, kaput humerus biasanya terletak di bawah dan
medial terhadap mangkuk sendi.
15
metode hippocrates.
Metode Hipokrates dalam anestesi umum. lengan penderita ditarik ke arah
distal punggung dengan sedikit abduksi, sementara kaki operator berada di
ketiak pasien untuk mengungkit kaput humerus kearah laterah dan
posterior. Setelah operasi bahu dipertahankan dengan penyangga ke dada
selama paling sedikit tiga minggu.
16
humerus proksimal.
Matsen's Traction Counteraction dimulai dengan pasien dalam posisi
terlentang.Teknik initermasuk traksi yang diaplikasikan pada lengan di sisi
bahu yang terdislokasi sementara bahu dalam posisi abduksi, seorang
asisten mengaplikasikan traksi berlawanan secara erat ke dada
menggunakan lembaran kain yang dilipat. Ahli bedah dapat melakukan
endorotasi dan exorotasi pada bahu untuk melepaskan engsel caput
humerus yang terdislokasi.
Teknik Spaso dimulai dengan pasien dalam posisi terlentang. Lengan pada
sisi yang terdislokasi digenggam pada pergelangan tangan atau lengan
bawah distal dan diangkat secara vertikal dengan lembut, sambil
17
18
Observasi jika obat penenang dengan waktu kerja yang lama seperti
midazolam telah diberikan.
Pada kasus ini, metode dalam reposisi glenohumerus yang digunakan yaitu
metode hipokrates. Selain itu prognosis dalam kasus ini baik, pasien dibolehkan
pulang dan kontrol ke poliklinik.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
9. Wright Michelle MD. Shoulder Dislocation. .[Online 2011 Peb 18].[ cited
2013Desember 30]:[Screens] available from URL: HYPERLINK :
http://www.patient.co.uk/doctor/Shoulder-Dislocation.htm
10. Sjamsuhidajat R, Karnadihardja Warko, Prasetyono Thedeus OH,
Rudiman Reno. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 3. Jakarta:EGC. 2010. Hal
1048-50
11.
21