Anda di halaman 1dari 22

Anatomi dan fisiologi

Siku terdiri dari tiga tulang, yaitu humerus, radius dan ulna. Sendi siku adalah
engsel, antara permukaan troklear di atas ujung bawah humerus dan lekukan
troklear ulna. Semua ini merupakan bagian utama sendi, yaitu humerus-ulnaris
Ada tiga jenis artikulasi pada sendi siku, yaitu sendi humeroulnar , sendi
humeroradial , dan sendi radioulnar
Gerakan yang terjadi pada siku adalah fleksi dan ekstensi. Sudut siku yang dibuat
siku lurus, lengan bawah dan tangan dalam supinasi adlaah kira-kira 170 derajat
dengan lengan atas. Hal ini deisebabkan letak oblik permukaan persendian antara
humerus dan ulna (Evelyn 2009).
Tulang dan sendi

Arteri brakhialis
Arteri brakhialis berawal di batas inferior m. Teres mayor sebagai terusan dari
a.Aksilaris dan berakhir membentuk bifurkasio menjadi a. Radialis dan a. Ulnairs
setinggi kolum radius. Letaknya tepat di bawah fasia profunda sepanjang
perjalanannya. Arteri brakhialis disilang oleh. N. Medianus di superfisialis setinggi
pertengahan lengan dari lateral ke medial, oleh karena itu disebut terletak di
antara n. medianus (batas medial) dan tendon biseps (batas lateral) pada fosa
kubiti
Cabang-cabang:
1. Profunda brakii
Mulai dari dekat asal a. brakialis dan membelok ke belakang humerus bersama
dengan n. Radialis dalam sulkus nervi radialis sebelum turut dalam anastomosis di
sekitar artikulasio kubiti
2. Cabang-cabang lain
Arteri nutrisiae humeri dan cabang-cabang kolateral ulnaris superior dan inferior
yang akhirnya turut dalam anastomosis di sekitar siku (Moffad & Faiz 2005).

Otot
Reksoprodjo (2010)
fraktur sendi siku adalah patah tulang
yang terjadi pada tulang yang membentuk
sendi siku, yakni humerus, ulna, radius.
Biasanya terjadi pada penderita(supir
atau penumpang) yang tangannya
menjulur ke luar jendela kendaraan, tiba-
tiba tersambar kendaraan lain dari
samping.

Etiologi
Trauma akibat kecelakaan kendaran bermotor, jatuh
dengan siku menumpu, atau hantaman langsung
(Smeltzer, et al. 2010)
Klasifikasi fraktur sendi siku
(Ramponi & Kaufmann (2012)
1. Fraktur suprakondiler humeri
Fraktur suprakondiler humerus
adalah terputusnya hubungan
tulang sepertiga distal humerus
tepat proksimal troklea dan
capitulum humeri yang
disebabkan oleh trauma
langsung atau tidak langsung.
Garis fraktur berjalan melalui
apeks koronoid dan fossa
olekranon, biasanya fraktur
transversal
2. Fraktur olekranon
Fraktur olekranon adalah putusnya
hubungan tulang ulna bagian atas
yang disebabkan oleh suatu
trauma. Dua jenis cedera yang
ditemukan, yaitu fraktur kominutif
akibat pukulan lansung atau jatuh
pada siku, dan patah melintang
yang bersih, akibat traksi ketika
pasien jatuh pada tangan saat otot
trisep berkontraksi. Fraktur
memasuki sendi siku, karena itu
juga merusak kartilago artikular
3. Fraktur kaput radius
Fraktur kaput radius adalah
fraktur yang paling umum
terjadi pada orang dewasa.
Mekanisme fraktur kaput radius
umumnya jatuh pada uluran
tangan yang menghasilkan
kepala radius terdorong ke
capitellum.
4. Fraktur Monteggia
Fraktur montegia adalah fraktur 1/3 proximal disertai
dislokasi sendi radio-ulnar proximal. Mekanisme terjadinya
karena trauma langsung, gaya yang terjadi mendorong ulna
ke arah hiperekstensi dan pronasi.

patofisiologi
Pasien dapat mengalami fraktur dengan dua cara, yaitu dengan
mendapat pukulan langsung pada sendi siku sehingga terjadi fraktur
secara langsung. Terjatuh dengan tangan dijulurkan pada saat yang
bersamaan dengan kontraksi triseps, sehingga mematahkan olekranon
secara tidak langsung. Pada kasus ini siku mengalami nyeri tekan dan
bengkak. Pada fraktur kaput radius terjadi benturan kuat antara
permukaan konkaf kapitelium humeri dengan konkaf dari kepala radius.
Pada kasus ini gerakan pronasi dan supinasi menjadi terbatas karena
nyeri yang dirasakan (Bewes & King 2001). Sama halnya dengan fraktur
kaput radius dan olekranon, fraktur monteggia juga terjadi akibat
adanya trauma langsung. Gaya yang terjadi mendorong ulna ke arah
hiperekstensi dan pronasi. Fraktur suprakondiler humeri bisa terjadi
dengan fragmen distal mengalami dislokaso ke anterior dari fragmen
proksimal humerus dan fragmen distal humeri mengalami dislokasi ke
posterior (reksoprodjo 2008).

lanjutan
Pada fraktur ini biasanya terjadi kerusakan jaringan lunak yang berada di
anterior siku, yaitu robeknya a. Brakhialis dan n. Medianus, atau sampai
menembus subkutis dan kutis menyebabkan luka menjadi fraktur terbuka.
Apabila a. Brakhialis tertekan, dapat terjadi komplikasi yang disebut dengan
Volkmanns iskemia. Tanda-tanda klinis Volkmanns iskemia ditemukan
adanya nyeri, denyut nadi radialis berkurang, pucat, rasa kesemutan,
kelumpuhan. Terjepitnya a. Brakhialis jika tidak tertolong dalam waktu 6
jam akan menyebabkan nekrosis pada otot-otot fleksor lengan bawah
menjadi nekrosis dan fibrosis
WOC
Manifestasi klinis
1. Pembengkakan
2. Parastesia
3. Gangguan peredaran darah pada lengan bawah dan tangan
4. Nyeri tekan di daerah siku
5. Pada lesi n. ulnaris didapati ketidakmampuan untuk melakukan
gerakan abduksi dan adduksi jari-jari. Sering di dapati lesi pada
sebagian n. Medianus, yaitu lesi pada cabangnya yang disebut n.
Interosscus anterior, disini didapati ketidakmampuan jari untuk
melakukan fleksi.
6. Lecet atau memar pada siku.
7. Keluhan nyeri pada siku dengan adanya riwat trauma akibat pukulan
langsung atau jatuh pada siku
8. Pergerakan terbatas pada siku.
9. Nyeri tekan di atas kepala radial atau krepitus atas kepala radial.
10. Pada fraktur olekranon didapatkan cekungan antara dua fragmen
proximal dan distal olekranon.
11. Mal union atau non union

komplikasi
1. Fraktur tulang-tulang yang membentuk sendi siku sering
mendapat komplikasi dengan dislokasi. Dislokasi ke
belakang dari sendi dapat disertai oleh fraktur dari
prosesus koronoid (Evelyn 2009).
2. Kontraktur iskemik Volkmann akibat kerusakan arteri
brakialis
3. Darah dalam sendi

Pemeriksaan diagnostik
Rontgen
CT Scan
MRI
Angiografi
penatalaksanaan
FRAKTUR SUPRAKONDILER HUMERI
Jika pembengkakan tidak hebat dapat dilakukan reposisi. penderita tidur
terlentang, siku dalam posisi ekstensi, penolong menekuk bagian distal,
sedang asisten menahan bagian proksimal. Setelah tereposisi, posisi siku
dibuat fleksi secara perlahan-lahan. Gerakan fleksi diteruskan sampai a.
Radialis mulai tak teraba. Kemudian diekstensi siku sedikit untuk
memastikan a. Radialis teraba lagi. Dalam posisi fleksi maksimal ini
dilakukan imobilisasi dengan gips spal. Posisi fleksi maksimal dipindahkan
karena penting untuk menegangkan otot trisep yang berfungsi sebagai
internal splint. Jika dalam pengontrolan dengan radiologi hasilnya sangat
baik gips dapat dipertahankan selama 3-6 minggu.

Fraktur olekranon
Pada fraktur olekranon dilakukan reposisi tertutup, yaitu mendekatkan
kedua fragmen proksimal distal dengan cara melakukan ekstensi penuh
pada siku. Kemudian setelah tereposisi dilakukan pemasangan gips
dipertahankan selama 6 minggu. Cara lain yaitu dengan melakukan
internal fiksasi. Salah satu cara internal fiksasi yang baik, yaitu dengan
teknik Tension Band Wiring, dapat dilakukan mobilisasi aktif posisi siku
setelah operasi (Reksoprodjo 2008).

Fraktur kaput radius
Fraktur kaput radius tanpa dislokasi di mana bentuk tulang rawan masih
baik, cukup ditolong dengan immobilisasi. Dalam hal ini immobilisasi
yang cukup dengan mengistirahatkan siku yang sakit, memakai sling.
Immobilisasi dipertahankancukup 2 minggu.pada fraktur yang
pecahannya lebih dari 3, dilakukan operasi untuk membuang kepala
radius yang hancur berkeping. Pada waktu operasi perlu dilakukan
eksplorasi untuk mencari pecahan fragmen tulang yang kecil yang masih
tertinggal (Reksoprodjo 2008)
Fraktur Monteggia
Dilakukan reposisi tertutup. Asisten memegang lengan atas, penolong
melakukan tarikan lengan bawah ke distal, kemudian diputar ke arah
supinasi penuh. Setelah itu dengan ibu jari kepala radius dicoba ditekan ke
tempat semula. Setelah berhasil dilakukan imobilisasi gips sirkulasi di atas
siku dengan posisi siku fleksi 90 derajat. Pada penderita dewasa,
walaupun hasil reposisi memberi gambaran baik, tetapi dalam beberapa
hari kemungkinan akan terjadi redislokaso lagi. Penderita dewasa dapat
langsung dilakukan open reposisi dengan internal fiksasi dipasang plate-
screw. Jika ulna sudah terepoisi baik, dengan sendirinya sendi radio-ulna
proksimal tereposisi (Reksoprodjo 2008).

Volkmann iskemia
Jika terjadi kontraktur iskemik Volkmann akibat kerusakan arteri
brakialis, ada beberapa hal yang harus dilakukan perawat:
1. Mengobservasi tangan mengenai adanya pembengkakan,
warna kulit, pengisian kapiler dasar kuku, dan temperatur.
Tangan yang sakit dan sehat dibandingkan.
2. Mengkaji denyut nadi radialis.
3. Mengkaji adanya parastesia (kesemutan dan terbakar) pada
tangan, karena kemungkinan menunjukkan adanya cedera
saraf atau iskemia yang mengancam.
4. Mengakaji kemampuan menggerakkan jari.
5. Mengkaji intensiatas dan karakter nyeri.
6. Melaporkan indikasi adanya gangguan fungsi saraf atau
gangguan perfuasi peredaran darah segera sebelum terjadi
kerusakan yang tak dapat diperbaiki (Smeltzer & Bare 2001;
Smeltzer, et al 2010).
ASKEP

Anda mungkin juga menyukai