Anda di halaman 1dari 38

GASTRO ESOPHAGEAL REFLUX DISEASE

(GERD)

Oleh : 
dr. Mery Aferdina Kosat
Pembimbing :
dr. Didik Hadi Santoso

Program Internsip Dokter Indonesia


RS Karitas Weetabula
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Keadaan patologis akibat refluks


GERD
kandungan lambung ke dalam esofagus,
dengan berbagai gejala yang timbul akibat
keterlibatan esofagus, faring, laring dan
saluran nafas
EPIDEMIOLOGI
Dijumpai pada semua usia, meningkat pada usia ≥
40 tahun

Perbandingan laki-laki dan perempuan 2:1 s/d 3:1


untuk esofagitis dan untuk Barrett’s esophagus
10:1

Di Amerika 1:5 orang mengalami refluks sekali


dalam seminggu, prevalensi esofagitis + 7%

Di Indonesia kasus esofagitis sebanyak 22,8%


dari semua pasien yang menjalani pemeriksaan
endoskopi atas indikasi dispepsia
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Esofagitis

Kontak dalam waktu yang cukup


lama antara bahan refluksat dengan
mukosa

Penurunan resistensi jaringan mukosa


esofagus, walau waktu kontak antara
bahan refluksat dengan esofagus
tidak cukup lama
LES membuka saat:
• Antegrad dan retrograd
• Tonus LES tidak ada atau
sangat rendah (<3mmHg)
MEKANISME REFLUKS
ESOFAGEAL

Refluks spontan Aliran retrograd


pada saat yang mendahului Meningkatnya
relaksasi LES kembalinya tonus tekanan intra
yang tidak LES setelah abdomen
adekuat menelan
MEKANISME REFLUKS ESOFAGEAL

Ketidakseimbangan
faktor defensif dan
ofensif
Pemisah Anti refluks:
• Tonus LES menurun, faktor yang mempengaruhi:
1. Hiatus hernia
2. LES pendek
3. Obat-obatan seperti antikolinergik, beta adrenergik, teofilin,
opiat dan lain-lain
4. Faktor hormonal (progesteron)
• Tonus LES normal transient LES relaxation akibat delayed
gastric emptying dan dilatasi lambung
Bersihan asam dari lumen esophagus:

Gravitasi
Peristaltik
Ekskresi air liur
Bikarbonat
Faktor ofensif:
• Dilatasi lambung atau obstruksi gastric outlet dan
delayed gastric emptying
• HCl, pepsin, garam empedu, enzim pankreas
GEJALA KLINIS

• Nyeri/rasa tidak enak di • Manifestasi ekstra esofageal


epigastrium atau retrosternal atipik nyeri dada non-
bagian bawah seperti kardiak (non-cardiac chest
terbakar pain/NCCP),
• Disfagia • Suara serak
• Mual atau regurgitasi • Laringitis
• Rasa pahit di lidah • Batuk
• Odinofagia • Erosi gigi, laringitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ENDOSKOPI
SEBAGAI GOLD STARNDAR UNTUK DIAGNOSIS
KLASIFIKASI LOS ANGELES

Derajat Gambaran Endoskopi


Kerusakan

A Erosi kecil-kecil pada mukosa esofagus dengan


diameter < 5 mm
Ditemukannya kelainan
esofagitis pada
B Erosi pada mukosa/lipatan mukosa dengan
pemeriksaan endoskopi
diameter > 5 mm tanpa saling berhubungan
yang dipastikan dengan
pemeriksaan histopatologi
C Lesi yang konfluen tetapi tidak
(biopsi) dapat
mengenai/mengelilingi seluruh lumen
mengkonfirmasi bahwa
gejala yang ada
D Lesi mukosa esofagus yang bersifat sirkumferensial
disebabkan oleh GERD
(mengelilingi seluruh lumen esofagus)
• Barium meal
Pada keadaan yang berat gambar radiologi berupa penebalan
dinding dan lipatan mukosa ulkus atau penyempitan lumen
PENATALAKSANAAN
GERD

Modifikasi Gaya Hidup


• Mengurangi berat badan
• Menghindari pakaian ketat
• Meninggikan posisi kepala saat tidur
• Menghindari makan sebelum tidur
• Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
• Mengurangi jumlah makanan yang di makan
• Menghindari makanan seperti coklat, pepermint, teh, kopi, dan
minuman bersoda
• Menghindari konsumsi obat-obat yang dapat menurunkan tonus LES
FARMAKOLOGIS
EFEKTIFITAS TERAPI OBAT-
OBATAN
• Terapi Bedah
GERD yang menetap walaupun dengan penggunaan
obat PPI, kasus seperti Barret's esophagus, statis
lambung dan disfungsi LES
Terapi Endoskopi:
• Menyuntikkan zat implan di bawah mukosa esofagus bagian
distal
• Indikasi terapi endoskopi pada GERD:
 Peristaltik buruk dengan refluks yang banyak tanpa
penanganan bedah
 Pasien muda yang gagal dengan terapi medikamentosa
Algoritma penatalaksanaan GERD pada pelayanan
kesehatan lini pertama
KOMPLIKASI

Barr
Ca
Per ett’s
Stri eso
dara eso
ktur pha
han pha
gus
gus
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Ny. AK
• Umur : 48 tahun
• Tanggal lahir : 01-01-1970
• Jenis kelamin : Perempuan
• Pendidikan terakhir : SMA
• Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
• Agama : Katolik
• Alamat : Jl. Adiyaksa KM 3
• Status Pernikahan : Menikah
• Tanggal Periksa : 22 November 2018
Anamnesis
• Keluhan Utama
Sesak napas yang dirasakan + 4 hari SMRS

• Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluh nyeri dada rasa seperti terbakar sejak + 2 hari
SMRS. Nyeri bersifat hilang timbul dan dirasa makin memberat.
pasien juga mengeluh nyeri ulu hati yang dirasakannya seperti
ditusuk-tusuk dan hilang timbul. Nyeri dirasakan terutama bila pasien
makan dan menghilang jika selesai makan. Pasien juga mengatakan
jika terlambat makan nyerinya akan makin bertambah. Pasien juga
mengeluh mual namun tidak sampai muntah. Pasien juga mengeluh
kadang batuk dan nyeri tenggorokan.
•Riwayat penyakit dahulu: • Riwayat Kebiasaan:
Tidak ada  Pasien memiliki kebiasaan
mengkonsumsi teh, makanan berlemak,
pedas asam
• Riwayat penyakit keluarga:
• Pasien sering terlambat makan
Tidak ada

• Riwayat Pengobatan
Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Status General
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6
• Tekanan Darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 84x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup
• Pernapasan : 20x/menit
• Suhu : 37,5°C
• BB : 65kg, TB: 156 cm, IMT: 26,74 (obesitas 1)
KEPALA & LEHER

• Mata : sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-/-), pupil


isokor, refleks cahaya (+/+),
• Telinga : othorea (-), deformitas (-)
• Hidung : rinore (-), deformitas (-)
• Mulut : Mukosa bibir pucat (-), kering (+), lidah atrofi (-),
tonsil T1/T1, faring hiperemis (+)
• Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), trakea
letak tengah, JVP R+2
PULMO

Pulmo (Anterior)
 Inspeksi: pengembangan dada simetris kiri dan
kanan saat statis dan dinamis
 Palpasi : nyeri tekan (-), krepitasi (-)
 Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
 Auskultasi: vesikuler +/+, rhonki (-/-), wheezing -/-
Pulmo Posterior
 Inspeksi : Vertebra lurus, kifosis (-), gibbus (-)
 Palpasi : nyeri tekan (-), krepitasi (-)
 Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
 Auskultasi: vesikuler +/+, rhonki (-/-), wheezing -/-
COR

 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat di ICS 5 linea


midclavicularis sinistra
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba di ICS 5 linea
midclavicularis sinistra
 Perkusi : redup

pinggang jantung : ICS 3 parasternum sinistra


batas kanan jantung : ICS 5 parasternum dextra
batas kiri jantung : ICS 5 linea midclaviculari
sinistra
 Auskultasi : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN

 Inspeksi : kesan cembung, venektasi (-)


 Auskultasi : bising usus (+) 5x/menit, kesan normal
 Palpasi :
 Nyeri tekan epigastrium (+), massa (-)
 Hepar tidak teraba
 Schuffner 0
 Nyeri ketuk CVA (-/-)
 Perkusi : tympani pada seluruh regio abdomen, liver span 9 cm
 Akral hangat
 CRT <3 detik
 Edema - -
- -
PEMBAHASAN
Perbandingan Teori Dan Kasus
Teori Kasus
Terjadi pada semua umur dan meningkat pada usia Pasien perempuan, 48 tahun
> 40 tahun, laki-laki : perempuan (2:1)

Gejala:  
 Nyeri/rasa tidak enak di epigastrium atau Nyeri ulu hati
retrosternal bagian bawah. Rasa nyeri  
biasanya dideskripsikan sebagai rasa terbakar
(heatburn)

 Mual muntah Mual

 Rasa pahit dilidah -


 Regurgitasi -
 Disfagia dan odinofagia Nyeri tenggorokan
 Non cardiac chest pain Nyeri dada seperti terbakar
 Suara serak -
 Batuk karena aspirasi sampai timbul Batuk
bronkiektasis atau asma
 Riwayat asma dan penggunaan obat asma -
 Konsumsi obat-obatan anti nyeri, -
minum alkohol dan merokok

 Konsumsi makanan berlemak Kebiasaan makan makanan berlemak

 Konsumsi makanan/minuman Kebiasaan mengkonsumsi makanan


seperti cokelat, teh, pepermint, pedas, asam, minum teh
kopi, minuman bersoda, makanan  
pedas dan asam
 Memiliki berat badan yang berlebih Pasien memiliki IMT 26,74 (obesitas 1)
 Hiperemis faring Faring tampak hiperemis
 Nyeri tekan epigastrium Terdapat nyeri tekan epigastrium
Penatalaksanaan
Teori Kasus
• Usia > 40 tahun endoskopi -
• Terapi empiris (gol PPI ) bila Lanzoprazole 2x30mg
membaik, terapi dilanjutkan minimal
4 minggu
• Antasida 4x1 cth Antasida syr 3x1 cth
• Prokinetik (contoh: Domperidon Domperidon 3x10mg
3x10mg )
DAFTAR PUSTAKA

1. Setiati S, et all. editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta:
InternaPublishing; 2014.
2. Rani A, Simadibrata M, Syam A. editor. Buku Ajar Gastroenterologi. 1st ed.
Jakarta: InternaPublishing; 2011.
3. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta:
EGC; 2007
4. Patti Marco. Gastroesophageal Reflux Disease. Medscape [Internet]. 2016;
Available from: http://emedicine.medscape.com/article/176595-overview#a
2
5. Katzung B, editor. Farmakologi Dasar & Klinik. 10th ed. Jakarta; 2010.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai