G
Bagian Lambung:
• Cardia
• Fundus
• Corpus
• Pylorus
Kurvatura
lambung:
• Lesser curvature
• Greater curvature
DUODENU
M
m
• Menghubungkan lesser curvature lambung dan
Lesser duodenum ke liver
omentum
Ligamentu menghubungkan liver dengan
dinding abdomen serta diafragma
m
falciform Lipatan seperti kipas yang menghubungkan
Mesenterium usus halus dengan dinding abdomen
posterior
• Rasa tidak nyaman tersebut dapat berupa salah satu atau beberapa
gejala berikut yaitu:
– nyeri epigastrium,
– rasa terbakar di epigastrium,
– rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, rasa kembung pada saluran
cerna atas, mual, muntah, dan sendawa.
• Symptoms:
– Heartburn; midline retrosternal burning
sensation that radiates to the throat,
occasionally to the intrascapular region.
– Others: regurgitation, dysphagia, regurgitation
of excessive saliva.
GI-Liver
GER
D
Clinical Presentation of
Typikal
GERD
Ektraesofageal
• Heartburn
• Laryngitis
• Regurgitation
• Asthma
• Sinusitis
Atypikal
• Chronic cough
• Chest pain
• Aspiration
• Nausea pneumonia
• Vomiting • Dental erosion
• Bloating • Bronchospasm
• Dyspepsia • Sore throat
• Epigastric
pain
Badillo R, et al. World J Gastrointest Pharmacol Ther.
2014.
Alarm symptoms
• Progressive dysphagia
• Odynophagia
• Unknown weight loss
• New onset anemia
• Hematemesis and/or
melena
• Familiy history with
malignancy of
stomach and/or
esophagus.
• Persistent vomiting
GERD-
Q Frekuensi skor
untuk gejala
No. Pertanyaan
0 2-3 4-7
1 hari
hari hari hari
• Erosive esophagitis
– 20-30% of GERD
– Endoscopy found mucosal break in
esophagus
Indication for
•
Endoscopy
Endoscopy in GERD indicated for patients:
– Had alarm symptoms
– The patient does not respond to the PPI
empirical therapy with a dose of 2 times a day.
• Endoscopy in GERD
– The findings of reflux esophagitis has specificity
of 90-
95% for GERD.
– Los Angeles or Savary-Miller classification for
severity of esophagitis.
ASGE. Gastrointest Endosc.
2007 Konsensus Nasional Penatalaksanaan GERD di
Los Angeles Classification
GERD
LA Grade A LA Grade B
Mucosal break <5 Mucosal break >5
mm mm
Grade I Grade II
• Single or isolated • Multiple erosive
lesions,
erosive lesion(s) noncircumferential,
affecting only affecting more than one
longitudinal fold, with
one longitudinal or without confluence
fold
ASGE. Gastrointest Endosc.
Grade III Grade V
Circumferential • Columnar epithelium
erosive in continuity with the
Z- line, noncircular,
lesions star- shaped, or
circumferential.
Grade IV
• Chronic lesions:
ulcer(s), stricture(s)
and/or short
esophagus.
ASGE. Gastrointest Endosc.
Barrett’s
Esophagus
Esophageal
Cancer
Barium Swallow Endoscopy
Tata laksana
Non farmako: hindari pencetus, turunkan BB, hindari makan besar
& terlambat terutama 2-3 jam sebelum tidur, elevasi kepala saat
tidur
Farmako: PPI (sd 2x/hr), antacids, PPI menghilangkan 80–90% gejala;
ES: diare, ↑ risiko C. diff
Bedah: fundoplication jika refrakter thhdp farmakologi: berhasil >
90%, tapi > 1⁄2 kembali ke farmakologi setelah 10 tahun
Komplikasi
Barrett’s esophagus: 10–15%
Adenocarcinoma Esophageal: risiko 0.5%/tahun
Tujuan Pengobatan
Hilangkan gejala
Sembuhkan esofagitis
Tanggulangi dan cegah komplikasi
Pertahankan remisi
GER
D
ULKUS
PEPTIKUM
Duodenal Ulcer Gastric
• May present < age 40 Ulcer
• Usually seen in
• 50-60 year
Rarely associated with
olds
NSAID use
• Strong relationship
• Pain often on empty to NSAID use
stomach, better with • Pain usually worse
food or antacids after meals
• H. pylori in 90% to 100% • H. pylori in 70% to 90%
Both
• most common symptom: diffuse epigastric
pain
• may be pain free
• may be associated with dyspeptic symptoms
• can lead to bleeding, perforation, or
TATALAKSANA
• Medikamentosa:
ANTACID H2R Antagonis SITOPROTEKTIF
PPI
• Memperingan • Antagonis • Inhibisi • Sukralfat:
gejala nyeri ulu reseptor H2, H+/K+ATPa sebagai
sehingga se. protekta
hati/dyspepsi menurunka • Bekerja amat n
a. n sekresi poten dalam • Membentuk
• Paling asam menghambat lapisan
umum lambung. asam pelindung
digunakan : • Contoh: lambung yang melapisi
gabungan cimetidine, • Onset dalam mukosa
Al(OH)3 dan ranitidine, 26 jam dengan • Meningkatkan
Mg(OH)2 famotidine durasi aksi 72- proliferasi
• Bekerja , 96 jam. serta
dengan nizatidine. • Contoh obat: meningkatkan
menetralisir omeprazole, sintesis
asam lambung lansoprazole, prostaglandin.
berlebihan esomeprazol
Sumber: Fauci, A.S. et al (2012) Harrison Principles of Internal Medicine. 18th
Ed
Terapi Dietetik: Terapi
• Perubahan pola makan, menjauhi Pembedahan:
Tatalaksana bedah dilakukan dengan
makanan yang memicu gejala indikasi:
dyspepsia harus dilakukan, antar • Penyakit yang tidak respon
lain: dengan pengobatan
– Menghindari makanan pedas medikamentosa
– Menghindari kopi, karena kopi • Bedah cito bila terdapat
dapat menyebabkan peningkatan perforasi, karena meningkatkan
sekresi asam lambung serta resiko peritonitis dan sepsis.
dihubungkan denganresiko infeksi
H. pylori Bedah elektif:
– Menghindari konsumsi alkohol • Vagotomy dan drainase
– Diet tinggi serat (pyloroplasty,
• Pola makan teratur gastroduodenotomy,
dengan selingan makanan gastrojejunotomy)
• Highly selective
vagotomy
• Vagotomy dengan
antrectomy
Infeksi H. pylori
• Batang gram negative, berflagel, urease dan
katalase (+), mikroaerofilik
Helicobacter pylori memiliki faktor virulensi antara
lain:
• Kolitis ulseratif
– Gejala utama kolitis ulseratif
adalah diare dengan/tanpa darah.
– Gejala lainnya meliputi tenesmus,
urgency, nyeri rektal, pasase
mukus tanpa diare.
– Nyeri tekan biasanya terdapat di
kiri bawah.
– Lokasi lesi bervariasi dari
proctosigmoiditis, lef-sided
disease sampe proksimal kolon
desenden, hingga universal
colitis.
• Crohn disease
– Lesi bisa di area saluran cerna
manapun.
– Gejala diare, nyeri abdomen biasanya
di kanan bawah, memberat setelah
makan,
– Nyeri tekan, massa akibat inflamasi
IB
D
IB
D
IB
Histopatologi D Endosko
pi
Kolitis ulseratif Crohn’s disease
Inflamasi Mukosa Transmural
Luas area Rectum proksimal Mulut – anus
Continuous Skip lesion
50% proctosigmoiditis, 30%
left-sided colitis, 20%
pancolitis
Patologi Mukosa Mukosa tidak
rapuh Ulkus rapuh Ulkus
difus aphthous
Pseudopolip Cobblestone,
fisura
Barium enema Tepi kabur Lesi tajam, cobblestone,
(granularitas mukosa ulkus dan fisura
halus) panjang, “string sign”
Haustra kolon hilang “lead
pipe”
Mikroskopik Inflamasi Inflamasi
superfisial PMN transmural Limfosit
Abses kripti Granuloma non-
PANKREATITIS
PANKREATITIS
DEFINISI AKUT TATALAKSANA
• Reaksi peradangan pankreas Non farmakologis :
yang akut • Puasa dan pemasangan infus untuk
nutrisi parentral total sampai
KLINIS amilase dan lipase serum
• Dispepsia sedang sampai berat, normal/mendekati normal dan
pada selang nasogastrik cairan
gelisah kadang disertai lambung < 300 cc, dan pasien tak
gangguan kesadaran merasakan nyeri ulu hati.
• Demam, ikterus, gangguan
hemodinamik, syok dan takikardia, Farmakologis
bising usus menurun ( ileus :
paralitik) • Analgesik dan sedatif, infus
• Nyeri tekan abdomen, defans, tanda cairan, pasang selang lambung
perdarahan retroperitoneal (Cullens • Antibiotika bila ada infeksi
– periumbilical, Grey Turners – • Penghambat sekresi enzim
pinggang) jarang terlihat
pankreas
• Amylase & lipase ↑
• Prosedur bedah pada infeksi
berat berupa drainase cairan
Pankreatiti
s
IKTERUS/
JAUNDICE
Ikteru
s
Pathophysiology of
Ikteru
s
• Etiologi:
– Batu duktus bilier/ koledokolitiasia (85%)
– Keganasan (biliar, pancreas) atau striktur
jinak
– Infiltrasi cacing (Clonorchis
sinensis, Opisthorchis viverrini)
• Klini
s– Charcot’s triad: nyeri perut kanan atas,
ikterik, demam/menggigil; 70%
– Reynold’s pentad: Charcot’s triad + shock
dan
gangguan kesadaran;15%
• Tata
laksana
– Antibiotik (broad spectrum) :ampicillin +
gentamicin (atau levofloxacin) + MNZ
(jika berat); carbapenems; pip/tazo
– 20% butuh dekompresi bilier cito via
ERCP (papillotomy, extraksi, stent).
SIROSIS
HEPATIS
Sirosis Hepatis
• Sirosis hepatis adalah stadium akhir fibrosis hepatik
progresif ditandai dengan distorsi arsitektur hepar
dan pembentukan nodul regeneratif.
• Terjadi akibat nekrosis hepatoseluler
– Sirosis hati kompensatabelum ada gejala klinis,
namun dapat ditemukan gejala awal mudah lelah,
lemas, nafsu makan berkurang, mual, BB turun
– Sirosis hati dekompensata gejala klinis yang jelas
(komplikasi gagal hati dan hipertensi porta)
• Etiologi:
- Alkohol, hepatitis, biliaris, gagal jantung, metabolik,
obat
- Etiologi tersering di Indonesia: hepatitis B (40-50%)
• Lactulose (nonabsorbable
carbohydrate)
metabolized by microbes
acidic environment
trap
NH4+ ammonia asby the
excreted
resultant osmotic
charged
diarrhea.