Disusun oleh :
Marisa Adnasari 1800023259
Meta Ayuni 1800023260
Siti rodiah 1800023261
Anggita Mukhti RS 1800023262
FAKULTAS FARMASI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, maka makalah ini dapat disusun dan diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini kami buat sebagai tugas dari mata kuliah Fitokimia. Dalam
menyusun makalah ini banyak kesulitan dan hambatan yang kami hadapi
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya kurangnya pengalaman dan
pengetahuan dalam menyusun makalah ini.
Disadari bahwa makalah ini masih teramat sederhana dan jauh dari
kesempurnaan, tetapi diharapkan mudah-mudahan makalah ini dapat sedikit
memberi tambahan terhadap pengembangan wawasan dalam bidang ilmu Fitokimia.
Akhir kata kami penulis makalah berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Yogyakarta , 23 Juni
2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II ISI
A. Landasan Teori 2
C. Prosedur Praktikum 5
D. Analisis Data 6
E. Pembahasan 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis tanaman yang
berpotensi sebagai bahan obat. Kencur termasuk dalam family Zingiberaceae
dan merupakan tanaman asli India yang penyebarannya sudah mencapai Asia
Tenggara termasuk Indonesia dan Cina. Rimpang kencur secara empiris telah
dimanfaatkan dalam mengobati berbagai penyakit seperti radang lambung,
radang anak telinga, influenza pada bayi, masuk angin, sakit kepala, batuk,
memperlancar haid, mata pegal, keseleo, diare, menghilangkan darah kotor dan
mengusir lelah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah carametode isolasi etil para metoksi sinamat ?
2. Bagaimanakah prinsip identifikasi etil para metoksisinamat menggunakan
kromatografi lapis tipis ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui ekstraksi etil para metoksisinamat dengan
metode maserasi.
2. Mahasiswa mampu mengetahui isolasi etil para metoksisinamat.
3. Mahasiswa mampu megetahui identifikasi etil para metoksisinamat
menggunakan kromatografi lapis tipis.
1
BAB II
ISI
A. Landasan Teori
1. Kencur
Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis tanaman obat yang
tergolong dalam suku temu-temuan dengan klasifikasi sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
: Kaempferia galanga
Species L
Kencur berbatang kecil, basah, dan hidupnya berumpun banyak. Kencur juga
merupakan tumbuhan herba perennial dengan kumpulan daun berbentuk rosset
dekat permukaan tanah, batang semu dan pangkalnya berbentuk rimpang.
Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang
dimanfaatkan sebagai stimulan.
EPMS termasuk ke dalam senyawa minyak atsiri turunan fenil propanoid turunan
sinamat yang mengandung cincin benzen dan gugus metoksi yang bersifat
nonpolar dan juga gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar
sehingga dalam ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut yang
mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat, metanol, air dan n-heksan.
Struktur etil parametoksisinamat (C12H14O3) termasuk turunan asam sinamat,
dimana asam sinamat merupakan turunan fenilpropanoad. Senyawa EPMS
berbentuk Kristal berwarna putih dengan berat molekul 206,24 gr/mol dan
memiliki titik lebur 55-56°C (Bangun, 2011).
4. Metode isolasi
Diantara bebagai jenis kromatografi, kromatografi lapis tipis adalah yang paling
banyak digunakan untuk analisis obat di laboratorium farmasi. Metode ini hanya
memerlukan investasi kecil untuk perlengkapan dan menggunakan waktu yang
singkat untuk menyelesaikan analisis (15-30 menit), memerlukan cuplikan yang
sangat sedikit (kira – kira 0,1 gram). Selain itu hasil palsu yang disebabkan oleh
komponen sekunder tidak mungkin terjadi, kebutuhan ruangan minimum, dan
penanganannya sederhana.
Totolkan larutan uji dan larutan standar, menurut cara yang tertera pada masing-
masing monografi dengan jarak antara lebih kurang 1,5 cm dan lebih kurang 2
cm dari tepi bawah lempeng, dan biarkan mengering (tepi bawah lempeng
adalah bagian pertama .
lempeng yang pertama kali dilalui fase gerak). Ketika bekerja dengan lempeng,
gangguan fisik harus terhindar dari zat penjerap (Anonim, 1995).
Beri tanda pada jarak 10 cm hingga 15 cm diatas titik penotolan. Tempatkan
lempeng pada rak penyangga, hingga tempat penotolan terletak disebelah
bawah, dan masukkan rak ke dalam bejana kromatografi. Pelarut dalam bejana
harus mencapai tepi bawah lapisan penjerap, tetapi titik penotolan jangan
sampai terendam. Letakkan tutup bejana pada tempatnya, dan biarkan sistem
hingga pelarut merambat 10 cm hingga 15 cm diatas titik penotolan, umumnya
diperlukan waktu 15 menit hingga 1 jam. Keluarkan lempeng dari bejana, buat
tanda batas rambat pelarut, keringkan lempeng diudara dan amati bercak mula-
mula dengan cahaya ultraviolet gelombang pedek (254 nm) dan kemudian
dengan cahaya ultraviolet gelombang panjang (366 nm). Ukur dan catat jarak
tiap bercak dari titik penotolan serta catat panjang gelombang untuk tiap bercak
yang diamati. Temntukan harga Rf untuk bercak utama. Jika diperlukan senprot
bercak dengan pereaksi yang ditentukan, amati dan bandingkan kromatogram
zat uji dengan kromatogram standar (Anonim, 1995).
Identifikasi dibawah sinar UV 254 Pemadaman
11
BAB III
KESIMPULAN
Identifikasi pemisahan senyawa etil parametoksisinamat dapat dilakukan
dengan menggunakan kromatografi lapis tipis. Hasil isolasi senyawa etil
parametoksisinamat berbentuk kristal putih
12
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. 2009. Kebun Tanaman Obat Badan BPOM RI. Jakarta : BPOM RI.
Taufikuromah, Tutik. 2008. Pemilihan Pelarut dan Optimasi Suhu Pada Isolasi
Senyawa Etil Para Metoksi Sinamat (EPMS) Dari Rimpang Kencur
Sebagai Bahan Tabir Surya Pada Industri Kosmetik. Artikel Penelitian.