Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ANALISIS & ISOLASI BAHAN ALAM

REVIEW JURNAL ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA


TERPENOID EKSTRAK KLOROFORM KULIT BIJI PINANG SIRIG
(Arrca Catechu L)
Dosen Pembimhing : Wahyu Purwanjani M. Farm

Disusun Oleh :
Eka Ammyta Putri P 2019050209

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ANNUUR 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas limpahan karunia-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Isolasi dan karakterisasi senyawa
terpenoid ekstrak kloroform kulit biji pinang sirih (Arrca Catechu L)” dengan baik.Makalah
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas analisis & isolasi bahan alam. Selama
menyelesaikan makalah ini, penyusun tidak lepas dari dorongan, bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dengan
semaksimal mungkin.Penyusun menyadari adanya kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Purwodadi, 30 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Abstrak
B. Pendahuluan
C. Metode Penelitian
D. Hasil dan Pembahasan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biji pinang merupakan salah satu biji tropis yang sangat digemari oleh sebagian masyarakat
Indonesia karena memiliki khasiat ampuh untuk kesehatan. Ada beberapa varietas pinang
komersial diantaranya yakni pinang sirih (Arecha catechu l.). Bijipinang sirih adalah biji
berukuran sedang dengan kulit biji yang masih muda hijau dan memiliki rasa yang agak
pahit, pedas, hangat. Pinang sirih (Arecha catechu l.) yang segar mengandung senyawa yang
baik untuk sistem pencernaan, gusi dan  baik  bagi manusia. Di samping sebagai bahan
pengobatan untuk kebutuhan pribadi, bijipinang sirih juga dapat menjadi salah satu peluang
usaha yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi.
Pinang sirih (Arecha Catechu L.) merupakan tanaman yang tergolong ke dalam family Palmae
(palem-paleman) tumbuhan dengan baik di wilayah Indonesia.Pinang sirih termasuk jenis
tanaman yang cukup dikenal oleh masyarakat luas karena penyebarannya yang secara alami
merambah diberbagai daerah. Berdasarkan bentuk atau perawakannya, pinang sirih
termasuk dalam suku Arecaceae.
Potensi biji pinang (Arecha Catechu L.) dalam literatursnya mengungkapkan bahwa, biji
pinang bukan hanya dipaki dalam dunia kesehatan, di dalam bidang industri bisa dijadikan
sebagaiproduk-produk yang bernilai ekonomis seperti ramuan pembuatan sabun, penyamak
kulit, pasta gigi, pewarna, kosmetik, dan pembuatan cat. Direktorat jendral perkebunan yang
bernaung dibawah departemen pertanian, jugak mengukapkan cukup rinci data-data
statistik dari tanaman perkebunan tersebut. Tidak kurang dari 21 jenis tanaman perkebunan
yang sudah dan sedang dikembangkan dewasa ini, yang antara lain dituangkan dalam buku
yang berjudul “statistik perkebunan indonesia”.
Biji pinang sirih (Arecha Catechu L.) dalam  bidang kesehatan dapat dimanfatakan sebagai
obat eksim, obat gigi, obat flu, obat luka, obat cacing. zat aktif yang terkandung dalam biji
atau biji pinang seperti kandungan zat Alkaloid, Guracine (Guacine), guvacoline , Arecoline,
kandung tersebut mampu memnghambat perkembangan bakteri, virus maupun parasit pada
hewan atau manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kulit Biji Pinang Sirih
2. Metode Penelitian
3. Hasil dan Pembahasan
4. Isolasi dan Preparasi Sampel
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang mengisolasi dan mengidentifikasi
kandungan senyawa terpenoid yang terdapat dalam kulit biji pinang sirih. Metode yang
dilakukan pada penelitian ini diantaranya metode ekstraksi, isolasi dan identifikasi dilakukan
dengan kromatografi lapis tipis menggunakan reagen semprot Liberman Burchard.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Abstrak
Isolasi senyawa metabolit sekunder pada ekstrak kulit biji pinang sirih (Areca Catechu L)
dilakukan untuk menentukan golongan senyawa isolat. Proses isolasi dilakukan dengan
metode sokletasi, kromatografi lapis tipis, kromatografi vakum cair, kromatografi lapis tipis
preparatif, dan kromatografi lapis tipis 2 dimensi, dan dikarakterisasi menggunakan metode
uji fitokimia. Hasil kromatografi vakum cair menghasilkan 11 fraksi, dengan fraksi B1terdapat
spot yang hampir tunggal. Uji kemurnian senyawa diperoleh dari uji KLT preparatif dan KLT 2
dimensi, serta dianalisis dengan menyemprotkan reagen Lieberman Burchard sehingga
tampak noda berwarna merah kecoklat-coklatan yang menandakan isolat tersebut
mengandung senyawa terpenoid dengan massa yang diperoleh sebesar 0,0073 gram.
 
Kata kunci : isolasi, karakterisasi, kulit biji pinang, terpenoid

B.  Pendahuluan
Pinang sirih (Areca Catechu L) merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai obat
tradisional. Tanaman ini dikenal sebagai tanaman serbaguna karena berbagai bagian
tanaman pinang sirih seperti biji, daun, hingga pelepah dapat dimanfaatkan. Tanaman
pinang sirih ini mengandung senyawa tanin, alkaloid, flavonoid, dan steroid yang dapat
digunakan untuk obat yang dapat mengatasi gangguan pencernaan, dan beri-beri (Arisandi,
2008). Akar dari tanaman pinang sirih mengandung selenium (Se) tinggi yang berpotensi
sebagai antiseptik obat kumur (Yulineri, 2006).
Penelitian sebelumnya terhadap tanaman pinang sirih ini menunjukkan bahwa metabolit
sekunder yang didapat berupa alkaloid, flavonoid, dan tanin. Petrina,(2017) melakukan uji
fitokimia pada ekstrak kulit biji pinang sirih. Hasil dari uji tersebut menunjukkan bahwa kulit
biji pinang sirih mengandung senyawa alkaloid, fenolik, dan triterpenoid. Oleh karena itu,
pada penelitian  ini dilakukan isolasi dan karakterisasi untuk melihat senyawa terpenoid
dariisolat ekstrak kloloroform kulit biji pinang sirih.
Metode yang dilakukan pada penelitian ini diantaranya metode ekstraksi, isolasi dan
identifikasi dilakukan dengan kromatografi lapis tipis menggunakan reagen semprot
Liberman Burchard. Proses isolasi senyawa metabolit sekunder yang terkandung  pada kulit
biji pinang sirih dapat dilakukan dengan metode kromatografi Vakum Cair (KVC) sehingga
diperoleh beberapa fraksi, kemudian dlanjutkan dengan tahapan kromatografi lapis tipis
preparatif (KLTP) dan kromatografi lapis tipis 2 dimensi. Hasil isolat yang diperoleh kemudian
dikarakterisasi dengan uji fitokimia untuk menentukan golongan senyawa.

C. Metode Penelitian
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu peralatan gelas yang umum digunakan di Laboratorium Kimia
Organik FMIPA UNTAN, neraca analitik, seperangkat alat kromatografi kolom dan
kromatografi lapis tipis, sokhlet, evaporator.

Bahan yang digunakan yaitu kulit biji buah pinang sirih (Arecha cathechu L.), pereaksi
Liberman Buchard, pereaksi serium sulfat,n-heksan, etil asetat, metanol, kloroform, silika gel
G60 Merck.

Prosedur Kerja
1. Preparasi sampel
Kulit biji buah pinang sirih dari Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Kulit biji buah
pinang sirih dibersihkan kemudian dipotong-potong kecil dan dikeringanginkan.
Sampel yang telah kering sebelumnya dihaluskan menjadi lebih kecil dari ukuran
sebelumnya.

2. Ekstraksi sampel
Sampel yang telah dihaluskan seberat 300 gram disokletasi dengan pelarut
kloroform sebanyak 1L. Ekstrak yang didapat dievaporasisehingga memperoleh
ekstrak kental. Randemen ekstrak kulit biji buah pinang sirih dihitungkan dengan
mengunakan rumus berikut :
% Randemen = Barat Ekstrak / Berat Sampel Bawah × 100%

3. Identifikasi senyawa terpenoid


Uji metabolit sekunder khususnya senyawa golonganterpenoid dilakukan dengan
menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT). Ekstrak kental kulit biji pinang sirih yang
diperoleh kemudian di KLT dengan pelarut etil asetat dan n-heksan,kemudian
setelah dielusi plat KLT dikeringanginkan. Plat KLT yang sudah kering kemudian
disemprot dengan reagen serium sulfat. Dilakukan prosedur yang sama pada plat
KLT yang berbeda, setelah dielusi plat KLT disemprot dengan reagen Libermand
Burchard.

4. Kromatografi Vakum Cair (KVC)


Ekstrak dielusi menggunakan KLT untuk menentukan eluen yang pola pemisahannya
paling baik. Fase diam yang digunakan adalah silika gel G-60 Merck dan fasa gerak
berupa n-heksana dan etil asetat dengan konsentrasi eluen yang bertingkat diantara
nya n-heksan 100%; nheksan : etil asetat 7:3; 5:5; 3:7; etil asetat 100%; metanol
100%. Fraksi tersebut kemudian dipisahkan dengan metode Kromatografi Vakum
Cair (KVC). Masing-masing eluen yang digunakan adalah 200 mL. Fraksi hasil
pemisahan ditampung setiap 50 mL. Isolat yang diperoleh kemudian diuji dengan
plat KLT untuk melihat spot yang sama.

5. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Preparatif


Isolasi kandungan senyawa terpenoid yang terdapat dalam ekstrak kloroform kulit
biji pinang sirih dilakukan dengan cara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) preparatif  yaitu
dengan penotolan yang panjang berbentuk pita. Fasa gerak yang digunakan yaitun-
heksan dan etil asetat dengan perbandingan 9:1.

6. Uji kemurnian dan identifikasi isolat


Isolat yang diperoleh diuji kemurniannya menggunakan teknik KLT dengan 3 variasi.
Selain itu, dilakukan juga KLT dua dimensi. Isolat yang diperoleh dari KLT preparatif  
kemudian ditotolkan pada lempeng plat KLT yang berukuran 5 x 5 cm, kemudian
dielusi dengan pelarut nheksan : etil asetat 9:1. Elusi kedua dilakukan dengan cara
memutar lempeng 90° berlawanan arah jarum jam. Jika berdasarkan analisis
menggunakan KLT satu dan dua dimensi menghasilkan noda tunggal, maka isolat
bisa dikatakan murni (Juliana,dkk., 2010).

7. Karakterisasi isolat dengan uji fitokimia 


Isolat yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji fitokimia untuk
menentukan golongan senyawanya.

D. Hasil dan Pembahasan


Sampel kulit biji pinang sirih dihaluskan sebanyak 300 gram disokletasi menghasilkan 0,5303
gram. Ekstrak tersebut kemudian diidentifikasi senyawa terpenoidnya dengan reagen
Libermand Buchard untuk mengetahui ada atau tidaknya senyawa terpenoid pada ekstrak
kulit biji pinang sirih.
Berdasarkan hasil uji identifikasi senyawa terpenoid-steroid, ekstrak positif mengandung
terpenoid dengan tampak warna merah-kecoklatan dengan uji fitokimia pada isolat yang
diperoleh (Harborne,1987).

Isolasi dan Pemurnian


Melihat pola pemisahan yang dilakukan pada penentuan eluen, selanjutnya dilakukan
pemisahan menggunakan metode Kromatografi vakum cair (KVC). Kromatografi vakum cair
(KVC) yaitu kolom kromatografi dikemas kering dengan penjerap silika gel dalam keadaan
vakum agar diperoleh kerapatan yang maksimum. Sebelum pemisahan dan pemurnian
dilakukan terlebih dahulu dilakukan orientasi KLT pada ekstrak kentalyang diperoleh. Analisis
ini dilakukan bertujuan untuk menentukan pelarut yang akan dijadikan eluen pada saat
pemisahan pada KVC.

Berdasarkan hasil KLT yang dilakukan sebelumnya maka diperoleh pola pemisahan dan
didapatkan eluen yang akan digunakan untuk KVC yaitu eluen dengan perbandingan n-
heksan 100%,n-heksan:etil asetat (7:3) (5:5) (3:7), etil asetat 100%,dan terakhir dengan
pelarut methanol 100%. Pemisahan pada KVC dilakukan dengan menggunakan kolom yang
berdiameter 5cm dan tinggi 10 cm. Kolom yang digunakan diisi dengan tinggi silika 5 cm,
kemudian dilapisi dengan kertas saring dan diisi kembali dengan silika yang telah
disuspensikan sebelumnya dengan ekstrak kental yang diperoleh pada proses sokletasi.
Isolat kemudian dielusi dengan eluen masing-masing 100mL, dan ditampung setiap 50mL
eluat yang diperoleh. Diperoleh 11 fraksi pada setiap kali elusi pada metode kromatografi
vakum cair (KVC).

Eluat hasil kromatografi vakum cair kemudian di KLT dan disemprot reagen Liberman
Burchard untuk melihat pola kromatogram yang sama. Spot noda yang sama digabungkan,
sehingga diperoleh 3fraksi gabungan yaitu B1, B2, dan B3.

Penentuan senyawa terpenoid dilakukan dengan menyemprotkan reagen semprot Liberman


Burchard pada fraksi B1. Dilakukan pemurnian dengan metode KLT preparatif dengan eluen
nheksan:etil asetat 9:1. Lempeng-lempeng yang sudah dielusi kemudian diamati dibawah
lampu UV-Vis 245 nm. Pita tersebut dideteksi dan diberi tanda agar bisa dikeruk dan
diperoleh isolatnya pada B1.2. 
Hasil KLT isolat B1.2 yang diperoleh kemudian diuji kembali kemurniannya secara
kromatografi lapis tipis (KLT) dua dimensi dengan menggunakan eluen yang sama n-
heksan:etil asetat 9:1. Berdasarkan hasil KLT diperoleh isolat yang hampir murni karena
terdapat satu spot noda pada bagian atas plat KLT ketika disinari dengan lampu UV-Vis 245
nm.

Fraksi B1.2 dilakukan uji fitokimia secara kualitatif dengan tujuan untuk mengidentifikasi
senyawa metabolit sekunder yag terkandung di dalam isolat fraksi B1.2. Berdasarkan uji
fitokimia isolat fraksi B1.2 menunjukkan bahwa positif mengandung senyawa terpenoid yang
ditunjukkan dengan warna berubah menjadi warnamerah kecoklatan ketika fraksi B1.2
ditetes dengan reagen Liberman Burchard (Harborne,1987).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan peneletian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa senyawa golongan yang
diperoleh dari isolasi ekstrak kental kulit biji pinang sirih positif mengandung metabolit
sekunder golongan terpenoid.

B. Saran
1. Penulis diharapkan lebih baik lagi dalam menulis makalah ini
2. Pembaca diharapkan mudah mengerti isi dari makalah ini
3. Semoga bermanfaat untuk penulis dan pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Arisandi. 2008. Khasiat Tanaman Obat. Pustaka Buku Murah.

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.

Penerjemah: K. Padmawinata dan I. Soediro, terbitan ke-2, Penerbit ITB, Bandung.

Juliana A., V., Aisyah, S. dan Muatapha, I., 2010, Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Turunan  
Terpenoid dari Fraksi n-Heksana Momordica charantia L. Jurnal Sains dan  Teknologi Kimia, 1(1): 88-
93.

Petrina, R,. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Kulit  Biji PinangSirih (ArecacatechuL).
6(2),70-77.

Yulineri,T,. 2005. Selenium dari Ekstrak Biji dan Akar Pinang (Areca catechu L.) yang  Difermentasi
dengan Konsorsium Acetobacter-Saccharomyces sebagai AntiseptikObat  Kumur. Biodiversitas  7(1):
18:20.

Anda mungkin juga menyukai