Anda di halaman 1dari 26

BAB V

Spektrometer Massa

Spektrometer massa berbeda dengan metode spektroskopi sebelumnya, yang melibatkan


interaksi antara radiasi elektromagnetik dan materi. Spektrometri massa/mass spectrometry (MS)
merupakan teknik analisis instrumental untuk membantu identifikasi dan elusidasi struktur
molekul senyawa murni berdasarkan pada pola fragmentasi dari ion-ion yang terbentuk ketika
diionkan.

A. Prinsip Spektrometri Massa


Spektrometri massa merupakan suatu teknik analisis dengan prinsip dasar mengubah
molekul netral menjadi bermuatan dengan cara dibombardir sehingga mudah dideteksi.
Dalam spektrometri ini, uap dari molekul-molekul sampel ditembak (dibombardir) dengan
berkas elektron berenergi tinggi yang menyebabkan lepasnya satu elektron dari kulit valensi
molekul tersebut. Molekul yang kehilangan satu elektron akan menjadi suatu kation radikal.
Kation radikal tersebut mengandung semua atom-atom dari molekul asal, minus satu
elektron, dan disebut ion molekul /molecular ion, dan dinyatakan dengan M+•.

Misalnya pada molekul 2-pentanon berikut:

Ion molekuler M+• selanjutnya terurai menjadi sepasang pecahan /fragmen, yang dapat
berupa radikal dan ion atau molekul kecil radikal.
M+• m1+ + m2• atau M+• m1+• + m2
Misalnya pada kation radikal yang dihasilkan dari 2-pentanon terurai lagi menjadi fragmen
yang berupa radikal dan ion sebagai berikut:
Ion molekul, ion fragmen dan ion radikal fragmen dipisahkan menggunakan medan magnet
sesuai dengan perbandingan massa /muatannya (m/z), dan menghasilkan arus listrik (arus
ion) pada kolektor/detektor yang sebanding dengan kelimpahan relatifnya. Spektrum massa
menggambarkan perbandingan limpahan relatif terhadap m/z dimana m = massa fragmen, z
atau e adalah besarnya muatan = 1. Hampir semua kation yang dihasilkan mempunyai
muatan = 1 (z=1), sehingga m/z secara langsung menunjukkan massa dari kation tersebut.
Pada spektrometer massa, hanya kation yang terdeteksi, sedangkan untuk partikel netral
(yang tidak bermuatan) tidak terdeteksi secara langsung.

B. Instrumen spektrometer massa


Semua spektrometer massa memerlukan sistem masukan sampel, sumber ionisasi,
penganalisis massa, dan detektor. Spektrometer massa modern memiliki semua komponen di
bawah kendali komputer, dengan sistem akuisisi dan pemrosesan data berbasis komputer.
Diagram blok dari spektrometer massa ditunjukkan pada gambar berikut:

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar 1. Diagram blok spektrometer massa
Komponen instrument spektrometri massa secara umum yaitu:
1. Sample input system/sistem masukan sampel
Sebelum ion dapat terbentuk, aliran molekul harus dimasukkan ke dalam sumber ion
(ruang ionisasi) di mana ionisasi berlangsung. Sistem saluran masuk sampel
menyediakan aliran molekul ini.
a. Dalam gas chromatography–mass spectrometry (GC-MS), aliran gas yang muncul
dari kromatografi gas dimasukkan melalui katup ke dalam tabung, di mana ia
melewati kebocoran molekul. Beberapa aliran gas dengan demikian dimasukkan ke
dalam ruang ionisasi spektrometer massa. Dengan cara ini, dimungkinkan untuk
mendapatkan spektrum massa setiap komponen dalam campuran yang disuntikkan
ke dalam kromatografi gas. Akibatnya, spektrometer massa bertindak sebagai
detektor.
b. Pada high-performance liquid chromatography–mass spectrometry (HPLC-MS,
atau lebih sederhana LC-MS) memasangkan instrumen HPLC ke spektrometer
massa melalui antarmuka khusus. Zat yang terelusi dari kolom HPLC dideteksi oleh
spektrometer massa, dan spektrum massanya dapat ditampilkan, dianalisis, dan
dibandingkan dengan spektrum standar yang ada pada data komputer yang
terpasang pada instrumen.
2. Ion source (sumber ionisasi)
Untuk senyawa volatil:
a. Electron Ionization (EI)
EI: Metode paling sederhana dan paling umum untuk mengubah sampel menjadi
ion adalah ionisasi elektron (EI). Dalam EI-MS, seberkas elektron berenergi tinggi
dipancarkan dari filamen yang dipanaskan hingga beberapa ribu derajat Celcius.
Elektron berenergi tinggi ini menyerang aliran molekul yang telah diterima dari
sistem saluran masuk sampel. Tumbukan elektron-molekul melepaskan elektron
dari molekul, menciptakan kation.
b. Chemical Ionization (CI)
CI: Dalam chemical Ionization–mass spectrometry (CI-MS), molekul sampel
digabungkan dengan aliran gas reagen terionisasi yang hadir dalam jumlah besar
relatif terhadap sampel. Ketika molekul sampel bertabrakan dengan gas reagen
yang terionisasi, beberapa molekul sampel terionisasi melalui berbagai mekanisme,
termasuk transfer proton, transfer elektron, dan pembentukan adisi.
Sedangkan untuk senyawa non volatil terdapat Electrospray Ionization (ESI). Dalam
ESI, larutan yang mengandung molekul sampel disemprotkan keluar ujung kapiler halus
ke dalam ruang panas yang hampir mencapai tekanan atmosfer. Kapiler yang dilalui
larutan sampel memiliki potensial tegangan tinggi di seluruh permukaannya, dan tetesan
kecil bermuatan dikeluarkan ke dalam ruang ionisasi.
Teknik ionisasi yang dikembangkan baru-baru ini memungkinkan analisis molekul
besar yang non volatil dengan spektrometri massa. Tiga dari metode ini, secondary ion
mass spectrometry (SIMS), fast atom bombardment (FAB), dan matrix-assisted laser
desorption ionization (MALDI) termasuk pada teknik desorption ionization (DI). Dalam
DI, sampel yang akan dianalisis dilarutkan atau didispersikan dalam matriks dan
ditempatkan di jalur berkas ion (SIMS) berenergi tinggi (1 hingga 10 keV), atom netral
(FAB), atau foton intensitas tinggi (MALDI). Berkas Ar + atau Cs+ sering digunakan
dalam SIMS, dan berkas atom Ar atau Xe netral umum digunakan di FAB. Kebanyakan
spektrometer MALDI menggunakan laser nitrogen yang memancarkan pada 337 nm.
3. Mass filter/ Mass Analyzer
Penganalisis massa adalah inti dari spektrometer massa. Fungsinya adalah untuk
membedakan antara ion menurut rasio massa terhadap muatannya (m/z). Ada berbagai
desain penganalisis massa. Penganalisis massa sektor magnetik yang menggunakan
celah logam sempit untuk mengisolasi ion m/z individu dan penganalisis massa
kuadrupol adalah instrumen pemindaian; hanya ion dengan rasio massa terhadap muatan
tertentu yang melewati penganalisis pada waktu tertentu. Rentang m/z dipindai dari
waktu ke waktu. Penganalisis massa lainnya memungkinkan transmisi simultan dari
semua ion; ini termasuk TOF, ion trap, dan penganalisis massa ion cyclotron resonance
(ICR) serta penganalisis massa magnetik dispersif.
4. Detektor
Kebanyakan spektrometer massa mengukur satu nilai m/z pada suatu waktu. A single-
channel ion detector digunakan untuk instrumen ini, baik pengganda elektron (EM) atau
Faraday cup. TOF, ion trap, dan spektrometer massa FTICR memiliki kemampuan
untuk mengekstrak ion dari banyak nilai m/z secara bersamaan, sehingga deteksi
simultan dari ion-ion ini diperlukan sekali. Salah satu pendekatan untuk beberapa
deteksi ion telah menggunakan beberapa detector/multiple detector. Multiple detector
juga digunakan untuk instrumen MS sektor magnetik resolusi tinggi yang dirancang
untuk penentuan rasio isotop yang sangat tepat dan untuk analisis kuantitatif
menggunakan pengenceran isotop.

C. Tahap kerja spektrometer massa

Sumber: Dokumentasi penulis, adaptasi dari


https://www.chemguide.co.uk/analysis/masspec/howitworks.html
Gambar 2. Tahap kerja pada instrumen spectrometer massa

1. Ionisasi
Sumber: https://www.chemguide.co.uk/analysis/masspec/howitworks.html
Gambar 3. Bagian intrumen pada tahap ionisasi
Sampel yang sudah dalam bentuk uap diumpankan dalam suatu aliran yang
berkesinambungan ke dalam ruang pengion. Koil logam yang sudah dipanaskan secara
elektrik akan menghasilkan elektron yang akan tertarik pada penangkap elektron (plat
bermuatan positif) dan berenergi tinggi. Partikel sampel (atom atau molekul) akan
ditembak dengan elektron yang berenergi tinggi yang menghasilkan ionisasi beberapa
molekul sampel menjadi ion-ion molekul. Ion molekul yang memiliki energi yang tinggi
dapat mengalami fragmentasi dan mungkin penataan ulang, menghasilkan radikal,
radikal ion atau partikel lain yang bermuatan positif, negatif atau netral. Ion yang
bermuatan positif akan didorong melewati mesin oleh penolak ion (berupa plat logam
yang sedikit bermuatan positif).
2. Akselerasi (percepatan)

Sumber: https://www.chemguide.co.uk/analysis/masspec/howitworks.html
Gambar 4. Bagian intrumen pada tahap akselerasi
Pada tahap ini, ion yang terbentuk akan diakselarasi/dipercepat sehingga seluruhnya
akan mempunyai energi kinetik yang sama. Ion positif akan ditolak dari ruang ionisasi
dan seluruh ion diakselarasi menjadi sinar ion yang terfokus. Ion yang bermuatan
negatif dan netral tidak diakselarasi dan terus-menerus dibuang ke pompa vakum.
3. Defleksi (pembelokkan)

Sumber: https://www.chemguide.co.uk/analysis/masspec/howitworks.html
Gambar 5. Bagian intrumen pada tahap defleksi
Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet, pembelokan yang
terjadi tergantung pada beberapa faktor yaitu massa ion dan muatan positif ion tersebut.
Semakin ringan massanya, akan semakin terdefleksi/dibelokan. Semakin banyak
elektron yang diambil pada tahap 1, semakin besar muatan ion tersebut,
defleksi/pembelokan yang terjadi akan semakin besar.
Kedua faktor diatas digabungkan menjadi rasio massa/muatan (m/z). Sebagai contoh:
jika suatu ion memiliki massa 20 dan bermuatan 1 +, maka rasio m/z adalah 20. Jika
suatu ion memiliki massa 56 dan muatannya adalah 2+, maka ion ini akan mempunyai
rasio m/z adalah 28.
Pada gambar terlihat bahwa lintasan ion A sangat terdefleksi. Artinya lintasan ion A
memiliki ion dengan m/z terkecil. Sedangkan lintasan ion C hanya sedikit yang
terdefleksi. Artinya lintasan ion C mengandung ion dengan m/z terbesar. Karena ion
yang melewati spektrometer massa sebagian besar mempunyai muatan 1 +, maka rasio
m/z nya akan sama dengan massa ion tersebut.
Untuk mengetahui ion pada lintasan A dan C, maka perlu divariasikannya medan
magnet sehingga setiap lintasan akan bisa dideteksi oleh detektor. Karena untuk
membawa ion A ke detektor dibutuhkan medan magnet yang lebih kecil dan untuk ion
C dibutuhkan medan magnet yang lebih besar. Mesin bisa dikalibrasi untuk mencatat
arus yang menginterpretasikan banyaknya ion dengan m/z.
4. Deteksi

Sumber: https://www.chemguide.co.uk/analysis/masspec/howitworks.html
Gambar 6. Bagian intrumen pada tahap deteksi
Tahap selanjutnya ion yang melewati mesin akan dideteksi secara elektrik. Pada gambar
di atas (tahap defleksi), hanya ion pada lintasan B yang melewati mesin dan sampai
pada detektor. Ketika sebuah ion menubruk kotak logam, maka ion tersebut akan
dinetralisasi oleh elektron yang pindah dari logam ke ion (gambar kanan). Hal ini akan
menimbulkan ruang antara elektron-elektron yang ada dalam logam tersebut, dan
elektron-elektron yang berada dalam kabel akan mengisi ruang tersebut. Aliran elektron
di dalam kabel itu dideteksi sebagai arus listrik yang bisa diperkuat dan dicatat.
Semakin banyak ion yang datang, semakin besar arus listrik yang timbul.
Catt: spektrometer massa hanya bekerja dengan ion positif.

D. Spektrum spekrometer massa


Spektrum dari spekrometer massa biasanya berupa diagram batang dari fragmen-
fragmen yang menunjukkan besar relatif arus yang dihasilkan oleh ion dari beberapa variasi
rasio massa/muatan. Dalam spektrum massa ada beberapa hal yang harus kita pahami yaitu:
1. Base peak/puncak dasar
Puncak yang tertinggi yang memiliki intensitas kelimpahan terbesar (100%).
Kelimpahannya besar disebabkan oleh adanya kestabilan ion. Intensitas puncak massa
ion yang lain dihitung relatif terhadap base peak. Selain itu, puncak ini dapat terbentuk
dari ion molekul ataupun ion fragmen. m/z nya < Mr senyawa asli.
2. Parent peak/puncak ion molekul
Puncak ion molekul (M+) atau ion kation radikal yang masih utuh. m/z sesuai dengan
BM netral dan biasanya terletak paling kanan. Ion molekul juga dapat membantu kita
dalam menentukan senyawa yang diduga.
3. Ion-ion fragmen
Pecahan dari ion induk/molekul, terletak disebelah kiri dari ion molekul
4. m/z atau m/e
Rasio massa ion (m) dengan muatan ion (z), baik ion molekul maupun ion fragmen. m/z
menunjukkan massa atau BM dari ion. Jadi bila ion itu merupakan ion molekul, maka
harga m/z nya akan sama dengan BM sampel.
5. Relative Abundance/kelimpahan relatif
Intensitas puncak ion molekul dan ion fragmen. Tinggi rendahnya kelimpahan intensitas
berkaitan dengan kestabilan ion yang terbentuk. Semakin tinggi, maka semakin stabil
ion tersebut.
Sumber: dokumentasi penulis
Gambar 7. Spekrum MS

E. Kelimpahan Isotop
Isotop merupakan unsur-unsur yang mempunyai nomor atom sama, tetapi nomor
massa berbeda. Dalam penentuan spektrometri massa, isotop merupakan salah satu hal yang
penting. Adanya isotop terutama untuk C, Cl, Br dan S mungkin akan menimbulkan ion
molekul lebih dari satu dan intensitasnya sesuai dengan kelimpahannya di alam.
Tabel 1. Kelimpahan beberapa isotop unsur-unsur

Atom Isotop Kelimpahan % Isotop Kelimpahan % Isotop Kelimpahan %


Hidrogen 1
H 100,0 2
H 0,015
Karbon 12
C 98,9 13
C 1,1
Nitrogen 14
N 99,6 15
N 0,4
Oksigen 16
O 99,8 17
O 0,04 18
O 0,2
Sulfur 32
S 95,0 33
S 0,8 34
S 4,2
Klorin 35
Cl 75,5 37
Cl 24,5
Bromin 79
Br 50,5 81
Br 49,5
Iodin 127
I 100,0
Spektrometer massa memiliki kepekaan yang dapat memisahkan partikel yang berbeda 1,0
satuan massa. Jika kita mempunyai suatu spektrum massa yang agak kompleks, kita akan
menemukan suatu puncak kecil dengan 1 unit m/z lebih besar dari puncak ion molekul
utama.
Puncak M+1
Puncak M+1 biasanya muncul karena adanya isotop 13C di dalam molekul. Isotop 13C adalah
suatu isotop yang stabil dari karbon-12 kelimpahan 13C di alam adalah 1,1%.

Sumber: https://www.chemguide.co.uk/analysis/masspec/mplus1.html
Gambar 8. M+1 pada spektrum MS
Puncak M+2
Puncak M+2 biasanya muncul karena efek isotop atom klor atau brom pada spektrum massa
senyawa organik. Pada spektrum massa molekul CH3CH2Br akan tercatat dalam dua puncak
yaitu m/z 108 dan 110. Hal ini dikarenakan atom Br di alam terdiri dari dua isotop, yaitu
79
Br dan 81Br. Kelimpahan isotop 79Br dan 81Br di alam yaitu 50.5% dan 49.5% (1:1). Dalam
spektrum, kedua puncak senyawa akan memiliki intensitas yang hampir sama.
Puncak dengan massa yang lebih kecil akan sedikit lebih tinggi yang dinyatakan sebagai ion
molekul (M+), karena kelimpahannya terbesar di antara kedua isotop Br. Isotop yang
mempunyai kelimpahan terbesar umunya bersifat stabil, hingga mempunyai kemungkinan
terfragmentasi lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki kelimpahan terkecil.
Sedangkan puncak dengan massa yang lebih besar dinyatakan sebagai puncak M+2 yang
menunjukkan kelimpahan isotop dari Br.
Sumber: Spectral Data Base System for Organic Compounds (SDBS) at the National
Institute of Materials and Chemical Research in Japan diakses di
https://www.chemguide.co.uk/analysis/masspec/mplus2.html
Gambar 9. M+2 pada spektrum MS bromoetana

F. Fragmentasi
Ketika sebuah molekul terionisasi oleh EI, ion molekuler terbentuk dengan kehilangan
elektron dari molekul. Molekul yang kehilangan satu elektron akan menjadi suatu kation
radikal yang memiliki massa yang sama dengan molekul netral, karena kehilangan massa
satu elektron terlalu kecil untuk diukur. Kation radikal tersebut mengandung semua atom-
atom dari molekul asal, minus satu elektron, dan disebut ion molekul /molecular ion, dan
dinyatakan dengan M+•. Ion molekul umumnya telah menyerap kelebihan energi dalam
proses ionisasi. Kelebihan energi menyebabkan ion molekul pecah. Fragmen yang terbentuk
dapat berupa ion, molekul netral, radikal, dan sejenisnya. Fragmen dapat mengalami lebih
banyak fragmentasi menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Ion-ion yang muncul
dalam spektrum massa disebut ion fragmen. Jika kondisi ionisasi dijaga konstan, molekul
tertentu akan selalu menghasilkan fragmen yang sama dalam proporsi yang sama. Terdapat
beberapa mekanisme fragmentasi, yaitu:
1. Homolisis

Pada homolisis akan terjadi perpindahan elektron yang sama rata diantara sisi kedua
atom-atomnya yang menghasilkan radikal ion. Pada homolisis, elektron yang berpindah
hanya setengahnya, bukan satu pasang elektron. Ciri-cirinya biasanya ditandai dengan 2
anak panah yang berlambang setengah.
2. Heterolisis

Pada heterolisis akan terjadi perpindahan satu pasang elektron pada salah satu bagian
atomnya, sehingga akan didapatkan ion yang bermuatan positif dan ion yang bermuatan
negatif. ion yang bermuatan positif (kation) menunjukkan bahwa atom tersebut
kehilangan pasang elektron. Dan biasanya ditandai dengan 1 anak panah penuh yang
menunjukkan pemindahan 2 elektron.
3. Hemiheterolisis

Pada hemiheterolisis hanya akan terjadi perpindahan 1 elektron pada salah satu bagian
atomnya. Dan bagian atom yang lain tidak akan mengalami perpindahan elektron, yang
menyebabkan terbentuknya ion radikal dan kation.

Hal yang mempengaruhi fragmentasi


1. Efek percabangan
Pada efek percabangan, pemecahan disukai pada atom-atom C yang bercabang.
Perhatikan fragmentasi pada molekul tersierpropil di bawah ini Dimana terdapat
fragmen yang berupa karbokation sekunder dan karbokation primer. Diantara kedua
pemecahan ion fragmen tersebut yang memiliki kelimpahan paling banyak ialah
karbokation sekunder dibandingkan dengan karbokation primer. Hal ini terjadi karena
karbokation sekunder jauh lebih stabil dibandingkan karbokation primer.
2. Efek heteroatom atau gugus karbonil
Menyebabkan fragmentasi ion molekul terjadi pada posisi α (pemecahan α/ α-cleavage).
Sebagai contoh spekra pemecahan alcohol, alcohol mengalami pemecahan α, yaitu
pemecahan pada ikatan di sebelah karbon yang mengikat gugus hidroksil (C-OH).
Selain itu juga dapat mengalami pelepasan molekul netral H-OH menghasilkan ikatan
C=C.

3. Pelepasan sebuah molekul kecil


Molekul-molekul kecil yang stabil seperti H2O, CO2, dan C2H4 dapat terlepas dari dalam
sebuahh ion molekul. Pelepasan molekul kecil tersebut mudah terjadi, tetapi terkadang
tidak mudah untuk terdeteksi. Contohnya pada spektrum 1-butanol di bawah ini
Sumber: http://people.whitman.edu/~dunnivfm/C_MS_Ebook/CH6/6_10.html
Gambar 10. Spektrum MS 1-butanol
Terjadi pelepasan 1 molekul kecil berupa air, massanya 18. Dari spektrum massa
tersebut dapat dilihat bahwa pada fragmen dengan massa 74 dan terpecah menjadi
fragmen ion dengan massa 56, hal ini karena terjadi kehilangan elektron atau hilangnya
massa sebesar 18 yaitu molekul kecil berupa air.
4. Penataan ulang McLafferty
Bila terdapat sebuah atom H pada posisi γ terhadap gugus karbonil dalam ion molekul,
maka akan terjadi penataan ulang Mclafferty. Dalam penataan ulang ini, akan terlepas
suatu alkena.

Tabel 2. Pengurangan nilai M+ untuk berbagai fragmen yang hilang


M+ −¿ Fragmen yang Hilang
1 H
.
15 CH3
.

16 NH2
17 HO
.

18 H2O
19 F
.

20 HF
26 CH≡CH, C≡N
27 CH2=CH, HC≡N
28 CH2=CH2, CO, (HCN + H)
29 CH3CH2 , CHO
. .

30 NH2CH2, CH2O, NO
31 .
OCH3, CH2OH, CH3NH2
.

32 CH3OH, S
33 .
HS ( CH3 dan H2O)
.

34 H2S
35 Cl
.

36 HCl 2H2O
37 H2Cl (or HCl, + H)
38 C3H2, C2N, F2
39 C3H3, HC2N
40 CH3C≡CH
41 CH2¿CHCH2
42
¿ ¿ ¿
CH2 CHCH3, CH2 C O, , NCO, NCNH2
43
−¿ ¿ ¿
.
C3H7, , CH2 CH O, [CH3 dan CH2 CH2], HCNO
44 CH2¿CHOH, CO2, N2O, CONH2, NHCH2CH3
45 CH3CHOH, CH3CH2O, CO2H, CH3CH2NH2
46 (H2O dan CH2¿CH2), CH3CH2OH, NO2
47 CH3S
48 CH3SH, SO, O3
49 .
CH2Cl
51 .
CHF2
52 C4H4, C2N2
53 C4H5
54 CH2¿CH−¿ CH¿CH2
55 CH2¿CHCHCH3
56 CH2¿CHCH2CH3, CH3CH¿CHCH3, 2CO
57 C4H9
58 .
NCS, (NO + CO) CH3COCH3
59

,
60 C3H7OH
61

CH3CH2S,
62 .
[H2S CH2¿CH2]
63 .
CH2CH2Cl
64 C5H4, S2, SO2
68

69 CF3, C5H9
.

71 C5H11
73

74 C4H9OH
75 C6H3
76 C6H4, CS2
77 C6H5, CS2H
78 C6H6, CS2H2, C5H4N
79 Br C5H5N
80 HBr
85 .
CClF2
100 CF2¿CF2
119 CF3−¿ CF2
122 C6H5COOH
127 I
.

128 HI

Pola fragmentasi
Setiap molekul memiliki pola fragmentasi karakteristiknya sendiri dalam kondisi ionisasi
tertentu, berikut beberapa pola fragmentasi pada molekul:
1. Alkana
Alkana rantai lurus akan terputus pada salah satu ujungnya (pelepasan 15 satuan massa
dari CH3), kemudian disusul pelepasan 14 satuan massa (CH 2). Alkana bercabang
cenderung mengalami pemutusan pada karbon percabangan. Pola fragmentasi m/z 29,
43, 57, 71, 85, …
Contoh: n-heksena

Sumber:
https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Analytical_Chemistry/Supplemental_Modules_
(Analytical_Chemistry)/Instrumental_Analysis/Mass_Spectrometry/Mass_Spec/
Mass_Spectrometry_-_Fragmentation_Patterns
Gambar 11. Spektrum MS n-heksena
2. Alkohol
Kelompok ini mudah mengalami pemutusan ikatan C - C. Fragmen m/z 31, 45, 59,
73,…tergantung R dan 1° , 2° , 3°. Alkohol dapat mengalami dehidrasi (pelepasan H 2O)
dan pelepasan alkena, sehingga fragmen [M-18]+ dan [M-(18+alkena)] sering teramati
Contoh: 3-pentanol
Sumber:
https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Analytical_Chemistry/Supplemental_Modules_
(Analytical_Chemistry)/Instrumental_Analysis/Mass_Spectrometry/Mass_Spec/
Mass_Spectrometry_-_Fragmentation_Patterns
Gambar 12. Spektrum MS 3-pentanol
3. Eter
Fragmen m/z 31, 45, 59, 73,….
Contoh: etil metil eter
Sumber:
https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Analytical_Chemistry/Supplemental_Modules_
(Analytical_Chemistry)/Instrumental_Analysis/Mass_Spectrometry/Mass_Spec/
Mass_Spectrometry_-_Fragmentation_Patterns
Gambar 13. Spektrum MS etil metil eter
4. Aldehid
Aldehid dapat mengalami pemutusan C-H membentuk [M-1]+. Aldehid dengan jumlah
karbon lebih dari 4 (4 juga termasuk) dapat mengalami penataan ulang McLafferty.
Fragmen alkil m/z 29, 43, 57, 71, 85, …
Contoh: 3-fenil-2-propenal
Sumber:
https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Analytical_Chemistry/Supplemental_Modules_
(Analytical_Chemistry)/Instrumental_Analysis/Mass_Spectrometry/Mass_Spec/
Mass_Spectrometry_-_Fragmentation_Patterns
Gambar 14. Spektrum MS 3-fenil-2-propenal

5. Keton
Pemutusan ikatan C-C dekat atom oksigen lazim terjadi. Pola fragmentasi m/z 43, 57,
71, 85, …
Contoh: 4-Heptanon
Sumber:
https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Analytical_Chemistry/Supplemental_Modules_
(Analytical_Chemistry)/Instrumental_Analysis/Mass_Spectrometry/Mass_Spec/
Mass_Spectrometry_-_Fragmentation_Patterns
Gambar 15. Spektrum MS 4-Heptanon
6. Asam karboksilat
Fragmentasi pada asam karboksilat dibedakan menjadi dua, yaitu fragmen alkil m/z 29,
43, 57, 71, … fragmen dengan oksigen m/z 45, 59, 73, 87, …
Penataan ulang McLafferty juga terjadi pada asam karboksilat. Pada asam karbosilat
aromatik biasanya ada fragmen [M-17] lepasnya gugus OH, [M-45] lepasnya gugus
CO2H dan [M-18] lepasnya H2O bila ada hidrogen pada substituen orto
Contoh: asam 2-Butenoat
Sumber:
https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Analytical_Chemistry/Supplemental_Modules_
(Analytical_Chemistry)/Instrumental_Analysis/Mass_Spectrometry/Mass_Spec/
Mass_Spectrometry_-_Fragmentation_Patterns
Gambar 16. Spektrum MS asam 2-Butenoat
7. Ester
Penataan ulang McLafferty dapat terjadi pada ester. Fragmentasi disekitar gugus
karbonil dapat menghasilkan empat fragmen yang berbeda. Pemutusan ikatan C-C akan
menghasilkan fragmen dengan pola m/z yang sama dengan asam karboksilat.
Contoh: etil asetat
Sumber:
https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Analytical_Chemistry/Supplemental_Modules_
(Analytical_Chemistry)/Instrumental_Analysis/Mass_Spectrometry/Mass_Spec/
Mass_Spectrometry_-_Fragmentation_Patterns
Gambar 17. Spektrum MS etil asetat

G. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Spektrometer Massa


Aplikasi untuk MS molekuler telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
MS (molekul dan atom) digunakan oleh ahli kimia klinis, ahli kimia farmasi, ahli kimia
organik sintetis, ahli kimia minyak bumi, ahli geologi, ahli iklim, ahli biologi molekuler, ahli
biologi kelautan, ahli enviscientists, ahli kimia forensik, ilmuwan makanan, ilmuwan nuklir,
ilmuwan material, kimia anorganik, organologam kimiawan, ahli kimia analitik, dan
ilmuwan di banyak bidang lainnya. MS tidak hanya digunakan di laboratorium, tetapi
penganalisis MS online dan sistem MS portabel lapangan tersedia secara komersial untuk
kontrol proses dan deteksi di tempat dari polutan, bahan peledak, dan gas yang mudah
menguap. Aplikasinya beragam seperti penentuan MW (molecule weight), struktur molekul,
kinetika reaksi, penanggalan mineral, fosil dan artefak, studi dasar reaksi ion-molekul, dan
analisis kuantitatif unsur dan senyawa pada konsentrasi sub-ppb. Padatan anorganik dan
organik, cairan, dan gas dapat dianalisis. Struktur subselular seperti seluruh ribosom dapat
dipelajari.
1. Spektrometri massa organik
a. Analisis kualitatif: MS dapat digunakan untuk Mengidentifikasi MW (molecule
weight) senyawa organik dan anorganik, dari molekul yang sangat kecil hingga
polimer besar dan biologi molekuler (>100.000 Da). MS merupakan alat yang
ampuh dalam penentuan struktur senyawa organik. Pola fragmentasi dapat
mengungkapkan keberadaan unit substruktur dalam molekul.
b. Analisis kuantitatif: MS yang digunakan secara luas untuk menentukan komponen
organik sampel padat, cair, dan gas.
2. Spektrometri massa anorganik
a. Analisis kualitatif: MS anorganik dapat mengidentifikasi unsur, isotop, dan ion
poliatomik dalam larutan dan sampel padat.
b. Analisis kuantitatif: MS anorganik dapat menentukan unsur pada konsentrasi ppt
(part per thousand) atau di bawahnya. Ini digunakan untuk analisis multielemen
simultan untuk logam dan nonlogam. MS anorganik memberikan distribusi isotop
unsur-unsur. Spektrometer massa khusus digunakan untuk pengukuran rasio isotop
yang akurat yang digunakan dalam geologi dan geokimia.
LATIHAN SOAL

1. Jelaskanlah prinsip dasar dari spektrometri massa!


2. Jelaskan komponen instrument spektrometri massa!
3. Jelaskan tahap kerja spektrometri massa!
4. Perhatikan spektrum MS berikut

Diantara dua senyawa berikut, yang memiliki spektrum MS seperti gambar di atas
adalah… jelaskan!

atau
5. Jelaskan aplikasi dari spektrometri massa!

Anda mungkin juga menyukai