Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR KIMIA FISIKA I

PANAS PEMBAKARAN

OBJEK V

Oleh : Suci Ramadhani

NIM : 1930110009

Asisten :

Rahma Joni

Dosen Pengampu :

Rahma Joni

Rekan Kerja:
1. Tazkiyatul Marjan
2. Ulfa Mutia

JURUSAN TADRIS KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI
BATUSANGKAR
2021
PANAS PEMBAKARAN
Suci Ramadhani, Tazkiyatul Marjan, Ulfa Mutia, Rahma Joni

Jurusan Tadris Kimia, Trbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN


Batusangkar

ramadhanisuci85255@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan mengenai Panas Pembakaran dengan tujuan


menentukan kapasitas pemanasan suatu senyawa, mengetahui prinsip kerja burn
kalorimeter, serta menghitung entalpi dan pembakaran ∆U dari sampel. Metode yang
digunakan yaitu: Siapkan terlebih dahulu burn kalorimeter, masukkan 100 ml aquadest
kedalam burn kalorimeter catat suhunya, dan panaskan juga air 100 ml sampai suhu 70 C
lalu dimasukkan kedalam burn kalorimeter lalu di aduk. Masukkan 2ml etanol kealam
lampu spiritus dan nyalakan api panaskan air yang ada dalam kalorimeter tdi. Catat suhu
setelah naik setiap( 10-15)C. Setelah itu masukkan spiritus kedalam lampu spirtus yang
sudah dibersihkan, lakukan hal yang sama untuk tahap berikutnya yaitu dengan
menggunakan lilin. Hitung perubahan energi dalamnya. Dari percobaan dapat disimpulkan
bahwa panas pembakaran ditentukan dengan alat pembakarnya, yaitu dengan
menggunakan etanol panas pembakarannya lebih cepat dibandingkan menggunakan lilin
dan spiritus. Pada saat percobaan burn kalorimeter harus memiliki lubang yang banyak,
agar udara dapat masuk dan saat pembakaran apinya tidak padam. Kapasitas pembakaran
suatu senyawa itu dipengaruhi oleh massa pembakarnya, semakin besar massa pembakar
maka semakin besar pula energi yang dihasilkan.

Kata kunci : Panas, pembakaran, Burn, Kalorimeter, Aquadest

TEORI dalam satuan derajat panas. Kalor


Kalor adalah suatu bentuk merupakan suatu kuantitas atau
energi yang diterima oleh suatu jumlah panas baik yang diserap
benda yang menyebabkan benda maupun dilepaskan oleh suatu
tersebut berubah suhu atau wujud benda.
bentuknya. Kalor berbeda dengan
Kalor didefinisikan sebagai
suhu, karena suhu adalah ukuran
sebagai energy panas yang dimiliki
oleh suatu zat. Secara umum untuk dilepaskan atau diserap oleh
mendeteksi adanya kalor yang pembakaran 1 mol unsur atau
dimiliki oleh suatu benda yaitu senyawa (ΔHc) (Justiana Muchtardi,
dengan mengukur suhu benda Sandri. 2009 :41).
tersebut. Jika suhunya tinggi maka
Pada proses pembakaran energi
kalor yang dikandung oleh benda
bisa dilepaskan (eksoterm) atau bisa
sangat besar. Begitu juga
juga ditangkap (endoterm). Reaksi
sebaliknya jika suhunya rendah
Eksoterm adalah reaksi kimia
maka kalor yang dikandung sedikit.
dengan sistem melepaskan kalor.
Dari hasil percobaan yang sering
Pada reaksi ini suhu campuran reaksi
dilakukan besar kecilnya suatu
akan naik dan energi potensial dari
kalor yang dibutuhkan suatu
zat-zat kimia yang terikat akan turun
benda(zat) bergantung pada 3 faktor
sehingga sistem melepaskan kalor
yaitu massa zat, jeni zat (kalor
kelingkungan. Sedangkan Reaksi
jenis), perubahan suhu. Kimia
Endoterm adalah reaksi kimia
adalah ilmu tentang materi (zat)
dengan sistem menyerap kalor dari
yang meliputi struktur, susunan,
lingkungan(Justiana,Muchtardi,Sand
sifat dan perubahan materi serta
ri.2009:41).
energi yang menyertainya (Chang,
Nilai energi suatu materi yang
2004:4).
hanya dapat diukur hanyalah
Hampir semua reaksi kimia
perubahan energi saja, demikian
melibatkan perubahan energi.
juga dengan entalpi yang hanya
Perubahan energi yang terjadi dapat
dapat diukur hanyalah perubahan
berupa kalor pembentukan, kalor
entalnpinya saja (Utami Budi. 2009 :
pembakaran, kalor pelarutan, dan
39)
kalor netralisasi. Kalor adalah
Entalpi (H) adalah jumlah energi
bentuk energi yang berpindah dari
yang dimiliki sistem pada tekanan
suhu yang lebih tinggi ke suhu yang
tetap. Perubahan entalpi (ΔH) pada
lebih rendah ketika benda
reaksi endoterm merupakan selisih
bersentuhan/bersamaan. Dan kalor
anatara entalpi produk dengan
pembakaran adalah kalor yang
entalpi pereaksi (Hp - Hr) dapat di ukur menggunakan alat
sehinggga ΔH bernilai positif. polarimeter. Panas pembakaran
Sebaliknya, pada reaksi eksoterm dapat di tentukan dengan rumus Q =
entalpi produk lebih kecil dari pada m . Cp. (Ti - To), dengan Q, m, Cp,
entalpi pereaksi, oleh karena itu Ti, To berturut- turut adalah panas
perubahan entalpi (ΔH) merupakan pembakaran (kal/gram), berat zat
selisih antara entalpi pereaksi yang dibakar (gram), panas jenis
dengan entalpi produk (Hr – Hp) pada tekanan tetap (J/gram°C), suhu
sehingga ΔH bernilai negatif mula-mula (suhu sebelum
(Justiana Muchtardi, Sandri. percobaan), suhu akhir (suhu setelah
2009:44) percobaan). Panas pembakaran juga
dapat dihitung dan ditentukan
Perubahan entalpi standar
melalui perhitungan termokimia.
(ΔHc0) adalah perubahan entalpi
Dalam hal ini Lavoisier dan laplace
(ΔH) reaksi yang diukur pada
menyatakan bahwa panas yang
kondisi standar, yaitu pada suhu
diserap pada proses penguraian suatu
298 K dan tekanan 1 atm, atau
senyawa kimia harus sama dengan
dengan kata lain ΔHc0 adalah kalor
panas yang dikeluarkan pada proses
pembakaran dalam keadaan standar,
pembentukannya bila keadaanya
yaitu kalor yang dilepaskan atau
sama. Hess menyatakan bahwa
diserap pada proses pembakaran 1
seluruh panas dari suatu reaaksi
mol unsur atau senyawa dalam
kimia, pada tekanan tetap adalah
keadaan standar (Nugroho, Agung.
sama, dengan tidak memandang
2009:44).
jalannya reaksi sehingga entalpi
Pengetahuan tentang panas
untuk suatu reaksi hanya bergantung
pembakaran ini sangat penting baik
pada keadaan akhir saja.
dalam teori maupun dalam praktek,
METODE
misalnya untuk memilih bahan
bakar tertentu harus diperhatikan Metode yang digunakan yaitu:
besarnya panas pembakaran dari zat Siapkan terlebih dahulu burn kalorimeter,
tersebut. Pembakaran dari suatu zat masukkan 100 ml aquadest kedalam burn
kalorimeter catat suhunya, dan panaskan (22C) C kal = 100 kal
juga air 100 ml sampai suhu 70C lalu
C kal = 4,54 kal/C x 4,2 J/kal
dimasukkan kedalam burn kalorimeter lalu
di aduk. Masukkan 2ml etanol kealam Ckal = 19,068 J/C
lampu spiritus dan nyalakan api panaskan
b. Menentukan entalpi pembakaran
air yang ada dalam kalorimeter tdi. Catat
etanol
suhu setelah naik setiap( 10-15)C. Setelah
itu masukkan spiritus kedalam lampu T1 T air dingin = 25C
spirtus yang sudah dibersihkan, lakukan hal
T2 T air panas = 41 C
yang sama untuk tahap berikutnya yaitu
dengan menggunakan lilin. Hitung m air = 100g
perubahan energi dalamnya.
m etanol sebelum dibakar = 199,3g
HASIL DAN PEMBAHASAN
m etanol setelah dibakar = 196,9g
Hasil
m etanol terbakar = m sebelum-m setelah
a. Menentukan kapasitas panas
= 199,3g – 196,9g
kalorimeter
= 2,4g
T1 = T air dingin = 25C
90
T2 = T air panas = 70C massa etanol = x 2,4g
100

T3 = T campuran = 47 C = 2,16g

m ad = 100g 2,16 g
mol etanol =
46 g/mol
m ap = 100g
= 0,04695 mol
Qlepas = Qterima
CH3CH2OH(l) + 3 O2(g)  2CH2(g) + 3 H2O
mad . C air . (T3 - T`1) + Ckal (T3 - T`1) =
map . Cair (T2 – T3) D Hc etanol = mair . Cair (T2 – T1) + C
kalor (T2 – T1)
100 g . 1 kal/gc (47-25)C + Ckal (47-
25)C = 100g . 1 kal/gc . (70-47)C = 160g . 1 kal/gc (41-25)C + 4,54 kal
(41-25)C
2200kal + (22C) Ckal = 2300 kal
= 2560kal
2560 kal = 17,2767 KJ
D H etanol =
0,04695 mol
mol etanol di dalam spiritus =
= 54526,09kal/mol x4,2J/kal
D Hc etanol
= 229009,57 J/mol D Hc etanol

= 229,009 KJ/mol 17,2767 KJ


=
229,009 KJ /mol
Efisiensi alat 80%
= 0,0754 mol
100
DHcreal = D Hcetanol x
80 massa etanol = 0,0754 mol x 40g/mol

= 229,009 KJ/mol x 0,8 = 3,016g

= 286,261 KJ/mol % etanol di dalam spiritus =

c. Menentukan persentase etanol dalam 3,016 g


x100%
spiritus
3,3 g

= 91,39%
T1 T air dingin = 25C
d. Menentukan DU etanol
T2 T air panas = 50C
Dng = mol produk – mol reaktan
m spiritus sebelum dibakar = 188,4g
= 2-3
m spiritus sesudah dibakar = 185,1g
= -1
m spiritus terbakar = 3,3g
DU = DHc – ( Dng . RT )
CH3OH(l) + 3/2 O2  CO2(g) + 2H2O(l)
= 229009,57 J/mol – (-1x8,314
DHc spiritus = mair . Cair (T2 – T1 ) + C kalor
J/kmol x273k)
(T2 – T1 )
= 229009,57 J/mol + 2269,722
= 160 . 1 kal/gc (50-25)C +4,54kal/C
(50-25)C = 231278,722 J/mol

= 4.000 kal + 113,5 kal = 231,278 KJ/mol

= 4113,5 kal x 4,2 J/kal Pembahasan


Pada praktikum kali
= 17276,7 J
menggunakan burn kalorimeter yang energi yang dihasilkan.
dirangkai, namun pada saat KESIMPULAN DAN SARAN
merangkainya terdapat kesalahan yaitu Kesimpulan
saat merekatkan burn kalorimeternya Dari percobaan dapat
yang lepas saat pembakaran sehingga disimpulkan bahwa panas pembakaran
pada saat melakukan praktikum ditentukan dengan alat pembakarnya,
terkendala dan tidak berhasil. Lubang yaitu dengan menggunakan etanol panas
pada burn kalorimeter itu harus banyak pembakarannya lebih cepat
jika tidak maka udara tidak masuk dibandingkan menggunakan lilin dan
sehingga api mudah padam. Saat spiritus. Pada saat percobaan burn
melakukan panas pembakaran ini kalorimeter harus memiliki lubang yang
menggunakan spiritus, etanol, dan lilin banyak, agar udara dapat masuk dan saat
sebagai alat pembakar. Pada panas pembakaran apinya tidak padam.
pembakaran, air panas dicampurkan Kapasitas pembakaran suatu senyawa itu
dengan air dingin sehingga suhunya dipengaruhi oleh massa pembakarnya,
mencapai kesetimbangan. Reaksi ini semakin besar massa pembakar maka
disebut dengan reaksi eksoterm dan semakin besar pula energi yang
reaksi endoterm. Du yang diperoleh dihasilkan.
adalah 231,278 KJ/mol. Pada Saran
percobaan ini panas pembakaran Hati-hatilah dalam melkukan
ditentukan dengan alat pembakarnya, praktikum dan setiap hasil ditulis dengan
yaitu dengan menggunakan etanol teliti dan rapi.
panas pembakarannya lebih cepat DAFTAR PUSTAKA
dibandingkan menggunakan lilin dan
spiritus. Kapasitas pembakaran suatu
senyawa itu dipengaruhi oleh massa
pembakarnya, semakin besar massa
pembakar maka semakin besar pula
Nilai Praktikum
Lembar Kerja Praktikum Laporan Akhir Paraf dosen Pengampu

Rahma Joni, M.si

Anda mungkin juga menyukai