Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN AWAL KIMIA FISIKA I

VISKOSITAS CAIRAN UNTUK MENENTUKAN JARI-JARI MOLEKUL


OBJEK III

Oleh : Ulfa Ramadhani

NIM: 1930110013

Rekan Kerja:

1. Yada Yana
2. Yusma Wulan Permata Hati

Asisten Labor

Rahma Joni, M.Si

Dosen Pengampu :

Rahma Joni, M.Si

JURUSAN TADRIS KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR


2021
VISKOSITAS CAIRAN UNTUK MENENTUKAN
JARI-JARI MOLEKUL
OBJEK III

I. Tujuan
a. Melatih menggunakan Viskometer Ostwald.
b. Menggunakan pengukuran viskositas untuk menentukan Jari-jari molekul.

II. Teori
Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tekanan terhadap
tegangan geser oleh fluida tersebut. Kadang-kadang viskositas ini diserupakan dengan
kekntalan. Fluida yang kental (viskos) akan mengalir lebih lama dalam suatu pipa dari
fluida yang kurang kental (Prijono,1985).Salah satu sifat yang berhubungan dengan
zat cair adalah kental (viscous), dimana setiap zat cair memiliki koefisen kekentalan
yang berbeda-beda. Dalam dunia otomotif pengetahuan tentang nilai viskositas dari
berbagai jenis pelumas sangat dibutuhkan karena tiap-tiap mesin membutuhkan
kekentalan pelumas yang berbeda. Pada saat ini sangat jarang ditemukan alat untuk
menentukan nilai viskositas suatu cairan, yaitu viskometer. Kekentalan adalah sifat
suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair
dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekangesekan inilah yang menghambat
aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu
bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Viskositas suatu fluida
merupakan daya hambat yang disebabkan oleh gesekan antara molekulmolekul cairan,
yang mampu menahan aliran fluida sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator
tingkat kekentalannya. Nilai kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan
membandingkan gaya tekan per satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran fluida.
Metode yang sudah dikenal sejak lama untuk mendapatkan nilai viskositas adalah
metode bola jatuh (falling ball method) dengan prinsip Hukum Stokes. (Soebyakto,
2016 :7).
Fluida merupakan suatu zat yang dapat mengalir, sehingga sering disebut zat
alir. Zat alir ini ada 2 jenis, yaitu zat cair dan gas. Zat cair dan gas terdiri dari
bermacam-macam atom yang membentuk molekul-molekul. Setiap zat cair maupun
gas yang mengalir akan mengalami hambatan terhadap alirannya. Hambatan aliran
inilah yang disebut viskositas. Viskositas sangat penting dalam mempelajari hal-hal
yang berkaitan dengan zat alir, baik zat cair maupun gas. Melalui viskositas dapat
diketahui lebih lanjut mengenai molekul-molekul yang terdapat dalam zat cair
maupun gas.
Molekul-molekul dalam zat alir mempunyai ukuran yang berbeda-beda.
Molekul ini saling bergerak dan bertumbukan satu dengan yang lainnya. Semakin
banyak gesekan yang terjadi akibat tumbukan dan gaya tarik-menarik antar molekuJ
dalam suatu zat alir, maka semakin tinggi viskositasnya, demikian pula koefisien
viskositasnya Umumnya pengukuran viskositas digunakan untuk menentukan
koefisien viskositas, kecuali itu dapat juga memberikan keterangan mengenai aturan
molekul 1 2 (Alberty&Daniels,l984:243). Oleh karena itu, melalui pengukuran
koefisien viskositas dapat ditentukan jari-jari molekul. untuk memberikan pandangan
pengembangan pengukuran viskositas yang tidak terbatas pada penentuan koefisien
viskositas saja, tetapi juga dapat digunakan untuk menentukan jari-jari molekul.
Viskositas adalah sifat yang penting dari sebuah zat cair. Sistem fisis dan
berbagai macam aplikasi dalam aliran dalam pipa, aliran darah, pelumasan komponen-
komponen mesin, dinamika curah hujan, lelehan lava gunung berapi, pembentukan
medan magnet dalam planet dan bintang, segala macam aliran zat cair dikontrol oleh
tingkat viskositas dari cairan tersebut. Viskositas didefinisikan sebagai gesekan
internal dari cairan. Sifat mikroskopis dari gesekan internal dalam cairan adalah
analog dengan konsep makroskopis mekanika gesekan dalam sistem obyek bergerak
pada suatu permukaan yang diam. Energi harus diberikan untuk menghasilkan
pergeseran diantara dua benda yang saling menempel yang disebabkan oleh
ketidakhalusan permukaan, energi ini juga digunakan untuk mengawali dan menjaga
gerakan obyek pada permukaan itu. (Hananto, 2013 : 87-88).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molkeul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir dapat dkatakan memiliki viskositas yang rendah , dan sebaliknya
bahan – bahan yang sulit mengair dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Milama,
2014 : 8) Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe. Yang pertama adalah
aliran laminar atau aliran kental, yang secara umum menggambarkan laju aliran kecil
melalui sebuah pipa dengan garis tengah keci. Aliran lain adalah aliran turbulen yang
menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih besar
(Dogra,2009: 209). Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk
mengukur viskositas suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa
viskometer bola jatuh, tabung ( pipa kapiler ) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi
silinder sesumbu (concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, sistem, dimana
silinder bagian dalam berputar dengan silinder bagian luar diam dan sistem Couette
dimana bagian luar silinder yang diputar sedangkan bagian dalam silinder diam.
Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah diantara kedua silinder.
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
NO. Alat dan Bahan Fungsi
1. Viscometer Oswald Mengukur waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah fluida tertentu
2. Pipet gondok 10 ml Mengambil larutan dengan volume tertentu
sesuai dengan ukuran pipet tetes
3. Bola hisap Memindahkan sejumlah volume Larutan
4. Buret Mengukur volume suatu cairan atau gas
5. Gelas beaker Tempat meraksikan bahan, tempat
menampung bahan kimia
6. Stopwatch Penghitung waktu
7. Labu ukur Mengencerkan zat tertentu
8. Pipet tetes Untuk memindahkan cairan dengan volume
kecil
9. Standar dan klem Standar untuk meletakkan kelm
Klem sebuah alat jepit yang terbuat dari besi
10. Gliserol Sampel
11. Alkohol Untuk menstrelisasi
12. aquadest Pelarut

3.2 Langkah Kerja


1. Siapkan larutan gliserol dengan konsentrasi 1,0 : 0,75 : 0,50 : 0,25M
2. Bersihkan viskometer dengan alkohol
3. Ke dalam viskometer dimasukkan 10 mL larutan gliserol dengan pipet
gondok.
4. Ukur waktu yang diperlukan larutan gliserol untuk melewati jarak antara dua
tanda yang terdapat dengan viskometer (waktu alir). Ulangi sampai 3x
dengan catatan perbedaan waktunya dan ulangi sebnyak 3 kali tanpa
mengeluarkan larutan dari viskometer
5. Bersihkan viskometer dan ukur waktu alir larutan gliserol dengan variasi
konsentrasi yang lainnya.
3.3 Skema Kerja

Siapkan larutan gliserol

Bersikan viscometer dengan


alkohol

Ukur waktu yang diperlukan


larutan gliserol untuk melewati
jarak antara dua tanda yang
terdapat dengan

Bersihkan viskometer dan ukur


waktu alir larutan gliserol dengan
variasi konsentrasi yang lainny
DAFTAR PUSTAKA

Alberty, R.A dan Daniels, F. 1984. Kimia Fisika.Jakarta: Erlangga


Dogra, S.K. 2009. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Jakarta: UI Press
Hananto, Farid Samsu. 2013. Rancangan bangun sensor visikositas cairan menggunakan strain
gauge dengan prinsip silinder konsentrasi. Jurnal Neutrino.
Milama, Burhanudin. 2014. Panduan Pratikum Kimia Fisika II. Jakarta: UIN-FITIK Press
Soebyakto, dkk. 2016. Nilai koefisien visikositas di ukur dengan metode bola jatuh dalam fluida
viskos. Jurnal bidang Teknik. 13. (2). 7-10

Anda mungkin juga menyukai