INSTRUMEN FARMASI
SPEKTOFOTOMETER MASSA
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Kelompok 6 :
Anggota : 1. Elvia Lisnaini PO7139121050
2. Inda Aprilia Aridho Sapitri PO7139121054
3. Nona Okta Liani PO7139121062
4. Reza Gustinah PO7139121067
5. Yuliana Damayanti PO7139121073
6. Nyayu Nurmadira PO7139121086
Dosen pembimbing :
Vera Astuti,S.Farm,Apt,M.Kes
TINGKAT 2B SEMESTER 3
PRODI DIII FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI
BAB I Pembahasan...............…...........................................................................
1.1 Pengertian Spektrofotometri massa (MS)……………………...….……….
1.2 . Prinsip Dasar Spektrofotometri massa (MS)………………......…………
1.3 . Konsep Kerja Spektrofotometri massa (MS).…………………….....……
1.4 Instrumentasi Spektrofotometri massa (MS) …….
1.5 Kegunaan Spektrofotometri massa (MS)……………………………......…
1.6 Cara Kerja Alat Spektrofotometri massa (MS)......................…………..…
1.7 Kelebihan dan Kekurangan Spektrofotometri massa (MS)........………….
BAB II Penutup.....................................................................................................
2.1 Kesimpulan..............................................................................................
2.2 Saran ......................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................................................
BAB I
PEMBAHASAN
1
Setelah ionisasi awal ion molekul akan mengalami fragmentasi, yaitu
proses pelepasan radikal-radikal bebas atau molekul netral kecil dilepaskan
dari ion molekul itu. Sebuah ion molekul tidak pecah secara acak, melainkan
cenderung membentuk fragmen-fragmen yang paling stabil.
alam analisa kimia, pasti selalu ada prinsip kerja yang dimiliki oleh masing-ma
sing metode. Untuk prinsip kerja Spektrofotometri sendiri, semuanya berdasa
rkan hukum Lambert-Beer. Jadi ketika cahaya monokromatik masuk atau mel
alui sebuah media yang merupakan larutan, maka ada tiga hasil yang bisa terl
ihat. Pertama, sebagian cahaya tersebut akan diserap. Kedua, sebagian caha
ya akan dipantulkan kembali. Ketiga, sebagian cahaya juga akan diteruskan.
Dalam prinsip kerjanya, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar bisa
menghasilkan hasil analisa yang maksimal:
1. Radiasi yang dipakai sudah pasti harus monokromatik
2. Tidak adanya pengaruh molekul lain ketika sinar tersebut diserap oleh
larutan yang juga memiliki molekul lainnya.
3. Radiasi yang diserap oleh sampel tidak akan menimbulkan reaksi kimia
apapun
4. Larutan yang diukur harus benar-benar jernih. Hal ini harus dipenuhi agar
tidak adanya hamburan cahaya yang disebabkan partikel-partikel koloid
yang ada di dalam larutan.
2
Spektrometri Massa berprinsip pada pembelokan partikel bermuatan dalam medan ma
gnet. Dalam spektrometri massa, molekul sampel dalam fase uap dibombardir dengan
elektron berenergi tinggi (70 eV) akan menyebabkan lepasnya satu elektron dari kulit
valensi dari molekul tersebut. Lalu molekul yang kehilangan satu elektron akan menja
di suatu kation radikal dengan persamaan berikut :
Kation radikal tersebut mengandung semua atom atom dari molekul asalnya, minus sa
tu elektron, disebut ion molekul atau molecular ion, dan dinyatakan dengan M+. Misal
nya :
Sebagai hasil dari tabrakan dengan elektron berenergi tinggi, ion molekul akan memp
unyai energi yang tinggi dan dapat pecah menjadi fragmen yang lebih kecil (kation, ra
dikal atau molekul netral). M+. m1+ + m2. atau M+. m1+. + m2. Ion molekul, ion fra
gmen dan ion radikal fragmen dipisahkan menggunakan medan magnet sesuai dengan
perbandingan massa / muatannya (m/z), dan menghasilkan arus listrik (arus ion) pada
kolektor/detektor yang sebanding dengan kelimpahan relatifnya. Fragmen dengan m/z
yang besar akan turun terlebih dahulu diikuti fragmen dengan m/z yang lebih kecil. Pa
rtikel netral (yang tak bermuatan) yang dihasilkan dalam fragmentasi tidak terdeteksi
secara langsung dalam spektrometer massa.
ABC+. Fragmentasi
AB+ + C. Fragmentasi
A + B+.
(M+.)
Ion molekul dari molekul ABC dipecah menjadi kation AB + dan radikal C.. Kation A
B+ kemudian terurai menjadi kation B+ dan dan fragmen tak bermuatan A. Spektromet
er hanya dapat mendeteksi ABC+. AB+ , dan B+. Adapun kebanyakan kation yang diha
silkan dalam spektrometer massa mempunyai muatan = 1 (z = 1), sehingga m/z secara
langsung menunjukkan massa dari kation tersebut.
3
1.4. Instrumentasi Spektrometer Massa
Beberapa teknik ionisasi yang lazim dilakukan antara lain sebagai berikut:
Ruang pengionan, uap sampel ditumbuk dengan elektron berenergi tinggi (70 ev).
Energi yang diserap molekul sampel akan mendorong pelepasan/ pengionan elekt
ron dari orbital ikatan dan orbital anti-ikatan. Energi ditransfer kearah pembentuk
an ion melalui proses tumbukan seperti terlihat pada persamaan reaksi berikut :
A-B-C + e- → A-B-C+ + 2 e-
Metode ini banyak digunakan untuk sampel yang volatil dan stabil pada temperat
ur tinggi. Sacara umum, spektroskopi massa dengan metode tumbukan elektron y
ang menghasilkan ion positif (kation) lebih disukai dibandingkan yang menghasil
kan ion negatif (anion).
Suatu larutan disemprotkan melalui pipa berdiameter sangat kecil kedalam ruang
vakum dengan medan listrik bergradient beberapa ratus hingga ribuan volt per ce
4
ntimeter, menghasilkan ion gas dari solut. ESI merupakan tehnik MS yang mamp
u menghasilkan fraksi besar dari fragmen-fragmen molekul organik atau analit bi
ologis. Karena MS mengukur rasio massa terhadap muatan ion, metode ini memb
erikan keuntungan dalam menganalisa massa yang sangat tinggi tanpa perlu instru
ment analisis massa yang khusus. Sebagai contoh, suatu ion dengan massa 120.00
0 dalton membawa 60 muatan positif muncul pada 2000 massa per muatan. Meto
de ini telah digunakan untuk mengukur massa ion dari molekul hingga 200.000 d
alton, seperti protein.
Ion yang akan dianalisa diproduksi melalui transfer suatu partikel (H +, H-, dan leb
ih berat) hasil pengionan suatu reaktan berupa gas yang lebih berat ke dalam sam
pel. Umumnya reaktan yang digunakan adalah gas metana pada tekanan 0,2-2,0 t
orr (27-270 pascal). Mula-mula metana (CH4) diionkan melalui proses tumbukan
elektron menghasilkan ion CH4+ . Selanjutnya ion tersebut bereaksi dengan molek
ul netral metana yang lain menghasilkan asam Bronsted yang kuat untuk bereaksi
dengan molekul sampel melalui transfer proton.
CH4 + e- → CH4+ + 2 e-
Gas lain yang juga sering digunakan adalah hidrogen (H 2), uap air (H2O), ammoni
a (NH3), dan isobutana (C4H10). Dalam gas-gas ini, ion yang reaktif adalah H3+, H2
O+, NH3+ dan C4H10+. Energi yang ditransfer pada proses ionisasi dengan metode i
ni berkisar 10-50 kkal/mol atau 40-200 kJ/mol, jumlah energi yang cukup kuat un
tuk proses fragmentasi, namun fragmentasi yang terjadi lebih sedikit dari metode
tumbukan elektron.
5
FAB merupakan suatu tehnik ionisasi yang popular untuk molekul non-volatil da
n atau labil terhadap temperatur tinggi. Baik digunakan untuk molekul polar dan
molekul dengan berat molekul tinggi. Umumnya FAB menggunakan uap atom ne
tral berkecepatan tinggi seperti Argon dan Xenon pada 8 kV. Sampel yang dianali
sa dapat berupa padatan atau sampel yang dilarutkan dalam pelarut kental seperti
gliserol. Biasanya ion pseudo molekuler [M+H]+ terbentuk bersama sedikit ion fra
gmen dengan massa yang lebih rendah.
Untuk material yang kurang volatil, ionisasi biasanya dilakukan dekat permukaan
elektroda melalui gradient medan listrik yang sangat tinggi (beberapa volt per ang
strom). Awan elektron dalam molekul didistorsi dan bagian molekul yang menga
ndung kelebihan elektron berperan sebagai anoda. Ion yang terbentuk akan ditola
k oleh anoda. Waktu hidup dari ion ini sangat singkat dibandingkan dengan ion h
asil tumbukan elektron. Karena sedikit energi yang ditransfer berupa energi dala
m dan ion bergerak sangat cepat, dan fragmentasinya sangat sedikit, maka berat
molekul sangat mudah dideteksi.
Metode ini baik digunakan untuk sampel dengan berat molekul lebih besar dari 7
00.000, dan teknik ini telah digunakan untuk menentukan berat molekul dari mole
kul biologi besar yang bersifat polar, seperti enzim, analisa interaksi antibodi. Sa
mpel berupa matriks organik atau dibuat dalam matriks organik (asam sinapinat b
iasanya untuk sampel protein), dioleskan pada permukaan suatu lempeng, selanjut
nya diradiasi dengan sinar laser (N2 l 337 nm) . MALDI adalah metode ionisasi y
ang lemah dan fragmentasi ion sampel jarang terjadi. Ion yang dihasilkan biasany
a berupa ion molekuler sehingga spektra yang dihasilkan sangat sederhana.
6
ang diberikan, hanya ion-ion positif dan radikal positif akan difokuskan ke detekt
or, sedang ion-ion yang lain (radikal netral) akan dibelokkan ke dinding tabung. I
on dengan m/z lebih besar akan mencapai detektor lebih dulu diikuti m/z yang leb
ih kecil. Arus listrik yang diterima detektor akan diperkuat dan spektrum massa d
ari sampel akan direkam.
Injeksi
Ionisasi
7
Sampel yang telah dimasukkan kemudian dipanaskan melebihi titik didihnya,
sehingga beralih fasa menjadi gas. Sampel yang telah berbentuk gas dimasukkan
dalam ruaionisasi. Partikel sampel (atom maupun molekul) kemudian ditembak
dengan elektron berenergi tinggi (70 eV). Adanya penembakan itu membuat artikel
sampel terbombardir, sehingga salah satu elektronnya terpental keluar. Dengan
demikianpartikel tersebut menjadi bermuatan positif .
Defleksi (pembelokan)
lon positif yang bergerak cepat tersebut selanjutnya dibelokkan dengan medan
magnet. Pembelokan ini menyebabkan adanya pemisahan ragmen ion sesuai dengan
rasio massa Per muatannya. Pada gambar di atas, ada jarak yang jelas antara kation
yang paling ringan dan paling berat.
Deteksi
8
ahan LC bisa sangat cepat. Dengan menggunakan Spektroskopi Massa waktu anal
isis bisa hanya 1 menit atau kurang, dibandingkan dengan lebih dari 10 menit den
gan deteksi UV. Kelebihan lainnya yaitu :
Dapat diaplikasikan untuk hampir semua senyawa volatile
Dapat menghasilkan spektrum massa
Fragmentasi menyediakan informasi struktur
Perpustakaan spektrum massa dapat dicari "sidik jari" massa EI spectral
Cepat dan mudah
Adapun spektrometri massa kini tidak digunakan dalam pengendalian mutu rutin t
api ditempatkan dalam suatu lingkungan penelitian dan pengembangan yang digu
nakan untuk mengatasi masalah-masalah spesifik yang berasal dari proses rutin at
au dalam pnegembangan proses intrumentasi ini mahal dan membutuhkan dukun
gan personel yang sangat terlatih dan pemeliharaan yang teratur. Kekurangan lain
nya yaitu:
Sampel harus secara termal mudah menguap dan stabil
Molekul Ion mungkin lemah atau tidak ada untuk banyak senyawa.
Hanya dapat menganalisis senyawa dengan berat molekul rendah (<1000 Am
u)
Informasi strukturalnya terbatas
Untuk peptida massa fingerprint: protein harus murni, dan masalah dengan ad
anya kontaminasi.
9
BAB II
PENUTUP
2.1. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
11