Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH ANALISIS FARMASI LANJUTAN

“SPEKTROMETRI MASSA
METODE ELECTROSPRAY IONIZATION (ESI)”

Dosen Pengampu :

Dr. Nuraini Harmastuti, M.Si

Disusun Oleh :

Tri Nur Azizah (R212110322)

PROGRAM STUDI S2 ILMU FARMASI


UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA

2021

i ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan hidayah-Nya
kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul,
“SPEKTROMETRI MASSA METODE ELECTROSPRAY IONIZATION (ESI)”
dalam kajian sebagai bentuk pengajuan tugas dari mata kuliah Analisis Farmasi Lanjutan
oleh Ibu Dr. Nuraini Harmastuti, M.Si.

Adapun makalah ini berisi 3 Bab yakni Bab I berupa pendahuluan dari pembuatan
makalah, Bab II berupa pembahasan dari Electrospray Ionization yakni pengertian,
prinsip, jenis fragmentasi , contoh senyawa, contoh analisis spektrometri massa, pola
fragmentasi dan Bab 3 yang berisi kesimpulan berupa ringkasan dari makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surakarta, 28 Desember 2021

Tri Nur Azizah

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………….i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi .....................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah. ................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Teknik Ionisasi Electrospray Ionization (ESI)....................................3
2.2 Prinsip Analisa Teknik Ionisasi Electrospray Ionization (ESI)…………………...3
2.2.1 Sumber Ion……………………………………………………..............3
2.2.2 Analyser (Penganalisis Massa)................................................................4
2.2.3 Spektrum ESI-MS ......................................................…….....................5
2.3 Analisa Senyawa dengan Teknik Ionisasi Electrospray Ionization (ESI)………...5
2.4 Instrument LC-MS dengan Teknik Ionisasi Electrospray Ionization (ESI)……....8
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan .......................................................................................……………13
3.2 Saran……………………………………………………………………………..13
Daftar Pustaka………………………………………………………………………14

ii
i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dahulu, berat molekul suatu senyawa ditentukan dengan cara mengukur
kerapatan uap atau penurunan titik beku senyawa tersebut, sementara rumus molekulnya
ditentukan dengan cara analisis unsur. Selain lama dan merepotkan, teknik ini juga
memerlukan jumlah sampel yang banyak dengan kemurnian yang tinggi. Sekarang berat
molekul dan rumus molekul bisa ditentukan dengan cepat dan jumlah sampel sedikit
menggunakan spektrometer massa (Pavia, Lampman, & Kriz, 2009).

Spektrometri massa merupakan teknik yang paling umum digunakan


untuk mengukur dan menetapkan massa suatu molekul (biasanya molekul organik, dan
akhir-akhir ini biomolekul). Selain itu, juga dapat digunakan untuk membantu
mengkarakterisasi atau mengidentifikasi suatu molekul yang belum diketahui.
Spektrometri massa juga dapat digunakan untuk menjelaskan informasi umum tentang
struktur suatu molekul, khususnya spektrometer massa resolusi tinggi (high resolution
mass spectrometer). Hasil analisis dengan metode spektrometri massa dikenal dengan
spektrum massa disingkat dengan MS (mass spectrum), dan bila jamak disebut spektra
massa.

Secara umum spektroskopi massa terdiri dari tiga bagian penting, yaitu tempat
pengionan sampel, pemisahan ion, dan deteksi ion yang terbentuk. Sampel yang akan
dianalisis dimasukkan pada tempat pengionan dalam alat spektroskopi massa. Sampel
dapat berupa gas, padatan, dan larutan sesuai dengan wujud sampel dan teknik ionisasi
yang dipilih. Beberapa teknik ionisasi yang lazim dilakukan antara lain, Electron Impact
(EI), Electrospray Ionization (ESI), Chemical Ionization (CI), Fast Atom Bombardment
(FAB), Field Desorption (DI), dan Matrix Assisted Laser Desorption Ionization
(MALDI).

Pada makalah ini, teknik ionisasi yang akan dibahas yaitu Electrospray Ionization
(ESI). ESI merupakan teknik MS yang mampu menghasilkan fraksi besar dari fragmen -
fragmen molekul organik atau analit biologis. Karena MS mengukur rasio massa
terhadap muatan ion, metode ini memberikan keuntungan dalam menganalisa massa yang
sangat tinggi tanpa perlu instrument analisis massa yang khusus. Salah satu analisa
spektrum massa yang menggunakan teknik ionisasi Electrospray Ionization (ESI) yaitu
LC-MS (Liquid Chromatography – Mass Spectroscopy).

1
Manfaat LC-MS salah satunya yaitu kemampuan untuk melakukan analisis
multikomponen secara simultan, mengidentifikasi dan mengukur beberapa analitik yang
dianalisa secara bersamaan. Kemampuan menganalisa multikomponen dapat
menurunkan biaya terutama dalam proses preparasi sampel dalam matriks biologis.
Penyiapan sampel dapat disederhanakan dengan metode ektraksi cair-cair atau
pengendapan protein, dibandingkan dengan metode preparasi sampel yang memakan
waktu dan mahal seperti ekstraksi fase padat atau derivatisasi. Derivatisasi atau
modifikasi kimia senyawa polar pada awalnya diperlukan dalam metode lain seperti
kromatografi gas (GC), karena senyawa ini harus cukup mudah menguap agar bisa
dianalisis. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas teknik analisis
senyawa menggunakan LC-MS beserta teknik ionisasi menggunakan ESI.

1.2. Rumusan Masalah


a) Apa yang dimaksud dengan teknik ionisasi Electrospray Ionization (ESI)?
b) Bagaimana prinsip analisa massa nya?
c) Bagaimana pola fragmentasi dari contoh senyawanya?
d) Bagaimana proses analisa menggunakan LC-MS berdasarkan metode pola ionisasi
Electrospray Ionization (ESI)?
1.3. Tujuan
a) Mengetahui pengertian teknik ionisasi Electrospray Ionization (ESI).
b) Mengetahui prinsip analisa massa dari pola ionisasi Electrospray Ionization (ESI).
c) Mengetahui contoh pola fragmentasi dari senyawa dengan metode pola ionisasi
Electrospray Ionization (ESI).
a) Mengetahui proses analisa menggunakan LC-MS berdasarkan metode pola ionisasi
Electrospray Ionization (ESI).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Teknik Ionisasi Electrospray Ionization (ESI)


ESI (Electrospray ionization) adalah teknik yang mengandalkan sebagian kimia
untuk menghasilkan ion analit dalam larutan sebelum analit mencapai spektrometer
massa. Bidang elektrostatik menyebabkan disosiasi lebih lanjut dari molekul analit.
Electrospray sangat berguna untuk menganalisis biomolekul besar seperti protein,
peptida, dan oligonukleotida, namun juga dapat menganalisis molekul yang lebih kecil
seperti benzodiazepin dan konjugat sulfat.

Suatu larutan disemprotkan melalui pipa berdiameter sangat kecil kedalam ruang
vakum dengan medan listrik bergradient beberapa ratus hingga ribuan volt per
centimeter, menghasilkan ion gas dari solut. ESI merupakan teknik ionisasi MS yang
mampu menghasilkan fraksi besar dari fragmen - fragmen molekul organik atau analit
biologis. Karena MS mengukur rasio massa terhadap muatan ion, metode ini memberikan
keuntungan dalam menganalisa massa yang sangat tinggi tanpa perlu instrument analisis
massa yang khusus. Sebagai contoh, suatu ion dengan massa 120.000 dalton membawa
60 muatan positif muncul pada 2000 massa per muatan. Metode ini telah digunakan
untuk mengukur massa ion dari molekul hingga 200.000 dalton, seperti protein.

2.2. Prinsip Analisa Teknik Ionisasi Electrospray Ionization (ESI)


2.2.1. Sumber Ion

Ionisasi dengan ESI melalui 3 tahap; produksi tetesan bermuatan, pengurangan


ukuran tetesan bermuatan dan fase gas pembentukan ion. Tahap pertama, analit bersama
dengan eluen dari Kromatografi cair dipompa masuk menuju kapiler. Di dalam kapiler
terdapat anoda (kutup negatif) pada Taylor cone dan katoda (kutup negatif) pada kapiler.
Kutup ini berfungsi agar muatan yang berkumpul pada taylor cone adalah muatan positif
sehingga nantinya saat terjadi penyemprotan dan terbentuk droplet (tetesan) tidak

3
bergabung menjadi tetesan yang lebih besar lagi. Didalam kapiler yang sangat sempit
dan bertegangan tinggi akan terjadi nebulasi, analit berinteraksi dengan lapisan
permukaan pelarut menghasilkan tetesan bermuatan positif/negatif.

Tahap kedua, tetesan bermuatan ini akan mengalami pengurangan ukuran karena
menguapnya pelarut, meningkatnya kerapatan muatan pada partikel sehingga
meningkatkan tegangan permukaan dan tetesan akan pecah menjadi tetesan - tetesan
lebih kecil ; a. Analit dengan satu muatan dan beberapa muatan (analit ion), b. Satu
analit bersama solven yang diliputi muatan positif, c. Beberapa analit bersama beberapa
solven diliputi beberapa analit).

Tahap terakhir, analit ion akan masuk ke dalam cone dimana di sisi kiri dan
kanannya sudah mengalir gas nitrogen, gas ini berfungsi agar analit yang terbentuk
stabil dan tidak terganggu oleh gas oksigen. Tetesan tersebut ditransfer melalui lubang
kapiler penganalisis massa. Berikut diagram prinsip teknik ionisasi Electrospray
Ionization (ESI) :

2.2.2. Analyser (Penganalisis Massa)

Bagian terpenting dari spektrometri massa adalah mass analyser, yang


memisahkan ion - ion berdasarkan massanya yang dibagi sesuai muatannya, rasio
m/z nya. Beberapa tipe penganalisis massa dapat dilihat pada tabel berikut :
4
2.2.3. Spektrum ESI-MS

2.3. Analisa Senyawa dengan Teknik Ionisasi Electrospray Ionization (ESI)


Contoh senyawa yang dibahas pada makalah ini adalah fragmentasi metabolit
baru eritromisin (Δ6,7-Anhidroeritromisin-A) menggunakan metode analisa LC-MS
(Khairan, dkk., 2009). Pembentukan metabolit baru eritromisin diperoleh dengan teknik
fermentasi Saccharopolyspora erythraea ATCC 11912. Penegasan strukturnya
dianalisis menggunakan spektrometer FT-IR (Spektrometer FT-IR Shimadzu). Bobot
massanya dilakukan menggunakan spektrometer LC-MS, Licuid Chromatography-Mass
Spectroscopy (Instrumen LC-MS ESI Perkin Elmer Series 200) dengan pola ionisasi
spektroskopi massanya menggunakan pola ionisasi ESI (Electrospray Ionization).
 Analisis LC-MS Eritromisin-A Standar
Data IR isolat hasil fermentasi menunjukkan bahwa kemungkinan besar isolat
tersebut mengandung senyawa Δ6,7-Anhidroeritromisin-A. Untuk penegasan
struktur kimia spektroskopi massanya, maka dilakukan analisis LC-MS (Liquid
Chromatography-Mass Spectroscopy). Pada analisis LC-MS ini, maka pola ionisasi
5
spektroskopi massanya menggunakan pola ionisasi ESI (Electrospray Ionization).
Pada ESI-MS, fragmentasi jarang terjadi, namun quassimolecular ion, seperti
[M+H]+ sering terjadi. Pada penelitian ini, isolat dilarutkan terlebih dahulu dalam
asam asetat encer, sehingga ion molekul akan muncul sebagai [M+H]+
Kromatogram LC-MS eritromisin-A standar memberikan harga retention time (RT)
sebesar rata-rata 4,445 memberikan satu puncak spektrogram-massa dengan m/z
734,3336 Puncak spektrogram massa ini jelas merupakan [M+H] + dari
eritromisin-A baku yang mempunyai BM 733,3336 (selisih 1).

 Jenis Reaksi Fragmentasi Eritromisin-A


Pertama terjadi reaksi pemutusan alfa (a) (a – cleavage) diikuti reaksi pemutusan
induksi (i) (i – cleavage) terhadap gula desosamina menghasilkan ion fragmen m/z
559. Kemudian pemecahan induktif yang kedua terjadi terhadap gula kladinosa
menghasilkan ion fragmen m/z 385. Pemecahan glikosidik glikon terjadi pada sisi
Oglikosidik sehingga menyebabkan terbentuknya aglikon tak jenuh (unsaturated
lactone) dengan melepaskan ion fragmen formaldehid (-CHO, m/z 30). Pada
spektrum ESI-MS lakton tak jenuh ini memberikan intensitas puncak yang relatif
besar (60%) dengan ion fragmen 2 pada m/z 339. Selanjutnya terjadi pemecahan α
6
pada gilkon tak jenuh dengan melepaskan ion fragmen CO (CO, m/z 44),
pemecahan α ini menghasilkan base peak pada ion fragmen m/z 295 (100%).

 Analisis LC-MS Terhadap Isolat Hasil Fermentasi


Kromatogram LC-MS isolat hasil fermentasi pada Retention Time rata-rata 4,24
dengan abundance/intensitas 58%). memberikan dua puncak spektrogram-massa
utama, masing-masing pada m/z 732,2460 dan 716,2522.

Jika harga kedua puncak spectrogram massa tersebut diasumsikan sebagai [M+H] +,
maka harga m/z sebenarnya dari masing-masing puncak tersebut, berturut-turut
yaitu adalah 731,2460 dan 715,2522.

7
Puncak m/z 731,2460 dibandingkan BM eritromisin-A 733 (selisih 2) merupakan
Δ7,8 N-dehidroeritromisin-A dimana eritromisin-A kehilangan 2 atom hidrogennya
pada posisi C7,8

Puncak m/z 715,2522 dibandingkan BM eritromisin-A 733 (selisih 18) yang


merupakan Δ6,7-Anhidroeritromisin-A dimana eritromisin-A kehilangan molekul air
(H2O) pada posisi C6,7

8
2.4. Instrument LC-MS dengan Teknik Ionisasi Electrospray Ionization (ESI)
Kromatografi cair-spektrometri massa (LC-MS) adalah teknik kimia analitik yang
menggabungkan kemampuan pemisahan fisik kromatografi cair (atau HPLC) dengan
kemampuan analisis massa spektrometri massa (MS). Teknik ini biasanya dipergunakan
untuk sampel padat maupun cair dengan kata lain sampel harus dapat di preparasi
kedalam bentuk cair. Selain kromatografi cair dan alat spektrometri massa, sistem LC-
MS berisi antarmuka yang secara efisien mentransfer komponen terpisah dari kolom LC
ke sumber ion MS.
Antarmuka diperlukan karena perangkat LC dan MS pada dasarnya tidak
kompatibel. Sementara fase gerak dalam sistem LC adalah cairan bertekanan,
penganalisis MS biasanya beroperasi di bawah vakum (sekitar 10 -6 torr). Dengan
demikian, tidak mungkin memompa eluate secara langsung dari kolom LC ke sumber
MS. Secara keseluruhan, antarmuka adalah bagian mekanis sederhana dari sistem LC-
MS yang mentransfer jumlah maksimum analit, menghilangkan sebagian besar fase
gerak yang digunakan dalam LC dan mempertahankan identitas kimia produk
kromatografi (secara kimiawi inert). Sebagai persyaratan, antarmuka tidak boleh
mengganggu efisiensi pengion dan kondisi vakum sistem MS.
Saat ini, antarmuka LC-MS yang paling banyak digunakan didasarkan pada
strategi ionisasi tekanan atmosfir (API) seperti ionisasi elektrospray (ESI), ionisasi kimia
tekanan atmosfer (APCI), dan ionisasi tekanan atmosfer (APPI).
Pada makalah ini akan dibahas analisa LC-MS pada strategi ionisasi elektrospray
(ESI), beberapa keuntungan ESI :
1. Proses ionisasi yang lembut
 Kemungkinan tinggi mengamati ion molekuler utuh
 Analit yang sangat labil dapat terionisasi
 Kompleks non kovalen dapat dipelajari oleh ESI
2. Molekul tidak perlu stabil
 Protein / peptida mudah dianalisis dengan ESI
 Garam dapat dianalisis dengan ESI

9
3. mudah digabungkan dengan HPLC
4. Baik ion positif maupun negatif dapat dihasilkan oleh sumber yang sama

Karakteristik dari io ESI :


1. ESI adalah proses termal (1 atm in source)

Sedikit fragmentasi akibat ionisasi (cf EI)
2. Ion fase solusi sering diawetkan

Misalnya garam organologam
3. Ion ESI dihasilkan oleh transfer ion

(M+H)-, (M+Na)-, atau (M-H), , jarang M-
4. ESI sering menghasilkan ion bermuatan ganda

(M+2H)2- atau (M+10H)10-

Sebagian besar ion adalah 500-1500 m/z

Spektrum ESI harus massa/muatan (m/z atau Th, bukan amu atau Da)

Quadrupole Analyser merupakan tipe pertama yang digunakan pada sistem


LC/MS dan sejauh ini masih menjadi yang termurah dan paling banyak digunakan.
Sistem ini digunakan untuk menggambarkan analyser dan operasi detektor. Quadrupole
merupakan jantungnya spektrometri massa, yang terdiri dari empat batang kuarsa silinder
yang dijepit pada sepasang klem keramik. Ruang hiperbolik antara batang berlawanan
diagonal sangat penting untuk operasi spektrometri massa.
Contoh Instrumen pada penelitian diatas yaitu LC-MS ESI Perkin Elmer Series
200 (Khairan, dkk., 2009). Dapat dilihat tipe nya pada keterangan berikut :

10
Triple quadrupole (TQD) merupakan jenis analisis massa yang menggunakan
osilasi medan listrik yang digunakan untuk menyeleksi ion yang stabil atau tidak stabil
yang melewati radio frequency (RF). Triple quadrupole (TQD) merupakan jenis analisis
massa yang terdiri dari dua pasang batang yang mana arus searah (DC) dan radio
frequency (RF) diterapkan. Triple quadrupole (TQD) memiliki tiga spektrometer massa
quadrupole. Quadrupole pertama bertindak sebagai mass filter, yang mengirimkan ion
masuk ke quadrupole kedua. Quadrupole kedua terdapat tempat terjadinya tumbukan
dimana ion mengalami pemecahan. Quadrupole ketiga juga bertindak sebagai mass filter,
yang mengirimkan ion hasil pemecahan ke detektor. Quadrupole mass filter dapat
dioperasikan dalam mode scan atau SIM (Select Ion Monitoring). Dapat dilihat pada
gambar berikut :

Pada sistim spektrometri massa dengan penganalisis massa triple quadrupole


(TQD) mampu menganalisis rasio m/z ion induk (pada Q1) dan menganalisis rasio m/z
ion produk (pada Q3), ion induk dapat di analisis setelah mengalami fragmen pada Q2
sebagai cell collision. Ion dari penganalisis massa pertama (Q1) sebagai ion induk akan

11
dilanjutkan ke sel collision (Q2). Pada Q2 tegangan listrik hanya berasal dari radio
frekuensi (RF) dengan energi yang rendah. Sel collision mengandung gas netral pada
tekanan 10-4 sampai 10-2 torr. Ketika gas netral berinteraksi dengan ion terjadi tabrakan,
tabrakan akan mentransfer energi internal ke ion, dengan mengkonversi sebagian kecil
dari energi kinetik menjadi energi internal. Ion kemudian mengalami reaksi unimolekular
untuk membentuk ion produk/fragmen ion. Ion produk meninggalkan sel collision
menuju penganalisis massa (Q3) untuk dianalisis.
Sumber spektrometer massa pada LC-MS/MS mempunyai masalah yang lebih
sedikit dengan kontaminasi bila dibandingkan dengan GC/MS, dimana kontaminasi
tersebut disebabkan oleh pematangan filament dan pembakaran uap panas dari oven GC.
Tapi sumber ion LC-MS masih harus dibersihkan secara berkala, khususnya jika lensa
repeller digunakan untuk mendorong sampel terionisasi dari interface atau jika filament
digunakan untuk mengionisiasi fragmentasi, dan prosedurnya kurang lebih sama.
Penganalisis massa quadrupole LC-MS lebih rentan terhadap kontaminasi oleh akumulasi
sampel terkondensasi, khususnya jika interface ion spray dioperasikan pada laju alir
HPLC yang tinggi. Keadaan ini akan meningkatkan kebutuhan pencucian penganalisis
massa.
Masalah lain yang mungkin terjadi pada quadrupole sehingga dapat
mempengaruhi pengoperasiannya adalah akumulasi senyawa organik pada batang
quadrupole. Ion yang tidak tahan dalam perjalanan melalui quadrupole berbenturan
dengan batangnya, mengambil elektron, dan menjadi molekul netral. Jika itu adalah
senyawa volatile kecil, akan tersapu dari batang oleh sistem vakum dan berakhir sebagai
kontaminasi minyak dalam pompa vakum.
Namun, ada akumulasi besar yang lambat, senyawa organik non volatile pada
batang quadrupole. Ini harus dibersihkan secara berkala karena akan merubah daerah
elektromagnetik dan akhirnya akan mematikan penganalisis massa untuk melepaskan
batang dari quadrupole untuk dibersihkan, sebelumnya sistem harus dibuka dan sumber
ion dilepaskan. Spacer antara sumber ion dan quadrupole dilepaskan, sambungan elektrik
ke batang dilepaskan, dan rangkaian batang dilepas dari sumber ion. Batang-batang

12
tersebut pada sebagian besar sistem dipasang sejajar hiperbolik dengan dua Spacer yang
harus dilepaskan. Tidak akan ada yang dapat mematikan spektrometer massa lebih cepat
daripada mengganggu kesejajaran batang. Minimalnya yang harus dilakukan adalah
memperbaikinya dan mensejajarkannya kembali. Hal ini memakan waktu dan mahal dan
tidak selalu berhasil.

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Kesimpulan pembahasan teknik ionisasi pada makalah ini yaitu tipe instrumentasi
LC-ESI-QQQ (Liquid Chromatography Electrospray Ionization Quadrupole Quadrupole
Quadrupole). Electrospray Ionization sangat berguna untuk menganalisis biomolekul
besar seperti protein, peptida, dan oligonukleotida. Manfaat LC-MS salah satunya yaitu
13
kemampuan untuk melakukan analisis multikomponen secara simultan, mengidentifikasi
dan mengukur beberapa analitik yang dianalisa secara bersamaan. Masalah yang terjadi
pada quadrupole meningkatkan kebutuhan pencucian penganalisis massa, dan masalah
lain yang mungkin terjadi pada quadrupole sehingga dapat mempengaruhi
pengoperasiannya adalah akumulasi senyawa organik pada batang quadrupole.

3.2. SARAN

Dalam penyusunan makalah ini saya mengharapkan masukan dan kritikan dari
para pembaca agar selanjutnya saya dapat menyusun makalah lebih baik lagi, karena
saya sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak kata atau penulisan yang salah
serta isi yang masih jauh dari kata lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Williams, D.H. and Fleming, I., 1997, Spectroscopic Methods in Organic Chemistry, 5 th ed.,
Mc. Graw Hill, Cambridge. UK.
Khairan, U. A. Jenie, and R. S. Sudibyo, “Fragmentation studies of Δ6,7 -Anhidroeritromisin-
A by Liquid Chromatography-Mass Spectroscopy (LC-MS ),” Indonesia. J. Chem.,
14
vol. 9, no. 3, pp. 491–499, 2009.
A. Römpp and U. Karst, “Current trends in mass spectrometry imaging mass spectrometry
imaging,” Anal. Bioanal. Chem., vol. 407, no. 8, pp. 2023–2025, 2015, doi:
10.1007/s00216-015-8479-7.
Cresswell, CJ., Runquist, OA., Campbell, M.M.. 1982. Analisis Spektrum Senyawa Organik,
(diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Sudiro). Penerbit ITB.
Bandung.
Pavia DL, Lampman GM, Kriz GS. 1996. Introduction to Spectroscopy. Saunders College
Publishing. USA.

15

Anda mungkin juga menyukai