Anda di halaman 1dari 31

Bidang Kedokteran

Di bidang kedokteran, radioisotop banyak digunakan sebagai alat


diagnosis dan alat terapi berbagai macam penyakit.
Diagnosa

Radioisotop merupakan bagian yang sangat penting pada proses


diagnosis suatu penyakit. Dengan bantuan peralatan pembentuk citra
(imaging devices), dapat dilakukan penelitian proses biologis yang
terjadi dalam tubuh manusia. Dalam penggunaannya untuk diagnosis,
suatu dosis kecil radioisotop yang dicampurkan dalam larutan yang larut
dalam cairan tubuh dimasukkan ke dalam tubuh, kemudian aktivitasnya
dalam tubuh dapat dipelajari menggunakan gambar 2 dimensi atau 3
dimensi yang disebut tomografi. Salah satu radioisotop yang sering
digunakan adalah technisium-99m, yang dapat digunakan untuk
mempelajari metabolisme jantung, hati, paru-paru, ginjal, sirkulasi
darah dan struktur tulang. Tujuan lain dari penggunaan di bidang
diagnosis adalah untuk analisis biokimia yang disebut radioimmunoassay. Teknik ini dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi
hormon, enzim, obat-obatan dan substansi lain dalam darah.
Terapi

Penggunaan radioisotop di bidang pengobatan yang paling banyak


adalah untuk pengobatan kanker, karena sel kanker sangat sensitif
terhadap radiasi. Sumber radiasi yang digunakan dapat berupa sumber
eksternal, berupa sumber gamma seperti Co-60, atau sumber internal,
yaitu berupa sumber gamma atau beta yang kecil seperti Iodine-131
yang biasa digunakan untuk penyembuhan kanker kelenjar tiroid.
Sterilisasi Peralatan Kedokteran

Dewasa ini banyak peralatan kedokteran yang disterilkan


menggunakan radiasi gamma dari Co-60. Metode sterilisasi ini lebih
ekonomis dan lebih efektif dibandingkan sterilisasi menggunakan uap
panas, karena proses yang digunakan merupakan proses dingin, sehingga

dapat digunakan untuk benda-benda yang sensitif terhadap panas


seperti bubuk, obat salep, dan larutan kimia.
Keuntungan lain dari sterilisasi dengan menggunakan radiasi adalah
proses sterilisasi dapat dilakukan setelah benda tersebut dikemas dan
masa penyimpanan benda tersebut tidak terbatas sepanjang
kemasannya tidak rusak.
Industri dan Lingkungan
Bidang Hidrologi

Dalam bidang hidrologi, sumber radiasi yang umum digunakan adalah


sumber radiasi gamma. Teknik hidrologi yang menggunakan radioisotop
mampu secara akurat melacak dan mengukur ketersediaan air dari suatu
sumber air di bawah tanah. Teknik tersebut memungkinkan untuk
melakukan analisis, pengelolaan dan pelestarian sumber air yang ada dan
pencarian sumber air baru. Teknik ini dapat memberikan informasi
mengenai asal, usia dan distribusi, hubungan antara air tanah, air
permukaan dan sistem pengisiannya.
Pemanfaatan lainnya adalah sebagai perunut untuk mencari
kebocoran pada bendungan dan saluran irigasi, mempelajari pergerakan
air dan lumpur pada daerah pelabuhan dan bendungan, laju alir, serta
laju pengendapan. Selain radiasi gamma, radiasi neutron banyak juga
digunakan untuk mengukur kelembaban permukaan tanah.
Detektor Asap

Detektor yang menggunakan radioaktif biasanya menggunakan


ameresium-241 yang merupakan pemancar alfa. Pada saat tidak ada asap
maka partikel alfa akan mengionisasi udara dan menyebabkan terjadinya
aliran ion antara 2 elektroda. Jika asap di dalam ruangan masuk ke
dalam detektor, maka asap tersebut dapat menyerap radiasi alfa
sehingga akan menghentikan arus yang selanjutnya akan menghidupkan
alarm.
Perunut Lingkungan

Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut untuk menganalisis


pencemar, baik pencemar udara maupun air. Teknik ini dapat digunakan
untuk menganalisis kontaminasi sulfur dioksida di atmosfir yang
dihasilkan dari gas buang hasil pembakaran bahan bakar fosil, endapan
lumpur laut dari limbah industri dan tumpahan minyak.
Perunut Industri

Kemampuan untuk mengukur radioaktvitas dalam jumlah yang sangat


kecil telah memungkinkan pemakaian radioisotop sebagai perunut
dengan menambahkan sejumlah kecil radioisotop pada bahan yang
digunakan dalam berbagai proses. Teknik ini memungkinkan untuk
mempelajari pencampuran dan laju alir dari berbagai macam bahan,
termasuk cairan, bubuk dan gas. Teknik perunut juga dapat digunakan
untuk mendeteksi tempat terjadinya kebocoran.
Suatu perunut yang dimasukkan ke oli pelumas dapat digunakan
untuk menentukan laju keausan dari suatu mesin. Teknik perunut juga
dapat digunakan di berbagai fasilitas untuk mengukur kinerja peralatan
dan meningkatkan efisiensinya.
Alat Pengukur dan Kendali

Peralatan pengukur yang berisi sumber radioaktif secara luas telah


digunakan dalam industri yang memerlukan pengaturan permukaan gas,
cairan atau padatan secara akurat. Alat pengukur ini sangat bermanfaat
dalam situasi dimana panas dan tekanan yang ekstrim atau kondisi
lingkungan yang korosif mempersulit pelaksanaan pengukuran.
Pengukur ketebalan yang menggunakan radioisotop digunakan untuk
mengukur ketebalan secara kontinu pada bahan, seperti kertas, plastik,
logam, dan gelas, yang dalam proses pengukuran tersebut tidak
diperlukan kontak antara alat pengukur dan bahan yang diukur.
Alat pengukur densitas yang menggunakan radioaktif digunakan pada
saat kendali otomatis dari cairan, bubuk atau padatan sangat
diperlukan, misalnya dalam pembuatan sabun detergen dan rokok.

Penggunaan radioisotop pada alat pengukur mempunyai beberapa


kelebihan yaitu pengukuran dapat dilakukan tanpa kontak fisik antara
alat pengukur dan bahan yang akan diukur, perawatan yang dibutuhkan
relatif mudah, serta lebih ekonomis dibandingkan metode lainnya.
Radiografi

Radioisotop yang memancarkan radiasi gamma dan pesawat sinarX dapat digunakan untuk melihat bagian dalam dari hasil fabrikasi,
seperti hasil pengelasan atau hasil pengecoran, untuk melihat apakah
produk tersebut mempunyai cacat atau tidak, dan memeriksa isi dari
suatu kemasan/bungkusan tertutup, misalnya pemeriksaan bagasi di
pelabuhan. Pada teknik ini suatu sumber radiasi diletakkan pada jarak
tertentu dari bahan yang akan diperiksa dan film radiografi atau layar
pendar (fluoresens) diletakkan pada sisi yang berlawanan dari sumber
radiasi. Dari perbedaan tingkat kehitaman pada film radiografi atau
layar pendar, dapat dipelajari struktur atau cacat yang ada pada benda
yang diperiksa.
Penentuan Umur Suatu Benda

Teknik penentuan umur suatu benda yang menggunakan radioisotop


disebut Carbon Dating. Prinsip kerja teknik ini adalah membandingkan
konsentrasi unsur karbon yang tidak stabil pada suatu benda dengan
benda lainnya. Teknik ini banyak digunakan oleh para ahli geologi,
antropologi
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/32.htm

Penggunaan zat-zat radioaktif merupakan bagian dari teknologi nuklir yang


relatif cepat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini disebabkan zatzat radioaktif mempunyai sifat-sifat yang spesifik, yang tidak dimiliki oleh
unusr-unusr lain. Dengan memanfaatkan sifat-sifat radioaktif tersebut, maka
banyak persoalan yang rumit yang dapat disederhanakan sehingga
penyelesaiannya menjadi lebih mudah.

Salah satu sifat dari radioaktif yaitu mampu untuk menembus benda padat.
Sifat ini banyak digunakan dalam teknik radiografi yaitu pemotretan bagian
dalam suatu benda dengan menggunakan radiasi nuklir seperti sinar-x, sinar
gamma dan neutron. Hasil pemotretan tersebut direkam dalam film sinar-x.
Radioaktif merupakan kumpulan beberapa tipe partikel subatom, biasanya
disebut sinar gamma, neutron, elektron, dan partikel alpha. radioaktif itu
bersifat melaju melalui celah/rongga ruang dengan kecepatan tinggi, yaitu
sekitar 100,000 mili persekon. tentunya Radioaktif dengan mudah bisa
masuk ke tubuh dan merusak sel alami yang telah disusun tubuh. Ini bisa
menyebabkan sel kanker yang mematikan didalam tubuh kita, dan jika
mengenai bagian reproduksi, bisa merusak generasi manusia.
A.

Bidang Kedokteran

Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah


berapa juta orang di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan
radioaktif ini. Sebagai contoh sinar X untuk penghancur tumor atau untuk
foto tulang.
Berdasarkan radiasinya
1) Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga
dapat digunakan untuk sterilisasialat-alat kedokteran. Steritisasi dengan
cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan
sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
a) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin
tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara
konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses
pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.

2) Terapi tumor atau kanker.


Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi.
Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi
tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak).
Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan
mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.
3) Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang
dengan radiasi gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma
atau sinar-X yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan
konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan dilakukan oleh
komputer yang dipasang pada alat bone densitometer tersebut. Teknik ini
bermanfaat untuk membantu mendiagnosiskekeroposan tulang
(osteoporosis) yang sering menyerang wanita pada usia menopause
(matihaid) sehingga menyebabkan tulang muda (Yudhi, 2008).
4) Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)
Terapi radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat
pembangkit radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker.
Perkembangan teknik elektronika maju dan peralatan komputer canggih
dalam dua dekade ini telah membawa perkembangan pesat dalam teknologi
radioterapi. Dengan menggunakan pesawat pemercepat partikel generasi
terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker dengan
sangat presisi dan tingkat keselamatan yang tinggi melalui kemampuannya
yang sangat selektif untuk membatasi bentuk jaringan tumor yang akan
dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan radiasi dengan
dosis yang tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini
sejak tahun 1985 telah berkembang metoda pembedahan dengan
menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma knife).
Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan
pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau
gamma ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting
tanpa merusak jaringan di luar target (Yudhi, 2008).

5) Teknik Pengaktivan Neutron


Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral
tubuh terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan
jumlah yang sangat kecil (Co, Cr, F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit
ditentukan dengan metoda konvensional. Kelebihan teknik ini terletak pada
sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya sangat tinggi. Di sini contoh
bahan biologik yang akan diperiksa ditembaki dengan neutron (Yudhi, 2008).
Penggunaan radioaktif dalam bidang kedokteran terutama untuk
pendeteksian jenis kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker
yang sangat sukar dioperasi menggunakan metode lama. Prinsip radioaktif
ini juga dimanfaatkan untuk pengetesan kualitas bahan di dalam suatu
industri yang dapat dipergunakan dengan mudah dan dengan ketelitian
yang tinggi. Radioisotop yang digunakan dalam bidang kedokteran dapat
berupa sumber terbuka (unsealed source) dan sumber tertup (sealed
source). Ketika radioisotop tersebut tidak dapat dipergunakan lagi, maka
sumber radioaktif bekas tersebut sudah menjadi limbah radioaktif.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian
dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam
radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati
sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola
gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak
diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa
organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan
teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner.
Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop primadona
yang mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini
dikarenakan radioisotop ini memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam
sehingga intensitas radiasi yang dipancarkannya berkurang secara cepat
setelah selesai digunakan. Radioisotop ini merupakan pemancar gamma
murni dari jenis peluruhan electron capture dan tidak memancarkan radiasi
partikel bermuatan sehingga dampak terhadap tubuh sangat kecil. Selain
itu, radioisotop ini mudah diperoleh dalam bentuk carrier free (bebas
pengemban) dari radioisotop molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat membentuk
ikatan dengan senyawa-senyawa organik. Radioisotop ini dimasukkan ke

dalam tubuh setelah diikatkan dengan senyawa tertentu melalui reaksi


penandaan (labelling).
Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan
senyawa yang ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di
dalam tubuh. Dengan demikian, keberadaan dan distribusi senyawa tersebut
di dalam tubuh yang mencerminkan beberapa fungsi organ dan
metabolisme tubuh dapat dengan mudah diketahui dari hasil pencitraan.
Pencitraan dapat dilakukan menggunakan kamera gamma. Radioisotop ini
dapat pula digunakan untuk mencari jejak terjadinya infeksi bakteri,
misalnya bakteri tuberkolose, di dalam tubuh dengan memanfaatkan
terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Terjadinya
reaksi spesifik tersebut dapat diketahui menggunakan senyawa tertentu,
misalnya antibodi, yang bereaksi secara spesifik di tempat terjadinya infeksi.
Beberapa saat yang lalu di Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)
BATAN telah berhasil disintesa radiofarmaka bertanda teknesium-99m untuk
mendeteksi infeksi di dalam tubuh. Produk hasil litbang ini saat ini sedang
direncanakan memasuki tahap uji klinis.
Sebagai Perunut
Dalam bidang kesehatan radioisotop digunakan sebagai perunut (tracer)
untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh. Selain itu
radiasi dari radioisotop tertentu dapat digunakan untuk membunuh sel-sel
kanker sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat
jaringan sel kanker tersebut. Berikut ini adalah contoh beberapa radioisotop
yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan (Sutresna, 2007).
Contoh radioisotop dalam bidang kedokteran :

I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada

kelenjar gondok, hati dan otak

Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung

Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung

Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah

Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru

P-32 digunakan untuk pengobatan penyakit polycythemia rubavera,

yaitu pembentukkan sel darah merah yang berlebihan. Didalam


penggunaannya P-32 disuntikkan ke dalam tubuh sehingga radiasinya yang
memancarkan sinar beta dapat menghambat pembentukan sel darah merah
pada sumsum tulang. Sedangkan, sinar gamma dapat digunakan untuk
mensterilkan alat-alat kedokteran, sebelum dikemas dan ditutup rapat,
misalnya pada proses sterilisasi alat suntik. Sebenarnya sebelum dikemas,
alat suntik sudah disterilkan. Tetapi, pada proses pengemasan masih
mungkin terjadi kontaminasi, sehingga setelah alat suntik tersebut dikemas
dan ditutup rapat perlu dilakukan sterilisasi ulang dengan menggunakan
sinar gamma (Sutresna, 2007).

Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah

Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa

Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas

Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru

Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening

C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia

Co-60 Membunuh sel-sel kanker

Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi


(diagnosa) berbagai jenis penyakit al: teknesium (Tc-99), talium-201 (Ti201), iodin 131(1-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133) dan besi
(Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan diserap
terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati
dan paru-paru Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang
sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan
secara bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung.

1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu
dari otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat digunakan untuk mendeteksi
kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan untuk mendeteksi tumor otak.
Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam pembuluh
darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya
apakah ada penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang
dipancarkan isotop Natrium tsb.
Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk
penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel
darah merah. Kadang-kadang, radioisotop yang digunakan untuk diagnosa,
juga digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, 1131 juga digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.
Unsur Lain yang Dapat digunakan dalam Bidang Kedokteran
1)

Bismuth-213 (46 menit): digunakan untuk terapi alfa ditargetkan

(TAT), terutama kanker, karena memiliki energi tinggi (8.4 MeV).


2)

Kromium-51 (28 detik): digunakan untuk label sel darah merah dan

menghitung kerugian protein gastro-intestinal.


3)

Cobalt-60 (5,27 tahun): dahulu digunakan untuk radioterapi berkas

eksternal, sekarang lebih banyak digunakan untuk sterilisasi


4)

Disprosium-165 (2 jam): digunakan sebagai hidroksida agregat untuk

perawatan synovectomy arthritis.


5)

Erbium-169 (9,4 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit

arthritis di sendi sinovial.


6)

Holmium-166 (26 jam): dikembangkan untuk diagnosis dan

pengobatan tumor hati.


7)

Iodine-125 (60 detik): digunakan dalam brachytherapy kanker (prostat

dan otak), juga diagnosa untuk mengevaluasi tingkat filtrasi ginjal dan untuk
mendiagnosis deep vein thrombosis di kaki. Hal ini juga banyak digunakan

dalam radioimmuno-pengujian untuk menunjukkan adanya hormon dalam


jumlah kecil.
8)

Iodine-131 (8 detik) *: banyak digunakan dalam mengobati kanker

tiroid dan dalam pencitraan tiroid, juga dalam diagnosis fungsi hati yang
abnormal, ginjal (ginjal) aliran darah dan obstruksi saluran kemih. Sebuah
emitor gamma kuat, tetapi digunakan untuk terapi beta.
9)

Iridium-192 (74 detik): disertakan dalam bentuk kawat untuk

digunakan sebagai sumber radioterapi internal untuk pengobatan kanker


(digunakan kemudian dihapus).
10) IronBesi-59 (46 detik): digunakan dalam studi metabolisme besi dalam
limpa.
11) Lead-212 (10.6 jam): digunakan dalam TAT untuk kanker, dengan
produk peluruhan Bi-212, Po-212, Tl-208.
12) Lutetium-177 (6.7 detik): Lu-177 semakin penting karena hanya
memancarkan gamma cukup untuk pencitraan sedangkan radiasi beta
melakukan terapi pada kecil (misalnya endokrin) tumor. setengah-hidup
cukup lama untuk memungkinkan persiapan yang canggih untuk digunakan.
Hal ini biasanya dihasilkan oleh aktivasi neutron dari target lutetium alam
atau diperkaya-176.
13) Molibdenum-99 (66 jam) *: digunakan sebagai orang tua dalam
generator untuk menghasilkan teknesium-99m.
14) Palladium-103 (17 detik): digunakan untuk membuat benih
brachytherapy implan permanen untuk kanker prostat tahap awal.
15) Fosfor-32 (14 detik): digunakan dalam pengobatan polisitemia vera
(kelebihan sel darah merah).
16) Kalium-42 (12 jam): digunakan untuk penentuan kalium tukar dalam
aliran darah koroner.

17) Renium-186 (3,8 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit


pada kanker tulang.
18) Renium-188 (17 jam): Digunakan untuk arteri koroner, menyinari dari
balon angioplasty.
19) Samarium-153 (47 jam): Sm-153 sangat efektif dalam mengurangi rasa
sakit kanker sekunder bersarang di tulang, dijual sebagai Quadramet. Juga
sangat efektif untuk prostat dan kanker payudara.
20) Selenium-75 (120 detik): digunakan dalam bentuk seleno-metionin
untuk mempelajari produksi enzim pencernaan.
21) Sodium-24 (15 jam): untuk studi elektrolit dalam tubuh.
22) Stronsium-89 (50 detik) *: sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit
prostat dan kanker tulang.
23) Technetium-99m (6 jam): digunakan untuk gambar otot kerangka dan
jantung pada khususnya, tetapi juga untuk otak, tiroid, (perfusi dan
ventilasi) paru-paru, hati, limpa, ginjal (struktur dan tingkat filtrasi),
kantung empedu, tulang sumsum, ludah dan kelenjar lakrimal, kolam darah
jantung, infeksi dan banyak penelitian medis khusus. Diproduksi dari Mo-99
dalam generator.
24) Xenon-133 (5 detik) *: digunakan untuk paru-paru.
25) Iterbium-169 (32 detik): digunakan untuk studi cairan cerebrospinal di
otak.
26) Iterbium-177 (1,9 jam): nenek moyang Lu-177.
27) Yttrium-90 (64 jam) *: digunakan untuk brachytherapy kanker dan
sebagai silikat koloid untuk menghilangkan rasa sakit arthritis pada sendi
sinovial lebih besar. Tumbuh signifikan dalam terapi.

28) Radioisotop cesium, emas dan ruthenium juga digunakan dalam


brachytherapy.
29) Karbon-11, Nitrogen-13, Oksigen-15, Fluorin-18: adalah positron
emitter digunakan dalam PET untuk mempelajari fisiologi otak dan patologi,
khususnya untuk pemisahan fokus epilepsi, dan demensia, psikiatri dan
studi neuropharmacology. Mereka juga memiliki peran penting dalam
kardiologi F-18 dalam FGD (fluorodeoxyglucose) telah menjadi sangat
penting dalam deteksi kanker dan pemantauan kemajuan dalam pengobatan
mereka, dengan menggunakan PET.
30) Cobalt-57 (272 detik): digunakan sebagai penanda untuk
memperkirakan ukuran organ dan untuk kit diagnostik in-vitro.
31) Tembaga-64 (13 jam): digunakan untuk mempelajari penyakit genetik
yang mempengaruhi metabolisme tembaga, seperti Wilson dan penyakit
Menke, dan untuk pencitraan PET tumor, dan terapi.
32) Tembaga-67 (2.6 detik): digunakan dalam terapi.
33) Fluor-18 sebagai FLT (fluorothymidine) miso,-F (fluoromisonidazole),
18F-kolin: digunakan untuk pelacak.
34) Gallium-67 (78 jam): digunakan untuk pencitraan tumor dan lokalisasi
lesi inflamasi (infeksi).
35) Gallium-68 (68 menit): positron emitor digunakan dalam PET dan unit
PET-CT Berasal dari germanium-68 dalam generator.
36) Germanium-68 (271 detik): digunakan sebagai orang tua dalam
generator untuk menghasilkan Ga-68.
37) Indium-111 (2,8 detik): digunakan untuk studi diagnostik spesialis,
misalnya studi otak, infeksi dan studi usus transit.
38) IIodine-123 (13 jam): semakin digunakan untuk diagnosis fungsi tiroid,
ini adalah emitor gamma tanpa radiasi beta I-131.

39) Iodine-124: pelacak.


40) Krypton-81m (13 detik) dari Rubidium-81 (4,6 jam): gas Kr-81m dapat
menghasilkan gambar fungsi ventilasi paru, misalnya pada pasien asma, dan
untuk diagnosis awal penyakit paru-paru dan fungsi.
41) Rubidium-82 (1,26 menit): nyaman PET agen dalam pencitraan perfusi
miokard.
42) Stronsium-82 (25 detik): digunakan sebagai orang tua dalam generator
untuk menghasilkan Rb-82.
43) Talium-201 (73 jam): digunakan untuk mendiagnosa kondisi arteri
koroner jantung penyakit lain seperti kematian otot jantung dan untuk lokasi
limfoma tingkat rendah
B.

Bidang Hidrologi.

1. Untuk menguji kecepatan aliran sungai atau aliran lumpur


Radioisotop ini dapat digunakan untuk mengukur debit air. Biasanya,
radioisotop natrium-24 (Na-24) digunakan dalam bentuk garam NaCl. Dalam
penggunaannya, garam ini dilarutkan ke dalam air atau lumpur yang akan
diteliti debitnya. Pada tempat atau jarak tertentu, intensitas radiasi
diperiksa, sehingga rentang waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak
tersebut dapat diketahui (Abdul Jalil Amri Arma, 2009).
2. Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa bawah tanah
Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa-pipa yang ditanam di bawah tanah,
biasanya digunakan radioisotop Na-24 dalam bentuk garam NaCl atau
Na2CO3. Radioisotop Na-24 ini dapat memancarkan sinar gamma yang bisa
dideteksi dengan menggunakan alat pencacah radioaktif Geiger Counter.
Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa air, garam yang mengandung
radioisotop Na-24 dilarutkan kedalam air. Kemudian, permukaan tanah di
atas pipa air diperiksa dengan Geiger Counter. Intensitas radiasi yang
berlebihan menunjukkan adanya kebocoran. Radioisotop juga dapat

digunakan untuk menguji kebocoran sambungan logam pada pembuatan


rangka pesawat (Sutresna, 2007).
C.

Bidang Biologis

Dalam bidang biologi, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari


mekanisme reaksi fotosintesis. Radioisotop ini, berupa karbon-14 (C-14)
atau oksigen-18 (O-18). Keduanya dapat digunakan untuk mengetahui asalusul atom oksigen (dari CO2 atau dari H2O) yang akan membentuk senyawa
glukosa atau oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis (Sutresna,
2007 dan Abdul Jalil Amri Arma, 2009).
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Pengukuran Usia Bahan Organik
Radioisotop karbon-14, terbentuk di bagian atas atmosfer dari penembakan
atom nitrogen dengan neutron yang terbentuk oleh radiasi kosmik.
Karbon radioaktif tersebut di permukaan bumi sebagai karbon dioksida
dalam udara dan sebagai ion hidrogen karbonat di laut. Oleh karena itu
karbon radioaktif itu menyertai pertumbuhan melalui fotosintesis. Lama
kelamaan terdapat kesetimbangan antara karbon-14 yang diterima dan yang
meluruh dalam tumbuh-tumbuhan maupun hewan, sehingga mencapai 15,3
dis/menit gram karbon. Keaktifan ini tetap dalam beberapa ribu tahun.
Apabila organisme hidup mati, pengambilan 14C terhenti dan keaktifan ini
berkurang. Oleh karena itu umur bahan yang mengandung karbon dapat
diperkirakan dari pengukuran keaktifan jenisnya dan waktu paruh 14C. ( 12
T = 5.730 tahun).
Kegunaan lain radioisotop dalam bidang biologi sebagai berikut
1)

Mempelajari proses penyerapan air serta sirkulasinya di dalam batang

tumbuhan.
2)

Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsur-unsur N, P, dan

K terhadap perkembangan tumbuhan.

3)

Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit

unggul.
4)

Mempelajari kesetimbangan dinamis.

5)

Mempelajari reaksi pengeseran.

D.

Bidang pertanian.

Aplikasi radioisotop si pencari jejak ini di bidang pertanian tidak kalah


menariknya. Radioisotop dapat digunakan untuk merunut gerakan pupuk di
sekitar tanaman setelah ditabur. Gerakan pupuk jenis fosfat, dari tanah
sampai ke dalam tumbuhan dapat ditelusuri dengan mencampurkan
radioisotop fosfor-32 (P-32) ke dalam senyawa fosfat di dalam pupuk.
Dengan cara ini dapat diketahui pola penyebaran pupuk dan efektifitas
pemupukan.
1) Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hamakubis. Di
laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup
banyak. Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan menjadi
mandul. Setelah itu hamadilepas di daerah yang terserang hama.
Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan
mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas.
Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu dan akan
mengurangi populasi. (Abdul Jalil Amri Arma, 2009).
2) Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi
dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa
pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu
kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis
radiasinya.

Radioisotop ini digunakan untuk memicu terjadinya mutasi pada tanaman.


Dari proses mutasi ini diharapkan dapat diperoleh tanaman dengan sifatsifat yang menguntungkan, misalnya tanaman padi yang lebih tahan
terhadap hama dan memiliki tunas lebih banyak. Selain itu, radioisotop juga
dapat digunakan untuk memperpanjang masa simpan produk-produk
pertanian (Sutresna, 2007).
3) Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika
disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan
bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi
radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan
dernikian dapat disimpan lebih lama. (Abdul Jalil Amri Arma, 2009).
4) Pemupukan
Untuk melaksanakan pemupukan pada waktu yang tepat, dapat digunakan
nitrogen-15 (N-15). Pupuk yang mengandung N-15 dipantau dengan alat
pencacah. Jika pencacah tidak mendeteksi lagi adanya radiasi, berarti pupuk
sudah sepenuhnya diserap oleh tanaman. Pada saat itulah pemupukan
berikutnya sebaiknya dilakukan. Dari upaya ini akan diketahui jangka waktu
pemupukan yang diperlukan dan sesuai dengan usia tanaman (Sutresna,
2007).
E.

Bidang Industri

Saat ini radioaktif digunakan oleh industri. Misalnya industri pupuk, atau
bahkan digunakan oleh perusahaan yang mencari sumber sumber baru
minyak bumi yang ada di perut bumi.
1. Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam
atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini
berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka
intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang

dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang
berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam.
2. Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng
logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas,
bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan
yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika
lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima
detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan
lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
3. Pengawetan lahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti
kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan
mutu tekstil karena inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih
baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat
diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama.
Radiasi sinar gamma dapat dilakukan pada pengawetan makanan melalui
dua cara:
1. Membasmi mikroorganisme, misalnya pada pengawetan rempahrempah, seperti merica, ketumbar, dan kemimiri.
2. Menghambat pertunasan, misalnya untuk pengawetan tanaman yang
berkembang biak dengan pembentukkan tunas, seperti kentang,
bawang merah, jahe, dan kunyit.
4. Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil
5. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin
bekerja
Radioisotop sebagai pencari jejak dimanfaatkan di berbagai pengujian.
Kebocoran dan dinamika fluida di dalam pipa pengiriman gas maupun cairan
dapat dideteksi menggunakan radioisotop. Zat yang sama atau memiliki
sifat yang sama dengan zat yang dikirim diikutsertakan dalam pengiriman

setelah ditandai dengan radioisotop. Keberadaan radioisotop di luar jalur


menunjukkan terjadinya kebocoran. Keberadaan radioisotop ini dapat dicari
jejaknya sambil bergerak dengan cepat, sehingga pipa transmisi minyak
atau gas bumi dengan panjang ratusan bahkan ribuan km dapat dideteksi
kebocorannya dalam waktu relatif singkat. Radioisotop dapat digunakan
pula untuk menguji kebocoran tangki penyimpanan ataupun tangki reaksi.
Pada pengujian ini biasanya digunakan radioisotop dari jenis gas mulia yang
inert (sulit bereaksi), misalnya Xenon-133 (Xe-133) atau Argon-41 (Ar-41),
agar tidak mempengaruhi zat atau proses kimia yang terjadi di dalamnya. Di
Pusat Radioisotop darn Radiofarmka BATAN telah berhasil dibuat Argon-41
untuk perunut gas, Brom-82 dalam bentuk KBr untuk perunut cairan
berbasis air dan brom-82 dalam bentuk dibromo benzena untuk perunut
cairan organik. Selain itu juga radioisotope juga di gunakan utuk
pemeriksaan tanpa merusak, contoh : Memeriksa cacat pada logam,
Mengontrol ketebalan bahan, contoh : Kertas film, lempeng
logam,Pengawetan bahan, contoh : kayu, barang-barang seni, Meningkatkan
mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil. Untuk mempelajari
pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja
Sumber bekas dari industri
Sebagai sumber tenaga listrik untuk PLTN
untuk keperluan radiolabeling dan marker, misal pada reaksi kimia dan
biokimia
untuk radiotracer, pada proses pemetaan sungai bawah tanah, kebocoran
pipa bawah tanah, dll
untuk deteksi tubuh dengan sinar rontgen, CT scan, dll
untuk keperluan radiasi pada proses penemuan bibit tanaman baru,
sintesis bahan baru, dll
untuk sterilisasi keperluan peralatan medis, dll
untuk deteksi umur fosil atau benda sejarah

untuk senjata bom nuklir


Reaksi inti mengahsilkan energi yang sangat besar. Pada pembangkit tenaga
nuklir (PLTN), energi inti digunakan untuk memanaskan air sehingga
terbentuk uapa. Kemudian, uap in digunakan untuk mengerakkan turbin.
Peregerakan turbin merupakan energi mekanik yang dapat memberi
kemampuan generator untuk mengubah energi mekanik tersebut menjadi
energi listrik. Pada PLTN, reaksi inti berlangsung terkendali di dalam suatu
reaktor nuklir (Sutresna, 2007).
Radioaktif Sebagai Perunut.
Sebagai perunut, radoisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk
mempelajari sistem itu, baik sistem fisika, kimia maupun sistem biologi.
Oleh karena radioisotop mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop
stabilnya, maka radioisotop dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa
sehingga perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau.
F.

Bidang Arkeologi

Menentukan umur fosil dengan C-14


Radioisotop memiliki peran yang masih sulit digantikan oleh metode
lain. Radioisotop berperan dalam menentukan usia sebuah fosil. Usia sebuah
fosil dapat diketahui dari jejak radioisotop karbon-14. Ketika makhluk hidup
masih hidup, kandungan radioisotop karbon-14 dalam keadaan konstan,
sama dengan kandungan di atmosfer bumi yang terjaga konstan karena
pengaruh sinar kosmis pada sekitar 14 dpm ( disintegrations per minute)
dalam 1 gram karbon. Hal ini dikarenakan makhluk hidup tersebut masih
terlibat dalam siklus karbon di alam. Namun, sejak makhluk hidup itu mati,
dia tidak terlibat lagi ke dalam siklus karbon di alam. Sebagai akibatnya,
radioisotop karbon-14 yang memiliki waktu paro 5730 tahun mengalami
peluruhan terus menerus. Usia sebuah fosil dapat diketahui dari kandungan
karbon-14 di dalamnya. Jika kandungan tinggal separonya, maka dapat
diketahui dia telah berusia 5730 tahun.
G.

Bidang Pertambangan

Radioisotop memberikan manfaat besar pula di bidang pertambangan. Pada


pertambangan minyak bumi, radioisotop membantu mencari jejak air di
dalam lapisan batuan. Pada pengeboran minyak bumi biasanya hanya
sebagian dari minyak bumi yang dapat diambil dengan memanfaatkan
tekanan dari dalam bumi. Jika tekanan telah habis atau tidak cukup,
diperlukan tekanan tambahan untuk mempermudah pengambilannya.
Penambahan tekanan ini dapat dilakukan dencan cara membanjiri cekungan
minyak dengan air yang dikenal dengan flooding. Air disuntikkan ke
dalamnya melalui pengeboran sumur baru. Pada proses penyuntikan air ini
perlu kepastian bahwa air yang dimasukkan ke dalam lapisan batuan benarbenar masuk ke cekungan minyak yang dikehendaki. Di sini lah radioisotop
memainkan peran. Radioisotop kobal-57, kobal-58 dan kobal-60 dalam
bentuk ion komplek hexacyanocobaltate merupakan solusinya. Ion ini akan
bergerak bersama-sama dengan air suntikan sehingga arah gerakan air
tersebut dapat diketahui dengan mendeteksi keberadaan radioisotop kobal
tersebut. Radiosotop kobal-60 dalam bentuk hexacyanocobaltate telah
berhasil dibuat di Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang dan siap untuk
didayagunakan.
Tritium radioaktif dan cobalt 60 digunakan untuk merunut alur-alur minyak
bawah tanah dan kemudian menentukan srategi yang paling baik untuk
menyuntikkan air ke dalam sumur-sumur. Hal ini akan memaksa keluar
minyak yang tersisa di dalam kantung-kantung yang sebelumnya belum
terangkat. Berjuta-juta barrel tambahan minyak mentah telah diperoleh
dengan cara ini (Bangkit Sanjaya, 2009)
H.

Bidang Penelitian Kimia

a. Teknik Perunut
Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai reaksi
kimia. Misal pada reaksi esterifikasi. Dengan oksigen-18 dapat diikuti reaksi
antara asam karboksilat dan alkohol.
Dari analisis spektroskopi massa, reaksi esterifikasi yang terjadi dapat
ditulis seperti berikut. (isotop oksigen-18 diberi warna).

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa molekul air tidak mengandung


oksigen-18. Adapun jika O 18 berada dalam alkohol maka reaksi yang
terjadi seperti berikut.
b. Penggunaan isotop dalam bidang kimia analisis
Penggunaan isotop dalam analisis digunakan untuk menentukan unsurunsur kelumit dalam cuplikan. Analisis dengan radioisotop atau disebut
radiometrik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, sebagai berikut.
1)

Analisis Pengeceran Isotop

Larutan yang akan dianalisis dan larutan standar ditambahkan sejumlah


larutan yang mengandung suatu spesi radioaktif. Kemudian zat tersebut
dipisahkan dan ditentukan aktivitasnya. Konsentrasi larutan yang dianalisis
ditentukan dengan membandingkannya dengan larutan standar.
2)

Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

Analisis aktivasi neutron dapat digunakan untuk menentukan unsur kelumit


dalam cuplikan yang berupa padatan. Misal untuk menentukan logam berat
(Cd) dalam sampel ikat laut. Sampel diiradiasi dengan neutron dalam
reaktor sehingga menjadi radioaktif. Salah satu radiasi yang dipancarkan
adalah sinar ? . Selanjutnya sampel dicacah dengan spektrometer gamma (?
) untuk menentukan aktivitas dari unsur yang akan ditentukan.
Dalam bidang kimia, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari
mekanisme reaksi kimia, misalnya radioisotop oksigen-18 (O-18) digunakan
untuk mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi. Berdasarkan penelitian
diketahui bahwa pada reaksi esterifikasi, atom O yang membentuk senyawa
H2O berasal dari asam karboksilat. Adapun atom O yang membentuk
senyawa ester berasal dari alkohol (Sutresna, 2007).
Radioisotop telah memberikan kontribusi pula di bidang penelitian kimia,
utamanya dalam menelusuri mekanisme reaksi. Radioisotop-radioisotop dari
unsur hidrogen, karbon, nitrogen dan sebagainya telah memainkan peran

dalam menjelaskan berbagai mekanisme reaksi pada reaksi-reaksi senyawa


organik.
Radioisotop telah menemukan peran yang luas sebagai pencari jejak.
Sampai saat ini, ketangguhan radioisiotop belum tertandingi oleh pemain
lain di bidang ini. Di masa yang akan datang, kiprah radioisotop si pencari
jejak ini tampaknya akan semakin luas. Mudah mudahan manfaat-manfaat
nyata tersebut akan membantu mengikis citranya yang menyeramkan dan
bahkan menakutkan.
Kapsul aluminium kemurnian tinggi yang digunakan untuk pembuatan
radioisotop melalui aktivasi neutron di dalam reaktor nuklir G.A. Siwabessy
di Serpong.
I.

Bidang Kesenian

Radioisotop dapat juga digunakan untuk mengetahui pemalsuan lukisan.


Seorang pemalsu akan menggunakan cat yang dibuat pada abad sekarang.
Dengan mengetahui banyaknya unsur radioaktif pada cat akan diketahui
umur lukisan tersebut sebenarnya.

https://archifaniblog.wordpress.com/2013/02/10/manfaat-radioaktif/

Pengenalan radioisotop bagi kehidupan umat manusia dimaksudkan untuk


kesejahteraan manusia dan bukan untuk mengancam kehidupan manusia.
Penggunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada kenyataan bahwa isotop
radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotop stabil. Jadi, suatu isotop
radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan
penggunaan radioisotope sebagai sumber radiasi didasarkan pada kenyataan
bahwa radiasi yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun
makhluk. Radiasi dapat digunakan untuk memberi efek fisis, efek kimia, maupun
efek biologis.
Dinegara-negara maju penggunaan dan penerapan radioisotop telah dilakukan
dalam berbagai bidang. Radioisotop adalah isotop suatu unsur radioaktif yang
memancarkan sinar radioaktif. Isotop suatu unsure baik stabil maupun yang
radioaktif memiliki sifat kimia yang sama. Penggunaan radioisotop dapat dibagi ke
dalam penggunaan sebagai perunut dan penggunaan sebagai sumber radiasi.
Radioisotop sebagai perunut digunakan untuk mengikuti unsur dalam suatu proses

yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa. Radioisotop dapat


digunakan sebagai sumber sinar, misalnya sinar-x.
Penggunaan radioisotop digunakan dalam berbagai bidang, misalnya pada
bidang Kedokteran, Industri, Pertanian, Hidrologi, Biologis, Pertambangan, dan lainlain. Tujuan penggunaan radioisotop bagi kehidupan manusia adalah untuk
kesejahteraan manusia dan memudahkan keberlangsungan hidup manusia.
Manfaat radioisotope dalam berbagai bidangkehidupan baik sebagai perunut
maupun sebagai sumber radiasi adalah sebagai berikut :
A. Pemanfatan Radiasi dalam Bidang Kedokteran
Perkembangan teknologi dalam ilmu kesehatan semakin tahun semakin
meningkat, termasuk dalam bidang radiologi, yang dalam praktek sehari-harinya
menggunakan radiasi sebagai komponen utama dalam pengerjaanya. Radiasi
dimanfaatkan dalam bidang kesehatan khususnya dalam diagnosis dan terapi,
sumber yang di pakai sebagi pemancara radiasi dalam diagnostik adalah pesawat
sinar-x. sedangkan dalam bidang kedokteran nuklir dan terapi adalah radioisotop
(isotope radioaktif).
1. Radioisotop dalam Bidang Diagnosis
Radioisotop digunakan dalam bidang diagnosis karena dapat memancarkan
radiasi yang berupasinar gamma, sinar gamma ini kemudian akan ditangkap oleh
detektor gamma (gamma camera), dan akan di konvensi menjadi citra radiografi,
berbagai jenis radio isotop banyak digunakan untuk mendeteksi berbagai penyakit
antara lain Teknesium-99, Talium-201 (TI-201), Iodin-131 (I-131), Natrium-24 (Na24), Xenon-133 (X3-133), Fosforus-32, dan besi-59 (Fe-59). Jadi radioisotop di
suntikan kedalam pembuluh darah dan kemudian akan di serap oleh jaringan
tertentu sesuai sensitifitasnya ( sensitive terhadap organ tertentu, seperti halnya
Teknisium-99 (Tc-99) akan di serap oleh jaringan tertentu yang rusak seperti jatung.
Paru-paru, dan hati. Sedangkan Ti-201 terutama akan di serap oleh jaringan sehat
pada organ jantung, paru-paru dan hati. Maka, ke dua radioisotop itu digunakan
bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung. Adapula Iodin-123 (I-123)
adalah radioisotop yang akan di serap terutama oleh kelenjar tiroid, hati dan
beberapa bagian tertentu dari otak. Sehingga I-131 digunakan untuk mendeteksi
kerusakan pada kelenjar tiroid, hati, dan untuk mendeteksi tumor otak.
Semakin berkembangnya zaman banyak jenis radioisotop ditemukan yang biasa
digunakan untuk mendiagnosa penyakit seperti Natrium-24 (Na-24) untuk
mendeteksi dan ganguan dalam peredaran darah Xenon-133 (Xe-133) digunakan
untuk mendeteksipenyakit paru-paru, phosphor-32 (P-32) digunakan untuk
mendeteksi penyakit mata, tumor, dan lain-lain. Sr-85 untuk mendeteksi penyakit
pada tulang. Se-75 untuk mendeteksi penyakit pancreas. Colbalt-60 (Co-60) sumber
radiasi gamma untuk terapi tumor dan kanker. Femur-59 (Fe-59) dapat digunakan
untuk mempelajari dan mengukur laju pembentukan sel darah merah dalam tubuh
dan untuk menentukan apakah zat besi dalam makanan dapat digunakan dengan
baik oleh tubuh.
2. Radioisotop dalam Bidang Terapi
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya,
baik sel normal maupun sel kanker dapat di rusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau
tumor ternyata lebih sensitive (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau

tumor dapat di matikan dengan mengarahkan radiasi secra tetapt pada sel-sel atau
tumor dapat di matikan dengan mengarahkan radiasi secara tepatpada sel-sel
kanker tersebut.

Unsur lain dalam bidang kedokteran :


Bismuth-213 (46 menit) digunakan untuk terapi alfa ditargetkan (TAT), terutama
kanker, karena memiliki energy tinggi (8.4 MeV).
Colbalt-60 (5,27 tahun dahulu digunakan untuk radioterapi berkas eksternal,
sekarang lebih banyak digunakan untuk sterilisasi.
Iodine-125 (60detik) : digunakan dalam brachytherapy kanker (prostatdanotak),juga
diagnose untuk mengevaluasi tingkat filtrasi ginjal dan untuk mendiagnosis deep
vein
thrombosis
di
kaki.

B. Pemanfatan Radiasi dalam Bidang Hidrologi


1. Untuk Menguji kecepatan aliran sungai atau aliran lumpur
Radioisotop ini dapat digunakan untuk mengukur debit air. Biasanya,
radioisotope natrium-24 (Na-24) digunakan dalam bentuk gaream NaCl. Dalam
penggunaanya, garam ini dilarutkan ke dalam air atau lumpur yang akan diteliti
debitnya. Pada tempat atau jarak tertentu, intensitas radiasi diperiksa, sehingga
rentang waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak tersebut dapat diketahui (Abdul
Jalil Amri Arma, 2009).
2. Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa bawah tanah
Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa-pipa yang ditanam di bawah tanah,
biasanya digunakan radioisotope Na-24 dalam bentuk garam NaCl atau Na2CO3.
Radioisotop Na-24 ini dapat memancarkan sinar gamma yang bisa dideteksi dengan
menggunakan alat pencacah radioaktif Geiger Counter. Untuk mendeteksi
kebocoran pada pipa air, garam yang mengandung radioisotope Na-24 dilarutkan
kedalam air. Kemudian, permukaan tanah di atas pipa air diperiksa dengan Geiger
Counter. Intensitas radiasi yang berlebihan menunjukkan adanya kebocoran.
Radioisotop juga dapat digunakan untuk menguji kebocoran sambungan logam pada
pembuatan rangka pesawat (Sutresna, 2007).
C. Pemanfaatan Radiasi dalam Bidang Biologis
1. Pengukuran Usia Bahan Organik
Dalam bidang biologi, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari
mekanisme reaksi fotosintesis. Radioisotope ini, berupa karbon-14 (C-14) atau
oksigen-18 (O-18). Keduanya dapat digunakan untuk mengetahui asal-usul atom
oksigen (dari CO2 atau dari H2O) yang akan membentuk senyawa glukosa atau
oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis (Sutresna, 2007 dan Abdul Jalil
Amri Arma, 2009).
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Radioisotop karbon-14, terbentuk di bagian atas atmosfer dari penembakan atom
nitrogen dengan neutron yang terbentuk oleh radiasi kosmik.

Karbon radioaktif tersebut di permukaan bumi sebagai karbon dioksida dalam


udara dan sebagai ion hidrogen karbonat di laut. Oleh karena itu karbon radioaktif itu
menyertai pertumbuhan melalui fotosintesis. Lama kelamaan terdapat
kesetimbangan antara karbon-14 yang diterimadan yang meluruh dalam tumbuhtumbuhan maupun hewan, sehingga mencapai 15,3 dis/menit gram karbon.
Keaktifan ini tetap dalam beberapa ribu tahun. Apabila organisme hidup mati,
pengambilan C-14 terhenti dan keaktifan ini berkurang. Oleh karena itu umur bahan
yang mengandung karbon dapat diperkirakan dari pengukuran keaktifan jenisnya
dan waktu paruh C-14. (12 T = 5.730 tahun).
Kegunaan lain radioisotop dalam bidang biologi sebagai berikut :
2. Mempelajari proses penyerapan air serta sirkulasinya di dalam batang tumbuhan.
3. Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsur-unsur N, P, dan K terhadap
perkembangan tumbuhan.
4. Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit unggul.
5. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
6. Mempelajari
reaksi
pergeseran.

D. Pemaanfaatan Radiasi dalam Bidang Pertanian


Aplikasi radioisotop di bidang pertanian tidak kalah menariknya. Radioisotop
dapat digunakan untuk merunut gerakan pupuk di sekitar tanaman setelah ditabur.
Gerakan pupuk jenis fosfat, dari tanah sampai ke dalam tumbuhan dapat ditelusuri
dengan mencampurkan radioisotop fosfor-32 (P-32) ke dalam senyawa fosfat di
dalam pupuk. Dengan cara ini dapat diketahui pola penyebaran pupuk dan efektifitas
pemupukan.
1. Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di
laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama
tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama
dilepas di daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara
hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu
tidak akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu dan
akan mengurangi populasi. (Abdul jalil Amri Arma, 2009).
2. Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan
dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruhb hingga
dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu bkemudian disemaikan
dan dtanam berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.
Radioisotop ini digunakan untuk memicu terjadinya mutasi pada tanaman. Dari
proses mutasi ini diharapkan dapat diperoleh tanaman dengan sifat-sifat yang
menguntungkan, misalnya tanaman padi yang lebih tahan hama dan memiliki tunas
lebih banyak. Selain itu, radioisotop juga dapat digunakan untuk memperpanjang
masa simpan produk-produk pertanian. (Sutresna, 2007).

3. Penyimpanan Makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika
disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahanbahan seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebuat di simpan diberi radiasi dengan
dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan demikian dapat disimpan lebih
lama. (Abdul Jalil Amri Arma, 2009).
4. Pemupukan
Untuk melaksanakan pemupukan pada waktu yang tepat, dapat digunakan
nitrogen-15(N-15). Pupuk yang mengandung N-15 dipantau dengan alat pencacah.
Jika pencacah tidak mendeteksi lagi adanya radiasi, berarti pupuk sudah
sepenuhnya diserap oleh tanaman. Pada saat itulah pemupukan yang diperlukan
dan sesuai dengan usia tanaman (Sutresna, 2007).
E. Pemanfaatan Radiasi dalam Bidang Industri
Pada saat ini radioaktif mulai digunakan di bidang industri. Misalnya industri
pupuk, atau bahkan digunakan oleh perusahaan yang mencari sumber-sumber baru
minyak bumi yang ada diperut bumi.
1. Pemeriksaan tanpa merusak
Pada saat ini radioaktif mulai digunakan di bidang industri. Misalnya dalam
bidang industri pupuk, atau bahkan digunakan oleh perusahaan yang mencari
sumber-sumber baru minyak bumi yang ada diperut bumi. Radiasi sinar gamma
dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambung las, yaitu
merongsen bahan tersebut. Teknik ini berdasar sifat bahwa semakin tebal bahan
yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi
dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian
yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam.
2. Mengontrol ketebalan Bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam
dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas
radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor
radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran mejadi lebih tebal, maka
intensitas radiasi yang diterima deterktor akan berkurang dan mekanisme alat akan
mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
3. Pengawetan bahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu,
barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat meningkatkan mutu tekstil
karena mengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu
penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis
yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama. Radiasi sinar gamma dapat
dilakukan pada pengawetan makanan melalui dua cara :
a. Membasmi mikroorganisme, misalnya pada pengawetan rempah-rempah, seperti
merica, ketumbar, dan kemiri.

b. Menghambat pertunasan, misalnya untuk pengawetan tanaman yang berkembang


biak dengan pembentukan tunas, seperti kentang, bawang merah, jahe dan kunyit.
4. Meningkatkan mutu tekstil. Contohnya mengubah struktur serat tekstil
5. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.
Radioisotop juga sebenarnya dikenal sebagai pencari jejak, kebocoran dan
dinamika fluida didalam pipa pengiriman gas dan cairan dapat dideteksi dengan
menggunakan radioisotope. Zat yang sama atau memiliki sifat yang sama dengan
zat yang dikirim dicampur (diikutsertakan)dalam pengiriman setelah daitandai
dengan radioisotop. Radioisotope yang berda di luar jalur menunjukan terjadinya
kebocoran. Keberadaan radioisootop diluar jalur dapat dicari sambil bergerak cepat,
sehingga pipa gas bumi atau minyyak yang sangat panjang bahkan mencapai ribuan
kilometer dapat dideteksi dengan waktu yang relative singkat. Selain itu radioisotop
juga dapat digunakan untuk memeriksa kebocoran tangki penyimpanan atau tangki
reaksi.. ppada pengujian ini biasanya digunakan radioisotope yang ssulit beraksi
(inert) dari gas mulia, misalnya Xe-133, Ar-41, agar tidak mempengaruhi zat atau
proses kimia yang terjadi di dalamnya.
F.

Pemanfaatan Radiasi dalam Bidang Pertambangan


Radioisotop memberikan manfaat besar dalam bidang pertambangan. Pada
pertambangan minyak bumi, radioisotopmembantu mencari jejak air dalam lapisan
batuan. Pada pengeboran minyak biasanya diperlukan tekanan yang tinggi untuk
mencapai sumber dari minyak bumi tersebut. Penambahan tekanan ini dapat
dilaukan dengan cara membanjiri ceekungan miinyyak dengan dengan air yag
dikenal dengan flooding. Air dsuntikan kedalamnya melalui pengeboran sumur baru.
Untuk memastikan bahwa air yang dimaskin ke dalm lapisan batuan benar-benar
masuk ke cekungan minyak yang dikehendaki, maka diperlukan peran radioisotop
yang berupa koobal-57, kobal-58, dan kobal-60 yang dalam bentuk ion komplek
hexacyanocobaltate. Ion ini akan bergerak bersama-sama dengan air suntikan
sehingga arah gerakan air tersebut dapat diketahui dengan mendeteksi keberadaan
radioisotope cobalt tersebut.
Tritium radioaktif dan cobalt-60 digunakan untuk merunut alur-alur minyak bawah
tanah dan kemudian menentukan strategi yang paling baik untuk menyuntikkan air
kedalam sumur-sumur. Hal ini akan memaksa keluar minyak yang tersisa di dalam
kantung-kantung yang sebelumnya belum terangkat. Berjuta-juta barrel tambahan
minyak mentah telah diperoleh dengan cara ini.

G. Pemanfaatan Radiasi dalam Bidang Penelitian Kimia


Salah satu manfaat dalam bidang kimia adalah teknik perunut. Teknik perunut
dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai reaksi kimia, misalnya pada
reaksi esterifikasi. Dengan oksigen-18 dapat diikiuti reaksi antara asam karboksilat
dan alcohol. Dari analisis spektroskopi massa, reaksi esterifikasi yang terjadi dapat
ditulis seperti berikut. (isotop oksigen-18 diberi warna).
Analisis dengan radioisotope atau disebut radiometric dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu, sebagai berikut :

1) Analisis Pengeceran Isotop


Larutan yang akan dianalisis dan larutan standar ditambahkan sejumlah larutan
yang mengandung suatu spesi radioaktif. Kemudian zat tersebut dipisahkan dan
ditentukan aktivitasnya. Konsentrasi larutan yang dianalisis ditentukan dengan
membandingkannya dengan larutan standar.
2) Analisis Aktivitas Neutron (AAN)
Contoh analisis aktivitas neutron ini untuk menentukan logam berat (cd) dalam
sampel ikat laut. Sampel diiradiasi dengan neutron dalam reaktor sehingga menjadi
radioaktif. Salah satu radiasi yang dipancarkan adalah sinar-x. Selanjutnya sampel
dicacah dengan spectrometer gamma untuk menentukan aktivitas dari unsur yang
akan ditentukan. Dalam bidang kimia, radioisotope dapat digunakan untuk
mempelajari mekanisme reaksi kimia, misalnya radioisotop oksigen-18 (O-18)
digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi.
Radioisotop telah memberikan kontribusi pula dibidang penelitian kimia, utamanya
dalam menelusuri mekanisme reaksi. Radioisotop-radioisotop dari unsure hydrogen,
karbon nitrogen dan sebagainya telah memainkan peran dalam menjelaskan
berbagai mekanisme reaksi pada reaksi-reaksi senyawa organik.
http://maubelajarradiasi.blogspot.com/2014/02/pemanfaatan-radiasi-dalamberbagai.html

Pengertian Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang
elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar
kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven),
komputer, dan lain-lain.Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah
jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga
termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan handphone,
(BATAN, 2008)
2. Jenis Radiasi
Secara garis besar radiasi digolongkan ke dalam radiasi pengion dan radiasi non-pengion, (BATAN, 2008).
a. Radiasi Pengion
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion
negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi pengion adalah partikel alpha,
partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Setiap jenis radiasi memiliki karakteristik khusus. Yang
termasuk radiasi pengion adalah partikel alfa (), partikel beta (), sinar gamma (), sinar-X, partikel neutron.
b. Radiasi Non Pengion
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi
dengan materi. Radiasi non-pengion tersebut berada di sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis
radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio
dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler handphone); sinar
inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet
(yang dipancarkan matahari).
3. Besaran dan Satuan Radiasi
Satuan radiasi ada beberapa macam. Satuan radiasi ini tergantung pada kriteria penggunaannya, yaitu (BATAN,
2008) :

a. Satuan untuk paparan radiasi


Paparan radiasi dinyatakan dengan satuan Rontgen, atau sering disingkat dengan R saja, adalah suatu satuan
yang menunjukkan besarnya intensitas sinar-X atau sinar gamma yang dapat menghasilkan ionisasi di udara
dalam jumlah tertentu. Satuan Rontgen penggunaannya terbatas untuk mengetahui besarnya paparan radiasi
sinar-X atau sinar Gamma di udara. Satuan Rontgen belum bisa digunakan untuk mengetahui besarnya paparan
yang diterima oleh suatu medium, khususnya oleh jaringan kulit manusia.
b. Satuan dosis absorbsi medium.
Radiasi pengion yang mengenai medium akan menyerahkan energinya kepada medium. Dalam hal ini medium
menyerap radiasi. Untuk mengetahui banyaknya radiasi yang terserap oleh suatu medium digunakan satuan
dosis radiasi terserap atau Radiation Absorbed Dose yang disingkat Rad. Jadi dosis absorbsi merupakan ukuran
banyaknya energi yang diberikan oleh radiasi pengion kepada medium. Dalam satuan SI, satuan dosis radiasi
serap disebut dengan Gray yang disingkat Gy. Dalam hal ini 1 Gy sama dengan energi yang diberikan kepada
medium sebesar 1 Joule/kg. Dengan demikian maka :
1 Gy = 100 Rad
Sedangkan hubungan antara Rontgen dengan Gray adalah :
1 R = 0,00869 Gy
c. Satuan dosis ekuivalen
Satuan untuk dosis ekuivalen lebih banyak digunakan berkaitan dengan pengaruh radiasi terhadap tubuh
manusia atau sistem biologis lainnya. Dosis ekuivalen ini semula berasal dari pengertian Rontgen equivalen of
man atau disingkat dengan Rem yang kemudian menjadi nama satuan untuk dosis ekuivalen. Hubungan antara
dosis ekuivalen dengan dosis absobrsi dan quality faktor adalah sebagai berikut :
Dosis ekuivalen (Rem) = Dosis serap (Rad) X Q
Sedangkan dalam satuan SI, dosis ekuivalen mempunyai satuan Sievert yang disingkat dengan Sv. Hubungan
antara Sievert dengan Gray dan Quality adalah sebagai berikut :
Dosis ekuivalen (Sv) = Dosis serap (Gy) X Q
Berdasarkan perhitungan
1 Gy = 100 Rad, maka 1 Sv = 100 Rem.
4. Dosis Maximum Radiasi
United States Nuclear Regulatory Commision (NRC) adalah salah satu sumber informasi resmi yang dijadikan
standar di beberapa Negara untuk penetapan garis pedoman pada proteksi radiasi. NRC telah menyatakan
bahwa dosis individu terpapar radiasi maksimal adalah 0.05 Sv atau 5 rem/tahun. Walaupun NRC adalah badan
resmi yang berkenaan dengan batas pencahayaan ionisasi radiasi, namun ada kelompok lain yang juga
merekomendasikan hal serupa. Salah satu kelompok tersebut adalah National Council on Radiation Protection
(NCRP), yang merupakan kelompok ilmuwan pemerintah yang rutin mengadakan pertemuan untuk membahas
riset radiasi terbaru dan mengupdate rekomendasi mengenai keamanan radiasi.
Menurut NCRP, tujuan dari proteksi radiasi adalah :
a. Untuk mencegah radiasi klinis yang penting, dengan mengikuti batas dosis minimum
b. Membatasi resiko terhadap kanker dan efek kelainan turunan pada masyarakat.
Dosis maksimum yang diijinkan adalah jumlah maksimum penyerapan radiasi yang sampai pada seluruh tubuh
individu, atau sebagai dosis spesifik pada organ tertentu yang masih dipertimbangkan aman. Aman dalam hal ini
berarti tidak adanya bukti bahwa individu mendapatkan dosis maksimal yang telah ditetapkan, dimana cepat atau
lambat efek radiasi tersebut dapat membahayakan tubuh secara keseluruhan atau bagian tertentu. Rekomendasi
untuk batas atas paparan telah dibentuk pula oleh NCRP sebagai panduan didalam pekerjaan yang berkaitan
dengan radiasi. Rekomendasi NRCP meliputi:
a. Individu/operator tidak diizinkan bekerja dengan radiasi sebelum umur 18 tahun.
b. Dosis yang efektif pada tiap orang pertahun mestinya tidak melebihi 50 mSv ( 5 rem).
c. Untuk khalayak ramai, ekspose radiasi (tidak termasuk dari penggunaan medis) mestinya tidak melebihi 1
mSv ( 0,1 rem) per tahun.
d. Untuk pekerja yang hamil, batasan ekspose janin atau embrio mestinya tidak melebihi 0,5 mSv (0,05 rem).
Dengan demikian untuk pekerja wanita yang sedang hamil tidak lagi direkomendasikan bekerja sampai
kehamilannya selesai.
5. Efek Radiasi Pengion Terhadap Tubuh Manusia
Radiasi pengion adalah radiasi radiasi yang mampu menimbulkan ionisasi pada suatu bahan yang dilalui.
Ionisasi tersebut diakibatkan adanya penyerapan tenaga radiasi pengion oleh bahan yang terkena radiasi.
Dengan demikian banyaknya jumlah ionisasi tergantung dari jumlah tenaga radiasi yang diserap oleh bahan
(BATAN, 2008).

Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic adalah sel telur pada perempuan
dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Berdasarkan
jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau efek
pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi. Sebaliknya
efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi (BATAN, 2008).
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek deterministik
dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang disebabkan karena kematian sel akibat paparan radiasi,
sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang
menyebabkan terjadinya perubahan pada sel (BATAN, 2008).Efek Radiasi Pada Organ reproduksi
Menurut Sumarsono (2008) efek deterministik pada organ reproduksi atau gonad adalah sterilitas atau
kemandulan. Pajanan radiasi pada testis akan mengganggu proses pembentukan sel sperma yang akhirnya
akan mempengaruhi jumlah sel sperma yang akan dihasilkan. Dosis radiasi 0,15 Gy merupakan dosis ambang
terjadinya sterilitas yang bersifat sementara karena sudah mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah sel
sperma selama beberapa minggu. Pengaruh radiasi pada sel telur sangat bergantung pada usia. Semakin tua
usia, semakin sensitif terhadap radiasi karena semakin sedikit sel telur yang masih tersisa dalam ovarium. Selain
sterilitas, radiasi dapat menyebabkan menopuse dini sebagai akibat dari gangguan hormonal sistem reproduksi.
Dosis ambang sterilitas menurut ICRP 60 adalah 2,5 6 Gy. Pada usia yang lebih muda (20-an), sterilitas
permanen terjadi pada dosis yang lebih tinggi yaitu mencapai 12 15 Gy. Sedangkan menurut Iffah (2009)
kerusakan pada organ reproduksi (kemandulan) terjadi pada paparan 150 - 300 rad untuk laki-laki dan < (150300) rad untuk wanita. Sehingga didapati bahwa wanita lebih sensitif terhadap paparan radiasi khususnya pada
organ reproduksi dibandingkan pria.

http://radiologiymc.blogspot.com/2010/08/pengertian-radiasi.html

Anda mungkin juga menyukai