Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN RADIASI DAN RADIOISOTOP / ISOTOP RADIOAKTIP Radiasi adalah pancaran energi dari suatu materi dalam bentuk

panas, partikel dan gelombang elektromagnetik (foton) dari sumber radiasi. Radiasi dari peluruhan unsur radioaktif dapat memengaruhi benda dan makhluk hidup. Partikel alfa, beta, dan gamma dapat menembus ke dalam materi dan mampu mengionisasi atom atau molekul (lihat Gambar 1). Hal ini dapat memengaruhi organ tubuh dan bersifat destruktif.

Gambar 1 Daya penetrasi sinar a, b, dan g terhadap tubuh manusia.

Radioisotop atau isotop radioaktip adalah apabila suatu unsur tersebut dapat memancarkan radiasi. Radioisotop yang diperlukan harus dibuat lebih dahulu melalui suatu reaksi inti yang sesuai, sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan utama produksi radioisotop ialah menyediakan unsur atau senyawa radioaktif tertentu yang memenuhi persyaratan sesuai dengan maksud penggunaanya. Sifat-sifat radioaktif 1. Sebagai Sumber Pemancar Radiasi Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang dapat memancarkan sinar radioaktif ( , , ). Waktu paruh dan energi sinar yang dipancarkan dapat digunakan sebagai alat pengenal suatu radioisotop. 2. Radioisotop bersifat selektif Radioisotop mempunyai identitas yang tetap tidak berubah walaupun telah mengalami proses fisika maupun kimia. 3. Sinar radioaktif yang dipancarkan isotop tersebut mempunyai kemampuan menembus benda padat. 4. Sinar radioaktif dapat mengubah Ada beberapa sumber radiasi dilingkungan kita, antara lain televisi, lampu penerangan, komputer. Selain itu ada sumber sumber radiasi yang bersifat unsur alamiah yaitu berada di air, udara dan lapisan bumi. Sumber radiasi dari unsur alamiah adalah thorium dan uranium berada di lapisan bumi, sedangkan karbon dan radon berada di udara. Sumber radiasi yang berada di air
Fisika Inti - Yesinta Mikana M. (F03109026) Halaman 1

adalah tritium dan deuterium. Jika di tinjau jenisnya radiasi terdiri dari alpha (), beta (), gamma (), sinar-X dan neutron (n). Selain sumber radiasi alami terdapat juga sumber radiasi buatan manusia. Ada dua sumber radiasi buatan manusia yaitu sumber radiasi pengion dan non pengion. Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi dengan sel-sel hidup. Jenis radiasi pengion adalah alpha, beta, gamma, neutron dan sinar-X. Radiasi nonpengion adalah jenis radiasi yang tidak menyebabkan ionisasi apabila berinteraksi dengan ion-ion hidup. Jenis radiasinya meliputi gelombang radio, televisi, gelombang radar dan lain-lainya.

MANFAAT RADIOISOTOP DALAM BIDANG HIDROLOGI Dengan pengetahuan yang memadai, radiasi dari unsur radioaktif dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai pusat listrik tenaga nuklir (PLTN), maupun dalam berbagai bidang lain misalnya bidang analisis kimia, industry, aplikasi kepurbakalaan, pertanian, hidrologi, biologis, kedokteran dan farmasi, teknik, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Salah satu aplikasi penggunaan radioisotop adalah sebagai perunut dalam studi hidrologi. Teknik perunut merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi perilaku suatu sistem dengan cara menandai sistem dengan bahan tertentu, seperti misalnya radioisotop. Dengan menggunakan perunut radioisotop, berbagai masalah dalam bidang hidrologi akan dapat dipecahkan dengan cara langsung yang jauh lebih cepat dari cara konvensional. Dalam bidang hidrologi, teknik perunutan dilakukan dengan cara memantau radiasi yang dipancarkan oleh perunut radioisotop, atau yang lebih dikenal sebagai radiotracer. Dalam studi hidrologi, radiotracer yang digunakan dilepaskan langsung ke lingkungan. Untuk dapat digunakan sebagai tracer, radioisotop harus memenuhi persyaratan : a. Tidak berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup di sekelilingnya b. Jumlah radioisotop yang dilepaskan ke lingkungan harus benar-benar diperhitungkan sehingga tidak terjadi pelepasan zat radioaktif yang berlebihan ke lingkungan. c. Radioisotop yang digunakan harus larut dalam air d. Radioisotop tidak akan diserap oleh tanah, tanaman maupun organisme hidup lainnya Tidak dapat dipungkiri, sudah banyak manfaat yang diperoleh karena menggunakan radiotracer sebagai perunut dalam hidrologi. Selain itu radiotracer juga dapat dipakai sebagai pendukung metode non-nuklir lainnya yang telah ada. Meski tidak semua persoalan hidrologi dapat diselesaikan dengan teknik nuklir ini, namun penggunaan radiotracer seringkali merupakan satusatunya metode yang dapat menyelesaikan persoalan. Berikut adalah contoh pengaplikasian radioisotop dalam bidang hidrologi.
Fisika Inti - Yesinta Mikana M. (F03109026) Halaman 2

a. Pengukuran debit air sungai

Gambar 2 Air sungai yang mengalir. Metode dasar dalam pengukuran debit air sungai adalah pengenceran radiotracer. Radiotracer dalam jumlah tertentu yang tidak membahayakan lingkungan dilepas dibagian hulu sungai dan kemudian diukur konsentrasinya di bagian hilir. Besarnya perubahan kadar perunut karena pengenceran oleh aliran (debit) air sungai dapat diketahui dengan cara mencacah langsung intensitas radiasi dalam air sungai tersebut. Penggunaan radiotracer untuk mengukur debit air sungai terbukti lebih sederhana dibandingkan metode pengukuan menggunakan current meter, selain itu pengukuran juga dapat dilakukan lebih cepat dan dapat dilakukan pada saat banjir sekalipun. Pengukuran debit air sungai antara 300-600 m3 per detik hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu jam, hal ini membuktikan bahwa penggunaan radiotracer jauh lebih efektif, efisien dan ekonomis. Semakin turbulen arus air sungai, semakin cepat dan baik hasil pengukurannya. b. Penentuan arah gerak air tanah Data gerakan air tanah pada suatu wilayah merupakan data yang sangat penting untuk berbagai keperluan, antara lain dalam kaitannya dengan pembangunan suatu bendungan, penentuan tempat penyimpanan limbah berbahaya dan sebagainya. Pergerakan air tanah selalu sesuai dengan kondisi geologinya. Sehingga untuk mengetahui pergerakan air tanah ini salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode sumur banyak. Pada metode ini radiotracer diinjeksikan ke dalam sumur yang berada di tengah-tengah, dengan demikian radiotracer tersebut akan larut dan kemudian bercampur dengan air tanah. Radiotracer yang terlarut selanjutnya akan terbawa ke manapun air tanah mengalir. Dengan mencacah intensitas radiasi pada air tanah di sumur-sumur lain yang ada di sekelilingnya, maka arah gerakan air tanah di tempat tersebut dapat dengan mudah ditentukan, yakni dengan cara mengetahui ada atau tidaknya radiotracer yang terlarut dalam air. Dalam hal ini, radiotracer hanya akan ditemukan pada air tanah di sumur-sumur tertentu saja, ini artinya arah aliran air tanah akan menuju sumur yang air tanahnya mengandung radiotracer yang sebelumnya diinjeksikan. Selain mengetahui gerakan air tanah, teknik perunut ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kecepatan aliran air tanah dan permeabilitasnya.
Fisika Inti - Yesinta Mikana M. (F03109026) Halaman 3

c. Pengukuran kadar air tanah Banyak alat-alat konvensional yang dirancang khusus untuk mengukur kadar air, namun jarang ada alat yang dapat melakukan pengukuran dengan teliti dan cepat, dapat dilakukan di tempat, tidak merusak dan alatnya dapat dibawa-bawa (portable). Salah satu metode yang dapat memenuhi berbagai kriteria tersebut adalah dengan menggunakan neutron. Penggunaan neutron telah banyak dimanfaatkan oleh para ahli di bidang teknik sipil, agronomi dan hidrologi untuk pengukuran kadar air dalam tanah serta kepadatan tanah, aspal dan beton. Data-data hasil pengukuran tersebut kemudian akan digunakan untuk merancang pondasi bangunan, jalan raya, pembuatan tanggul dan lain sebagainya. Sedang dalam bidang industri dan laboratorium, neutron dapat digunakan untuk pengukuran berbagai hasil akhir dan penelitian.

Gambar 3 Teknik pengukuran kadar air tanah dengan teknik hamburan neutron. Karena sederhana, alat pengukur kadar air dengan neutron ini diminati oleh berbagai pihak. Di dalam alat ini terdapat suatu sumber neutron cepat. Proses kerja alat ini adalah dengan memanfaatkan hasil tumbukan antara neutron cepat dengan atom hidrogen yang terdapat di dalam molekul air. Peristiwa tumbukan ini akan menghasilkan neutron-neutron termik. Jumlah neutron termik yang terbentuk akan ditangkap oleh pemantau neutron. Dimana hasil cacahan neutron yang terbaca akan sebanding dengan jumlah air yang terkandung di dalam bahan. d. Penentuan gerakan sedimen Proses pendangkalan pelabuhan merupakan proses alamiah yang tidak dapat dicegah. Jika pelabuhan dangkal, kapal-kapal besar tidak akan dapat merapat ke dermaga, sehingga proses bongkar muat barang dapat terganggu. Sedangkan proses pengerukan endapan memerlukan biaya yang sangat besar. Oleh sebab itu, pendangkalan pada suatu pelabuhan dan alur pelayaran merupakan masalah yang sangat serius karena menyangkut kelangsungan pelayanan perhubungan laut. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memperkecil kecepatan pendangkalan pelabuhan maupun alur pelayaran oleh sedimen adalah dengan mengetahui perilaku sedimen, yaitu menentukan dari mana asal dan kemana arah gerakan sedimen tersebut. Data mengenai
Fisika Inti - Yesinta Mikana M. (F03109026) Halaman 4

arah pergerakan sedimen dapat digunakan untuk perencanaan penentuan posisi dan arah alur pelayaran serta menentukan tempat untuk pembuangan endapan hasil pengerukan agar tidak kembali ke tempat semula. Semua usaha ini akan dapat mengurangi laju pendangkalan sehingga frekwensi pengerukan bisa dikurangi dan biaya untuk pengerukan bisa dihemat. Teknik pelaksanaan penentuan arah gerakan sedimen dilakukan dengan menandai sedimen yang diambil di pelabuhan dengan radioisotop seperti
51 198 46

Cr,

Au dan

Sc atau membuat
192 46

endapan tiruan yang bersifat radioaktif seperti pelapisan lumpur dengan zat radioaktif atau pasir tiruan yang diaktifkan (pasir ini dibuat dari gelas yang mengandung radioisotop Ir dan Sc).

Sedimen radioaktif tersebut selanjutnya dilepaskan ke dasar laut di daerah yang diselidiki. Endapan radioaktif ini nantinya akan mengikuti gerak endapan asli. Metode ini dapat digunakan untuk mempelajari arah, kecepatan dan penyebaran lumpur ataupun pasir yang berperan dalam proses pendangkalan pelabuhan. Pengamatan tersebut dapat dilakukan menggunakan pemantau radiasi dari permukaan laut atau di atas kapal. Selain itu, studi ini juga dapat dipakai untuk mengetahui efisiensi transpot sedimen dan erosi.

Gambar 4 Mempelajari arah gerak sedimen dengan perunut radioisotop. e. Penentuan kebocoran bendungan

Gambar 5 Bendungan. Teknik perunut radioisotop juga dapat digunakan untuk menentukan letak kebocoran atau rembesan suatu bendungan atau dam. Teknik penentuan dilakukan dengan cara melepaskan radioisotop pada tempat tertentu di ireservoir (air dam) yang dicurigai sebagai lokasi
Fisika Inti - Yesinta Mikana M. (F03109026) Halaman 5

kebocoran/rembesan. Radioisotop akan larut dan bercampur dengan ait sehingga apabila terjadi kebocoran pada bendungan, air yang telah bercampur dengan radioisotop akan masuk dan bergerak mengikuti arah perembesan. Dengan melakukan pengukuran tingkat radioaktivitas air yang keluar melalui mata air maupun sumur-sumur pengamatan di daerah rembesan, maka adanya rembesan beserta arahnya dapat diketahui. f. Penentuan laju erosi Peristiwa erosi dapat disebabkan baik oleh angin maupun air. Namun sebagian besar kasus erosi tanah umumnya disebabkan oleh air hujan. Dengan menandai tanah yang dipelajari dengan radioisotop, maka laju erosi tanah oleh air hujan dapat dipelajari dengan teliti. Setelah terkena air hujan, aktivitas radioisotop dalam tanah akan berkurang. Dengan cara membandingkan aktivitas radioisotop dalam tanah antara sebelum dan setelah terkena air hujan, maka laju erosi tanah dapat diketahui. g. Deteksi kebocoran dan sumbatan pipa bawah tanah Mencari kebocoran dan sumbatan pipa di bawah tanah merupakan pekerjaan besar dan tidak sederhana. Dengan teknik perunut radioisotop, pekerjaan yang membutuhkan tenaga besar tersebut ternyata dapat disederhanakan. Pemeriksaan kebocoran pipa di bawah tanah dengan perunut radioisotop dapat dilakukan langsung dari permukaan tanah di atas pipa, tanpa perlu dilakukan penggalian. Metode pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan menginjeksikan perunut radioisotop ke dalam aliran. Pergerakan radioisotop tersebut di dalam pipa dapat diikuti dari atas tanah menggunakan pemantau radiasi. Tempat yang memberikan hasil cacahan radiasi yang tinggi mengindikasikan telah terjadi kebocoran di tempat tersebut. Untuk menenukan letak sumbatan dalam pipa, sebuah polipig berisi radioisotop dimasukkan ke dalam pipa. Arah pergerakan polipig tersebut dapat diikuti dengan pemantau radiasi dari luar pipa. Polipig akan berhenti di tempat terjadinya sumbatan.

DAFTAR REFERENSI http://bennaogest.blogspot.com/2011/06/aplikasi-radioisotop-dalam-bidang.html http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-xii/manfaat-radioisotop/ http://www.infonuklir.com/readmore/read/iptek_nuklir/teknik_nuklir_dibidang_sdal/16ethe1/Radioisotop%20untuk%20hidrologi http://yunnia-rianita.blogspot.com/2011/02/contoh-penerapan-fisika-inti.html

Fisika Inti - Yesinta Mikana M. (F03109026)

Halaman 6

Anda mungkin juga menyukai