Anda di halaman 1dari 19

TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA TANPA KONTRAS PADA

KASUS FRAKTUR PANFACIAL POST PLATING DI INSTALASI RADIOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG
ARTIKEL ILMIAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Klinik 3

Disusun oleh :
Muhamad Dwi Aditya
2101053

PROGRAM STUDI RADIOLOGI PROGRAM DIPLOMA TIGA


FAKULTAS KESEHATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2022 / 2023
HASIL PERSETUJUAN

Artikel ilmiah ini telah diperiksa oleh Clinical lnstructur (CI) Instalasi Radiologi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG dan telah disetujui
untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Klinik Teknik Radiografi 4 program
studi Radiologi Program Diploma Tiga Fakultas Kesehatan dan Keteknisian
Medik Universitas Widya Husada Semarang.

Nama : Muhamad Dwi Aditya

Nim : 2101053

Judul : TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA TANPA KONTRAS PADA


KASUS FRAKTUR PANFACIAL POST PLATING DI INSTALASi
RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO
SEMARANG

Semarang, Juni 2023

Telah disetujui oleh :

Dosen pembimbing: Pembimbing lapangan :

Lucky Restyanti W.U, S.Tr,Rad,M.Tr.Kes Putri Mandasari, S.Tr.Kes(Rad)


” TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA TANPA KONTRAS PADA
KASUS FRAKTUR PANFACIAL POST PLATING DI INSTALASI RADIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG”

Muhamad Dwi Aditya ¹, Putri Mandasari², Lucky Restyanti Wahyu Utami ³


¹Mahasiswa Program Studi Radiologi Program Diploma Tiga Universitas Widya
Husada Semarang

²Pembimbing Praktik di RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO


SEMARANG
³Dosen Pembimbing Program Studi Radiologi Program Diploma Tiga

ABSTRAK

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada akhir bulan Mei 2023
di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang dengan
kasus fraktur panfacial post plating pada pemeriksaan CT-Scan kepala tanpa
kontras yang dilakukan dengan 3 metode recon, yaitu metode pertama
windowing cerebrum potongan axial saja. Metode kedua yaitu windowing
bone/tulang dengan potongan axial, coronal, sagital. Metode ketiga dengan
ditambahkan recon 3 dimensi kepala. Hal ini berbeda dengan teori yaitu menurut
Lampignano & Kendrick (2018), pada kasus fraktur panfacial hanya
menggunakan metode pengeditan recon keseluruhan daerah kepala 2 potongan
yaitu axial dan sagital saja. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui teknik
pemeriksaan CT-Scan kepala tanpa kontras pada kasus fraktur panfacial.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi


kasus. Waktu pengambilan data bulan Mei 2023. Subyek dari penelitian ini
adalah 2 radiografer dan satu pasien. Obyek dari penelitian ini adalah teknik
pemeriksaan radiografi CT Scan tanpa kontras dengan klinis fraktur panfacial
post plating. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara
dan dokumentasi. Setelah semua dokumen kemudian membuat transkrip
selanjutnya penulis mereduksi data dan pendapat informan kemudian penulis
mengkaji dengan literatur yang ada sehingga penulis menarik kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pemeriksaan CT-Scan tanpa


kontras pada kasus fraktur panfacial di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum
Daerah Tugurejo Semarang dilakukan dengan menggunakan 3 metode
pengeditan serta batas bawah saat recon pada mandibula.

Kata Kunci : CT-Scan kepala tanpa kontras, Fraktur Panfacial, Rumah Sakit
Umum Daerah Tugurejo Semarang.
ABSTRACT

Based on the observations made by the author at the end of May 2023 at
the Radiology Installation of the Tugurejo Regional General Hospital Semarang
with panfacial post plating fracture cases on a head CT scan without contrast
which was carried out using 3 recon methods, namely the first method is
windowing the cerebrum only with axial slices. The second method is windowing
bone with axial, coronal, sagittal cuts. The third method is by adding a 3-
dimensional head recon. This is different from the theory, according to
Lampignano & Kendrick (2018), in the case of panfacial fractures only the recon
editing method was used for the entire head area with 2 cuts, namely axial and
sagittal only. The purpose of this study was to determine the CT scan technique
of the head without contrast in cases of panfacial fractures.

This type of research is descriptive qualitative with a case study


approach. Time to collect data in May 2023. The subjects of this study were 2
radiographers and one patient. The object of this study was a CT scan
radiographic examination technique without contrast with clinical post plating
panfacial fractures. Methods of data collection is done by observation, interviews
and documentation. After all the documents then make the transcript then the
writer reduces the data and opinions of the informants then the writer reviews the
existing literature so the writer draws conclusions.

The results showed that the non-contrast CT scan technique in cases of


panfacial fractures at the Radiology Installation of the Tugurejo Regional General
Hospital, Semarang was carried out using 3 editing methods and the lower limit
for recon on the mandible.

Keywords: Head CT scan without contrast, Panfacial Fracture, Tugurejo Regional


General Hospital Semarang.
PENDAHULUAN

Menurut Lampignano & Kendrick (2018), pada kasus fraktur panfacial CT-
Scan kepala tanpa kontras hanya menggunakan metode pengeditan recon
keseluruhan daerah kepala 3 bagian. Fraktur panfacial adalah cedera pada
tulang wajah yang melibatkan mandibula, tulang tulang bagian tengah (midface),
naso-orbita-ethmoid (NOE) dan tulang frontal.

Teknik pemeriksaan CT-Scan kepala tanpa kontras :

1. Persiapan Pasien :
a. Pasien yang non kooperatif, gelisah, diberikan sedasi agar tenang.
b. Aksesoris pasien yang dapat menimbulkan artefak pada gambaran harus
dilepas, seperti anting-anting, penjepit rambut, masker, dan lain
sebagainya.
2. Indikasi Klinis : Chepalgia, Migrain, Paresis, SNH, CKR, dll.
3. Teknik Pemeriksaan :
a. Posisi pasien :
Tidur terlentang (supine) dan kepala dekat dengan gantry (head first).
b. Scout / Topogram / Scanogram :
kepala lateral.
c. Scanning :
Slice awal
1 cm inferior palatum
Slice akhir
Vertex
Tebal Slice :
Axial / Sequence Dual Range :
3 – 5 mm di fossa posterior (fossa cerebri anterior)
5 – 8 mm di hemisphere (fossa cerebri posterior)
Spiral Single Range :
Slice collimation 0.6 mm.
d. FOV :
Dimensi kepala mengikuti standar alat yang digunakan.
e. Sudut gantry :
Pada pemeriksaan yang menggunakan protokol dual range (sequence)
pengaturan sudut gantry diatur diatas OML atau paralael dengan supra
orbital meatal baseline sebelum pemeriksaan dilakukan.
Pada pemeriksaan yang menggunakan protokol spiral single range
pengaturan sudut gantry dilakukan pada pengolahan gambar setelah
pemeriksaan dilakukan dengan software 3D MPR.
f. Tegangan tabung (kV) dan arus tabung (mAs) :
Mengikuti standar alat yang digunakan.
I. Pengolahan gambar
 Print out film kasus stroke 1 lembar menggunakan window width dan
window level kondisi brain.
 Tambahan film bisa diberikan untuk menampilkan gambaran SPN
apabila terdapat kelainan.

Gambar 1. Parameter CT-Scan Gambar 2. a. Scout CT otak,

b. Potongan axial CT otak

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada bulan Mei 2023, terdapat
kasus fraktur panfacial dan semuanya menggunakan teknik pengeditan dengan 3
metode recon, yaitu metode pertama windowing cerebrum potongan axial saja.
Metode kedua yaitu windowing bone/tulang dengan potongan axial, coronal,
sagital. Metode ketiga dengan ditambahkan recon 3 dimensi kepala. Adanya
perbedaan penggunaan teknik pemeriksaan yang ada diteori dan SOP dengan
yang dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Derah Tugurejo
Semarang, maka penulis tergugah untuk mengkajinya dalam artikel ilmiah
dengan judul “TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA TANPA KONTRAS
PADA KASUS FRAKTUR PANFACIAL POST PLATING DI INSTALASI
RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG”.
Mengetahui teknik pemeriksaan CT-Scan kepala tanpa kontras pada kasus
fraktur panfacial di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penyusunan karya tulis


ilmiah ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Setelah semua dokumen terkumpul kemudian membuat transkrip selanjutnya
penulis mereduksi data kemudian dibuat koding terbuka setelah itu melakukan
penyajian data berupa kuotasi dan pendapat informan kemudian penulis
mengkaji dengan literatur yang ada sehingga penulis menarik kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pasien dari POLI datang ke ruang radiologi dengan diantar oleh perawat
Rumah Sakit Umum Derah Tugurejo Semarang pada tanggal 30 Mei 2023.
Diketahui bahwa pasien memiliki kondisi telah terpasang plat / alat untuk
menahan patah tulang wajah setelah melakukan operasi 1 bulan yang lalu.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter pasien diberi rujukan ke Instalasi
Radiologi untuk dilakukan pemeriksaan radiologi dengan permintaan rontgen CT-
Scan kepala tanpa kontras.

1. Identitas Pasien :
Penelitian ini dilakukan terhadap pasien atas nama TN. M, umur 28
tahun. Pada tanggal 30 Mei 2023 datang ke Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Tugurejo Semarang dengan membawa pengantar permintaan
CT-Scan kepala tanpa kontras dengan kasus fraktur panfacial post plating.
Kemudian perawat tersebut mendaftarkan ke pendaftaran Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. Setelah mendaftar pasien
menunggu di ruang tunggu, kemudian petugas radiologi mempersilakan
pasien masuk ruang pemeriksaan dengan mengecek identitas pasien.

Nama Pasien : TN. M

Umur : 28 Tahun 3 Bulan

Jenis Kelamin : Laki- Laki

Alamat : Krajan Mangunharjo RT04/IV Mangunharjo

No. Rekam Medis : 64xxxx

Tanggal Pendaftaran Foto : 30 Mei 2023

Permintaan Foto : CT-Scan kepala tanpa kontras

Klinis dan Diagnosa : Fraktur panfacial post plating

2. Persiapan alat dan bahan :


- Alat scanner
- Meja baring
- Komputer
- Tabung sinar-X
- Ruang pemeriksaan CT-Scan
- Interkom
- Tombol panggilan
- Selimut
- Head holder
3. Persiapan pasien :
Tidak ada persiapan khusus, hanya melepas semua benda logam, plastik dan
benda-benda yang dapat mengganggu gambaran radiograf pada daerah
sekitar kepala seperti kalung, anting-anting, masker dan lain-lain.
4. Teknik pemeriksaan :
a. CT-Scan kepala non kontras
1) Posisi pasien :
Pasien terlentang (supine) diatas meja pemeriksaan dengan posisi
kepala dekat dengan gantry.
I. Posisi objek :
Kepala hiperfleksi dan diletakkan pada head holder. Kepala
diposisikan sehingga mid sagital plane tubuh sejajar dengan
lampu indikator longitudinal dan interpupipalry line sejajar dengan
lampu indikator horizontal. Lengan pasien diletakkan diatas perut /
disamping tubuh. Untuk mengurangi pergerakan dahi dan tubuh
pasien sebaiknya difiksasikan dengan sabuk khusus pada head
holder dan meja pemeriksaan. Lutut diberi pengganjal untuk
kenyamanan pasien.
II. Scan parameter :
 Scanogram : kepala lateral
 Range : 1
 Slice Thickness : 5 mm
 FOV : 208 mm
 Gantry tilt : 0
 kV : 120
 mA : 197
 Reconstruksion Algorithma : soft tissue
 Window width : 80
 Window Level : 15
III. Hasil gambaran :

Gambar 3. Potongan gambar cerebrum axial.


Gambar 4. Potongan gambar bone (tulang) wajah sagital.
Gambar 5. Potongan gambar bone (tulang) wajah axial.
Gambar 6. Potongan gambar bone (tulang) wajah coronal.
1

6
5

Gambar 7. Gambar 3 dimensi kepala.

Keterangan :

1. terpasang plat pada sphenoid 4. terpasang plat pada infraorbital

2. terpasang plat pada alveolar 5. terpasang plat pada maxilla

3. terpasang plat pada mental foramen 6. terpasang plat pada zygomatik


5. Hasil bacaan dokter :
- Tampak terpasang fixasi interna pada dinding lateral cavum Orbita
kanan, dinding medial dan inferior sinus Maxillaris kanan – serta
dinding Zygomaticum kanan.
- Tampak pula terpasang fixasi interna dinding inferior dan medial sinus
Maxillaris kiri.
- Tampak pula terpasang multipel fixasi interna pada corpus mandibula
kanan kiri.
- Sudah tak tampak pneumoorbita extraconal kanan kiri, bulbus occuli
intak.
- Sudah tak tampak kesuraman pada sinus ethmoidalis, sphenoidalis,
dan maxillaris kanan.
- Sudah tak tampak edema soft tissue pada periorbita kanan kiri dan
regio maxillofacial kanan kiri (kanan > kiri) serta temporal kanan.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi penulis yang dilakukan di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang dilakukan
dengan pemeriksaan CT-Scan kepala tanpa kontras dengan 3 metode
recon, yaitu metode pertama windowing cerebrum potongan axial saja.
Metode kedua yaitu windowing bone/tulang dengan potongan axial,
coronal, sagital. Metode ketiga dengan ditambahkan recon 3 dimensi
kepala. Hal ini dilakukan atas permintaan dari Dr. Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Tugurejo Semarang khusus untuk kasus fraktur kepala
post plating diminta untuk diberikan potongan axial, sagital, coronal dan
3D.
Menurut Lampignano & Kendrick, 2018 pemeriksaan CT-Scan
kepala tanpa kontras kasus Fraktur Panfacial Pada umumnya dilakukan
dengan hanya menggunakan 1 metode pengeditan yaitu menjadi 2
potongan pada kepala bagian sagital dan axial. Teknik pengolahan hasil /
pengeditan teknik pemeriksaan CT-Scan kepala tanpa kontras di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang berbeda
dengan teori serta menurut Merril’s 2016, teknik pemeriksaan CT-Scan
kepala dimulai dengan memposisikan pasien supine diatas meja
pemeriksaan dengan kepala pada head holder, memastikan kepala
pasien tidak ada rotasi, pemeriksaan CT-Scan kepala menggunakan scan
area dari basis crani sampai vertex, scan localizer cranium AP dan lateral,
slice thickness 5 mm, FOV 198 mm, gantry tilt disesuaikan skull base.
Menurut SOP radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang CT-Scan kepala tanpa kontras menggunakan batas atas yaitu
2 cm diatas vertex dan batas bawah sampai cervical 4. Sedangkan pada
kasus ini recon menggunakan batas atas apex sampai mandibula, hal ini
berbeda dengan SOP yang sudah ada. Setelah dilakukan wawancara
dengan beberapa radiografer dapat disimpulkan apabila terdapat kasus
fraktur baru maupun post plating di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Tugurejo Semarang akan selalu diberikan tambahan
potongan melebihi batas SOP yang telah diterapkan (menyesuaikan
fraktur yang tampak).
Kelebihan-kelebihan yang diambil dari teknik pemeriksaan CT-
Scan kepala tanpa kontras dalam mendiagnosa Fraktur Panfacial adalah
ditambahnya pengolahan / pengeditan pada daerah bone (tulang) wajah
untuk melihat apakah ada fraktur lain atau tidak setelah dilakukan operasi
tersebut. Saran dari penulis sebaiknya menambahkan proteksi radiasi
pada pasien CT-Scan kepala dengan memakai apron agar pasien tidak
banyak terkena radiasi.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang teknik radiografi di Instalasi


Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang, maka peneliti
menarik kesimpulan sebagai berikut :

Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang


teknik pemeriksaan CT-Scan kepala tanpa kontras pada kasus Fraktur Panfacial
dilakukan dengan 3 metode recon, yaitu metode pertama windowing cerebrum
potongan axial saja. Metode kedua yaitu windowing bone/tulang dengan
potongan axial, coronal, sagital. Metode ketiga dengan ditambahkan recon 3
dimensi kepala.

SARAN

Penulis menyarankan untuk menambahkan proteksi radiasi pada pasien


CT-Scan kepala dengan memakai apron agar pasien tidak banyak terkena
radiasi.
DAFTAR PUSTAKA

Lampignano, J.P. And Kendrick, L.E. (2018) ‘Bontragers Textbook of


Radiographic Positioning and Related Anatomy’, Elsevier

https://jurnal.pdgimakassar.org/index.php/MDJ/article/view/85

https://kumpulsore.blogspot.com/2013/12/teknik-pemeriksaan-ct-scan-
kepala.html?m=1

https://id.sribd.com/document/432549568/Teknik-Pemeriksaan-Ct-Kepala-Non-
Kontras-Klinis-Fraktur-Post-Kll-Rs-Mardi-Rahayu

Buku protokol radiologi CT-Scan dan MRI

Anda mungkin juga menyukai