Disusun oleh :
Muhamad Dwi Aditya
2101053
Artikel ilmiah ini telah diperiksa oleh Clinical lnstructur (CI) Instalasi Radiologi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG dan telah disetujui
untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Klinik Teknik Radiografi 4 program
studi Radiologi Program Diploma Tiga Fakultas Kesehatan dan Keteknisian
Medik Universitas Widya Husada Semarang.
Nim : 2101053
ABSTRAK
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada akhir bulan Mei 2023
di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang dengan
kasus fraktur panfacial post plating pada pemeriksaan CT-Scan kepala tanpa
kontras yang dilakukan dengan 3 metode recon, yaitu metode pertama
windowing cerebrum potongan axial saja. Metode kedua yaitu windowing
bone/tulang dengan potongan axial, coronal, sagital. Metode ketiga dengan
ditambahkan recon 3 dimensi kepala. Hal ini berbeda dengan teori yaitu menurut
Lampignano & Kendrick (2018), pada kasus fraktur panfacial hanya
menggunakan metode pengeditan recon keseluruhan daerah kepala 2 potongan
yaitu axial dan sagital saja. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui teknik
pemeriksaan CT-Scan kepala tanpa kontras pada kasus fraktur panfacial.
Kata Kunci : CT-Scan kepala tanpa kontras, Fraktur Panfacial, Rumah Sakit
Umum Daerah Tugurejo Semarang.
ABSTRACT
Based on the observations made by the author at the end of May 2023 at
the Radiology Installation of the Tugurejo Regional General Hospital Semarang
with panfacial post plating fracture cases on a head CT scan without contrast
which was carried out using 3 recon methods, namely the first method is
windowing the cerebrum only with axial slices. The second method is windowing
bone with axial, coronal, sagittal cuts. The third method is by adding a 3-
dimensional head recon. This is different from the theory, according to
Lampignano & Kendrick (2018), in the case of panfacial fractures only the recon
editing method was used for the entire head area with 2 cuts, namely axial and
sagittal only. The purpose of this study was to determine the CT scan technique
of the head without contrast in cases of panfacial fractures.
Menurut Lampignano & Kendrick (2018), pada kasus fraktur panfacial CT-
Scan kepala tanpa kontras hanya menggunakan metode pengeditan recon
keseluruhan daerah kepala 3 bagian. Fraktur panfacial adalah cedera pada
tulang wajah yang melibatkan mandibula, tulang tulang bagian tengah (midface),
naso-orbita-ethmoid (NOE) dan tulang frontal.
1. Persiapan Pasien :
a. Pasien yang non kooperatif, gelisah, diberikan sedasi agar tenang.
b. Aksesoris pasien yang dapat menimbulkan artefak pada gambaran harus
dilepas, seperti anting-anting, penjepit rambut, masker, dan lain
sebagainya.
2. Indikasi Klinis : Chepalgia, Migrain, Paresis, SNH, CKR, dll.
3. Teknik Pemeriksaan :
a. Posisi pasien :
Tidur terlentang (supine) dan kepala dekat dengan gantry (head first).
b. Scout / Topogram / Scanogram :
kepala lateral.
c. Scanning :
Slice awal
1 cm inferior palatum
Slice akhir
Vertex
Tebal Slice :
Axial / Sequence Dual Range :
3 – 5 mm di fossa posterior (fossa cerebri anterior)
5 – 8 mm di hemisphere (fossa cerebri posterior)
Spiral Single Range :
Slice collimation 0.6 mm.
d. FOV :
Dimensi kepala mengikuti standar alat yang digunakan.
e. Sudut gantry :
Pada pemeriksaan yang menggunakan protokol dual range (sequence)
pengaturan sudut gantry diatur diatas OML atau paralael dengan supra
orbital meatal baseline sebelum pemeriksaan dilakukan.
Pada pemeriksaan yang menggunakan protokol spiral single range
pengaturan sudut gantry dilakukan pada pengolahan gambar setelah
pemeriksaan dilakukan dengan software 3D MPR.
f. Tegangan tabung (kV) dan arus tabung (mAs) :
Mengikuti standar alat yang digunakan.
I. Pengolahan gambar
Print out film kasus stroke 1 lembar menggunakan window width dan
window level kondisi brain.
Tambahan film bisa diberikan untuk menampilkan gambaran SPN
apabila terdapat kelainan.
Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada bulan Mei 2023, terdapat
kasus fraktur panfacial dan semuanya menggunakan teknik pengeditan dengan 3
metode recon, yaitu metode pertama windowing cerebrum potongan axial saja.
Metode kedua yaitu windowing bone/tulang dengan potongan axial, coronal,
sagital. Metode ketiga dengan ditambahkan recon 3 dimensi kepala. Adanya
perbedaan penggunaan teknik pemeriksaan yang ada diteori dan SOP dengan
yang dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Derah Tugurejo
Semarang, maka penulis tergugah untuk mengkajinya dalam artikel ilmiah
dengan judul “TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA TANPA KONTRAS
PADA KASUS FRAKTUR PANFACIAL POST PLATING DI INSTALASI
RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG”.
Mengetahui teknik pemeriksaan CT-Scan kepala tanpa kontras pada kasus
fraktur panfacial di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang.
METODE PENELITIAN
A. Hasil
Pasien dari POLI datang ke ruang radiologi dengan diantar oleh perawat
Rumah Sakit Umum Derah Tugurejo Semarang pada tanggal 30 Mei 2023.
Diketahui bahwa pasien memiliki kondisi telah terpasang plat / alat untuk
menahan patah tulang wajah setelah melakukan operasi 1 bulan yang lalu.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter pasien diberi rujukan ke Instalasi
Radiologi untuk dilakukan pemeriksaan radiologi dengan permintaan rontgen CT-
Scan kepala tanpa kontras.
1. Identitas Pasien :
Penelitian ini dilakukan terhadap pasien atas nama TN. M, umur 28
tahun. Pada tanggal 30 Mei 2023 datang ke Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Tugurejo Semarang dengan membawa pengantar permintaan
CT-Scan kepala tanpa kontras dengan kasus fraktur panfacial post plating.
Kemudian perawat tersebut mendaftarkan ke pendaftaran Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. Setelah mendaftar pasien
menunggu di ruang tunggu, kemudian petugas radiologi mempersilakan
pasien masuk ruang pemeriksaan dengan mengecek identitas pasien.
6
5
Keterangan :
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi penulis yang dilakukan di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang dilakukan
dengan pemeriksaan CT-Scan kepala tanpa kontras dengan 3 metode
recon, yaitu metode pertama windowing cerebrum potongan axial saja.
Metode kedua yaitu windowing bone/tulang dengan potongan axial,
coronal, sagital. Metode ketiga dengan ditambahkan recon 3 dimensi
kepala. Hal ini dilakukan atas permintaan dari Dr. Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Tugurejo Semarang khusus untuk kasus fraktur kepala
post plating diminta untuk diberikan potongan axial, sagital, coronal dan
3D.
Menurut Lampignano & Kendrick, 2018 pemeriksaan CT-Scan
kepala tanpa kontras kasus Fraktur Panfacial Pada umumnya dilakukan
dengan hanya menggunakan 1 metode pengeditan yaitu menjadi 2
potongan pada kepala bagian sagital dan axial. Teknik pengolahan hasil /
pengeditan teknik pemeriksaan CT-Scan kepala tanpa kontras di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang berbeda
dengan teori serta menurut Merril’s 2016, teknik pemeriksaan CT-Scan
kepala dimulai dengan memposisikan pasien supine diatas meja
pemeriksaan dengan kepala pada head holder, memastikan kepala
pasien tidak ada rotasi, pemeriksaan CT-Scan kepala menggunakan scan
area dari basis crani sampai vertex, scan localizer cranium AP dan lateral,
slice thickness 5 mm, FOV 198 mm, gantry tilt disesuaikan skull base.
Menurut SOP radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang CT-Scan kepala tanpa kontras menggunakan batas atas yaitu
2 cm diatas vertex dan batas bawah sampai cervical 4. Sedangkan pada
kasus ini recon menggunakan batas atas apex sampai mandibula, hal ini
berbeda dengan SOP yang sudah ada. Setelah dilakukan wawancara
dengan beberapa radiografer dapat disimpulkan apabila terdapat kasus
fraktur baru maupun post plating di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Tugurejo Semarang akan selalu diberikan tambahan
potongan melebihi batas SOP yang telah diterapkan (menyesuaikan
fraktur yang tampak).
Kelebihan-kelebihan yang diambil dari teknik pemeriksaan CT-
Scan kepala tanpa kontras dalam mendiagnosa Fraktur Panfacial adalah
ditambahnya pengolahan / pengeditan pada daerah bone (tulang) wajah
untuk melihat apakah ada fraktur lain atau tidak setelah dilakukan operasi
tersebut. Saran dari penulis sebaiknya menambahkan proteksi radiasi
pada pasien CT-Scan kepala dengan memakai apron agar pasien tidak
banyak terkena radiasi.
KESIMPULAN
SARAN
https://jurnal.pdgimakassar.org/index.php/MDJ/article/view/85
https://kumpulsore.blogspot.com/2013/12/teknik-pemeriksaan-ct-scan-
kepala.html?m=1
https://id.sribd.com/document/432549568/Teknik-Pemeriksaan-Ct-Kepala-Non-
Kontras-Klinis-Fraktur-Post-Kll-Rs-Mardi-Rahayu